Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144486 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Luh Made Dwiningtyas Sulistyorini
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana kesesuaian strategi persuasi dari sisi produsen dengan pendapat konsumen remaja terhadap strategi tersebut, yang bertujuan menanamkan nilai-nilai antikorupsi kepada remaja di lingkungan pendidikan melalui media film edukasi berjudul “Cerita Kami”. Strategi persuasi yang dilakukan oleh produsen dan penerimaan oleh konsumen menggunakan teori persuasi Elaboration Likelihood Model (ELM). Teori ini menjelaskan dua jalur persuasi dalam diri individu ketika memproses informasi yang diterima, yaitu melalui jalur sentral dan jalur periferal. Persuasi melalui jalur sentral menyentuh unsur motivasi dan kemampuan remaja, sedangkan jalur periferal disentuh melalui enam teknik persuasi Robert B. Cialdini yang meliputi unsur reciprocation, commitment and consistency, social proof, liking, authority, dan scarcity. Penelitian dilakukan dengan menggunakan paradigma post-positivis dengan pendekatan kualitatif, melalui wawancara mendalam kepada para narasumber dari tim produsen film serta focus group discussion dengan para penonton remaja di tingkat SMK dan Universitas di wilayah Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur-unsur persuasi dalam film yang ditampilkan secara jelas, lengkap dan saling berkesinambungan melalui jalur sentral dan periferal, terbukti dapat ditangkap khalayak remaja secara baik sesuai dengan keinginan produsen film. Persuasi melalui jalur periferal berperan mendukung persuasi yang diberikan melalui jalur sentral dengan menyentuh aspek pemikiran kritis maupun emosional khalayak remaja dalam menanamkan nilai-nilai antikorupsi.

ABSTRACT
This research was conducted to evaluate the suitability of persuasion strategies from film producer and audience opinion that aim to deliver anticorruption values to adolescent segment in education field through a film of “Cerita Kami”. Persuasion strategies in this film were analyzed by persuasion theory of Elaboration Likelihood Model (ELM). This theory states that there are two routes in every individual to process information, which are central and peripheral routes. Persuasions delivered through central route covers motivation and ability of audience, while peripheral route is consisted of six techniques of Robert Cialdini’s persuasion which are reciprocation, commitment and consistency, social proof, authority, and scarcity. The study implemented post positivism paradigm with qualitative method through in-depth interviews and implementation of focus group discussion to film viewers from high school and college students in Jabodetabek area. The results showed that elements of persuasion in a movie that shown continually in clear and complete performances using both central and peripherals routes were proved to be well accepted by adolescent audience. Persuasion delivered through a peripheral route will support persuasion given through a central route. Both had significant roles to influence critical thinking and emotional aspects of adolescent audience to deliver values ​​of anticorruption."
2015
T44675
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurbana Ghulamin Halim
"Di dalam ilmu linguistik, teknik persuasi adalah satu dari beberapa kemampuan berkomunikasi. Saat ini sudah banyak penelitian yang telah meneliti tentang teknik persuasi. Dalam meneliti teknik persuasi, penelitian-penelitian tersebut menggunakan berbagai hal sebagai media untuk meneliti seperti pidato, film, dan percakapan. Artikel ini menggunakan film Fruitvale Station (2013) sebagai korpus karena karakter utamanya, Oscar Grant III, menggunakan banyak teknik persuasi saat berkomunikasi di dalam film tersebut. Artikel ini menganalisis teknik persuasi yang Oscar gunakan di setiap percakapannya dengan beberapa lawan bicara dari dua ras yang berbeda menggunakan pengkategorian teknik persuasi milik Barbara Johnstone (1989). Dari analisis yang dibuat, ditemukan jika ras dari lawan bicara Oscar tidak mempengaruhi pilihan Oscar dalam menggunakan teknik persuasi yang berbeda. Namun, Oscar memiliki pertimbangan lain dalam menggunakan teknik-teknik persuasi yang berbeda, yaitu situasi dari percakapan yang dia hadapi. Dari penemuan-penemuan tersebut, dapat disimpulkan jika di setiap situasi yang berbeda terdapat satu teknik yang cenderung akan digunakan.

Persuasion is one of several useful communication skills in linguistics. There are many studies that have researched about the persuasive strategy. In researching the persuasive strategy, the studies use many things as the means to research such as speeches, films, and conversations. This article uses a film Fruitvale Station (2013) as the corpus because the main character, Oscar Grant III, uses many persuasive strategies in his conversations in the film. This article analyzes persuasive strategy that Oscar uses through several conversations between him and several interlocutors from two different races in the film by using Barbara Johnstone`s (1989) categorization of persuasion technique. From the analysis, it is found that the race of interlocutors does not affect the preferences of Oscar`s persuasive strategy. However, there is another consideration of his preferences which is the situation of the conversation. From those findings, it is concluded that each situation has its preferable strategy to be used."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Fitria Anasty
"Sejak tahun 2011, NII melakukan perekrutan ke sekolah dan kampus untuk menjerat banyak korban guna mendirikan sebuah negara. Tujuan dibutuhkannya banyak anggota adalah karena NII membutuhkan biaya operasional yang besar, maka semua anggota nantinya akan menyetorkan sejumlah uang setiap bulannya. Fenomena ini meresahkan sebab kebanyakan target sasaran NII adalah pelajar dan mahasiswa yang belum punya penghasilan sendiri, sehingga mereka harus bekerja, melupakan pendidikan dan pergaulan, dan jika terpaksa, mereka harus mencuri. Strategi yang digunakan NII untuk merekrut anggota adalah dengan strategi komunikasi persuasi dengan cara brainwash, melalui tahapan-tahapan yaitu selective exposure, fear appeals, repetition, dan commitment. Metode yang digunakan dalam penulisan jurnal ini yaitu melalui telusuran dokumen yang terkait dengan NII.
Hasil analisis ditemukan bahwa dengan metode brainwash, NII berhasil mempengaruhi calon korban. Tahapan dari strategi tersebut yaitu dengan menghadirkan teman terdekat/kerabat (selective exposure), lalu melakukan fear appeals dalam bentuk ancaman-ancaman jika korban tidak bergabung dengan NII, dan yang paling penting dari keberhasilan strategi ini adalah dengan dilakukan berulang-ulang (repetition), sampai korban bergabung dengan NII dan melakukan komitmen seumur hidup dan patuh pada aturan-aturan yang ada di NII.

Since the year 2011, the NII phenomenon in recruiting new victims from many campuses and schools to establish a state has getting troubling. The idea is to gather a big mount of money to fulfil their operating costs. Many students have been trapped in the dark circle of NII and abandoned their education to deposit targeted money every month. There's must be some particular strategies in persuading adolescent and young adults to join a religion cult. Concerning this issue, I try to describe those strategies NII did to recruit new victims. The theory used in this paper is Persuasive Communication with brainwash method. This method requires several stages such as selective exposure, fear appeals, repetition, and commitment.
The results of this analysis is that with the brainwash method, NII was able to persuade potential new victims. The stages are to bring the new victims’ closest friends / relatives (selective exposure), then do the fear appeals in the form of threats if they don't join the NII, and the most important thing is to be done repeatedly (repetition) until the victim join the NII and make a lifetime of commitment in it.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Dewantoro
"ABSTRAK
Media arus utama dan industri perfilman mulai menampilkan sisi lain dari Wall Street sejak terjadinya krisis finansial di tahun 2008. Margin Call 2011 adalah salah satu dari beberapa film yang menggambarkan situasi para pekerja Wall Street ketika mereka harus menghadapi krisis finansial pada saat itu. Alur cerita film ini memiliki beberapa kesamaan dengan kejadian bangkrutnya perusahaan Lehman Brothers di dunia nyata yang dimana menceritakan tentang kondisi para pekerja dalam sebuah firma yang berusaha menyelamatkan diri mereka dari kebangkrutan perusahaan ketika terjadinya krisis finansial. Film ini dipilih menjadi objek analisis dengan pertimbangan bahwa film ini menyiratkan banyak ujaran persuasive. Merujuk pada kategorisasi teknik persuasi oleh Barbara Johnstone 1989 , artikel ini bertujuan untuk menganalisis berbagai macam teknik persuasi yang digunakan oleh para pekerja Wall Street melalui analisis percakapan pada dialog formal dan informal antar karakter dalam film. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa baik konteks percakapan formal maupun informal memiliki preferensi teknik persuasinya masing-masing. Sebagai kesimpulan, analisis ini menunjukan bahwa narasi dalam film ini dapat ditelaah lebih jauh lagi dengan menggunakan pendekatan analisis tekstual.

ABSTRACT
Mainstream media and film industry have started to explore the unrevealed side of Wall Street after the 2008 financial crisis erupted. Margin Call 2011 is one of the films that portrayed the situation of Wall Street workers when they have to deal with the financial crisis. The movie plot has similarities with real-life event of Lehman Brother bankruptcy in which it portrays the condition of the workers within a firm that should save themselves from a bankruptcy during the financial crisis. The movie is chosen to be the source of analysis because of the consideration that the film contains many persuasion speeches. By considering Barbara Johnstone 39;s 1989 categorization of persuasion techniques, this article aims to examine various persuasion techniques used by the Wall Street worker through conversational analysis on the dialogues of the characters within the film in both formal and informal contexts. The findings of this analysis show that both formal and informal occasion speech have their own most preferable technique of persuasion. To sum up, this analysis shows that the narrative within this film can be examined broader by doing textual analysis approach."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina Hotulinii Elizabeth
"Brave adalah film fantasi animasi tahun 2012 yang diproduksi oleh Pixar Animation Studios. Film ini menyajikan penggambaran yang bernuansa dan kompleks dari protagonis wanita feminis pertama, Merida, melampaui narasi tingkat permukaan dan menantang norma gender tradisional. Studi ini menganggap bahwa metode Merida menangani konfliknya dapat diterapkan dalam menggambarkan perubahan masyarakat dalam peran perempuan saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana Pixar merepresentasikan tokoh protagonis perempuan dengan nilai feminis melalui tanda-tanda dan simbolisme dalam film animasi Brave (2012). Kajian ini menggunakan pendekatan analisis semiotik, yang mengacu pada metodologi analisis film David Bordwell dan kerangka analisis semiotik Roland Barthes. Analisis ini berfokus pada adegan signifikan, pengembangan karakter, dialog, dan citra visual untuk mengungkap cara bernuansa feminisme dikomunikasikan melalui tanda-tanda dan simbolisme. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Brave (2012) memasukkan rangkaian tanda-tanda dan simbolisme yang memperlihatkan prinsip-prinsip feminis, antara lain rambut merah Merida yang merepresentasikan simbol penting atas otonomi dirinya, kekuatan dan independensi Merida dalam menantang konsep tradisional feminitas diilustrasikan dengan busur dan panah sebagai motif utamanya, dan dialog serta interaksi antar karakter menyoroti diskusi feminis dengan menguraikan nilai tekad diri sendiri dan penghapusan harapan patriarkal.

Brave is a 2012 animated fantasy film produced by Pixar Animation Studios. The film presents a nuanced and complex portrayal of the first feminist female protagonist, Merida, going beyond surface-level narratives and challenges traditional gender norms. The study suggests that the methods in which Merida deals with such conflict can be applicable in illustrating societal shifts in women's roles today. This study aims to examine how Pixar represents female protagonists with feminist values through signs and symbolism in the animated film Brave (2012). The study employs a semiotic analysis approach, drawing on David Bordwell's film analysis methodologies and Roland Barthes' semiotic analysis framework. The analysis focuses on key scenes, character development, dialogue, and visual motifs to uncover the nuanced ways in which feminism is communicated through signs and symbolism. The results of the study reveal that Brave (2012) incorporated an array of symbols and signs that highlight feminist principles, including Merida's red hair, which represents a strong symbol of her autonomy, Merida's strength and agency are illustrated with archery as the key motive, challenging traditional concepts of femininity, and the dialogue and interactions between characters highlight feminist discourse by outlining the value of self-determination and the eradication of patriarchal expectations."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Revy Andriani Juremi
"Tesis ini membahas nilai-nilai bushidõ dalam film Letters from Iwo Jima yang bersumber dari tiga religi, yakni Buddhisme, Konfusianisme, dan Shinto. Film Letters from Iwo Jima menceritakan tentang Perang Pasifik di Iwo Jima berdasarkan sudut pandang bangsa Jepang. Film ini menginterpretasikan adanya nilai-nilai bushidõ di Jepang yang bersumber dari ajaran Buddhisme, Konfusianisme, dan Shinto yang memberikan pengaruh besar dalam kehidupan orang Jepang. Nilai-nilai bushidõ yang bersumber dari ketiga religi tersebut membentuk pemikiran serta karakteristik orang Jepang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif-analisis. Hasil penelitian mengungkapkan nilai-nilai bushidõ Jepang dalam film Letters from Iwo Jima.

This thesis is discussing Bushidõs values in the movie Letters from Iwo Jima which sourced from three religions (Buddhist, Confucianism, and Shinto). The movie Letters from Iwo Jima tell a story about Pacific warfare in Iwo Jima Japanese side point of view. This movie interpret certain Bushidõs values in Japan, which sourced from Buddhist, Confucianism, and Shinto. The three religions gave big influence in the Japanese way of life. Bushidõs values which sourced from that three religions molding their way of thinking and characteristic. This research is qualitative descriptive-analytical interpretive. The result of this study revealed Bushidõs values in the movie Letters from Iwo Jima."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S44416
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Annisa Putri
"ABSTRAK
Secara umum, pidato kampanye lebih menekankan pada membujuk dan meyakinkan seseorang terhadap sebuah pandangan tertentu. Dengan demikian, salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk memengaruhi dan membujuk lawan bicara yaitu menyusun argumen yang solid. Penggunaan strategi persuasi yang tepat sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan seorang politisi untuk memersuasi. Sebagai analisis wacana politik, penelitian ini bertujuan mengetahui penggunaan strategi persuasi yang digunakan oleh Michelle Obama dalam pidatonya pada acara kampanye ldquo;Hillary for America rdquo; di Manchester, New Hampshire pada tahun 2016. Penelitian ini menggunakan teori Johnstone mengenai strategi persuasi sebagai kerangka teori untuk menganalisis penggunaan penanda persuasi pada orasi Michelle. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian membuktikan bahwa Michelle menggunakan ketiga strategi persuasi dengan baik guna memengaruhi pendengarnya. Analisis data menunjukkan bahwa strategi persuasi yang sering digunakan oleh Michelle adalah penalaran logis dan pengulangan. Dengan berhasilnya Michelle mengaplikasikan ketiga strategi persuasinya, menandakan bahwa Michelle memiliki kemampuan persuasi yang baik.

ABSTRACT
Campaign speech puts more emphasis on persuading and convincing people rsquo;s beliefs. Therefore, constructing a solid argument is essential to influence the audience. To understand how a politician could successfully stir the audience, it is important to see the strategy used. This research paper aims to identify the use of Johnstone rsquo;s persuasive strategies in Michelle Obama rsquo;s remark at ldquo;Hillary for America rdquo; campaign event in Manchester, New Hampshire, in 2016 as a political discourse analysis. Johnstone rsquo;s 1989 theory of persuasive strategies serves as the framework to analyze Michelle rsquo;s use of persuasive markers in her remark. This research uses a qualitative approach and employs discourse analysis as a method. The findings disclose that the three persuasive strategies are used effectively to convince the audience. The data analysis has revealed that Michelle mostly used logical reasoning and repetition throughout her speech. Having successfully implemented the strategies, Michelle has remarkable persuasive skills as a political actor."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Dwi Ari Wibowo
"Penelitian ini membahas makna pernikahan yang dilakukan oleh pasangan gay dan lesbian dalam film Dugyeolhanjang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menjelaskan tentang alasan seorang gay yang menikahi seorang lesbian untuk sebuah kamuflase bagi diri mereka masing-masing yang dipengaruhi oleh sistem keluarga di masyarakat Korea. Bagi tokoh utama gay di sini ia menikahi seorang lesbian karena lelah dengan pertanyaan menikah dari orang tua dan sekitarnya. Ia takut jika masyarakat tahu bahwa dirinya gay akan menghancurkan kehidupannya. Sedangkan tokoh utama lesbian yang sudah memiliki pasangan wanita ini menikah agar bisa mengadopsi anak dengan mudah.

This research explains the meaning of gay and lesbian couple marriage which related to the theme of the movie Dugyeolhanjang. This research is qualitative research with descriptive design. The result of this research explains the reason that gay married lesbian is to cover their each identity for being homosexual which affected by family system in Korean society. For the gay, he married the lesbian because he got being tired of people and his parents asking him about marriage. He is afraid if people know that he is gay it will ruins his life. While the lesbian which has girlfriend married gay in order to adopt baby easily.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dharmasena Akmal Aji
"Pada zaman Edo di Jepang, terdapat sistem kasta yang menjadikan kaum bushi (武士) atau pejuang sebagai kelas yang paling tinggi. Bushi terbagi menjadi Daimyo (大名) dan Samurai (侍). Daimyo memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada samurai, sebagai pemilik tanah dan pemberi upah kepada para samurai yang berjuang di bawah mereka. Namun, ada samurai yang menjadi ronin (浪人), yakni samurai tanpa tuan. Di Jepang terdapat salah satu kisah terkenal yang berkaitan dengan ronin , yaitu adalah kisah keempat puluh tujuh ronin yang membalas dendam atas kematian tuan mereka. Kisah ini kemudian diadaptasi menjadi film yang disutradarai oleh Kenji Mizoguchi. Meskipun berstatus sebagai ronin , keempat puluh tujuh pejuang tersebut tetap memegang nilai-nilai Bushido. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai Bushido berdasarkan deskripsi nilai-nilai bushido dari Nitobe Inazo yang terdapat dalam film "The 47 Ronin " karya Kenji Mizoguchi dengan menggunakan metode mise en scene yang dirujuk dari buku John Gibbs. Peneliti menemukan bahwa di dalam film ini Oishi menunjukkan nilai-nilai kebajikan, keadilan, kejujuran, kebenaran, kesetiaan , kehormatan, pengendalian diri.

During the Edo period in Japan, there was a caste system that placed the bushi (武士) or warriors as the highest class. The bushi were divided into Daimyo (大名) and Samurai (侍). Daimyo held a higher position than samurai, as they were landowners and provided salaries to the samurai who fought under them. However, there were samurai who became ronin (浪人), meaning samurai without a master. In Japan, there is a famous story related to the ronin, known as "The 47 Ronin," who sought revenge for the death of their lord. This story was later adapted into a film directed by Kenji Mizoguchi. Despite being ronin, the forty-seven warriors still adhered to the values of Bushido. This research aims to analyze the values of Bushido based on Nitobe Inazo's descriptions found in the film "The 47 Ronin" by Kenji Mizoguchi, using the mise en scene method referred to in John Gibbs' book. The researchers found that in this film, Oishi exemplified the values of virtue, justice, honesty, truth, loyalty, honor, and self-control.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rusdi
"Tesis ini berisikan penelitian mengenai nilai-nilai Amerika yang terdapat dalain cerita Elm Forrest Gump. Dalam tulisan ini, masalah penelitiannya adalah pemahaman mengenai nilai-nilai masyarakat Amerika, yang meliputi nilai-nilai kerja keras atau bekerja, demokrasi, kebebasan individu, kesetaraan kesempatan dan patriotisme, yang terdapat dalam cerita film Forrest Gump. Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan bahwa cerita film Forrest Gump mengandung nilai-nilai Amerika, yaitu kerja keras atau bekerja, demokrasi, kebebasan individu, kesetaraan kesempatan dan patriotisme.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1) Cerita film Forrest Gump mengandung nilai-nilai Amerika, seperti nilai demokrasi, kebebasan individu, kesetaraan kesempatan, kerja keras dan nilai patriotisme. 2) Nilai¬-nilai ini adalah nilai-nilai nyata yang juga ada dalam kehidupan rakyat Amerika. 3) Untuk memahami nilai-nilai Amerika dalam film Forrest Gump, dapat lebih mudah dilakukan dengan memahami fakta-fakta yang ada dalam kehidupan rakyat Amerika dari dulu hingga sekarang.

This is a study about American values in the narrative of the Forrest Gump film. The study is to understand American values in the Forrest Gump film. The objective of this research is to show that there are American values, such as hard working, democracy, individual freedom, equality of opportunity, and patriotism in the narrative of the Forrest Gump film.
The conclusion of this study are : 1) The narrative of the Forrest Gump film contains American values, such as hard working, democracy, individual freedom, equality of opportunity and patriotism. 2) These values can be found in real American life. 3) To understand the American values in the narrative of Forrest Gump one can study the facts of American life in the past and in the present time."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T20227
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>