Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117738 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarah Ditta
"Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem manajemen biaya pada sebuah industri kecil Sistem manajemen dapat membantu industri kecil dalam menggambarkan harga pokok produksi untuk memaksimalkan profitabilitas membantu perusahaan dalam menentukan strategi yang tepat dan meningkatkan daya saing Untuk perolehan data.
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus pada perusahaan batik dengan data yang digunakan dalam kurun waktu satu tahun selama tahun 2013 Sistem manajemen biaya yang diusulkan adalah Activity Based Costing dalam menghitung harga pokok produksi dan membandingkan dengan harga pokok produksi sebelum menggunakan metode activity based costing.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan perhitungan biaya antara sistem tradisional dan sistem activity based costing Sistem activity based costing menyediakan informasi yang lebih akurat dibandingkan sistem tradisional Selain itu informasi mengenai profitabilitas perusahaan menjadi lebih dapat diandalkan setelah menggunakan metode activity based costing.

The aim of this research is to design cost management system in a small industry Cost management system is expected in ensuring accuracy of cost analysis for maximizing the profitability helping company to make the right strategic decisions and improving competency in small industry.
This research is based on the case study of batik company with data analysis done in one year during 2013 This research uses activity based costing method for cost analysis to compute cost production and to compare cost production before used the activity based costing method.
The result of research shows there are difference allocating overhead cost between traditional method and activity based costing method Activity based costing system provides information more accurate than traditional system Furthermore information about company rsquo s profitability is more reliable after using activity based costing method.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Filemon Calvin Sucandra
"Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan perhitungan biaya per pelanggan dengan sistem ABC konvensional dan TDABC, membandingkan perhitungan profitabilitas per pelanggan dengan sistem ABC konvensional dan sistem TDABC, dan menyarankan tindakan apa yang dapat dilakukan PT XYZ setelah mengetahui besarnya biaya per pelanggan. Penelitian merupakan studi kasus dengan metode penelitian berupa studi literatur, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT XYZ memiliki pelanggan yang menguntungkan dan tidak menguntungkan. PT XYZ juga dapat mengklasifikasikan pelanggan berdasarkan jenisnya: passive, yaitu rumah sakit, pelanggan high cost-to-serve, yaitu apotik, pelanggan price-sensitive, yaitu institusi/tender, PBF, dan toko obat, dan pelanggan aggresive, yaitu supermarket.

This study aimed to compare the calculation of cost per customer with conventional ABC and TDABC system, calculation of profitability per customer compared with the conventional ABC system and TDABC system, and suggest what actions to do for XYZ after finding out the cost per customer. The research is a case study with research methods such as literature studies, interviews, and documentation.
The results showed that XYZ has customers which are profitable and unprofitable. XYZ also can classify customers by type: passive, ie hospitals, high customer cost-toserve, namely pharmacies, price-sensitive customers, namely institutional / tender, PBF, and drug stores, and customers aggresive, namely supermarkets.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dissa Elvaretta
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil usulan penerapan sistem Activity Based Costing (ABC) pada Bagian Perkreditan di PT. BPR Cincin Permata Andalas dan komparasi atas usulan penerapan sistem ABC dengan sistem biaya tradisional yang selama ini digunakan. Hasil usulan penerapan sistem ABC ini dapat dimanfaatkan oleh PT. BPR Cincin Permata Andalas sebagai rekomendasi untuk mengatur strategi berikutnya.
Penelitian ini merupakan studi kasus tunggal (single case study) dengan unit analisis tunggal (single unit analysis) dengan pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan perbedaan perhitungan biaya yang dilakukan dengan metode tradisional dan ABC, serta perbedaan tingkat profitabilitas yang selama ini dihitung oleh manajemen dengan ABC. Sistem ABC lebih menggambarkan informasi biaya yang andal terhadap perhitungan biaya untuk setiap nasabah kredit di PT. BPR Cincin Permata Andalas.

This study aims to determine the comparison between the result of the implementation proposal of Activity Based Costing (ABC) system on the Loans Department at PT. BPR Cincin Permata Andalas and the proposed implementation of the ABC system with traditional cost allocation system that has been used so far. The result of the proposed implementation of ABC system can be utilized by PT. BPR Cincin Permata Andalas as recommendation to arrange the next strategy.
The research method used is single case study with a single unit analysis by collecting data through observation, documentation, and interviews. Results from this research shows the different calculation of costs with traditional cost method and ABC, also the different level of profitability between management with ABC. ABC system describes cost information reliable for calculating the cost of each loan customer in PT. BPR Cincin Permata Andalas.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auditya Maulana Irawan
"Skripsi ini membahas tentang implementasi metode Activity Based Costing dalam menentukan harga pokok jasa room dan membandingkan dengan metode biaya yang digunakan sendiri secara internal oleh manajemen hotel DEF dan metode biaya tradisional pada unit bisnis hotel DEF di PT. XYZ, Tbk dalam menentukan harga pokok jasa room. Berdasarkan perbandingan tersebut akan diketahui tentang perbedaan signifikan penggunaan ketiga macam metode costing tersebut. Bagi pelaku usaha atau manajemen perusahaan yang masih awam terhadap metode biaya, biasanya melakukan perhitungan harga pokok produksi atau jasanya hanya berdasarkan biaya langsung (direct cost) saja. Sedangkan biaya tidak langsung (indirect cost) yang tidak dapat ditelusuri langsung ke produk atau jasa dengan cara yang ekonomis biasanya dibebankan hanya berdasarkan asumsi yang menggunakan persentase perkiraan saja. Akibatnya terjadi kesalahan pengambilan keputusan khususnya kesalahan dalam strategi penetapan harga (pricing). Dengan menggunakan metode Activity Based Costing, penulis berupaya untuk memperkenalkan implementasi metode menghitung harga pokok jasa room, pada industri jasa perhotelan. Penulis melakukan perbandingan metode perhitungan biaya dengan memasukkan seluruh elemen biaya dan sumber daya yang dikorbankan dengan metode yang digunakan secara internal, menggunakan traditional costing dan metode Activity Based Costing. Berdasarkan perbandingan tersebut diketahui bahwa perhitungan dengan menggunakan metode Activity Based Costing menghasilkan nilai harga pokok jasa room yang lebih akurat sehingga diharapkan akan lebih tepat dalam pengambilan keputusan pada khususnya strategi penetapan harga (pricing strategy).

This thesis discussed about implementation activity based costing method (ABC), and comparison between ABC method, internal method and traditional costing for cost of room service Hotel DEF as a business unit of PT. XYZ, Tbk. Based on the comparison, we will understand a significant difference of these method. For entrepreneurs or management companies that still lay on costing method, usually calculate the cost of production or services based only direct costs. While the indirect costs that cannot be traced directly to products or services economically, usually charged based on the assumption that using an estimated percentage. This resulted an error in the decision making pricing strategy. Using Activity Based Costing method, the author tries to introduce the implementation of this method in the hospitality industry. Author compared the cost calculation method to include all elements of costs and resources used by the method used internally, traditional costing method and ABC method. By comparison it was found that calculation using activity based costing method cost will generate more accurate of room service value which is expected to be more precise in decision-making in particular pricing strategy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S44775
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Lukman
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas penerapan Activity-based Costing (ABC) pada Bank X Cabang Y dan penggunaan informasi yang dihasilkan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan. Penerapan Funds Transfer Pricing (FTP) juga dilakukan untuk mengukur net interest margin masing-masing produk, sehingga menghasilkan tingkat profitabilitas yang lebih akurat antara produk funding dan produk lending perusahaan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: (1) Produk funding Tabungan memiliki tingkat profitabilitas yang paling tinggi, (2) Manajemen cabang perlu mengalokasikan sebagian waktu non produktif Customer Service untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas pada area kerja produk-produk lending, dan (3) Personal Banker tetap melaksakanan aktivitas-aktivitas sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya untuk mempertahankan total outstanding produk funding.

ABSTRACT
The objective of this research is to apply the Activity-Based Costing (ABC) concept in X Bank Y Branch and using the generated information to improve profitability. Implementation of Funds Transfer Pricing (FTP) is also performed to measure net interest margin of each product to generate a more accurate profitability level among funding products and lending products. The result of this research shows that: (1) Saving account has the highest level of product profitability, (2) Branch manager needs to allocate some of Customer Service non-productive time for activities at lending product working area and (3) Personal Banker should keep on doing all activities in accordance with duties and responsibilities to maintain the total outstanding amount of funding products."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T33630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisha Zoraya
"Tesis ini menganalisis penerapan system Activity Based Costing pada PO. Gardena. Penerapan system Activity Based Costing akan dilakukan untuk menghitung biaya pelayanan masing-masing jurusan bus pada PO. Gardena. Penelitian ini adalah studi kasus di PO.Gardena yang sumber datanya adalah data keuangan dan data non-keuangan perusahaan pada tahun 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan, penelitian lapangan, dan metode deskriptif.
Hasil penelitian mengindentifikasikan bahwa terdapat perbedaan biaya yang dihasilkan dari perhitungan secara tradisional dengan System Activity Based Costing. Hasil perhitungan menggunakan system Activity Based Costing menunjukan bahwa untuk pelayanan pariwisata memiliki biaya yang lebih tinggi sedangkan untuk jurusan Bandung-Jakarta dan Bandung-Bogor memiliki biaya yang lebih rendah jika dibandingkan dengan perhitungan menggunakan metode tradisional.

This research analyses the application of Activity Based Costing system in bus service company. The Activity Based Costing system will be used to calculate the service cost of each bus line in PO. Gardena. The research is conducted at PO. Gardena by using the firm financial and non-financial data in 2013. The research comprises literature review, observation, and descriptive research methods.
From the research, it is evident that differences do occurs between traditional costing and Activity Based Costing system. In comparison to the cost estimation using the traditional system, the overall costs for chartered bus service are higher when being calculated using the Activity Based Costing system, while the overall costs for Bandung-Jakarta and Bandung-Bogor routes service tend to be lower.
"
New York, NY: Jurnal Antropologi Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selina Agustina Santoso
"Perubahan teknologi yang sangat pesat mendorong perusahaan untuk ikut mengembangkan kemampuan produksinya, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan demikian banyaknya perusahaan yang mengandalkan otomatisasi teknologi, mengakibatkan terjadinya persaingan yang sangat ketat, khususnya dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas produksi yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan laba perusahaan. Pencapaian laba optimal dapat dilakukan dengan cara melakukan perhitungan harga pokok produksi yang akurat.
Untuk tujuan perhitungan harga pokok produksi yang akurat salah satu metode yang banyak diterapkan adalah sistem Activity Based Costing. Sistem Activity Based Costing menggunakan lebih dari satu pemicu biaya yaitu berdasarkan luas lantai (m2), jam kerja mesin, jam tenaga kerja tidak langsung, dan persentase pemakaian bahan kimia. Berbeda dengan sistem akuntansi biaya tradisional, biaya overhead pabrik yang terjadi hanya dialokasikan dengan menggunakan satu pemicu biaya yaitu berdasarkan total unit produksi. Dengan demikian ketepatan perhitungan harga pokok produksi akan dapat lebih tercapai dengan penerapan sistem Activity Based Costing.
Sistem activity based costing meningkatkan akurasi pembebanan biaya karena pertama kali melakukan penelusuran biaya aktivitas dan kemudian biaya produk atau pelanggan yang mengkonsumsi berbagai aktivitas tersebut. Tujuannya adalah untuk menemukan cara melakukan aktivitas dengan lebih efisien dan menghilangkannya apabila tidak menciptakan nilai pelanggan.
Sistem akuntansi biaya tradisional yang menggunakan dasar alokasi tingkat unit seperti banyaknya unit produksi, jam tenaga kerja langsung dan jam mesin sudah kurang relevan apabila perusahaan menghasilkan produk yang beraneka ragam dan memanfaatkan teknologi modern, Penelusuran biaya ini sebaiknya dilakukan terhadap aktivitas yang teriadi. Perhitungan biaya overhead pabrik per unit yang tidak tepat dapat mengakibatkan konsekuensi yang serius untuk perusahaan. Contohnya, dapat mengakibatkan keputusan yang salah mengenai penetapan harga, bauran produk atau penawaran kontrak.
Sistem Activity Based Costing berusaha untuk memperbaiki kelemahan dalam sistem akuntansi biaya tradisional dengan menghubungkan biaya overhead pabrik yang iimhtil Dada proses produksi melalui aktivitas yang dilakukan untuk produk tersebut.
Dari hasil perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan sistem Activity Based Costing dan sistem akuntansi biaya tradisional menunjukkan bahwa perhitungan harga pokok produksi dengan akuntansi biaya tradisional menyebabkan terjadinya distorsi, yaitu menentukan biaya terlalu tinggi (over cost) untuk produk susu kental manis dan terlalu rendah (under cost) untuk susu cair indomilk.
Pada PT. Indomilk diketahui harga pokok produksi per unit untuk produk susu kental manis sebesar Rp. 1.452,79 per unit dan produk susu cair indomilk sebesar Rp. 1.607,50 per unit. Sedangkan dengan sistem akuntansi biaya tradisional diperoleh harga pokok produksi per unit untuk susu kental manis sebesar Rp. 1.483,89 per unit dan untuk susu cair indomilk sebesar Rp. 1.592,67 per unit. Hal ini menunjukkan bahwa sistem akuntansi biaya tradisional menentukan biaya terlalu tinggi (over cost) sebesar Rp. 31,1 atau sebesar 2,05 % untuk produk susu kental manis dan terlalu rendah (under cost) sebesar (Rp. 14,83) atau (1%) untuk produk susu cair indomilk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17503
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjokorda Gde Indraputra
"Perusahaan manufaktur menghadapi meningkatnya persaingan dalam pasar global dengan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan berbiaya rendah. Untuk menghasilkan suatu keputusan tepat, suatu perusahaan harus mempunyai informasi biaya produksi yang akurat dan up-to-date. Sistem akuntansi biaya tradisional yang berdasarkan pengalokasian volume produksi (volume-based costing) bagi biaya overhead telah kehilangan relevansinya dalam suatu lingkungan manufaktur yang menunjukkan peningkatan yang tajam dalam biaya overhead dan adanya pengurangan yang signifikan dalam tenaga kerja langsung suatu produksi dengan menghasilkan suatu perhitungan biaya produk yang terdirtorsi dan mengarahkan pada pembuatan keputusan strategis perusahaan yang kurang menguntungkan perusahaan.
Satu inovasi metode manajemen biaya untuk informasi biaya produk yang akurat dan mengatasi kekurangan sistem biaya tradisional tersebut adalah Activity-Based Costing. Data menunjukkan banyaknya implementasi ABC di perusahaan manufaktur besar, tetapi hanya sedikit di perusahaan manufaktur kecil. Perusahaan manufaktur kecil berbeda dari perusahaan manufaktur besar di antaranya kurangnya kelengkapan data, sumber daya teknis, sumber daya keuangan, dan komputerisasi yang mencukupi. Yang paling utama yaitu kelengkapan data disebabkan masalah pengumpulan dan pemrosesan data sesuai dengan format ABC dengan biaya yang minimal. Karena informasi yang dibutuhkan ternyata mahal dan perusahaan kecil menghadapi keterbatasan keuangan.
Dua tahapan dalam pelaksanaan model Activity-Based Costing pada perusahaan kecil. Pertama, biaya-biaya ditetapkan pada suatu penampungan biaya berdasarkan atas suatu penyebab biaya. Kedua, biaya dialokasikan kepada produk berdasarkan atas jumlah aktivitas yang dikonsumsi menggunakan penyebab biaya tahap kedua. Pengumpulan informasi bobot adalah bagian panting dalam implementasi ABC pada perusahaan manufaktur kecil. Setiap aktivitas mengkonsumsi suatu porsi dari suatu kategori biaya. Setiap produk mengkonsumsi suatu porsi dari suatu aktivitas. Suatu porsi yang dikonsumsi pada tahapan tersebut diwakili oleh suatu proporsi (bobot). Tiga bentuk akurasi data dipergunakan dalam menentukan bobot, yaitu: (a) kumpulan data aktual. (b) perkiraan berdasarkan pengalaman, situasi dimana data aktual tidak dapat dikumpulkan, perkiraan berdasarkan pengalaman dilakukan. (c) proses analisa hirarki, Cara yang lebih scientific untuk memperkirakan proporsi dengan teknik sistematis seperti Analytic Hierarchical Process yang dicetuskan oleh Thomas L. Saaty.
PT. Kuta Kidz, perusahaan manufaktur pakaian jadi skala kecil, sebagian besar produksinya bagi pasar ekspor, membutuhkan suatu perencanaan, koordinasi, komunikasi, serta pengendalian yang baik dari semua kegiatan perusahaan dengan sistem informasi akuntansi biaya yang tepat. Sistem biaya yang diterapkan dinilai kurang efektif karena terdapatnya distorsi biaya dari berbagai produk dengan jumlah volume yang berbeda. Perusahaan menggunakan sistem akuntansi biaya tradisional di mana total unit output digunakan sebagai alat penggerak aktivitas biaya. Dilakukan modifikasi dalam membebankan rate biaya overhead dengan membebankan sebesar 100%, 75%, 50%, dan terakhir proporsional 167% dengan alasan persaingan dan tingkat penjualan produk. Struktur biaya produksi dibagi menjadi biaya langsung dan biaya tak langsung yang mendominasi sebesar 50,28% dari biaya produksi, yang ternyata cukup signifikan untuk mempertimbangkan penggunaan sistem akuntansi ABC sebagai alternatif.
Didapatkan perbedaan yang cukup siginifikan antara kedua sistem akuntansi biaya. Bagi produk ekspor, tiga produk diberikan beban yang overcast, tiga jenis produk dibebankan undercost karena lebih besar dari 20%, satu di antaranya bahkan undercost mencapai 177%. Bagi produk toko, keseluruhan jenis produk diberikan beban undercost. Lima produk di antaranya mencapai 20% bahkan satu mencapai undercost lebih dari 180%. Didapatkan perbedaan perolehan yang cukup signifikan antara pendapatan yang diperoleh berdasarkan kedua sistem akuntansi. Modifikasi yang dilakukan bagi pendapatan perusahaan menghasilkan pengaruh negatif sebesar Rp. 101.844.283,- atau sebesar 11,8% dari total biaya overhead perusahaan yang berjumlah Rp. 864.573.715,﷓.
Perbedaan antara kedua sistem memberikan pengaruh yang cukup material dalam merumuskan masalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian biaya overhead perusahaan. Sistem akuntansi ABC jika diterapkan dapat memberikan hasil yang akurat pada beban overhead pada setiap jenis produk. Hasil evaluasi memperlihatkan beban overhead terdistribusi secara akurat dan seimbang dengan beban overhead yang dikeluarkan perusahaan. Implementasi ABC sebaiknya dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga dapat terus diperbaiki secara kesinambungan sehingga mendekati sempurna sesuai dengan kondisi yang ada. Seandainya diperlukan restrukturisasi organisasi berdasarkan sistem akuntansi ABC dilakukan bertahap sehingga tidak menimbulkan gejolak di dalam organisasi dan menerapkan sistem ini secara komprehensif dan menggunakannya sebagai dasar bagi semua keputusan manajemen. Keberhasilan sistem akuntansi ABC juga akan sangat dipengaruhi oleh dukungan dari semua manajemen puncak, dipahami oleh seluruh karyawan perusahaan, dapat menjangkau semua pemakai yang potensial, dan mempunyai rasa memiliki terhadap sistem yang diimplementasikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T14759
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windy Oktanaura
"ABSTRAK
Skripsi ini menganalisis penerapan metode Activity Based Costing (ABC) di sektor pemerintah Indonesia, dengan studi kasus pada pilot project program spending review Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu). Pilot project ini dilakukan terhadap beberapa satker percontohan, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) salah satunya, pada tahun 2014. Tujuan dilaksanakannya pilot project spending review ini adalah menunjang struktur dokumen anggaran agar berbasis logic model untuk mempermudah pengukuran kinerja dan melakukan perhitungan unit cost suatu produk. Hasil analisis menyimpulkan bahwa Kemenkeu belum melakukan satu tahapan dalam prosedur penerapan yang menjadi keunggulan ABC yaitu pembebanan biaya overhead untuk setiap aktivitas secara lebih akurat. Hal tersebut berdampak terhadap pemanfaatan metode ABC yang menjadi kurang optimal, meskipun Kemenkeu berhasil mencapai tujuannya. Dengan kondisi seperti itu, disarankan, Kemenkeu dapat menerapkan metode lain yang disesuaikan dengan kondisi dan tujuannya.

ABSTRACT
This thesis analyzes the Activity Based Costing (ABC) implementation in Indonesian government sector, with a case study of the spending review pilot project program conducted by the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia. This pilot project was done for some pilot work units, one of them is Financial Education and Training Agency (BPPK), in 2014. The goal of this pilot project is supporting the structure of the budget document that is logic-based models to facilitate performance measurement and calculating the unit cost of a product. Results of the analysis concluded that the Ministry of Finance has not implemented one stage of impelementation procedure which becomes one advantage of ABC method, that is charging overhead costs for each activity accurately. It gave impact in the use of ABC method that becomes less optimal, eventhough the Ministry of Finance can achieve its objectives. Based on this condition, it can be suggested that the Ministry of Finance can implement other methods adapted to its conditions and objectives.
"
2015
S59777
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Yuliastanti
"Lingkungan bisnis telah menjadi global dan kompetitif menuntut perusahaan untuk menghasilkan value terbaik bagi customer. Value disini termasuk diantaranya adalah harga yang kompetitif sehingga kebutuhan akan informasi kalkulasi biaya yang terinci menjadi hal yang penting. Ketika biaya overhead menjadi cukup tinggi diperusahaan, penggunaan satu tarif overhead atas produk yang berbeda menghasilkan biaya produk yang tidak akurat. Disisi lain manajemen tidak mempunyai pemahaman secara jelas bagaimana biaya-biaya dapat ditelusuri ke masing-masing produk. Sebagai alat bantu untuk mendapatkan penghitungan biaya produk yang lebih akurat salah satunya adalah melalui penerapan sistem Activity Based Costing (ABC). PT. XYZ yang menerapkan sistem biaya tradisional mengalami hal yang sama seperti diatas. Terdapat selisih yang signifikan antara alokasi biaya overhead yang menggunakan sistem tradisional dengan sistem Activity Based Costing (ABC). Beberapa produk yang dilaporkan menguntungkan ternyata merugikan perusahaan ketika dianalisa menggunakan sistem Activity Based Costing (ABC). Produk-produk yang memberikan kerugian ini akan berpengaruh besar pada tingkat margin keuntungan perusahaan secara keseluruhan. Sistem Activity Based Costing memperbaiki keakuratan perhitungan biaya produk dengan mengakui bahwa banyak dari biaya overhead tetap, ternyata bervariasi secara proporsional dengan perubahan selain volume produksi. Dengan memahami apa yang menyebabkan biaya-biaya tersebut meningkat atau menurun, biaya tersebut dapat ditelusuri ke masing-masing produk. Hubungan sebab akibat ini memungkinkan manajer untuk memperbaiki ketepatan perhitungan biaya produk, yang secara signifikan memperbaiki pengambilan keputusan.

Business environment become globalize and competitive forces the company to create its best value for customer. Value in this case including competitive price, so the need for detail cost calculation becomes important thing. When overhead cost high in the company, implementation of single overhead tariff for the products create inaccurate product cost. On the other side, management doesn?t have clear understanding about how to trace back the costs to every product. As a tool to get more accurate product cost calculation, we can implement Activity Base Costing (ABC) system. PT XYZ which implements traditional cost system experience the same thing as mentioned above. There is significant difference when allocating overhead cost using traditional system compare to ABC system. Some products are reported as profitable, in fact is loss when analyzing using ABC system. Some un-profit products give significant impact for company profit margin in general. ABC system refining accuracy of product cost calculation by committing lots of fixed overhead cost, in fact are proportionally variable with changes in besides of production quantity. By understanding what make the costs are increase or decrease, the costs could be traceable to its products. This cause-Impact relation make possible for management to enhancing accuracy of product cost calculation which significantly improving decision making process."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28301
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>