Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181874 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erick Nugraha
"ABSTRAK
Ikan selar kuning (Selaroides leptolepis) merupakan salah satu sumberdaya ikan ekonomis penting yang terdapat di perairan Laut Jawa. Nilai ekonomisnya yang tinggi disertai permintaannya yang terus meningkat menjadikan ikan ini sebagai salah satu target penangkapan nelayan pukat cincin mini. Pertimbangan ini menjadi dasar perlunya pengkajian tentang aspek biologi reproduksi meliputi hubungan panjang berat, tingkat kematangan gonad (TKG), nisbah kelamin (sex ratio), fekunditas (jumlah telur), ukuran pertama kali tertangkap (Lc), ukuran pertama kali matang gonad (Lm), serta aspek perikanan selar kuning yang meliputi produksi penangkapan, daerah dan musim penangkapan, operasi penangkapan ikan dan strategi penangkapan ikan selar kuning. Penelitian yang dilaksanakan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Muara Angke, Jakarta Utara yang dilaksanakan selama tiga bulan, mulai bulan September-November 2014 yang bertujuan untuk menganalisis beberapa aspek biologi reproduksi untuk mendapatkan informasi dalam rangka pengelolaan ikan selar kuning secara rasional dan mengkaji beberapa aspek perikanan sehingga nelayan dapat menentukan musim penangkapan, daerah penangkapan dan jenis alat tangkap yang sesuai untuk menangkap ikan selar kuning. Dari hasil penelitian ini diperoleh ukuran panjang pertama kali tertangkap (Lc) adalah 12,45 cm atau 35%. Pada pengamatan terhadap 1.002 ekor sampel ikan selar kuning, terdapat 652 ekor ikan yang belum matang gonad dan 350 ekor ikan yang sudah matang gonad dengan ukuran pertama kali matang gonad ikan adalah 10,5 – 16,3 cm, ini dapat disimpulkan bahwa ikan selar kuning yang didaratkan di PPI Muara Angke tersebut tidak layak tangkap karena memiliki nilai Lc < Lm atau banyak ikan selar kuning yang belum matang gonad. Panjang rata-rata ikan 11,88 cm dan berat rata-rata 29,47 gram dengan nilai a (intercept) sebesar -1,652; nilai b (slope) 2,894 dan nilai r (koefisien korelasi) sebesar 0,945 maka diperoleh persamaan panjang beratnya menjadi W = 0,022L2,984. Hal ini menunjukkan nilai b yang didapat lebih kecil dari 3 (b < 3) atau Alometrik negatif. Persentase perbandingan jenis kelamin adalah 1 : 1,012. Hasil penelitian perhitungan fekunditas ikan selar kuning berjumlah 10.874 butir telur pada panjang TL 14 cm pada TKG tingkat III. Musim penangkapan ikan selar kuning terjadi pada musim peralihan dari Barat ke Timur yaitu di bulan Maret dan pada pada bulan Juni sampai bulan Agustus atau saat musim Timur.

ABSTRACT
Yellowstripe scad (Selaroides leptolepis) is the one of the fishery resources that are economically important in the Java Sea waters. It have a high economic value with an ever-increasing demand that makes this fish as one of mini purse seine catching targets. These considerations are the basic for the need for assessments of reproductive biology aspects include severe long relationship, level of maturity gonad (TKG), the sex ratio (sex ratio), fecundity (number of eggs), the size of the first caught (Lc), the size of the first ripe gonads (Lm), as well as aspects of yellowstripe scad catching covering production, area and fishing season, fishing operations and strategies yellowstripe scad fishing. The research, conducted at the Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Muara Angke held for three months, starting in September-November 2014 aims to analyze several aspects of reproductive biology to obtain information in order to manage yellowstripe scad fish in a rational and examines some of fisheries aspects so that fishermen can determine the fishing season, fishing areas and fishing gears suitable for catching yellowstripe scad fish. From these results obtained first caught length (Lc) is 12.45 cm, or 35%. In the observation of the 1002 yellowstripe scad fish samples, there were 652 fish were immature gonads and 350 fish were ripe gonads with the first ripe gonad size of fish is 10.5 to 16.3 cm, it can be concluded that the yellowstripe scad fish that catched and landed at PPI Muara Angke is not feasible because it has a value of Lc "
2015
T41225
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asnawi
"Ikan layang (Decapterus russelli) merupakan hasil tangkapan utama pukat cincin mini di Laut Jawa. Perubahan iklim dan tingginya upaya penangkapan diduga mempengaruhi aspek biologi ikan layang. Penelitian ini bertujuan menganalisis dan merumuskan upaya penangkapan berdasarkan aspek lingkungan dan biologi ikan layang dengan pukat cincin mini di Laut Jawa yang didaratkan di PPN Pekalongan. Metode yang digunakan yaitu hubungan panjang - berat, pengamatan TKG, indeks preponderan, kurva logistik (Lc), Spearman-Karber (Lm), salinitas dan suhu, sensus plankton, dan CPUE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode Oktober 2013 hingga Februari 2014, ikan layang sebagian besar masih muda dan belum matang gonad serta belum memijah saat tertangkap. Kondisi lingkungan berupa salinitas dan suhu masih mendukung kehidupan ikan layang. Terdapat peningkatan CPUE pada tahun 2011 dan 2012, namun menurun drastis pada tahun 2013 karena peningkatan upaya penangkapan.

Russell`s Scad (Decapterus russelli) is the major catches by mini purse seine in the Java Sea. Climate changes and exceeded fishing efforts has estimatedly affected the biology of Russell`s Scad. The aim of this study is to analyze and formulate fishing effort based on environmental and biological aspects of Russell`s Scad caught by mini purse seine in the Java Sea and landed at PPN Pekalongan. The methods used is length - weigth relationship, gonad maturity stages observations, index of preponderance, logistic curve (Lc), Spearman-Karber (Lm), salinity and temperature, plankton census, and CPUE. The results show that in the period October 2013 to Februarry 2014, Russell`s Scad mostly young and immature gonads and spawn yet when caught. Environmental conditions such as salinity and temperature are still supporting fish life. The CPUE was increased in 2011 and 2012 but dropped in 2013, drastically due to increasing in fishing efforts."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T41946
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novianti Dewi Kusumastuti
"[ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui nilai tambah dan profitabilitas ikan layang menjadi produk olahan yang diperoleh pengolah, besarnya distribusi dan margin rantai nilai di sepanjang rantai nilai ikan layang, kondisi rantai nilai ikan layang di setiap pelaku usaha dan kecenderungan hasil Catch per Unit Effort (CPUE) yang ditangkap di Perairan Laut Jawa. Usaha pengolahan ikan layang di PPI Muara Angke memperoleh keuntungan walaupun masih dilakukan secara tradisional atau sederhana. Pengolahan ikan layang menjadi produk olahan yang dihasilkan yaitu ikan asin, ikan pindang, dan ikan asap. Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode survey, serta melakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap 28 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa margin pembentuk rantai nilai terhadap produk olahan, nilai tambah dan profitabilitas dari produk olahan ikan layang tertinggi adalah ikan asap. Hal ini dikarenakan ikan asap menghasilkan total penerimaan yang lebih besar dibandingkan dengan ikan asin, dan ikan pindang. Distribusi rantai nilai ikan layang meliputi nelayan, pengolah, pedagang, dan konsumen. Kecenderungan CPUE terhadap penangkapan ikan layang mengalami penurunan. Untuk meningkatkan keberlangsungan usaha pengolah di Muara Angke perlu melakukan diversifikasi produk dengan menggunakan bahan baku selain ikan layang.

ABSTRACT
The objectives of this study were to determine the value added and profitability of this existing scad fish process products, the magnitude and distribution of value chain margin along the value chain scad fish, scad fish value chain condition in every business, and establish a trend CPUE results caught in the waters of the Java sea. The results of this study should that scad fish processing industry has been profited a good profit althought it has been done in traditional way. Scad fish processing into refined products products are salted fish, preserved fish, dan smoked fish. The research method in this study using a survey method, and doing interviews using questionnaires to 28 respondents. The results showed that the margin forming on the product value chain processed, value added and profitability of processed fish products is the highest scad fish is smoked fish. This is because the smoked fish generate total revenues greater than the salted fish and preserved fish. Distribution of scad fish value chain includes fishermen, producers, traders, and consumers. CPUE trend fishing decreased scad fish. To improve business continuity processes, Muara Angke need to diversify their products by using raw materials other than scad fish.;The objectives of this study were to determine the value added and profitability of this existing scad fish process products, the magnitude and distribution of value chain margin along the value chain scad fish, scad fish value chain condition in every business, and establish a trend CPUE results caught in the waters of the Java sea. The results of this study should that scad fish processing industry has been profited a good profit althought it has been done in traditional way. Scad fish processing into refined products products are salted fish, preserved fish, dan smoked fish. The research method in this study using a survey method, and doing interviews using questionnaires to 28 respondents. The results showed that the margin forming on the product value chain processed, value added and profitability of processed fish products is the highest scad fish is smoked fish. This is because the smoked fish generate total revenues greater than the salted fish and preserved fish. Distribution of scad fish value chain includes fishermen, producers, traders, and consumers. CPUE trend fishing decreased scad fish. To improve business continuity processes, Muara Angke need to diversify their products by using raw materials other than scad fish.;The objectives of this study were to determine the value added and profitability of this existing scad fish process products, the magnitude and distribution of value chain margin along the value chain scad fish, scad fish value chain condition in every business, and establish a trend CPUE results caught in the waters of the Java sea. The results of this study should that scad fish processing industry has been profited a good profit althought it has been done in traditional way. Scad fish processing into refined products products are salted fish, preserved fish, dan smoked fish. The research method in this study using a survey method, and doing interviews using questionnaires to 28 respondents. The results showed that the margin forming on the product value chain processed, value added and profitability of processed fish products is the highest scad fish is smoked fish. This is because the smoked fish generate total revenues greater than the salted fish and preserved fish. Distribution of scad fish value chain includes fishermen, producers, traders, and consumers. CPUE trend fishing decreased scad fish. To improve business continuity processes, Muara Angke need to diversify their products by using raw materials other than scad fish., The objectives of this study were to determine the value added and profitability of this existing scad fish process products, the magnitude and distribution of value chain margin along the value chain scad fish, scad fish value chain condition in every business, and establish a trend CPUE results caught in the waters of the Java sea. The results of this study should that scad fish processing industry has been profited a good profit althought it has been done in traditional way. Scad fish processing into refined products products are salted fish, preserved fish, dan smoked fish. The research method in this study using a survey method, and doing interviews using questionnaires to 28 respondents. The results showed that the margin forming on the product value chain processed, value added and profitability of processed fish products is the highest scad fish is smoked fish. This is because the smoked fish generate total revenues greater than the salted fish and preserved fish. Distribution of scad fish value chain includes fishermen, producers, traders, and consumers. CPUE trend fishing decreased scad fish. To improve business continuity processes, Muara Angke need to diversify their products by using raw materials other than scad fish.]"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T43139
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Masuswo Purwoko
"Hasil tangkapan ikan siro Amblygaster sirm di Laut Jawa cenderung menuru, sehingga diperlukan penelitian mengenai aspek biologi dan kelayakan tangkapan. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji hubungan panjang dan berat, nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad, ukuran pertama kali tertangkap dan ukuran pertama kali matang gonad. Penelitian dilakukan dari bulan September 2013 sampai dengan bulan Maret 2014 dengan menggunakan jaring purse seine mini dengan ukuran mata jaring di bawah 1 inci.
Hasil yang diperoleh adalah nilai frekuensi panjang ikan siro adalah 9-20 cm dengan panjang dominan 16 cm dan nisbah kelamin seimbang. Nilai pertumbuhannya 2,259 yang berarti pola pertumbuhan ikan siro ini bersifat allometrik negatif yang berarti (pertumbuhan panjang lebih cepat daripada pertumbuhan beratnya). Ikan siro matang gonad pada TKG III. Ukuran panjang pertama kali matang gonad adalah 17,5 cm dan ukuran panjang pertama kali tertangkap 15,4 cm. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi perikanan siro yang ditangkap dengan menggunakan purse seine mini tidak layak tangkap.

Harvesting efforts on Spotted sardinela (Amblygaster sirm) by mini purseiner should be manage in proper way to avoid over-exploitation on those fishery. Biological aspects might be considered to develop its management policy. Research has been conducted during September 2013 to March 2014 which is length-weight relationship, sex ratio, maturity, length at first capture (Lc) and length at first mature (Lm) was included.
Results show that length frequency was 9-20 cm, which dominated by 16 cm. Sex ratio was tend to be balance. Growth coefficient was 2.2598, this indicate that siro has negative allometric; which means length growth was faster than weght growth. Lm and Lc was 17.5 cm FL and 15.4 cm FL respectively. Those value indicate that over-fishing on that fishery was occured.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T41706
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Sardy Safri
"Ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) merupakan sumberdaya ikan pelagis ekonomis penting di wilayah Labuan Kabupaten Pandeglang. Sekitar 60% produksi perikanan berasal dari ikan pelagis kecil yang termasuk ikan kembung lelaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran ukuran panjang total, hubungan panjang-berat, pola pertumbuhan, panjang pertama kali tertangkap dan kebiasaan makanan. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan pada bulan Mei, Juni dan Juli 2012 di Pelabuhan Perikanan Pantai Labuan, Pandeglang.
Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Hasil tangkapan ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) merupakan ikan dominan keempat (9%) setelah ikan tembang (24%), tongkol (16%) dan kurisi (11%) yang didaratkan di Kabupaten Pandeglang. Penangkapan ikan kembung lelaki oleh nelayan Labuan dilakukan dengan mengunakan jaring lingkar, jaring insang dan payang.
Dari hasil pengukuran ikan kembung lelaki sebanyak 168 ekor dengan ukuran panjang total 130 - 270 mm dengan rata-rata panjang total 184,59 mm dan modus 170 - 174 mm. Berat ikan kembung lelaki berkisar 16 - 210 g dengan rata-rata berat 69,59 g, sedangkan ukuran pertama kali tertangkap 183,4 mm. Pertumbuhan ikan kembung lelaki bersifat allometrik positif. Jumlah telur ikan kembung berkisar antara 39.300 - 324.800 butir. Makanannya terdiri dari plankton yang didominasi fitoplankton dari marga Nitzschia, Thalassiosira dan Thalassiothrix. Sedangkan untuk zooplankton didominasi Stomatopoda, Acetes zoea dan Calanoida (Copepoda). Musim pemijahan ikan kembung lelaki diduga pada bulan Juni.

Indian Mackerel (Rastrelliger kanagurta) is an economically important pelagic fish resources in Labuan Pandeglang. About 60% of fish production comes from small pelagic fish including Indian mackerel. This study aims to determine the composition of Indian mackerel size distribution, length-weight correlation, growth, length at first capture and food habits of fish caught. Sampling in this research was conducted in May, June and July 2012 in Labuan fishing port.
Research methods used were observation and interviews. Indian mackerel catches (Rastrelliger kanagurta) is the dominant fish four (9%) after the sardine (24%), tuna (16%) and Japanese Treadfin-Bream (11%) were landed in the district Pandeglang. Catching Indian mackerel by Labuan fisherman done by using purse seine, gill nets and seine net.
From the measurement results as much as 168 Indian mackerel with a total length of 130-270 mm with an average total length of 184.59 mm and a modus of 170-174 mm. The weight range 16-210 g with an average weight of 69.59 g, was length at first capture by the size of 183.4 mm. Growth of Indian Mackerel is alometric positive. The number of eggs Indian mackerel ranged from 39.300 - 324.800 egg. Food consists of plankton to the type of cover for phytoplankton dominated types of Nitzschia, Thalassiosira and Thalassiothrix. As for the zooplankton dominated Stomatopoda, Acetes zoea and Calanoida (Copepods). Indian Mackerel spawning season suspected in June.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 2013
T32169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Gilang Septarina
"Ikan tongkol abu (Thunnus tonggol) merupakan salah satu spesies ikan pelagis penting yang banyak ditemukan di perairan Indo-Pasifik, hidup di daerah neritik, sehingga dikhawatirkan rentan terhadap overfishing. Oleh sebab itu perlu dilakukan eksplorasi faktor-faktor yang berkaitan dengan aspek reproduksi, morfometri dan makanan sebagai langkah awal untuk mendapatkan data yang nantinya dapat dijadikan dasar dalam pengelolaan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ikan tongkol abu (Thunnus tonggol) yang ditangkap di Laut Jawa (morfometrik : panjang, berat, ukuran pertama kali tertangkap), reproduksi (perkembangan gonad dan fekunditas) serta jenis makanan. Contoh ikan diperoleh dari ikan yang didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan Karangsong Indramayu pada bulan April-Mei 2012 sebanyak 164 ekor, ditangkap menggunakan gillnet dengan ukuran mata jaring 4 inchi dan kapal dengan ukuran 30-70 GT yang beroperasi di sekitar Laut Jawa. Ikan diukur panjang dan beratnya, dibedah untuk menentukan morfometri (panjang dan berat), reproduksi (Perkembangan gonad dan fekunditas) dan makanannya. Hasil perhitungan panjang berat ikan tongkol abu (Thunnus tonggol) bersifat alometrik negatif. Nisbah kelamin menunjukkan bahwa antara ikan tongkol abu betina dengan ikan tongkol abu jantan sama banyaknya dengan perbandingan 1:1,34. Tingkat Kematangan Gonad, pada bulan April 2012 ikan sedang mengalami TKG I, II, III dan IV sedangkan pada bulan Mei 2012 ikan yang tertangkap sebagian besar sedang mengalami TKG IV dan ada beberapa yang telah mengalami pemijahan (spent). Fekunditas telur ikan tongkol abu berkisar antara 252.000- 4.138.285 butir. Panjang pertama kali tertangkap 47,6 cm sedangkan ikan yang pertama kali bertelur pada panjang 42,5 cm. Isi lambung ikan tongkol abu yang diteliti adalah ikan teri, karena tergolong predator.

Longtail tuna (Thunnus tonggol) is one of the important pelagic fish species that are found in the Indo-Pacific waters, living in the neritic habitats, so feared vulnerable to overfishing. It is necessary to explore importants biological factors supporting the sustainable fisheries management of longtail tuna (Thunnus tonggol) population from Java Sea. The objective of this research is to study the reproductive biology, morfomethry and food of longtail tuna (Thunnus tonggol) from Java Sea. A total of 164 samples were taken from fish captured in Java Sea and landed by fish landing centre Karangsong, Indramayu, West Java at April until May 2012, fishing gear gillnet with 4 inch hole. Fish length and weight were measured, dissected to determine morphometry (length and weight), reproduction (gonad development and fecundity) and food. The results of the calculation of the length weight of lontail tuna (Thunnus tonggol) is negative Allometric. Sex ratio showed between males longtail tuna with females longtail tuna as the ratio of 1:1,34. Longtail tuna in Java Sea had a lenght at first captured (Lc) 47,6 cm but mature stage for 42,5 cm. Food of longtail tuna (Thunnus tonggol) is anchovy becaused this species is predator.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T32155
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Iklina
"Pelabuhan Perikanan Muara Angke merupakan salah satu aset vital dalam menunjang usaha industrialisasi perikanan dan mendorong pertumbuhan ekonomi kota DKI Jakarta. Peningkatan aktivitas yang berlangsung pada kawasan PP Muara Angke mengakibatkan kinerja pelabuhan menjadi tidak optimal dan kondisi saat ini yang tidak sesuai dengan rencana detail tata ruang dapat mempengaruhi rencana pengembangan kawasan di masa mendatang.

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kinerja PP Muara Angke saat ini dan keterkaitan pelabuhan terhadap hinterland dan foreland, merumuskan strategi pengembangan, dan pengukuran kinerja bagi masing-masing rumusan strategi tersebut.

Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode penelitian survei, dengan teknik analisis statistik deskriptif dengan data yang diperoleh dari hasil kuesioner kepada 70 responden, wawancara, dan pengamatan langsung ke lokasi penelitian. Analisis situasi lingkungan dilakukan untuk mengidentifikasi faktor eksternal dan internal, melalui analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats), yaitu dengan analisis PESTEL (Political, Economic, Sociocultural, Technological, Ecological, dan Legal), keterkaitan pelabuhan dengan foreland dan hinterland, penilaian kinerja dengan Balanced Scorecard, dan tingkat pemanfaatan fasilitas. Dari hasil analisis matriks TOWS didapatkan rumusan strategi yang diantaranya adalah melakukan kerjasama dengan pihak ketiga dalam pemanfaatan aset, sinkronisasi antara rencana tata ruang daratan dan tata ruang pesisir, menciptakan pengaturan zonasi yang mendukung tata niaga perikanan, dan pembenahan kawasan kumuh. Rumusan strategi tersebut diterjemahkan ke dalam ukuran kinerja Balanced Scorecard sebagai alat untuk mengukur pencapaian strategi.

Kesimpulannya adalah dengan mengimplementasikan rumusan strategi dan ukuran kinerjanya diharapkan memberikan manfaat sosial dan ekonomi dan juga meningkatkan kinerja dan pengelolaan kawasan Pelabuhan Perikanan Muara Angke demi  mewujudkan pelayanan publik terbaik.


The fishing port of Muara Angke is a vital asset in supporting fishery industrialization and economic growth in DKI Jakarta. Increased activity in the Muara Angke fishing port causes its performance being not optimal, and also current conditions that are not in accordance with the spatial plan will affect the port area development plan in the future.

Therefore, this study aims to assess the performance of Muara Angke fishing port and the linkages between the hinterland and foreland, formulates development strategy and determines the performance measures.

This quantitative research uses survey method with descriptive statistical analysis technique with data based on questionnaires to 70 respondents, interviews, and observations. Environmental situation analysis was conducted to identify external and internal factors, through SWOT analysis with PESTEL analysis (Political, Economic, Sociocultural, Technological, Ecological and Legal), and foreland-hinterland linkages, performance assessment with the Balanced Scorecard, and the rate of utilization of the facilities. By TOWS Matrix, the strategies have been formulated such as cooperating with private sectors, synchronizing between mainland and coastal spatial plan, creating a zone arrangement to support marketing of fishery, and making improvement for slum areas. All of the strategies are translated into Balanced Scorecard performance measures as tools to assess strategy achievement.

In conclusion, the implementation of strategies and performance measures are expected to provide social and economic benefits and also improve the performance and management of Muara Angke fishing port to provide the best public services."

Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Imbalan
"Ikan kakap merah (Lutjanus gibbus dan Lutjanus erythropterus ) merupakan ikan target tangkapan rawai dasar di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuan Pandeglang Banten. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang aspek biologi, aspek perikanan dan pengelolaannya bagi nelayan di Labuan Pandeglang. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Ikan kakap merah Lutjanus gibbus sebanyak 65 ekor dan Lutjanus erythropterus sebanyak 60 ekor yang digunakan sebagai bahan penelitian. Panjang total ikan Lutjanus gibbus berkisar antara 225 - 287 mm (rata-rata 299,58 mm) dengan berat berkisar antara 319 - 789 g (rata-rata 405,92 g), Ikan Lutjanus erythropterus panjang total berkisar antara 240 - 570 mm (rata-rata 364,28 mm) dengan berat berkisar antara 220 - 3.128 g (rata-rata 894,72 g). Hubungan panjang total dan berat Lutjanus gibbus bersifat allometrik negatif dan Lutjanus erythropterus bersifat isometrik. Gonad ikan betina Lutjanus gibbus dan Lutjanus erythropterus masih tergolong Tingkat Kematangan Gonad III sehingga belum dapat dihitung jumlah telurnya. Ukuran panjang pertama kali tertangkap Lutjanus gibbus 294,6 mm dan Lutjanus erythropterus 354,02 mm. Berasarkan hal tersebut ternyata kedua jenis ikan kakap telah mengalami pemijahan. Lutjanus gibbus dan Lutjanus erythropterus tergolong ikan karnivora. Berdasarkan data produksi bulanan ikan kakap yang didaratkan di Labuan, Pandeglang, musim penangkapannya terjadi pada periode Triwulan I dan Triwulan II. Pengelolaan perikanan ikan kakap pada waktu musim pemijahan jumlah alat tangkap dan frekuensi penangkapan perlu dikurangi dan memperluas daerah penangkapannya.

Red snapper (Lutjanus gibbus and Lutjanus erythropterus) are the target which are bottom of longline. This study aimed to obtain information for fishermen in Labuan Pandeglang aspects of biology, fisheries and management. The research method used observation, measuring fish, surgery, sample analysis, and interviews. Specimen of red snapper Lutjanus gibbus are 65 individual and Lutjanus erythropterus are 60 individual. The results of measurements of the total length of the fish Lutjanus gibbus ranged between 225-287 mm with an average of 299.58 mm and weighing between 319-789 g with an average of 405.92 g and fish Lutjanus erythropterus ranged between 240-570 mm with an average the average 364.28 mm and weighing between 220-3128 g with an average of 894.72 g. Calculation of total length and weight relationship Lutjanus gibbus is negative allometrik and Lutjanus erythropterus isometric. Female fish gonads Lutjanus gibbus and Lutjanus erythropterus still relatively Gonad Maturity stage III and therefore has not counted the number of eggs. Length first caught Lutjanus gibbus on the size 294.6 mm and 354.02 mm Lutjanus erythropterus in size. Of that size that both types of snapper spawning has experienced. Both are classified as type snapper carnivorous fish. From the monthly production data snapper landed in Labuan, Pandeglang, the arrest took place during the first quarter and second quarter. For snapper fishery management during spawning season gear number and frequency of arrest should be reduced and expanded his arrest.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T32657
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Wahyuni
"Penelitian dilakukan pada bulan Mei s.d. Juli 2014, di PPN Karangantu Serang, Banten. Rastrelliger brachysoma (ikan kembung) merupakan ikan dengan nilai ekonomis penting dan disukai masyarakat. Peningkatan kebutuhan konsumsi ikan kembung mendorong peningkatkan upaya penangkapan, untuk memperoleh hasil tangkapan yang lebih besar. Ekploitasi sumber daya ikan kembung harus disertai dengan upaya pengelolaan untuk menjaga kelangsungan hidup sumber daya ikan kembung agar tetap lestari. Untuk melakukan pengelolaan diperlukan data dan informasi aspek perikanan dan aspek biologi.
Tujuan penelitian untuk mendapatkan data dan informasi beberapa aspek perikanan dan aspek biologi ikan kembung. Ikan sampel dikumpulkan dengan metode sampling sederhana. Sampel diambil secara acak dari hasil tangkapan jaring rampus yang beroperasi harian.
Hasil penelitian menunjukkan sebaran frekuensi panjang 14-18,5 cm dengan modus 16 cm, pola pertumbuhan bersifat allometrik negatif, nilai Lc 16,24 cm, nilai Lm ikan jantan 16,3 cm dan ikan betina 16 cm, nisbah kelamin seimbang dengan perbandingan jantan dan betina 1:1,24, fekunditas 64.830-128.520 butir, sebaran diameter telur 0,23-0,7 μm, pola pemijahan partial spawner. Ikan kembung adalah pemakan plankton , memakan phytoplankton dan zooplankton.

The research was conducted in May to July 20014 in Karangantu Fishing Port. Rastrelliger brachysoma (short bodied mackerel) is an economically important fish and appreciated by the public. Due to Increasing consumption of short bodied mackerel, it encourages increasing fishing effort to obtain larger catches. Exploitation of short bodied mackerel resources must be accompanied by resources management to maintain the viability of fish resources for their sustainability. To manage resources, it needs data and information about fisheries aspects and biological aspects.
The purpose of this research is to obtain data and information of several fisheries and biological aspects of short bodied mackerel. Fish samples were collected with simple sampling method. Samples were taken randomly from the rampus nets (one day fishing operation).
The results showed that the length frequencies distribution were 14-18,5 cm with the modus 16 cm, the short bodied mackerel growth was allometric negative, the length at first capture was 16,24 cm, the length at first maturity for male 16,3 cm and female 16 cm. Sex ratios in equilibrium between male and female was 1 : 1,24, fecundity was 64.830-128.520 eggs with egg diameter ranged from 0,23-0,7 μm, where spawning pattern was partial spawned. Short bodied mackerel are plankton feeder, feeding both phytoplankton and zooplankton.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 2014
T42901
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggito Abimanyu Arifin
"Penelitian ini menganalisis kandungan logam berat seng (Zn) pada mikroplastik yang ditemukan pada air, sedimen, dan ikan kembung Rastrelliger kanagurta di perairan Muara Angke dan Muara Karang, Teluk Jakarta. Pengambilan sampel air dan sedimen dilakukan pada 3 titik di tiap perairan. Sampel ikan diambil sebanyak 5 ekor pada tiap perairan dengan bobot ±259 gr dengan panjang ±27 cm. Saluran pencernaan di ekstraksi dari tiap ikan dan dihancurkan menggunakan reagen asam nitrat kuat (HNO3 65%). Sampel mikroplastik dilakukan dengan metode floating menggunakan NaCl jenuh dan diamati diatas kertas Whatman Cellulose Nitrate 0.47μm. Sampel mikroplastik dianalisis polimer menggunakan uji Micro-raman spectroscopic dan kandungan logam berat dengan uji AAS. Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan mikroplastik pada sampel air berkisar 175.56—466.67 partikel L-1, pada sampel sedimen berkisar 494.22—790.76 partikel Kg-1, dan pada sampel ikan berkisar 98.5—159 partikel individu-1. Polimer mikroplastik yang teridentifikasi antara lain polyethylene (PE), polypropylene (PP), dan polystyrene (PS). Kandungan logam berat Zn pada mikroplastik pada sampel air memiliki rata–rata 79.47 mg Kg-1, pada sampel sedimen 153.09 mg Kg-1, dan pada sampel ikan 7.20 mg Kg-1. Uji korelasi Spearman menunjukan bahwa tidak adanya korelasi antara kelimpahan mikroplastik dengan kandungan logam berat Zn pada mikroplastik yang ditemukan.

This study analyzed the content of heavy metal zinc (Zn) in microplastics found in water, sediment, and mackerel Rastrelliger kanagurta in the waters of Muara Angke and Muara Karang, Jakarta Bay. Sampling of water and sediment was carried out at 3 points in each waters. Mackerel were taken 5 in each waters with a weight of ±259g and a length of ±27cm. The digestive tract was extracted from each fish and crushed using strong nitric acid reagent (HNO3 65%). Microplastics were carried out using the floating method using saturated NaCl and observed on 0.47μm Whatman Cellulose Nitrate paper. The microplastics were analyzed by polymer using Micro-raman spectroscopic test and heavy metal content by AAS test. The results showed that the abundance of microplastics in water ranged from 175.56-466.67 particles L-1, in sediment ranging from 494.22-790.76 particles Kg-1, and in mackerel ranging from 98.5-159 individual particles-1. The identified microplastic polymers are polyethylene (PE), polypropylene (PP), and polystyrene (PS). The heavy metal content in water has an average of 79.47 mg Kg-1, in sediment 153.09 mg Kg-1, and in mackerel 7.20 mg Kg-1. The Spearman correlation test showed that there was no correlation between the abundance of microplastics and the heavy metal content."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>