Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 198572 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meilia Evita
"Dalam pelaksanaan proyek terdapat kemungkinan timbulnya sejumlah kejadian berbahaya yang jika tidak dilakukan pengelolaan yang baik akan berpengaruh terhadap kinerja proyek. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh strategi pengelolaan risiko kejadian berbahaya pada pelaksanaan proyek untuk meningkatkan kinerja proyek yang meliputi kinerja keselamatan kerja, biaya, dan waktu dengan objek penelitian adalah proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap dan gas di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data melalui studi literatur, survei kuesioner, dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan mengidentifikasi penyebab dan dampak bahaya pada proyek yang berpengaruh pada kinerja keselamatan kerja, biaya, dan waktu berbasis manajemen risiko. Hasil penelitian berupa kejadian berbahaya yang paling berisiko terhadap kinerja keselamatan kerja, biaya, dan waktu yang menunjukan bahwa kejadian berbahaya yang paling berdampak terhadap kinerja keselamatan kerja adalah jatuh dari ketinggian sebesar 27,41% dan kejadian berbahaya yang paling berdampak pada kinerja biaya sebesar 24,32% dan kinerja waktu sebesar 22,65% adalah ledakan boiler. Produk akhir dari penelitian ini adalah strategi untuk pengelolaan penyebab kejadian berbahaya paling berisiko untuk meningkatkan kinerja keselamatan kerja, biaya dan waktu.

Project Construction unavoidably had emergence of some hazardous events where it would affect project performance if it was not managed well and carefully. This research was aimed to obtain management strategy of hazardous events at some projects, covering Combined Cycle Power Plant in Indonesia, so that how big hazardous-event effect on project performance were able to be determined as cost, time, and work-safety performances. Collecting study of literature, questionnaire, and interview were implemented to support this research. Analysis of the data was carried out by identifying hazardous causes and impacts in project construction taking effect on performance of work safety, cost, and time according to risk management. The result showed that fall from high construction is main effect to work safety performance (27,1%) and boiler explotion is main effect to cost (24,32%) and time performances (22,65%). The final product of this research are strategy to manage of the most risk causes hazardous event to improve the safety, cost and time performances.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43842
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudiadi
"Suatu Opsi untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar pada power plant adalahdengan merecovery panas sisa yang keluar dari siklus turbin gas yang dimanfaatkan untukmemproduksi uap. Uap yang diproduksi digunakan untuk meningkatkan daya pada siklusdiatas. Sebagian kecil expansi terjadi pada tingkat pertama turbin diperlukan untuk diextractuntuk meningkatkan air pengisi. Semakin tinggi temperatur air pengisi, semakin kecil heatboiler area. Penambahan daya yang dibangkitkan pada siklus kombinasi pada power plant,sebagai hasil dari recovery panas buang adalah : 27,5 MW dan peningkatan efisiensi thermalsebesar 30% hingga 41 %."
Palembang: Fakultas teknik Universitas tridinanti palembang, 2014
600 JDTEK 2:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Hanaldi
"Keandalan dan efisiensi pada suatu pembangkit listrik menjadi suatu indikator penting dalam system tenaga listrik. Pembangkit yang mengalami derating atau gangguan akan berdampak signifikan terhadap system kelistrikan. Sedangkan pembangkit yang tidak efisien akan menjadi pilihan terakhir dalam pembangkitan tenaga listrik. Peralatan yang mengalami kerusakan dapat berdampak jangka panjang berupa penurunan umur dan turunnya efisiensi.Sehingga hal ini diperlukan suatu perawatan yang optimal sehingga meningkatkan keandalan pembangkit dan menurunkan biaya operasional. Paper ini bertujuan untuk optimisasi pemeliharaan prediktif berbasis resiko untuk mencegah dampak ganda pada pembangkit.Penelitian ini dilakukan dengan metode pemetaan resiko dan menghitung waktu pelaksanaan maintenance dan dapat menurunkan biaya operasi dan pemeliharaan.

The reliability and efficiency of power plants become an important indicator in electrical power system. Generators and other supporting equipment that experience derating or disturbance will deteriorate on the electrical power supply. Thus, predictive maintenance becomes essential effort to improve the efficiency and reliability of the plant. In this study, we investigate the risk based predictive maintenance on 740 MW MuaraKarang Combined Cycle Power Plant CCPP, Indonesia through the risk mapping methods. The steps in risk assessment including risk identification, risk analysis, risk evaluation and risk treatment were employed to analyze the MuaraKarang CCPP. We found that the optimized maintenance schedule played significant influence to the reliability and efficiency and have direct consequences to the operation and maintenance cost."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50623
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Rizka Permata
"Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) merupakan salah satu pembangkit termal yang bekerja berdasarkan kombinasi dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). PLTGU menerapkan sistem pengoperasian combine cycle, dimana sisa gas panas hasil pembuangan dari turbin gas digunakan untuk memutar turbin uap. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan efisiensi. Permasalahan yang terjadi pada PLTGU tidak hanya terbatas pada efisiensi saja, melainkan juga pada pola operasi yang efektif dan biaya pembangkitan yang efisien (optimal). Oleh karena itu, diperlukan suatu usaha pengevaluasian PLTGU, yaitu dengan cara Metode Lagrange Multipliers.
Studi kasus pada skripsi ini dilakukan pada PLTGU PT. Cikarang Listrindo. Dari hasil perencanaan pola operasi dan perhitungan menggunakan Metode Lagrange Multipliers diperoleh bahwa pola operasi yang paling optimal untuk PLTGU PT. Cikarang Listrindo adalah Blok I CC 3-3-1 GTG Gas Frame 6, Blok II CC 3-3-1 GTG Gas Frame 6, dan Blok III CC 2-2-1 GTG Gas Frame 9 dengan biaya pembangkitan Rp. 349,69 juta untuk total beban 300 MW, Rp. 380,2 juta untuk total beban 350 MW, Rp. 413,94 juta pada saat total beban 400 MW, dan Rp. 448,28 juta ketika total beban 440 MW. Selain itu, diperoleh pula bahwa penggunaan bahan bakar solar dapat membuat biaya pembangkitan menjadi dua kali lipat atau 200 persen daripada biaya pembangkitan dengan menggunakan bahan bakar gas.

Combined Cycle Power Plant (CCPP) is one of the thermal power plant that operates based on a combination of gas power plant and steam power plant. CCPP applies combined cycle operating system, where the residual heat of exhaust gas from the gas turbine is used to turn a steam turbine. This is done in order to improve efficiency. Problems that occur in the CCPP is not limited to efficiency, but also to the pattern of effective operation and efficient (optimal) generation cost. It is, therefore, requires the effort to evaluation of CCPP, ie by Lagrange Multipliers Method.
Case studies in this thesis is done on CCPP owned by PT. Cikarang Listrindo. The results obtained from this study are that the most optimal operating patterns for CCPP PT. Cikarang Listrindo is 3-3-1 CC Block I Frame 6 GTG Gas, 3-3-1 CC Block II Frame 6 Gas GTG, and Block III CC 2-2-1 Frame 9 Gas GTG with generation costs of Rp. 349.69 million for a total load of 300 MW, Rp. 380.2 million for a total load of 350 MW, Rp. 413.94 million in total current load of 400 MW, and Rp. 448.28 million when the total load is 440 MW. It is obtained also that the use of diesel fuel can make the cost of power generation will be twofold or 200 percents of the cost of power generation using fuel gas.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46793
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Putu Agus Wiadi
"Tingkat efisiensi penggunaan energi di Indonesia khususnya dalam sektor transportasi masih rendah, hal ini tentu saja menjadi masalah yang serius. Oleh karena itu harus ada upaya konservasi energi. Teknologi sistem CCHP (Combined Cooling, Heating and Power) pada bangunan bandara merupakan salah satu jawaban dari tantangan pada sektor commercial building tersebut yang dibahas dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini dilakukan perbandingan antara pemakaian energi pada sistem eksisting (listrik dari jaringan PLN/konvensional) dengan sistem CCHP berdasarkan analisis teknis dan ekonomi pada bandara referensi. Selain itu juga akan dianalisis mengenai skema keekonomian sistem CCHP, yaitu sistem CCHP dibangun sendiri oleh pihak bandara atau melakukan kerjasama dengan ESCO melalui model bisnis BOT. Sistem CCHP disimulasikan dengan perangkat lunak berbasis analisis termodinamika dan konservasi energi dengan dasar desain FEL (Following the Electric Load).
Hasil simulasi menunjukkan bahwa sistem CCHP mampu menghemat konsumsi energi primer sebesar 83,32%. Berdasarkan efisiensi tersebut, bandara mendapat penghematan biaya energi listrik sebesar 50% dibandingkan kondisi eksisting. Keuntungan lain yang didapat adalah penurunan emisi karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan sampai dengan 7,4% sehingga dapat mendukung terciptanya salah satu aspek pembentuk smart city.

The level of energy use efficiency in Indonesia especially in the transportation sector is still categorized as low, this absolutely becoming a serious problem. Therefore there must be energi conservation efforts. The CCHP (Combined Cooling, Heating and Power) system technology in airport buildings is one of the answer to the challenges in the transportation sector as discussed in this study.
In this study, energy consumption in the existing system (electricity from PLN / conventional network) with CCHP system are compared based on technical and economic analysis at reference airport. Besides, the CCHP system application scheme will also be analyzed, which is the CCHP system built by the airport itself or cooperating with ESCO through the BOT business model. The CCHP system is simulated with software based on thermodynamic analysis and energy conservation on the basis of FEL design (Following the Electric Load).
The simulation results show that CCHP system can save the primary energy consumption up to 83,32%. Based on this the primary energy consumption efficiency, the airport get electricity cost saving up to 50% compared to the existing condition. Another advantage obtained is the decrease in carbon dioxide (CO2) emissions produced up to 7.4% so that it could support the creation of one of the forming aspects of smart city.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52325
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Wicaksono
"Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) berperan penting dalam memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Namun, terdapat beberapa masalah seiring dengan perkembangan teknologi, perubahan lingkungan alam dan sosial yang dapat mempengaruhi keberlanjutan PLTGU. Oleh sebab itu, diperlukan kerangka evaluasi keberlanjutan PLTGU yang meliputi dimensi lingkungan, sosial dan ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat model evaluasi keberlanjutan PLTGU dengan menggunakan pendekatan Triple Bottom Line dan menggunakan model tersebut untuk mengetahui tingkat keberlanjutan PLTGU. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode Life Cycle Assessment (LCA) dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keberlanjutan PLTGU pada dimensi lingkungan, sosial dan ekonomi berturut turut adalah 39%, 19%, dan 17% dengan jumlah nilai 75%. Berdasarkan nilai pada ketiga dimensi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kondisi keberlanjutan PLTGU Tanjung Priok berada pada kondisi sustainable.

Combined Cycle Power Generation (PLTGU) plays an important role in meeting the electricity needs of the community. However, there are several problems along with technological developments, changes in the natural and social environment that can affect the sustainability of the PLTGU. Therefore, a PLTGU sustainability evaluation framework is needed which includes environmental, social, and economic dimensions. The purpose of this study is to create a model for evaluating the sustainability of the PLTGU using the Triple Bottom Line approach and using this model to determine the level of sustainability of the PLTGU. This study used a quantitative approach with the method of Life Cycle Assessment (LCA) and Analytical Hierarchy Process (AHP). The results show that the sustainability performance of PLTGU on the environmental, social, and economic dimensions were 39%, 19%, and 17%, respectively, with a total score of 75%. Based on the scores for these three dimensions, it can be concluded that the sustainability condition of the Tanjung Priok PLTGU is in sustainable condition.
"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Uiniversitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hariz Bayu Wicaksono
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang reliabilitas sistem Turbine Cooling Air, yaitu salahsatu sistem pada pembangkit listrik tenaga gas dan uap yang berfungsi untukmeningkatkan efisiensi dan output dari pembangkit tersebut. Terdapat beberapametode yang digunakan dalam analisa reliabilitas ini, beberapa diantaranya adalahanalisa Weibul dan Reliability Block Diagram. Hasil perhitungan menunjukkanbahwa komponen yang memiliki reliabilitas paling rendah adalah fan belt, dansubsistem yang memiliki reliabilitas paling rendah adalah Tube Bundle.Sedangkan reliabilitas dari sistem memiliki nilai paling tinggi denganmenggunakan K out of N redundancy pada Reliability Block Diagram

ABSTRACT
This thesis discusses the reliability of the Turbine Cooling Air sistem, which isone of the sistems in gas and steam power plants that functions to improve theefficiency and output of the plant. There are several methods used in thisreliability analysis, some of which are Weibul analysis and Reliability BlockDiagram. The results show that the component that has the lowest reliability is thefan belt, and the subsistem that has the lowest reliability is the Tube Bundle.While the reliability of the sistem has the highest value by using K out of Nredundancy on Reliability Block Diagram."
2017
S67256
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Ova Triandi
"ABSTRAK
Dewasa ini, listrik berperan besar terhadap kehidupan manusia. Seakan dengan pertumbuhan penggunaan listrik yang kian bertambah tiap tahunnya, perlu dipertimbangkan mengenai system pembangkitan listrik yang efisien agar setiap energi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga jumlah energy yang terbuang (waste energy) dapat ditekan sesedikit mungkin. Penggabungan antara siklus Brayton dengan siklus Rankine dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan efisiensi total mengingat gas buang dari siklus Brayton yang memiliki suhu cukup panas dimanfaatkan untuk memanaskan boiler pada sistem Rankine. Siklus gabungan pun banyak digunakan karena keunggulannya dan salah satunya terpasang di Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap Muara Karang Blok 1 500 MW. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menghitung nilai efisiensi thermal total serta factor exergy destruction yang mempengaruhi penggunaan energi pada siklus gabungan sebuah pembangkit listirk. Berdasarkan hasil perhitungan dalam keadaan ideal, PLTU MK Blok 1 500MW memiliki efisiensi thermal total sebesar 46.9%, jauh lebih besar jika hanya dijalankan dalam satu siklus yang independen.

ABSTRACT
Nowadays, electricity plays a major role in human life. As if the growth of electricity usage is increasing every year, it is necessary to consider an efficient electricity generation system so that every energy produced can be utilized in such a way that the amount of wasted energy can be reduced as little as possible. Combining the Brayton cycle with the Rankine cycle can be an alternative to increase total efficiency considering the exhaust gas from the Brayton cycle that has a hot enough temperature is used to heat the boiler in the Rankine system. The combined cycle was widely used because of its superiority and one of them was installed in the Muara Karang Blok 1 500 MW Steam Gas Power Plant. The purpose of writing this scientific paper is to calculate the value of total thermal efficiency and exergy destruction factors that affect the use of energy in the combined cycle of a power plant. Based on the results of calculations in ideal circumstances, MK Sector 1 500MW PLTU has a total thermal efficiency of 46.9%, far greater if it is only run in one independent cycle.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alim Rafi
"Seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan energi, ketersediaan cadangan bahan bakar fossil di Indonesia terus berkurang akan terus berkurang. Di sisi lain, Indonesia memiliki cadangan energi lain yang berpotensi untuk di kembangkan. Energi itu adalah gas bumi dengan total cadangan 150.70 TSCF. Salah satu cadangan terbesar terletak di Natuna, namun cadangan gas di Natuna memiliki komposisi gas alam dengan CO2 yang sangat tinggi. Untuk memanfaatkan gas kaya akan CO­2 menjadi energi listrik, diperlukan teknologi khusus dalam pembakaran gasnya. Teknologi yang sesuai dengan kondisi ini adalah pembangkit listrik dengan aeroderivative gas turbin sebagai pembakar gas utama. Pada penelitian ini, beberapa skema pembangkit listrik dengan teknologi yang sesuai dianalisis keekonomiannya. Skema yang dianalisis termasuk Simple Cycle, Combined Cycle Single Shaft, dan Combined Cycle Multi Shaft dengan faktor kapasitas yang berbeda-beda. Analisis dilakukan dengan melihat cashflow serta melakukan analisis monte-carlo untuk risiko dan investasi. Dari hasil yang didapat pada analisis diketahui bahwa pembangkit listrik Combined Cycle Multi Shaft dengan faktor kapasitas sebesar 87% memiliki hasil yang paling baik dari segi keekonomian serta investasi.

Along with the increasing of human needs of energy, availability of fossil fuel in Indonesia will keep decreasing. On the other side, Indonesia has a huge energy reserve potential to be developed. This energy is the natural gas with total reserve of 150.70 TSCF. One of the biggest reserves is in Natuna, but this reserve contains a huge CO2 in its natural gas composition.  To utilize the high CO2 content natural gas to electricity, special technology is needed to burn the gas. The right technology for this is aeroderivative gas turbine as the main gas burner to produce electricity. In this research, a few cheme of power plant with the right technologies is economically analized. The scheme is including simple cycle, combined cycle single shaft, and combined cycle multi shaft with various capacity factor. Analysis will be done by looking at the cashflow and doing montecarlo analysis for risk and investation. The analysis show that Combined Cycle Power Plant with Multi Shaft Configuration on 87% capacity factor has the best result in ecomonical, risk and investation factor.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elok Satiti Amitayani
"Dengan jumlah penduduk yang besar dan ekonomi yang sedang bertumbuh, ketersediaan dan keterjangkauan energi - khususnya listrik - menjadi sangat penting bagi Indonesia. Meningkatnya permintaan listrik membutuhkan peningkatan kapasitas terpasang. Sebagai teknologi pemikul beban dasar dengan supply masif dan stabil, serta catatan kebersaingannya di luar negeri, pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) diajukan sebagai alternatif. Tren yang berkembang dalam pembangunan PLTN adalah skala 1000 MW ke atas. Namun pilihan skala ini sering tidak didasari pada suatu kajian, kecuali prinsip skala ekonomi dimana biaya kapital pembangkit menjadi semakin murah ketika ukuran semakin besar. Di sisi lain, data waktu konstruksi memperlihatkan hubungan positif terhadap kenaikan kapasitas. Lamanya waktu konstruksi dapat mengakumulasikan interest during construction sehingga pada suatu titik dapat menetralkan keuntungan dari skala ekonomi. Keadaan yang konstradiktif ini memunculkan masalah optimasi.
Penelitian ini kemudian berusaha mencari kapasitas optimal PLTN sehingga didapat biaya pembangkitan yang terkecil yang mungkin (the least possible cost). Namun, biaya pembangkit listrik minimum PLTN tetap harus bersaing dengan teknologi baseload yang ada, yakni PLTU, PLTP dan PLTD dengan biaya pembangkitan rata-rata 719, 1103 dan 3286 Rp/kWh pada tahun 2013. Menggunakan data dan asumsi pada skenario dasar, dimana biaya EPC 4260 $/kW EPC dan tingkat bunga 10%, kapasitas optimal diraih pada 809 MW dengan biaya pembangkitan levelized 15,61 sen/kWh. Dengan skenario dasar ini nuklir dengan mudah mengungguli PLTD. Namun, nuklir tidak dapat bersaing dengan PLTU dalam seluruh nilai parameter yang disimulasikan. Sementara itu nuklir dapat bersaing dengan PLTP pada tingkat interest <6% atau EPC yang dikurangi >40%.

As the fourth most populous country with growing economy, energy - particularly electricity - availability and affordability have become very crucial for Indonesia. Increasing demand calls for increasing installed capacity, nevertheless, cost economy should never be at stake. A baseload technology with massive and steady supply as well as competitiveness record abroad, nuclear power plant (NPP) steps in as alternative. Current studies shows a trend in 1000 MW class or more. However its underlying reasoning has never been met, except for economies of scale where plant is cheaper as size gets bigger. In the other hand trend in construction time shows an increase with regard to size, letting more accumulation in interest during construction which at some point may offset the benefit of economies of scale. The contradictory condition reveals an optimization challenge.
This research then tries to find an optimum capacity at which NPP can be built at its least possible generating cost. However, in order to be adopted, that least cost must be able to compete with the cost of existing baseload fleets namely coal, geothermal , and diesel averaging at 719, 1103, and 3268 Rp/kWh in 2013. With the data and assumptions taken for base case scenario, that is at 4260 $/kW EPC cost and 10% interest rate, optimum capacity is reached at 809 MW with 15,61 cent/kWh levelized generating cost. On base case scenario, nuclear competitiveness easyly surpasses diesel. However, nuclear cannot compete with coal in all parameter values simulated. Nuclear is competitive with geothermal, provided the interest rate is less than 6% or EPC cost is cut at more than 40%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44254
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>