Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154437 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mutiara A. Wanatami
"Pada kegiatannya rumah sakit menghasilkan limbah yang apabila tidak dikelola dengan baik akan memberikan dampak negatif bagi masyarakat dan lingkungan. Tingkat hunian (BOR) sebesar 65% tentu akan menghasilkan limbah padat yang cukup banyak. Pengelolaan limbah padat rumah sakit ini belum dikelola dengan baik sesuai dengan peraturan. Pelaksanaan minimisasi limbah padat belum cukup dilakukan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk pengetahui pengelolaan dan upaya minimisasi limbah padat. Metode penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan jumlah timbulan limbah padat medis rata-rata 118,95 kg/hari atau 0,46 kg/hari/tempat tidur dan jumlah timbulan limbah padat non medis rata-rata adalah 189,4 kg. Penggunaan insinerator belum optimal sehingga mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan bahan bakarnya sebanyak 450 liter atau senilai Rp. 3.600.000,- setiap bulan. Minimisasi limbah non medis melalui daur ulang atau penjualan kembali ini akan membawa nilai manfaat ekonomi yaitu menambah pendapatan RSUD Raden Mattaher Jambi sebesar Rp. 82.479.600,- per tahun.

Hospitals in their activities will produce some solid waste that if not good manage will give a negative impact for the soiciety itself and the environment With Bed Occupancy rate BOR of 65 this hospital generates quite a lot of solid waste The Management of solid wasteand minimization activity in this hospital has not been managed well according to Government Decree and Health Minister Decision This reasearch aims to know how the hospital minimize and process the solid waste This research used kuantitative approach The result of this research showed the generation of medical solid waste every day an average of 118 95 kg or 0 46 kg bed day and the generation of non medical solid waste every day an average of 189 4 kg The usage of insinerator has not been optimum this may cause the excessive use of fuels as 450 liters or worth as Rp 3 600 000 The waste minimization activities such as recycle by reselling will bring economic benefit that add value RSUD Raden Mattaher Jambi income of Rp 52 743 600 per year."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Wendi Yunianti
"Tugu Ibu Depok hospital is a type C hospital. As a health care provider, Tugu Ibu hospital has many activities and provides many services. With the Bed Occupancy Rate (BOR) of 50-70%, the hospital generates quite a lot both medical and non-medical solid waste. The hospital should organize and conduct waste minimization program to prevent pollution.
The objective of this research was to analyze the waste minimization efforts and management of medical and non-medical solid waste. This research used qualitative and quantitative approaches. Data collection was done using in-depth interviews, observation, and document review.
The results of this research showed that the Tugu Ibu Depok hospital has conducted a program of waste minimization through waste reduction by sorting it (segregation and housekeeping). The hospital has never been reused nor recycled the waste. The management of solid waste from sorting, collecting, transportion, storage and waste disposal are properly organized. Medical waste incineration has been done by third party.
To improve waste minimization efforts, specific standard operating pdures (SOP) to reduce and reuse waste is needed. It is also suggested to conduct training Latar Melanon waste minimization and reuse techniques. Strong commitme fro top-level management is needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S42827
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Astrid Indah L.
"Menurut World Health Organization (2007), sampah yang dihasilkan rumah sakit hampir 80% berupa sampah non-medis dan 20% berupa sampah medis. Limbah merupakan parameter penting dalam menentukan suatu rumah sakit dengan citra ramah lingkungan. Penerapan konsep Green Hospital merupakan bagian dari alasan mengapa rumah sakit perlu berubah menuju pada pemenuhan konsep industri pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan pasar dan masyarakat. Dalam pengelolaan sampah di RSUD Tarakan telah dipisahkan antara sampah medis dan non-medis. Untuk sampah non-medis, pengelolaannya belum terlaksana dengan baik yang disebabkan sarana dan prasarana tidak memadai dan prosedur tetap dalam pengelolaan sampah non-medis tidak direncanakan dengan baik. Oleh karena itu perlu adanya peraturan mengenai sistem pengelolaan sampah nonmedis melalui perumusan ulang Standard Operating Procedure (SOP) pengelolaan sampah non-medis berdasarkan konsep Green Hospital. Penelitian pada sampah non-medis RSUD Tarakan dilakukan dengan pengukuran sampel (sampling) pada sampah gedung. Hasil sampling menunjukkan bahwa rata-rata timbulan gedung sebesar 1,7 kg/bed/hari atau 12,4 L/bed/hari dengan komposisi sampah non-medis terdiri dari 63,8% organik, 14,34% kertas, 10,62% plastik, 5,62% popok dan pembalut, 3,8% styrofoam, 0,63% karet, 0,51% kaleng, 0,41% kaca, 0,21% kain, dan 0,06% kayu. Perancangan Standard Operating Procedure (SOP) pengelolaan sampah non-medis meliputi pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pengolahan, dan pengangkutan akhir. Dalam pengolahan sampah, terdapat rencana penerapan pengomposan dan pemanfaatan sampah anorganik.

According to the World Health Organization (2007), hospital solid waste generated nearly 80% in the form of non-medical solid waste and 20% in the form of medical solid waste. Waste is a major parameter in determining a hospital with environmentally friendly image. The application of the concept of Green Hospital is part of the reason why hospitals need to change towards the fulfillment of the concept of healthcare industry according to market needs and the community. In waste management in Tarakan Hospital had separated between the medical waste and non-medical. For non-medical waste, the management has not done well due to inadequate infrastructure and procedures remain in the non-medical solid waste management is not well planned. Therefore, standard of non-medical waste management system is required byreformulatinga Standard Operating Procedure (SOP) of non-medical solid waste based on the concept of Green Hospital. Research on non-medical solid waste Tarakan Hospital performed with sample measurement on building waste. Based on the results of measurements, the rate of generation of hospital building is 1,7 kg/bed/day or 12,4 L/bed/day with nonmedical solid waste composition consisted of 63,8% organic, paper 14,34%, 10,62% plastic, 5,62% diapers and pads, 3,8% styrofoam, rubber 0,63%, 0,51% tin, 0,41% glass, 0.21% textile, and 0.06% wood. Designing Standard Operating Procedure (SOP) for non-medical solid waste management includes storage, collection, transfer, transportation, treatment, and final disposal. There are two plans for non-medical solid waste treatment, it is composting and utilization of inorganic waste."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53440
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amirul Akbar Rosadi
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai timbulan dan komposisi limbah padat pada Mal Margo City, Depok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar timbulan limbah padat, presentase jenis komposisi limbah padat, menganalisis dan merancang alternatif sistem teknis operasional limbah padat. Metode yang digunakan yaitu SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik limbah padat Mal Margo City terdiri dari 35,40%, sampah organik, 28,31% kertas, 20,33% plastik, 1,61% logam, 1,24% kaca, 1,2% kayu, dan 11,62% sampah lainnya. Berdasarkan hasil pengukuran dibuat perencanaan pengelolaan limbah padat berupa perencanaan aspek teknis operasional yang meliputi pemilahan dan pewadahan sampah di sumber, pengumpulan sampah, dan pengangkutan sampah.

ABSTRACT
This study focuses on the solid waste generation and composition at Margo City Mall, Depok. This study aims to determine the major solid waste generation, the percentage of solid waste composition, analyze and design operational technical system of solid waste generation. The methode which being used is SNI 19-3964-1994 on Methods of Sample Collection and Measurement of the Composition and Urban Waste. The results of this study are alternative technical operational system, start from crocking to transport solid waste that can be applied to Margo City Mal. The result shows characteristic of solid waste in Margo City Mall consisting of 35,40% organic, 28,31% paper, 20,33% plastic, 1,61% metal, 1,24% glass, 1,2% wood, and 11,62% other solid waste. Based on data of solid waste generation and compotition that has been obtained then will be made a solid waste management planning includes planning of operational technique aspect which is separation and storage at the source, collection, and transport of solid waste."
2016
S65159
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Endang Setiowati
"ABSTRAK
Limbah cair pabrik gula dan pabrik spiritus seringkali dianggap sebagai polutan yang berbahaya dan mencemari lingkungan karena bau dan warna yang hitam kecoklatan. Sebenarnya limbah cair ini mengandung unsur-unsur hara yang berguna (N, P, K, Ca, Mg dan lain sebagainya) yang dapat membantu memelihara kesuburan tanah dan meningkatkan produksi tanaman baik tebu, padi maupun tanaman lainnya. Limbah cair campuran yang keluar dari kedua pabrik ini masih berbahaya bagi lingkungan pada umumnya dan tanaman padi pada khususnya. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kualitas air yang masih berada diluar ambang batas yang ditentukan, sehingga mutlak diperlukan adanya Unit Pengolahan Limbah Cair (UPLC).
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh keberadaan PG/PS Madukismo terhadap kehidupan penduduk sekitar dan pengaruh air limbah pabrik gula dan pabrik spiritus Madukismo terhadap pertumbuhan tanaman padi dan agroekosistem sawah di sekitar pabrik-pabrik tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan 2 cara, yang pertama dilaksanakan di rumah kaca Instiper Yogyakarta mulai tanggal 4 Agustus hingga 27 Nopember 1994, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri atas 6 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang diteliti ialah penyiraman tanaman. padi dengan 6 macam air yaitu: air limbah pabrik gula (PG) hasil pembersihan bejana penguapan, air limbah pabrik spiritus (PS), campuran kedua limbah cair sebelum dan sesudah diolah dalam UPLC, serta dua macam air dari badan air yaitu dari sungai yang teraliri limbah pabrik (sungai Bedog) dan sungai yang tidak teraliri limbah pabrik (sungai Winongo). Cara kedua yaitu penelitian yang dilakukan pada 2 lokasi sawah yaitu sawah yang teraliri dan yang tidak teraliri limbah pabrik dan dilaksanakan tanggal 22 Agustus hingga 26 Nopember 1994.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
(1). Secara umum keberadaan PGIPS Madukismo - berdampak positif terhadap beberapa aspek kehidupan penduduk di sekitar pabrik.
(2). Air limbah yang sudah diolah dalam UPLC berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan basil tanaman padi dari pada yang belum diolah, tetapi belum sebaik air sungai.
(3). Terdapat perbedaan kualitas dari kedua badan air dalarn mempengaruhi pertumbuhan tanaman, badan air yang teraliri limbah memberikan pertumbuhan lebih baik dibandingkan yang tidak teraliri limbah. Sebaliknya dalam mempengaruhi basil, badan air yang tidak teraliri limbah memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan yang teraliri limbah. Sedangkan untuk kualitas (berat 1000 butir) kedua badan air memberikan pengaruh yang sama.
(4). Untuk percobaan di persawahan, sawah yang teraliri limbah langsung dari pabrik mempunyai pertumbuhan dan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan sawah yang tidak teraliri limbah. Sebaliknya dilihat dari segi kualitas hasil (berat 1000 butir) sawah yang tidak teraliri limbah lebih baik dari yang teraliri limbah.
(5). Terdapat perbedaan kualitas agroekosistem antara sawah yang teraliri limbah dan tidak teraliri limbah pabrik. Pada agroekosistem sawah yang teraliri limbah pabrik terdapat diversifikasi spesies serangga, jamur, bakteri dan bentos yang cukup tinggi tetapi berbanding terbalik dengan plankton. Gulma terdapat dalam jumlah banyak dan lebih bervariasi pada sawah yang tidak teraliri limbah.

ABSTRACT
Waste water from sugar and spirit factories are often considered as a dangerous pollutant and pollute the environment because of the smell and brownish black color. Actually this waste water contains many useful elements such as N, P, K, Ca, Mg etc which can help maintain soil fertility and also increase the yield of sugarcane, rice and other plants. Waste water from both factories are still dangerous for the environment generally and rice field specifically. This is caused by the low water quality which is below the environmental impact standard, so that the availability of a Unit of Waste Water Treatment Plant (WWTP) is absolutely needed by both factories.
The aim of this research is to study the influence of The Madukismo Sugar and Spirit Factories towards the socioeconomy of the people's surrounding and whether the product of WWTP has met the Qualification Standard and its influence to the growth of paddy and also the rice field agro ecosystem.
This research was carried out in two steps. The first was done in Instiper Green House Yogyakarta starting from August 4 up to November 27, 1994 using the Completely Randomized Design (CRD) which consist of six treatments and three replications. The treatments studied were of six kinds of water used in watering the rice plant, namely waste water from the sugar factory (Al) as the product of chimney cleaning activity; waste water from the spirit factory (A2), the mixture of both waste water before (A3) and after treatment (A4) in WWTP, the water of Bedog river which received the outlet of WWTP (A5) and the water of Winongo river (A6). The second was done in two locations, namely- one in the rice field which received and the other that do not received the waste water from the factories.
The results of this research can be concluded as follows :
(1) In general, the existence of The Sugar and Spirit Factories give the positive effects to some socioeconomic aspects of life of the people in the surroundings.
(2) The paddy showed a better growth and yield in the field which is irrigated by the waste water treated through WWTP than one irrigated by using the untreated waste water, although still below the growth and yield when irrigated with water from the river.
(3) There was a significant difference in quality between both water sources influencing the growth of plant. The waste water from the factory has a better influence on the growth performance but lower in the yield. Both waters used has the same influence on seed quality (the weight of a thousands seeds).
(4) From the field experiment, it could be seen that the rice field watered with waste water directly from the factory has a better influence on growth performance and yield than the rice yield that do not receive waste water, but has a lower quality on yield (the weight of one thousand ears)
(5) There was a difference in the agro ecosystem quality of rice field between the watered and unwatered ones. There was a high diversity of species of insects, fungi, bacteria and benthos in the rice agro ecosystem watered by the waste water but it is not the case for plankton and weeds.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrea Raysha Putri
"Penggunaan limbah terak feronikel dapat membantu dalam upaya mengurangi limbah yang menimbun di Lingkungan. Terak feronikel memiliki kandungan berharga dan suhu leleh yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai filler pada flame retardant - Rigid Polyurethane Foam (FR-RPUF) dengan campuran amonium polifosfat yang digunakan sebagai aditif. Dimana, saat ini formula FR-RPUF masih diperlukaan improvisasi untuk dapat meningkatkan kemampuan flame retardant. Variabel yang diamati yaitu penambahan terak feronikel dengan APP sebesar 2:3, 3:2, dan 1:1. Proses diawali dengan terak feronikel dilakukan pengujian XRD, XRF, dan SEM untuk mengambil informasi material yang akan digunakan. Kandungan terak feronikel yang digunakan akan mempengaruhi efektivitas flame retardant pada RPUF dengan adanya jenis-jenis terak feronikel. Proses pengujian pembakaran menggunakan uji flammability (UL-94) dan karakterisasi SEM untuk melihat struktur pori yang terbentuk untuk melihat efektivitas terak feronikel dan APP. Kandungan terak feronikel yang kaya akan oksida dan unsur Si, Fe, dan Mg bersama dengan APP mampu membentuk lapisan char pada FR-RPUF yang berguna sebagai lapisan termal barier sehingga dapat mencegah oksigen untuk dapat memperbesar proses pembakaran. Proses uji flammanility menunjukkan hasil sampel yang memiliki sifat flame retardant tinggi yaitu RPUF dengan penambahan terak feronikel dan APP (1:1).

Using terak feronikel waste can help reduce waste in the environment. Ferronickel slag has valuable content and a high melting temperature, so it can be used as a filler in Flame Retardant - Rigid Polyurethane Foam (FR-RPUF) with a mixture of ammonium polyphosphate which is used as an additive. Where currently, the FR-RPUF formula still needs improvisation to be able to increase its flame retardant ability. The variables observed were the addition of ferronickel slag with APP of 2:3, 3:2, and 2.5:2.5. The process begins with ferronickel slag; XRD, XRF, and SEM tests are carried out to retrieve information on the material to be used. The ferronickel slag content will affect the flame retardant's effectiveness in RPUF in the presence of ferronickel slag types. The combustion testing process uses the flammability test (UL-94) and SEM characterization to see the pore structure formed and the effectiveness of ferronickel slag and APP. The content of ferronickel slag ,which is rich in oxides and the elements Si, Fe, and Mg together with APP, can form a char layer on FR-RPUF which is helpful as a thermal barrier layer so that it can prevent oxygen from increasing the combustion process. The flammability test showed that the samples had high flame retardant properties, namely RPUF, with the addition of ferronickel slag and APP (1:1)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
El Khobar Muhaemin Nazech
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Ronald
"Pembangunan merupakan suatu kebutuhan dalam siklus kehidupan manusia dan sumber daya alam merupakan suatu keterbatasan. Ada kebutuhan, ada pula keterbatasan, ada manfaat ada pula dampak yang diakibatkan suatu pembangunan. Kegiatan pembangunan yang makin meningkat mengandung risiko pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, sehingga dapat mempengaruhi struktur dan fungsi dasar ekosistem sebagai penunjang kehidupan. Industri pertambangan memanfaatkan sumber daya alam sebagai bahan baku utama, menghasilkan bahan-bahan mineral yang sangat berharga bagi manusia baik secara ekonomi maupun teknologi, juga menghasilkan limbah yang dapat mengganggu lingkungan.
Keluaran industri berupa limbah akan semakin besar pada dekade mendatang, akibat semakin meningkatnya aktifitas industri, termasuk indutri pertambangan. PTFI yang sudah melakukan kegiatan pertambangan lebih dari 35 tahun, masih memiliki ijin sampai 25 tahun mendatang. Aktivitasnya cenderung menghasilkan limbah, baik limbah produksi maupun non produksi yang saat ini lebih cenderung dibuang ke lingkungan. Limbah yang dihasilkan cukup besar baik jenis maupun volumenya serta karakteristik yang berbeda. Jika tidak dikelola dengan baik nantinya akan menjadi masalah besar yang mengarah kepada isu internasional.
Pencegahan pencemaran dan perusakan lingkungan akibat limbah perlu diprioritaskan dalam upaya mewujudkan industri pertambangan yang berwawasan lingkungan. Tindakan saat ini belum optimal sehingga masih perlu ditingkatkan, agar limbah yang dihasilkan tidak lagi ditimbun di tanah. Strategi minimisasi limbah dengan tindakan reduce, reuse, recycle perlu dilaksanakan segera, sebagai upaya perbaikan lingkungan. peningkatan efisiensi, penghematan biaya, serta pembentukan hubungan sosial dan peningkatan citra perusahaan. Dengan melakukan reduce, reuse, recycle akan menghemat sumberdaya alam dan material, memperpanjang umur material, mengurangi tekanan pada lahan dan tempat pembakaran, serta secara substansial akan menghemat energi dan melindungi kesehatan masyarakat.
Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi jenis limbah yang terbentuk dari kegiatan sarana pendukung operasional tambang (spot) PTFI, mengetahui dampak minimisasi limbah 3R terhadap lingkungan, ekonomi dan sosial masyarakat serta mengetahui dampak regulasi pemerintah dan kebijakan internal perusahaan terhadap keberhasilan program minimisasi limbah di PTFI sehingga mempengaruhi image para stakeholders terhadap perusahaan.
Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah secara kuantitatif dan kualitatif, dengan metode pembahasan dan penulisan secara deskriptif analitis. Sampel yang diambil adalah aktivitas bengkel, pembangkit tenaga listrik dan laboratorium. Sampel masyarakat guna mengukur persepsi masyarakat berjumlah 40 orang. Pembahasan guna mengukur dampak minimisasi limbah pada lingkungan, ekonomi dan social masyaraat dilakukan pada jenis limbah yang dapat dimanfaatkan melalui tindakan reduce, reuse. recycle. Kajian altematif pemanfaatan ditulis secara analisis deskriptif. Dampak regulasi pemerintah dan kebijakan internal dibahas dan dikaji berdasarkan fakta dan kondisi yang terjadi di lapangan.
Berdasarkan hasil penelitian, 1) terdapat lebih dari 20 jenis limbah yang dihasilkan PTFI dan beberapa limbah dapat dimanfaatkan sebagai sumberdaya melalui tindakan reduce, reuse. recycle; 2) menguntungkan secara lingkungan, ekonomi dan sosial masyarakat dimana pemanfaatan limbah akan menghemat lahan 2.1 ha pertahun, menghemat uang sebesar lebih USD 6,5 juta dan membuka peluang kerjasama dengan masyarakat, 3) Beberapa pasal dalam PP 85/1999 jo PP18/1999 belum dapat diterapkan secara operasional dalam penanganan limbah sehingga diperlukan usaha proaktif PTFI sedangkan kebijakan internal perusahaan berdampak pada perbaikan sistem manajemen lingkungan.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah (1) Kegiatan spot PTFI menghasilkan lebih dari 20 jenis limbah dengan jumlah, jenis dan karakteristik yang berbeda, diantaranya dapat menjadi sumberdaya bermanfaat bila dikelola melalui pendekatan reduce, reuse dan recycle (2) Program minimisasi limbah secara komprehensif dan integral berdampak pada pengurangan biaya pengangkutan dam beban landfill, memiliki nilai manfaat ekonomi berdampak social bila mengikutsertaan masyarakat. (3) Regulasi pemerintah rnemacu PTFI untuk melakukan usaha-usaha perbaikan lingkungan melalui kebijakan lingkungan dan praktek di lapangan.
Saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini adalah (I) Guna mengoptimalkan program minimisasi limbah 3R, perlu dilakukan tindakan pegelolaan secara terpadu dan terintegrasi dengan memandang limbah sebagai sumber daya yang dapat memberi manfaat bagi lingkungan, ekonomi dan masyarakat; (2) Dalam mendukung program minimisasi limbah 3R, perlu dilakukan tindakan segragasi limbah mulai dari sumber penghasil limbah dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang arus limbah (waste stream) keberhasilan pengelolaan lingkungan; (3) Regulasi pemerintah dan kebijakan perusahaan yang dibuat hendaknya dapat memberikan dukungan operasional sehingga dapat diimplementasikan secara tepat sesuai kebijakan tersebut.

Development is one of the needs in human lifecycle and natural resources are limited. There are needs as well as limitations; there are benefits as well as impacts of development. Increasing number of development activities poses risks of pollution and environmental damage that may have impacts on the structure and basic functions of the ecosystem as part of the life support system. Mining industry makes use of natural resources as primary materials, produce minerals with economically and technologically high value, and generate waste capable of affecting the environment.
Industrial output of waste will multiply in the next decades due to increasing activities of industries, including mining. With already more than 35 years of mining, PTFI's contract will still be valid for another 25 years. Its activities generate both production and non-production waste currently dumped into the environment. Generated waste is fairly great in types, volumes and characteristic differences. Improper management will result in possible future problems which will bring in international issue.
In order to promote an environment-oriented mining industry, efforts to prevent pollution and damage to the environment due to waste need to be given top priority. The company has not done its best in dealing with the problem and efforts should be made to ensure that waste is not piled up on the ground. The strategy of minimizing waste by reducing, reusing and recycling should be put in operation soon as part of environmental recovery, efficiency increase, cost reduction as well as social relation initiative and corporate image improvement endeavors. Reduce, reuse. recycle will save natural resources and materials, prolong material period of usage, reduce pressure on lands and incinerators, and substantially save energy and protect public health.
This research aimed at identifying types of waste produced from activities of mining operation support facilities or sarana panda/rung operasional tambang (spot); finding out impacts of 3R waste minimization program on the environment and economic and social conditions of the community as well as studying the effects of government regulations and internal corporate policies on successful application of waste minimization program at PTFI as they would potentially change the way stakeholders would look at the image projected by the company.
Quantitative as well as qualitative approaches were used here, with descriptive analytical discussion and writing method. Samples came from workshop. power generator and laboratory activities. A total of 40 respondents were involved in measuring public perception. To measure impacts of waste minimization on the environment as well as on economic and social conditions of the community, a discussion was conducted into types of waste that could be exploited by performing a reduce, reuse, recycle routine. An analytical descriptive technique was applied in presenting usage alternatives. Impacts of government regulations and internal policies were discussed and studied based on facts and conditions found in the field.
Research results suggest that 1) there are more than 20 types of waste produced by PTFI, and by performing reduce, reuse, recycle, 2) some of them can be made usable as resources, and environmentally, economically and socially profitable, saving 2,1 landfill and 6,5 USD money. Quite often, articles in a number of government regulations (PP 8511999 jo PP 1811999) are not operationally applicable, so that needed good improvement on successful implementation of the waste minimization program, whereas company's internal policies may affect the environmental management system.
Conclusions to draw from the research include (1) Types and amount of waste produced by mining operation support facilities (spot) were quite significant and waste management had not been at an optimum level; (2) A comprehensive and integral waste minimization program is capable of reducing the cost of transportation and load on landfill, and will be economically feasible and socially beneficial when community members take part in it; (3) Government regulations race the PTFI to doing improvement for environment by practice adan all of internal regulations.
The research recommends that (1) An optimum 3R Waste Minimization Program requires an integrated management system that considers waste as resources that can give benefits to the environment, the economy and the community; (2) In order to support the 3R Waste Minimization Program it will be necessary to initiate waste segregation starting from waste sources and to conduct a further study into waste stream; (3) Government regulations and company policies should be operationally applicable for proper implementation.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T20280
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmania Eka Putri
"Rumah sakit yang menjalankan fungsinya baik sebagai sarana pelayanan kesehatan maupun wadah pendidikan dan pelatihan, ternyata menghasilkan buangan limbah yang berdampak negatif bagi lingkungan sekitarnya apabila tidak dikelola dengan baik. Banyak strategi yang digunakan dalam konsep manajemen lingkungan saat ini, terutama konsep pencegahan pencemaran dengan teknik minimisasi limbah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis potensi minimisasi limbah padat domestik di Instalasi Gizi dan Tata Boga. Konsep penelitian yaitu analisis potensi minimisasi limbah padat domestik di Instalasi Gizi dan Tata Boga dilihat dari aspek karakteristik dan pengelolaan limbah padat domestik yang dilakukan. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian meyebutkan bahwa dilihat dari karakteristik limbah yang dihasilkan, minimisasi limbah berpotensi mereduksi limbah sebesar 45% dari jumlah produksi. Sedangkan peluang minimisasi limbah dari aspek pengelolaan adalah sekitar 80%, sehingga minimisasi limbah baik reduksi pada sumber maupun pemanfaatan limbah berpotensi besar dilakukan di Instalasi Gizi dan Tata Boga.

Hospital in doing its function either as healthcare or as a place for education and pratical, also produce waste that can give negative impact for the environment if it doesn?t have a proper waste management. Nowaday, a lot of strategy used in environmental management concept, particulary in pollution prevention concept with waste minimization. The purpose of this study is to understand dan to analysis the waste minimization potential in Instalasi Gizi dan Tata Boga. The concept of this study is to analysis the waste minimization potential according to characteristic and waste management in Instalasi Gizi dan Tata Boga. Its method include qualitative and quantitative method. The result of this study said that according to waste characteristic in Instalasi Gizi dan Tata Boga, potency of waste minimization can reduce 45% from all waste that generated. Where as chance of waste minimization from waste management aspect are 80%, with the result that waste minimization either with source reduction and recycle are potential that can be done in Instalasi Gizi dan Tata Boga."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Sahat Manaor
"ABSTRAK
Pembangunan di sektor industri selain memberikan dampak positif terhadap pembangunan bangsa Indonesia, ternyata juga menimbulkan dampak negatif berupa kemerosotan dan kerusakan lingkungan hidup. Kerusakan tersebut antara lain disebabkan adanya pencemaran yang semakin meningkat yang ditimbulkan oleh kegiatan industri.
Salah satu sektor industri yang menghasilkan limbah B3 di dalam kegiatannya adalah industri pelapisan logam. Limbah tersebut dapat mencemari air permukaan dan air tanah terutama dengan semakin meningkatnya penggunaan air tersebut.
Untuk mengatasi dampak limbah tersebut telah dilakukan berbagai upaya pengolahan limbah. Namum semuanya lebih ke arah mengolah limbah yang telah keluar dari proses atau dikenal dengan end of pipe treatment principle. Pada dasarnya hal ini tidak menyelesaikan masalah, namun hanya memindahkan pencemar dari satu media ke media lainnya. Untuk itu perlu adanya pergeseran paradigma pengelolaan limbah ke arah pollution prevention principle yang sering diartikan sebagai produksi bersih atau upaya minimisasi limbah. Upaya minimisasi limbah ini mencakup upaya pencegahan agar limbah yang menyebar di lingkungan seminimal mungkin. Secara garis besar minimisasi limbah mencakup dua hal yaitu reduksi pada sumbernya dan pemanfaatan limbah.
Upaya minimisasi Iimbah dapat diterapkan pada industri pelapisan logam baik dengan jalan reduksi pada sumbernya maupun pemanfaatan kembali limbah. Kegiatan ini bersifat proaktif sehingga yang sangat berperan adalah pihak perusahaan. Pengambilan kembali limbah (recovery) dapat dilakukan dengan bermacam cara tergantung jenis limbah yang ingin diambil.
Pada penelitian ini yang ingin dilihat adalah upaya minimisasi limbah yang mungkin dilakukan pada PT. Arbontek serta recovery logam seng dalam rangka kemungkinan penggunaan kembali. Dengan demikian penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui tindakan yang dilakukan dalam upaya minimisasi limbah, penghematan penggunaan air, dan kemungkinan pemanfaatan limbah melalui recovery Iogam Zn.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disusun hipotesis sebagai berikut; 1) penerapan upaya minimisasi limbah dapat mengurangi penggunaan sumberdaya air, 2) recovery logam Zn yang terdapat dalam air Iimbah dapat dilaksanakan dengan teknik presipitasi.
Penelitian recovery logam Zn dengan teknik presipitasi bertahap merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan di laboratorium Preparasi dan Analisis, Pusat Teknologi Pengolahan Limbah Radioaktif, Badan Tenaga Nuklir Nasional. Sampel limbah yang digunakan pada penelitian ini diambil dari bak pembilasan proses pelapisan logam seng PT. Arbontek, Cakung. Analisis parameter utama juga dilakukan pada masing-masing unit proses serta badan air penerima limbah.
Logam seng yang diperoleh pada pengerjaan di atas sebanyak 189,761 mg/L. Jika diasumsikan bahwa proses produksi konstan, maka selama satu bulan akan diperoleh kembali logam seng sebagai ZnO sebanyak 1,77 kg. Upaya recovery ternyata tidak layak secara ekonomis, karena hanya menghasilkan penghematan sebanyak Rp. 38.973,. Dari hasil analisis kualitas efluen diperoleh konsentrasi Zn sebesar 0,539 mg/L, dan ini telah memenuhi baku mutu berdasarkan SK Gubernur KDKI Jakarta Nomor 582 Tabun 1995 yang menetapkan konsentrasi Zn maksimal sebesar 2 mg/L.
Upaya minimisasi limbah melalui reduksi pada sumbernya yang telah dilakukan . Jika mengacu kepada WHO (1982), ternyata PT Arbontek telah berhasil menghemat pemakaian air sebesar 53,1%. Namun penghematan penggunaan air lainnya masih dapat dilakukan. Upaya penghematan pemakaian air tersebut antara lain melalui penggantian sistem pembilasan dan pemasangan tandon air beserta kran penutupnya. Penghematan lainnya yang mungkin dilakukan adalah, pengurangan volume drag-out untuk menghemat penggunaan bahan kimia, pengurangan volume, serta konsentrasi limbah B3, pemasangan alat pengontrol pH proses agar mengoptimalkan pemakaian NaOH, dan penambahan anoda Zn pada bak pelapisan untuk mengurangi jumlah limbah akibat kegagalan proses.
Berdasarkan hasil penelitian dan kajian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Secara umum upaya minimisasi limbah pada industri kecil electroplating dapat dilaksanakan, tergantung komitmen perusahaan. Upaya recovery logam Zn juga dapat dilakukan, tetapi harus mempertimbangkan kelayakan ekonomisnya. Upaya pengelolaan limbah belum sepenuhnya dilakukan oleh PT. Arbontek, baik mencakup minimsasi limbah maupun pengolahan limbahnya.
Upaya minimisasi limbah yang telah dilakukan perusahaan adalah penggantian proses pelapisan tanpa sianida. Upaya lain yang masih dapat dilakukan adalah, pengurangan volume drag-ant, penghematan pemakaian air, pengaturan pH proses, dan penambahan anoda Zn pada bak pelapisan.
Upaya minimisasi sumberdaya air masih dapat dilakukan dengan penghematan sebanyak 17,85%.
Upaya recovery logam Zn dengan Cara presipitasi akan diperoleh pH pengendapan efektif untuk logam Fe dan Zn masing-masing 6 dan 10. Upaya recovery on-site akan diperoleh ZnO sebanyak 1,77 kg tiap bulan.

ABSTRACT
The development of industrial sector has not only produce positive effects, but also yield negative ones, namely, damages and declines of the environmental quality. The negative effects are caused by the increase of pollution due to industrial activities.
Electroplating industry is one of a few industries producing hazardous waste (B3). Beside polluting surface water, it also enters into the ground water especially when an increasing amount of water is used.
To overcome the waste effect, various efforts were undertaken. However, all are directed towards treating the effluent that is called "End of Pipe Treatment Principle". This principle has basically not solved the problem, but shifted the pollution from one media to another. For handling its ultimate, a new paradigm in waste management must be applied, that is the Pollution Prevention Principle called "Clean production" or "Waste Minimization". Waste minimization means to prevent the waste which will be released into the environment as low as possible. Generally, it covers two efforts, namely, source reduction and re-use the waste.
The waste minimization activities could be applied in electroplating industry. This concept is carried out in a proactive manner, and the main factor for getting success is the firm. Recovery could be done through several treatments, depending on the material which will be taken out.
This research was carried out in order to look for waste reduction method that could be carried out at PT. Arbontek, as well as, recovery of heavy metal for _ re-use in-site. Therefore, the aims of this research are to investigate the waste minimization efforts that could be applied in the factory, water use minimization, and the recovery of Zn metal using precipitation technique.
According to the information above, the hypothesis of this research are: 1) application of waste minimization technique could minimize the consumption of water, 2) recovery of heavy metal from wastewater could be carried out by precipitation technique based on the pH selectivity of the flock formation.
This experiment research was carried out at Laboratory for Preparation And Analysis, Center for Radioactive Waste Management Technology, National Nuclear Energy Agency (BATAN). Waste sample used in this research was taken out from a plating rinse bath of zinc plating process of PT. Arbontek, Cakung. The analysis of main parameter was done in every unit process and of Cakung Drain River.
The recovery of zinc metal in this research was 189.761 mgIL. If it is assumed that the capacity and production processes are constant, the recovery of zinc metal as ZnO was 1.77 kg per month. The recovery was not feasible because it only saved Rp. 38.973,-. From the analysis of the effluent, it is found that the concentration of Zn was 0.539 mg/L. If it refers to the effluent standard based on SK Gubernur KDKI Jakarta Nomor 582 Tahun 1995, the concentration of Zn was still lower than that of the standard, because the maximum concentration allowed was 2 mg/L.
Waste minimization effort through source reduction had been done by changing the plating process with non-cyanide plating bath. If it refers to WHO (1982), PT Arbontek had successfully minimized water used until 53.1%. But there were still a few effort could be done to minimize the water used. Those efforts could minimize water used of 17.85%. Others efforts that could be done are reducing of the drag-out volume in order to minimize raw materials used and hazardous waste concentration, minimizing of water used by changing of rinsing process and equipped with reservoir include the switch off, installing of the pH control process for optimalizing NaOH used, and adding Zn anode at plating bath for reducing of waste caused of the failure process.
Based on the research, it could be concluded as follows:
Generally, waste management efforts could be applied at small electroplating industries, depend on the commitment of the company. The recovery of Zn metal could be carried out, but it must analyze the economic feasibility.
PT. Arbontek did not fully apply the waste management efforts, namely waste minimization and treating the waste.
Waste minimization effort that had been done was changing the plating process with non-cyanide plating bath. Other efforts that could be done are by reducing of the drag-out volume, minimizing of water used, installing of the pH control unit, and adding Zn anode at the plating bath.
Water used minimization that could be done will save 17.85% of water.
The precipitation technique for recovering Zn yielded the effective pH for separation Fe and Zn was 6 and 10, respectively. This technique will produce 1.77 kg ZnO per month.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>