Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150964 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Widayanti
"Transportasi sebagai salah satu penyebab utama dari emisi gas rumah kaca telah mendorong permasalahan lingkungan akibat emisi gas buang kendaraan dan permasalahan ekonomi akibat meningkatnya jumlah bahan bakar bensin yang masih disubsidi oleh pemerintah sampat saat ini. Kebijakan transisi BBM ke BBG saat ini menjadi salah satu solusi yang menjanjikan, namun belum sepenuhnya dapat dilaksanakan di Jakarta, karena kurangnya infrastruktur BBG dan kurangnya koordinasi investasi infrastruktur dari beberapa pemangku kepentingan, yaitu pemerintah, perusahaan penyedia infrastruktur, dan transportasi umum. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menginvestigasi Co-Benefits dari perbaikan lingkungan, penghematan ekonomi, dan komposisi investasi bagi para pemangku kepentingan menggunakan teori permainan kooperatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan transisi BBM ke BBG mampu mengurangi 333.688 ton emisi CO2 per tahun dengan presentase pengurangan sebesar 31% dibandingkan dengan menggunakan BBM dan nilai penghematan ekonomi sebesar Rp.2.160.183.150.000, -. Harga converter kit yang harus dibayar oleh transportasi umum adalah sebesar Rp.14.585.000, -dengan subsidi dari pemerintah sebesar Rp.480.000, - dan subsidi dari perusahaan penyedia infrastruktur sebesar Rp.935.000, -. Sementara untuk pembangunan SPBG, pemerintah perlu menginvestasikan sebesar Rp.17,5 miliar dan perusahaan penyedia infrastruktur sebesar Rp. 69,8 miliar. Selanjutnya, kebijakan transisi BBM ke BBG harus segera di implementasikan untuk mendapatkan Co-Benefits dari segi ekonomi, lingkungan, dan mutual benefits dari para pemain

ABSTRACT
Transportation as a major source of greenhouse gas (GHG) emissions has led to enviromental issue caused by the produced emissions and economic issue due to the increasing amount of gasoline fuel that is still subsidized by government. The gasoline to gas fuel transition policy becomes one of promising solutions, yet has not been fully implemented in Jakarta, regarding to the lack of gas fuel infrastructure and investment coordination among several stakeholders, namely government, infrastructure providers, and private public transportation. Therefore, this research was conducted to address co-benefits of environmental improvement, economic savings, and investment allocation for involved players using cooperative game theory. The result shows that gasoline to gas fuel transition policy could reduce 333.688 ton of CO2 emissions per year or 31% reduction compared with conventional fuel, IDR2.160.183.150.000,- in term of economic savings. The converter kit price to be paid by public transportation is IDR14.585.000,-. Government needs to subsidize IDR.480.000,- and infrastructure provider company subsidizes IDR.935.000,-. While refueling gas station needs to be invested by government at level of IDR.17,5 billion and infrastructure provider company at level of IDR.69,8 billion. In the light of the study, gasoline to gas fuel transition policy needs to be implemented to gain Co-Benefits in terms of economy, environment, and mutual benefits among actors"
Depok: 2015
T44505
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bramka Arga Jafino
"Meskipun Indonesia memiliki cadangan gas alam yang melimpah, hanya sebagian kecil gas alam Indonesia digunakan untuk bahan bakar transportasi darat. Transisi dari kendaraan berbahan bakar minyak menuju kendaraan berbahan bakar gas di Indonesia menghadapi permasalahan yang kompleks, karena ada empat aktor yang terinterkoneksi - pemilik mobil, pemerintah, stasiun pengisian bahan bakar dan industri otomotif. Setiap aktor memiliki tujuan, keputusan dan pertimbangannya masing - masing. Pemerintah harus membuat kebijakan terintegrasi untuk mengintervensi transisi kendaraan bahan bakar gas dengan mempertimbangkan aktor - aktor tersebut. Untuk mengevaluasi kebijakan - kebijakan pemerintah, simulasi permodelan berbasis agen dapat digunakan untuk memprediksi dampak kebijakan dan untuk mendapatkan pengertian yang mendalam terkait kompleksitas transisi tersebut. Penelitian ini mengevaluasi tiga opsi kebijakan transisi kendaraan berbahan bakar gas dengan mengembangkan model berbasis agen. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kebijakan meningkatkan jumlah infrastruktur stasiun pengisian bahan bakar memberikan hasil transisi terbaik. Namun pemerintah harus mempertimbangkan profitabilitas setiap SPBG agar transisi kendaraan bahan bakar gas dapat berkelanjutan.

Although Indonesia has abundant reserves of natural gas, only small portion of the gas is used as fuel for land transportation. Transition from oil-based land vehicles to natural gas vehicles (NGV) in Indonesia faces a complex problem, because there are four interconnected actors - car owners, government, refueling stations and automotive industries. Each actors has their own objectives, decisions and considerations. The government needs to put an integrated policy intervention into the market to optimize the adoption of NGV by considering the different actors. In order to evaluate these policies, an agent-based simulation can be developed to predict the outcome of the policies and to gain insight on the complexities of the problem. This research conducts experiments on three different policies regarding the transition by testing in on the developed model. The simulation shows that enhancing refueling stations infrastructure policy help fasten the transition to NGV best. However, government has to ensure the profitability of each refueling stations in order to maintain the sustainability of the transition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S59622
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramudita Aulia
"Kajian yang kami lakukan adalah memprediksi kebutuhan BBG untuk beroperasinya Bus Transjakarta koridor II XV dan tingkat penurunan emisi kendaraan bermotor di Jakarta dengan beroperasinya Bus Transjakarta hingga tahun 2012. Kedepannya diharapkan dengan beroperasinya Bus Transjakarta ini, pemilik kendaraan pribadi akan beralih menggunakan Bus Transjakarta, sehingga dapat mengurangi beban pencemar dari kendaraan bermotor hingga kualitas udara Jakarta yang bersih dapat tercapai.
Dari hasil simulasi Powersim, kebutuhan BBG maksimum untuk beroperasinya Bus Transjakarta koridor II s.d XV hingga tahun 2012 adalah sebesar 123.639.902 LSP. Penghematan BBM bensin kendaraan bermotor di Jakarta dengan beroperasinya Bus Transjakarta hingga tahun 2012 adalah 1.269.425,35 701.495,33 = 567.930,02 (kLiter) atau setara dengan Rp 2,56 Triliun. Sedangkan prediksi tingkat penurunan emisi dengan beroperasinya Bus Transjakarta hingga tahun 2012 adalah sebesar 14,64%.

Our study is predicting Bus Transjakarta BBG need at II XV corridor and the reduction of vehicles exhaust emission in Jakarta after the implementation of Bus Transjakarta until the year of 2012. In the next time, after the implementation of Bus Transjakarta, the owner of personal vehicles will change to use Bus Transjakarta. It can reducting the vehicles exhaust emission until the quality of Jakarta air to be clean.
From the result of Powersim simulation, maximum BBG need after the implementation of Bus Transjakarta until the year of 2012 is 123.639.902 LSP. The reduction of vehicle gasoline consumption in Jakarta after the implementation of Bus Transjakarta until the year of 2012 is 567.930,02 (kLiter) or Rp 2,56 Triliun. And the reduction of vehicles exhaust emission in Jakarta after the implementation of Bus Transjakarta until the year of 2012 is 14,64%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50788
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiqur Rohman
"Dalam rangka pemenuhan kebutuhan bahan bakar minyak bersubsidi ini ke seluruh wilayah Indonesia kegiatan Penyediaan merupakan kegiatan yang sangat penting. Penyediaan adalah kegiatan menyediakan BBM, baik dari kilang dalam negeri maupun impor, dan menyalurkannya sampai ketangki-tangki penyimpanan bahan bakar minyak di Terminal Transit/Terminal/Depot menggunakan sarana transportasi seperti jalur pipa, tanker, dan tongkang.
Dalam penelitian ini dirancang sebuah simulasi rantai suplai BBM bersubsidi untuk jenis bensin Premium, minyak tanah dan solar. Simulasi rantai suplai ini melibatkan seluruh aspek yang terkait serta mengintegrasikannya mulai dari sumber pasokan dari kilang, alat angkut, dan depot BBM serta jalur penyediaan BBM dari Kilang Plaju ke Depot Tanjung Pandan dan Depot Pangkal Balam di Bangka Belitung.
Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan didapatkan faktor dominan terlambatnya pasokan BBM bersubsidi dari sumber ke Depot di Bangka Belitung disebabkan kondisi dimana kedalaman air laut yang hanya 6 meter pada kondisi air laut pasang tertinggi, sehingga alat angkut BBM berupa tangker atau tongkang BBM hanya bisa membawa BBM dengan maksimum kapasitas 1500KL di depot Pangkal Balam dan 500KL di Depot Tanjung Pandan.
Berdasarkan coverage day hasil simulasi terlihat bahwa kondisi di Bangka Belitung rata-rata masih di bawah coverage day ideal, yaitu di bawah 21 hari. Dimana 14 hari digunakan sebagai cadangan operasional dan 7 hari digunakan sebagai cadangan BBM Nasional.
Untuk menanggulangi tidak terganggunya pasokan BBM di daerah Bangka Belitung dapat dilakukan usaha seperti menambah frekwensi pemesanan BBM dari sumber, atau menambah fasilitas penyimpanan BBM di Bangka Belitung agar tercapai coverage day minimum 21 hari. Dengan total waktu pendistribusian melalui jalur sungai (muara) dan jalur laut untuk masing-masing Depot Tanjung Pandan dan Depot Pangkal Balam selama 27 jam dan 13 jam, dapat dijadwalkan pengiriman bahan bakar minyak dilakukan sebelum terjadinya air surut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T25864
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nidaan Khafian
"Tesis ini membahas mengenai kompleksitas permasalahan transportasi dan permasalahan dalam pelaksanaan kebijakan Pola Transportasi Makro di DKI Jakarta serta upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk merevitalisasi kebijakan tersebut agar dapat mewujudkan kebijakan transportasi yang berkelanjutan. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan transportasi di Jakarta sangatlah kompleks dimana terdapat tiga permasalahan umum yang terjadi yakni jumlah kendaraan pribadi yang tidak terkendali, angkutan umum yang masih buruk dan tidak dapat diandalkan, serta perilaku dari para pengguna jalan yang tidak disiplin.
Didalam kebijakan PTM sendiri masih ditemui adanya permasalahan yakni strategi-strategi yang ada dalam PTM belum dapat terlaksana secara optimal. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya upaya untuk merevitalisasi kebijakan PTM melalui upaya jangka pendek melalui pelaksanaan direct services dan penataan angkutan umum, jangka menengah, misalnya dengan pembangunan MRT dan LRT dan penataan jalur pejalan kaki, serta jangka panjang melalui integrasi kebijakan tata ruang dengan kebijakan transportasi dan pembentukan otoritas khusus transportasi Jabodetabek.
Hasil penelitian juga menyarankan bahwa dibutuhkan adanya perubahan paradigma dan pola pikir dari pemerintah, baik pusat dan daerah, dari kebijakan transportasi yang berpihak kepada kendaraan pribadi menjadi kebijakan yang berpihak kepada transportasi publik dan melaksanakan upaya-upaya dalam merevitalisasi kebijakan pola transportasi makro sesuai dengan tahapan waktu yang dibutuhkan.

The focus of this study is about the complexity of the problems of transportation and issues in the implementation of the Jakarta Macro Transportation Blueprint. This study also focus on the efforts that can be done to revitalize the policy in order to actualize a sustainable transportation policy. Using a qualitative research methods, the results shows that the transportation issues in Jakarta are very complex, there are three common problems that occur that is the number of private vehicles that are not controlled, public transports that are poor and unreliable, and the behavior of road users who are not disciplined.
In the PTM policy itself is still encountered the problem that the existing strategies in the PTM can?t be optimally implemented. Therefore, there needs to be an effort to revitalize the PTM policies through shortterm efforts with the implementation of direct services in Transjakarta Busway and revitalize the public transports services. At the medium term, for example is with the MRT and LRT construction and arrangement of pedestrian paths, and in the long term through the integration of spatial policies with transport policy and the establishment of a special authority Jabodetabek transportation agencies.
The results also suggest that there needs to be a paradigm shift and mindset of the government, both central and local, from transportation policies that favor private vehicles into policies that favor public transport and implement efforts to revitalize the Jakarta macro transportation blueprint policies in accordance with the time step needed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Dalam rangka mencapai kesuksesan diversifikasi energi Indonesia, Pemerintah
mengeluarkan sejumlah kebijakan yang mendorong intensifikasi program
konversi masyarakat dari bahan bakar minyak ke bahan bakar gas. Ketidaksiapan
dan resistansi masyarakat Indonesia untuk melakukan konversi dari bahan bakar
minyak ke bahan bakar gas menjadi isu utama yang dicoba dijawab dalam
penelitian ini, sebuah area penelitian yang belum pernah diteliti sebelumnya di
Indonesia. Penelitian ini memodelkan perilaku pengambilan keputusan
masyarakat untuk melakukan konversi energi dengan berdasar pada atribut sosioekonomis
dan demografis serta pertimbangan-pertimbangan lain yang
mempengaruhi keputusan masyarakat di DKI Jakarta, menggunakan konsep
Theory of Planned Behavior yang dikemukakan Ajzen (1991) sebagai elemen
pendorong pembentukan perilaku masyarakat. Hasil yang didapatkan dari
penelitian ini adalah sebuah model, yang dapat digunakan untuk merancang
kebijakan diversifikasi energi yang ideal dalam mendorong terjadinya konversi
dan penggunaan bahan bakar gas. Model ini menemukan bahwa rekomendasi dari
lingkungan adalah faktor kunci dalam pengambilan keputusan sesuai dengan Bass
Diffusion Model (Bass, 1969), dimana semakin banyaknya rekomendasi maka
akan semakin cepat proses konversi bahan bakar yang terjadi dalam masyarakat., In order to achieve successful energy diversification, Indonesian Government has
instituted several policies to enhance consumer conversion from oil-based fuel to
gas-based fuel. Market resistance to perform the conversion is the main issue this
research attempt to unravel, an area of study no one has ever tapped before. This
research aim to develop a model for consumer in DKI Jakarta decision making
behavior related to energy conversion, based on their socio-economic and
demographic attributes as well as specific influencing considerations, using the
Theory of Planned Behavior explained by Ajzen (1991) as the driver of consumer
behavior formation. The result of this study is a model which can be further
utilised to design an ideal energy diversification related policy and enhance
consumer conversion from oil to gas based fuel. The model reveals that word of
mouth recommendation plays a significant role in decision making behaviour, as
previously explained in Bass Diffusion Model (Bass, 1969), where the
conversion process for oil to gas based fuel will increase faster with higher degree
of word of mouth recommendation found in the market.]"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Pau, Wang
"Energi telah menjadi salah satu kebutuhan primer manusia di era modern ini namun sumber energi yang tersedia saat ini yaitu BBM seperti bensin dan diesel terus mangalami kenaikan harga. Dengan mekanisme subsidi yang dianut Pemerintah Indonesia, kenaikan harga BBM akan menghabiskan APBN jika tidak diambil langkah preventif seperti langkah intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi energi. Diversifikasi energi menjadi solusi yang menarik karena Indonesia memiliki potensi cadangan sumber energi selain BBM yang cukup besar yaitu potensi penggunaan gas alam. Langkah diversifikasi ini kian menarik karena telah tersedianya jaringan pipa yang cukup luas dengan laju alir yang mencukupi untuk digunakan dalam sektor transportasi umum di DKI Jakarta. Namun kendala yang dihadapi adalah tidak berkembangnya infrastruktur pengisian BBG sehingga BBG menjadi tidak kompetitif dari segi pelayanan.
Studi ini dirancang untuk menghasilkan output berupa gambaran jumlah investasi yang diperlukan untuk infrastruktur BBG di DKI Jakarta terutama untuk moda transportasi TransJakarta dan taksi. Proyeksi pertumbuhan angkutan umum dilakukan dengan menggunakan data-data aktual dari berbagai sumber dan metode Logistic Curve. Dan untuk memberikan gambaran yang lebih spesifik, digunakan 3 skenario estimasi pertumbuhan taksi sehingga dapat diambil estimasi proyek pengembangan infrastruktur yang paling realistis dan feasible untuk diterapkan di masa depan.
Berdasarkan hasil pengolahan yang dilakukan, diperlukan 3 SPBG baru untuk koridor VIII - X serta 3 SPBG tambahan di depo bus untuk mengefisiensikan pelayanan pengisian dengan jumlah kapasitas total pelayanan sebesar 3,58 MMSCFD. Untuk pelayanan taksi, diperlukan 22 - 46 SPBG tambahan dan kapasitas total pelayanan 16 - 30 MMSCFD sesuai skenario yang telah dipilih. Investasi yang diperlukan untuk peremajaan satu SPBG lama adalah sebesar 7,8 - 10 miliar rupiah sedangkan untuk satu SPBG baru diperlukan investasi 22 - 23 miliar rupiah. Jumlah pembangunan SPBG terhitung sebanyak 3 - 8 SPBG tambahan per tahun sampai dengan tahun 2015 sesuai dengan skenario. Peremajaan sejumlah SPBG lama juga lebih diutamakan karena membutuhkan investasi yang jauh lebih sedikit dibanding investasi SPBG baru.

Energy has become one of the basic needs of humanbeing in this modern world but current global energy source especially liquid phase fossil fuel keeps on depleting thus increase its price very rapidly. As one of the country that subsidize the fuel price, Indonesia is currently struggling to maintain low fuel price without sacrificing the economic annual balance at the end of the year. From several options that can be applied, energy diversification especially regarding the use of compressed natural gas (CNG) for the public transportation in Jakarta, appears to be a very attractive yet economical solution. But the main problem is there are not enough CNG infrastructure in the current time so economically, CNG does not have a competitive position compared to the conventional fuel.
Based on this condition, this study tries to provide accurate investment prediction for the policy makers to develop CNG infrastructure as fast as possible in the future. This study emphasizes on the output which will describe the projected total investment needed to fullfill the CNG demand for the public transportation system in Jakarta specifically taxi and TransJakarta. The projections state of the art is the unique combination between actual data from reliable sources and well known Logistic Curve Method in 3 different scenarios to provide more accurate output so that any scenarios can be independently valid thus makes it easier to apply the most suitable scenario based on the future condition.
The result shows that there will be 3 new CNG filling stations needed for the future VIII ' X corridor and 3 add-on CNG filling stations in the TransJakarta bus depo at the end of 2009 with an average of 3,58 MMSCFD capacity to increase the filling time efficiency while at the same time, maintaining the level of service of the fleets. While for the taxis gas demand, 22 ' 46 CNG filling stations will be needed to provide an average of 16 ' 30 MMSCFD of CNG based on the scenarios. The investment ammount will vary based on the type of the station, 7,8 ' 10 billion rupiah for a refurbished station investment and 22 ' 23 bilion rupiah for a completely new station While the total average of 3 ' 8 of new or refurbished station will be added each year until 2015. The study also shows that refurbishing old CNG filling station will become the most economical solution for this energy diversification effort compared with building an entirely new filling station.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49679
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nimas Ayu Arumbinang
"[ABSTRAK
Kendaraan beroperasi di DKI Jakarta yang semakin didominasi oleh kendaraan pribadi menyebabkan pertumbuhan aktivitas kendaraan telah melampaui kapasitas jalan yang tersedia, padahal kapasitas lingkungan tersebut tidak boleh dilampaui untuk menjaga sistem lingkungan yang mendukungnya tetap berkelanjutan. Penelitian ini disusun untuk menganalisis hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan sistem transportasi serta dampaknya pada lingkungan hidup, dengan membangun model sistem transportasi yang berkelanjutan berdasarkan teori mengenai sustainable developement, sistem transportasi dan system dynamics. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka dapat dapat ditarik kesimpulan secara umum bahwa sistem transportasi yang ditandai oleh aktivitas dan emisi kendaraan bermotor tidak mampan di masa yang akan datang yang ditandai dari kapasitas jalan yang hampir mencapai batas maksimumnya. Skenario kebijakan yang dibangun di dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa peningkatan peran transportasi publik sebesar 10% dapat menurunkan aktivitas kendaraan sebesar 7,14%.

ABSTRACT
Active vehicle operated in DKI Jakarta that has been dominated by private vehicle is causing vehicle activity growth exceeds available road capacity, which is vital for keeping the environment well functioned. This research was conducted for analyzing relationship beween economic growth and transportation system and its impact on environment particularly road capacity and emission; achieved by building transportation system model using system dynamics. Based on result of research, it is concluded that Jakarta’s current system transportation is not sustained which is indicated by vehicle activity and emission reached its environment capacity. This research proved that increasing in public transportation role by 10% decrease vehicle activity by 7,14%., Active vehicle operated in DKI Jakarta that has been dominated by private vehicle is causing vehicle activity growth exceeds available road capacity, which is vital for keeping the environment well functioned. This research was conducted for analyzing relationship beween economic growth and transportation system and its impact on environment particularly road capacity and emission; achieved by building transportation system model using system dynamics. Based on result of research, it is concluded that Jakarta’s current system transportation is not sustained which is indicated by vehicle activity and emission reached its environment capacity. This research proved that increasing in public transportation role by 10% decrease vehicle activity by 7,14%.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imamum Zaenal Muttaqin
"Makalah ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya [Bambang Sugiarto, Suryana, 2005 ; Bambang Sugiarto, Jabar AW, 2007] dimana polusi udara akan berkurang secara signifikan jika jumlah koridor dan armada yang beroperasi mencukupi dan jika penumpang bus transjakarta adalah yang sebelumnya pengguna mobil pribadi.
Perhitungan pemakaian BBG pada bus transjakarta dan pengurangan emisi kendaraan bermotor kota Jakarta dengan Powersim akan bersifat komprehensif dengan pendekatan model dinamik mulai dari pertumbuhan penduduk, pertumbuhan kendaraan bermotor, pertambahan armada, koridor, dan jumlah penumpang bus transjakarta, dan perluasan jaringan bus pengumpan (feeder) sesuai kondisi terakhir (Agustus 2009).
Hasil yang diharapkan dari studi ini adalah prediksi kebutuhan BBG dan pengurangan laju emisi kendaraan bermotor dengan beroperasinya bus transjakarta dalam menurunkan polusi udara kota Jakarta hingga Tahun 2012.

This paper is a continuity of previous studies [Bambang Sugiarto, Suryana, 2005; Bambang Sugiarto, Jabar AW, 2007] where air pollution will be reduced significantly if the number of corridors and operating of fleet is sufficient and if the bus transjakarta passengers were previously is private car users.
Calculations of the fuel gas (CNG) on the bus transjakarta and reduction of emissions from vehicles with Powersim in Jakarta will be comprehensivelly by approaching to the dynamic models from population growth, vehicle growth, increase fleet, corridors, number of busway passengers, and expansion of the feeder bus network (feeder) according to the last condition (August 2009).
Expected results of this study is to predict demand of CNG on the bus transjakarta and reduction the rate of emission from vehicles with operating bus transjakarta to reduce air pollution in Jakarta until 2012.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50805
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>