Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73845 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Musyafar Kudri Zain
"Suatu model persebaran litofasies sangat penting dalam proses karakterisasi reservoar. Dengan adanya model kita dapat memperhitungkan nilai keekonomian dari reservoar tersebut termasuk menyusun program pengembangan reservoar selanjutnya, serta dapat pula menjadi masukan sebagai model statik dalam proses simulasi resevoar. Dua metode geostatistik dalam memodelkan fasies telah dilakukan dalam penelitian ini yaitu, sequential indicator simulation dan truncated gaussian simulation. Kedua metode tersebut menggunakan analisa model variogram, namun truncated gaussian simulation memperhitungkan konsep model pengendapan litofasies sementara sequential indicator simulation tidak memperhitungkan konsep tersebut. Untuk memodelkan porositas zona reservoar digunakan metode sequential gaussian simulation. Atribut impedansi akustik digunakan sebagai konstrain dalam setiap pemodelan. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa apabila data sumur yang tersedia terbatas dan pemodelan dikonstrain oleh atribut impedansi akustik, metode truncated gaussian simulation lebih baik dalam memetakan persebaran litofasies dibandingkan dengan metode sequential indicator simulation.

A model of lithofasies distribution is very important in the process of reservoar characterization. By using this model, we can calculate the economic value of the reservoar. It also can be used as an input static model for reservoar simulation. Two methods of geostatistics stochastic in facies modeling have been done in this research, sequential indicator simulation and truncated gaussian simulation. Both of methods use the variogram model analysis, however truncated gaussian simulation consider the concept of depositional models of lithofasies while sequential indicator simulation not. Sequential gaussian simulation method has been used to model the reservoar porosity zone. Every modelling process use acoustic impedance attribute as litofasies constrain. The study concluded that if the well data is sparse and acoustic impedance has been used as constrain, truncated gaussian method will produced a better model than sequential indicator method."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T44596
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurfian Adi Prasaja
"Jumlah produksi minyak dan gas dari suatu lapangan penghasil hidrokarbon dapat dikaji dengan melakukan perhitungan cadangan. Salah satu cara untuk mendapatkan nilai pretorian cadangan hidrokarbon adalah dengan memodelkan reservoar pada lapisan interest dari sebuah lapangan penghasil hidrokarbon. Daerah penelitian lapangan FIAN berada pada Sub-Cekungan Jambi yang secara regional termasuk wilayah Cekungan Sumatera Selatan. Fokus penelitian berada pada lapisan Sand 1 dan Sand 2 yang merupakan zona reservoar pada lapangan FIAN. Model berbasis data seismik dan data sumur yang dalam pengolahannya menghasilkan marker geologi, dan peta struktur sebagai input dalam memodelkan reservoar dengan pendekatan geostatistik stokastik. Pemodelan fasies menggunakan metode SIS (Sequential Indicator Simulation) sedangkan pemodelan properti petrofisika menggunakan metode SGS (Sequential Gaussian Simulation).
Pemodelan properti petrofisika terdiri dari pemodelan porositas, saturasi air, dan NTG (net to gross). Dari analisis fasies seismik menunjukkan bahwa lapangan FIAN berada pada lingkungan pengendapan marine atau delta yang sifatnya tenang. Lapisan Sand 1 dan Sand 2 memiliki karakteristik reservoar yang baik karena memiliki nilai properti petrofisika optimal yaitu porositas 20-30%, saturasi air 50-70%, dan NTG 70-90%. Berbasis peta isopach lapisan Sand 1 dan Sand 2 memiliki ketebalan rata-rata berturut-turut 49,34 meter dan 26,30 meter. Proses perhitungan cadangan minyak dapat dilakukan dengan memodelkan STOIIP (Stock Tank Oil Initially in Place) yang pada lapisan Sand 1 dan Sand 2 memiliki nilai 64 x 106 m3. Terdapat respons hidrokarbon yang baik pada lapisan tersebut di sebelah baratdaya lapangan FIAN.

The amount of oil and gas production from a hydrocarbon producing field can be assessed by making a reserve calculation. One of many ways to obtain an estimated value of hydrocarbon reserves is modeling the reservoir in the interest layer of a hydrocarbon producing field. The FIAN field research area is in the Jambi Sub-Basin which is regionally included in the South Sumatra Basin. The research focus is on the Sand 1 and Sand 2 layers which are reservoir zones in the FIAN field. The model based on seismic data and well data which in processing produces geological marker, and structure maps as input in modeling the reservoir with stochastic geostatistical approach. Facies modeling is using the SIS (Sequential Indicator Simulation) method while petrophysical property modeling is using the SGS (Sequential Gaussian Simulation) method.
Petropyhsical property modeling consists of porosity, water saturation, and NTG (net to gross). From the analysis of seismic facies shows that the FIAN field is in a marine or delta deposition environment with tranquil condition. Sand 1 and Sand 2 layers have good reservoir characteristics because it has optimal petrophysical values i.e. 20-30% porosity, 50-70% water saturation, and 70-90% NTG. Based on isopach maps, Sand 1 and Sand 2 layers has an average thicknesses of 49,34 meters and 26,30 meters consecutively. The process of calculating oil reserves can be done by modeling STOIIP (Stock Tank Oil Initially in Place) which at the Sand 1 and Sand 2 layers has a value of 64 x 106 m3. There is a potential hydrocarbon response in that layers at southwest of the FIAN field.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zumrotul Aliyah
"Cekungan Sumatera Selatan merupakan cekungan hidrokarbon terbesar di Indonesia dengan salah satu reservoarnya yang potensial berada di Formasi Baturaja dan Talangakar. Penelitian ini menggunakan metode multiatribut untuk memvalidasi hasil dari metode inversi impedansi akustik dengan lebih detail dalam memetakan zona reservoar di Lapangan “ZA”. Metode inversi impedansi akustik yang digunakan adalah model based. Sedangkan metode multiatribut yang digunakan adalah Probabilistic Neural Network (PNN) dengan parameter fisik volume shale dan porositas efektif. Hasil inversi impedansi akustik kurang memetakan zona reservoar dengan baik dikarenakan rentang yang terlalu lebar pada reservoar karbonat (35000-48000 ft/s.g/cc) dan masih terdapat overlapping pada nilai impedansi akustik batupasir (23000-26000 ft/s.g/cc). Hasil multiatribut secara konsisten menunjukkan persebaran limestone dengan rentang nilai volume shale < 10,75% dan porositas efektif 15,42-23,00 % (good-very good) serta persebaran batupasir dengan rentang nilai volume shale < 31,60 % dan porositas efektif 15,00-25,00 % (good-very good). Berdasarkan hasil analisis kedua metode, terdapat beberapa area potensial dengan porositas efektif dan seal yang baik yang dapat dikembangkan selanjutnya, yaitu persebaran limestone pada area tinggian sebelah barat laut (NW) untuk Formasi Baturaja dan persebaran batupasir pada area timur laut (NE) dan utara (N) untuk Formasi Talangakar.

South Sumatra Basin is the largest hydrocarbon basin in Indonesia with one of its potenstial reservoirs in Baturaja and Talangakar Formations. This study uses a multi-attribute method to validate the acoustic impedance inversion result in more detail for reservoir zone mapping in the “ZA” Field. The acoustic impedance inversion method used is model based. While the multi-attribute method used is Probabilistic Neural Network (PNN) and uses physical parameters of shale volume and effective porosity. The results of acoustic impedance inversion can not map the reservoir zone properly because of the wide range in the carbonate reservoir (35000-48000 ft/s.g/cc). The multi-attribute results consistently show limestone distribution with range of shale volume < 10,75% and effective porosity of 15,42-23,00 % (good-very good), also sandstone distribution with shale volume range < 31,60 % and effective porosity of 15,00-25,00 % (good-very good). Based on this analysis result, there are several potential areas that has good effective porosity and seals that can be further developed, namely the distribution of limestone in the northwestern high area (NW) for Baturaja Formation and the distribution of sandstone in the northeast (NE) and north (N) areas for Talangakar Formation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadaa Daneshara
"Reservoar batuan dasar terekah merupakan reservoar batuan beku dan batuan metamorf yang terekahkan secara alami, sehingga memiliki porositas dan permeabilitas sekunder yang dapat menjadi tempat terkonsentrasinya hidrokarbon. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi reservoar batuan dasar terekah, salah satunya berada pada Cekungan Sumatera Selatan. Pencarian rekahan pada reservoar batuan dasar terekah dinilai cukup rumit. Untuk itu, dibutuhkan metode yang tepat dalam memprediksi sebaran rekahan pada batuan dasar. Salah satu metode yang efektif dalam memetakan dan memodelkan sebaran rekahan pada batuan dasar terekah yaitu metode Continuous Fracture Modeling (CFM). Metode ini memanfaatkan integrasi antara data seismik dengan data sumur melalui pendekatan neural network, sehingga dinilai mampu mengakomodir kelemahan data seismik yang memiliki resolusi terbatas. Data dip angle dan dip azimuth dari data log FMI digunakan untuk analisis rekahan disekitar sumur yang selanjutnya disebarkan secara lateral dalam model grid 3D untuk memprediksi keberadaan rekahan pada daerah yang tidak memiliki data sumur. Fracture driver terpilih (maximum curvature, ant-track, variance, chaos, dip illumination, dan 3D edge enhancement) digunakan dalam proses training dengan fracture indicator untuk menghasilkan model intensitas rekahan. Pemilihan fracture driver didasarkan oleh nilai korelasi, dimana korelasi terbesar terdapat pada atribut passive ant-track sebesar 0.316 dengan fracture indicator. Selanjutnya, model di validasi dengan data Drill Stem Test (DST). Berdasarkan hasil data DST dan model intensitas rekahan menunjukkan bahwa, daerah dengan intensitas rekahan tinggi memiliki korelasi dengan keberadaan fluida berupa gas pada data DST.

Fractured basement reservoir is a reservoir of igneous rocks and metamorphic rocks that are naturally fractured, which has good secondary porosity and permeability which can act as a reservoir for hydrocarbon concentration. Indonesia is one country with a potential of fractured basement reservoir, one of which located in the South Sumatra Basin. Exploring fractured in the basement reservoir is quite tricky, for this reason, a proper method is required to predict the distribution of fractures in the fractured basement. One of the effective methods in mapping and modeling the distribution of fractures in the fractured basement exploration is the Continuous Fracture Modeling (CFM) method. This method utilizes the integration of seismic data and well log data through a neural network approach, which is capable to resolve the weaknesses of the seismic data which has limited resolution. Dip angle and dip azimuth data from log FMI, are used for fracture analysis around wells which later distributed in a 3D grid model to predict the existence of fractures in the area that does not have well log data. The selected fracture drivers (maximum curvature, ant-track, variance, chaos, dip illumination, and 3D edge enhancement) are used for training process with fracture indicator to build the fracture intensity model. The fracture drivers were selected by its correlation value to the fracture indicator, where passive ant-track has the highest value at 0.316. Furthermore, the results of the model are validated with Drill Stem Test (DST) data. Based on the results of DST data and fracture intensity models show that areas with high fracture intensities have a correlation with the existence of gas fluid in the DST data."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Banu Andhika
"Lapangan Kale terletak pada Sub Cekungan Jambi, Cekungan Sumatera Selatan dimana lapangan ini berada pada Blok yang aktif menghasilkan minyak dan gas bumi. Keekonomian atau nilai dari suatu lapangan minyak gas sangat penting dalam rangka pengembangan lapangan tersebut. Sehingga studi integrasi antara geologi dan geofisika mengenai karakterisasi reservoar pada lapangan ini sangat diperlukan. Angka yang didapat dalam hal cadangan akan sangat penting bagi seorang reservoir engineer dalam menentukan keekonomian lapangan tersebut. Berbekal data survey seismik 3D dan 4 sumur eksplorasi studi integrasi geologi dan geofisika ini dijalankan. 3 fase studi utama, yaitu analisa petrofisika, dimana kita dapat mengetahui sifat fisik dari batuan reservoar pada tiap sumurnya di lapangan Kale pembuatan impedansi akustik, dimana didahului dengan analisa rock physic pada data sumur, terlihat jelas bahwa impedansi akustik pada data sumur dapat membedakan 3 jenis litologi yang berkembang pada reservoar sand-A formasi LTAF. Pemodelan geologi, dimana impedansi akustik dan juga data dari analisa petrofisika dipakai sebagai input dalam pemodelan geologi ini. Output dari studi ini akan menghasilkan beberapa peta sebaran reservoar, mulai dari peta sebaran fasies dimana berdasarkan data core sumur Kale-2 reservoar sand-A formasi LTAF diendapkan pada lingkungan transisi/ delta. Peta sebaran porositas, dimana kontrol fasies dipakai dalam mempopulasikan porositas pada reservoar sand- A lapangan Kale. Peta sebaran permeabilitas, di buat berdasarkan persamaan antara porositas dan permeabilitas yang ada pada data core, sehingga nilai permeabilitas pada studi ini didapat dari transformasi porositas- permeabilitas dengan menggunakan persamaan tersebut.

Kale is Field located at Jambi Sub Basin, South Sumatera Basin, which is being a part of one of active blocks in Indonesia. Field economic value is the most important thing in order to develop oil and gas field. Integrated geology and geophysics study for reservoir characterization in this field is urgently needed. For reservoir engineer, reserve estimation from geologist will be used to run the economic evaluation in this field. 3D Seismic data and 4 four exploration wells are used in this integrated G G study. Three primary phases is carried out in order to run this study. Petrophysical analysis in each well in Kale field will be evaluated to have all the petrophysical value in A sand reservoir Acoustic impedance cube generated base on rock physic analysis which is acoustic impedance can divided A sand reservoir into 3 three lithology Geological modeling generated with acoustic impedance cube and petrophysical data as the input. The result of this study is presented in reservoir distribution map, such as facies which is controlled by core data from Kale 2 well that showing this reservoir deposited at delta environment. Porosity distribution map generated with facies distribution control. Porosity permeability plot at Kale 2 well have a good equation will be used to transform porosity value to permeability value."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T47579
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilmi Lazuardi
"Dalam peningkatan eksplorasi minyak dan gas bumi diperlukannya aspek penelitian yang lebih detail dalam pencarian minyak dan gas bumi. Salah satu aspek penting dalam tahapan eksplorasi adalah system petroleum. System petroleum merupakan suatu system yang menggambarkan elemen dan proses dalam membentuk dan menciptakan akumulasi hidrokarbon. Salah satu element terpenting dalam system petroleum adalah batuan induk source rock. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan beberapa data yang diintergrasi sebagai penunjang dalam merekronstruksikan cekungan daerah penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemodelan cekungan 2D skala lapangan pada lintasan seismik untuk melihat kondisi bawah permukaan yang diintegrasikan dengan hasil persebaran Acoustic Impedance vs total organic carbon.
Berdasarkan hasil evaluasi geokimia diketahui lapangan HL yang berada pada sub cekungan Jambi memiliki potensi yang baik pada Formasi Talang Akar dan Gumai dengan nilai TOC 0.6-1 wt untuk formasi Gumai dan 1-1.6 wt untuk formasi Talang Akar, dengan kerogen tipe III. Hasil reflektansi vitrinite pada Formasi Talang Akar dan Gumai di keseluruhan area penelitian yang diwakili oleh sumur pemboran teridentifikasi mature. Hasil persebaran TOC menunjukan pola dominasi dengan potensi TOC yang baik pada Formasi Talang Akar dengan mengisi depositional center pada daerah penelitian.
Hasil akhir penelitian ini adalah rekonstruksi kematangan batuan induk yang menunjukan bahwa kematangan batuan induk pada formasi Talang Akar yang digambarkan dengan reflektansi vitirinite menujukan pada periode Miocen Tengah 18.7 ma dengan nilai Ro sebesar 0.6 . pada periode tersebut merupakan fase dimana sedang terjadinya pola sag sehingga termperature tertinggi pada depositional center 170 0 C. Transformasi Ratio akan megambarkan presentasi batuan induk explusi, pada periode tersebut presentasi TR sebesar 40.

Increasing oil and gas exploration aspect be required for more detail research in the oil and gas exploration. One of important aspect in the exploration stage is petroleum system. Petroleum system is a system that describes element and processes in the migration and explution hydrocarbon accumulation. One of the most important elements of a petroleum system is the source rock. This study to integrated data as support reconstructing the research area basin. The method used in research is modeling 2D field scale basin on the sesmic path to know subsurface conditions. Distribution Source Rock using Acoustic Impedance vs TOC to knowing about potential of source rock.
Based on the results of geochemical evaluation in HL field that the good potential of source rock is Gumai Formation and Talang Akar Formation with the result 0.6 1 wt for Gumai Formation and 1 1.6 wt for Talang Akar Formation with type kerogen number III. Maturity aspect used Ro vitrinite reflectance the result only meature for all data. The result of distribution TOC show domination high potential TOC on Talang Akar formation filling the depositional center in the study area.
The final result of this research is maturity 2D model of source rock wich show that maturity of the source rock in talang akar formation at Middle Miocene 18.7 ma with Ro value 0.6 . The transformation ration will describe source rock explosion. At middle miocen the velnue TR is 40.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T51435
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hira Nasmy
"ABSTRAK
Daerah penelitian lapangan HN ini berada pada Sub Cekungan Jambi yang secara regional termasuk wilayah Cekungan Sumatera Selatan. Fokus penelitian ini berada pada lapisan L formasi Air Benakat yang merupakan reservoir pada lapangan HN ini. Dikarenakan tingginya water cut dari beberapa sumur produksi, sehingga dibutuhkan evaluasi baru untuk mengetahui arah penyebaran reservoir yang baik dan mengetahui besar geometri reservoir lapisan L. Salah satu metode
yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pemodelan. Pemodelan fasies menggunakan metode TGS (Truncated Gaussian Simulation) sedangkan Pemodelan properti menggunakan metode SGS (Sequential Gaussian Simulation).
Pembuatan model properti, secara umum akan mengikuti model fasies yang telah dibentuk, dengan melihat karakteristik batuan reservoar yaitu porositas, permeabilitas, Net to Gross (NTG), dan Saturasi Air (Sw). Dari hasil pemodelan properti ini dilakukan prediksi cadangan hidrokarbon pada lapisan L5. Dari hasil
penelitian ini menunjukkan lapangan “HN” berada pada lingkungan pengendapan Shallow Marine Delta Front dengan pembagian fasies menjadi Mouthbar dan Interdistributary Channel dan karakter reservoir yang baik yaitu porositas 22%, permeabilitas 31.42 mD, serta saturasi air 40%. Daerah yang direkomendasikan berada pada bagian selatan lapangan “HN”, dimana dari hasil perhitungan cadangan diprediksikan memiliki minyak 13 MMSTB dan gas 2 BCF.

ABSTRACT
HN field study is located at Jambi Sub Basin which is regionally located at South Sumatera Basin. This study focuses on L layer Air Benakat Formation which is a
reservoir at HN Field. Because of high water cut from some of production wells, it needs a new evaluation to know the distribution and the geometry of reservoir
layer L. One of the methods that can be use is modeling. Facies modeling using TGS (Truncated Gaussian Simulation) method while property modeling using
SGS (Sequential Gaussian Simulation) method. Property modeling follows the facies model schema by looking the rock characteristics such as porosity, permeability, Net to Gross (NTG), and Water Saturation (Sw). Calculation reserve is predicted from property modeling for layer L. The result from this study indicates that “HN” Field locates at Shallow Marine Delta Front Deposition which
are consist of facies Mouthbar and Interdistributary Channel and a good reservoir characterictic which are 22% porosity, 31,42 mD permebility and 40% Water
Saturation. Recommendation area is located in South of “HN” Field, which is from volume calculation of hydrocarbon is predicted still have 13 MMSTB oil
dan 2 BCF gas"
2015
T43706
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafa Rahmi
"Lapangan SF adalah salah satu lapangan yang berada di Sub-Cekungan Jambi. Lapangan ini terbukti menghasilkan minyak dan gas di dalam reservoar batupasir Formasi Air Benakat dan Formasi Gumai. Lapangan ini ditinggalkan selama 20 tahun dikarenakan tekanan reservoar yang rendah, jumlah gas yang tinggi, masalah distribusi fluida resevoar serta masalah mekanikal lainnya. Hal inilah yang menjadi faktor bahwa lapangan ini perlu langkah interpretasi bawah permukaan lebih lanjut untuk mendapatkan reservoar baru yang prospektif dan dapat mengoptimalisasi produksi.
Studi ini dilakukan pemodelan penyebaran fasies, parameter petrofisika dan perhitungan cadangan hidrokarbon untuk mengetahui arah perkembangan reservoar yang baik pada lapangan ini. Dari hasil penelitian menunjukkan adanya endapan sedimen sand tidal bar yang memiliki karakter reservoar yang baik dengan porositas rata-rata sebesar 21-24 %. Endapan sand tidal bar terakumulasi di bagian barat daya lapangan. Selain itu, dari hasil perhitungan cadangan diprediksi lapangan ini masih menyimpan 18 MMSTB minyak dan 2 BCF gas.

SF field is located in Jambi Sub-Basin. This field proven to produce oil and gas in sand reservoir of Air Benakat Formation and Gumai Formation. Twenty years this field was suspended due to low reservoir pressure, high gas oil ratio, reservoir fluid distribution and mechanical problems. Therefore, this field needs more interpretation to get new reservoir and can optimalization the production. This study will focus only in P Interval, Gumai Formation that indicates potential for further drilling to develop.
The aim of this study is to delineate fasies and petrophysics distribution, and also to calculate reserves for indicating good reservoir direction in this field. The result of this study indicates there is sediment of sand tidal bar and this facies accumulates in the south-west of SF field. Sand tidal bar has a porosity value from 21%-24%. In addition, from the volume calculation of hydrocarbon this field is predicted still have 18 MMSTB of oil and 2 BCF of gas.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T44603
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitra Hanif
"Analisis potensi shale hidrokarbon dengan pendekatan data geokimia dan interpretasi seismik telah berhasil dilakukan pada lapangan FH, Sub-Cekungan Jambi. Parameter dalam eksplorasi shale hidrokarbon yang mengandung Total Organic Content TOC lebih tinggi dari 1, Indeks Hidrogen HI lebih tinggi dari 100, Vitrinite Reflectance Ro lebih tinggi dari 1,3 untuk dry gas, Net Shale Thickness lebih dari 75, dan kerogen dikelompokkan menjadi tipe I, II atau III. Penelitian ini berlokasi di Sub-Cekungan Jambi, yang terletak di provinsi Jambi, bagian timur pulau Sumatera. Sub-Cekungan Jambi adalah Sub-Cekungan dari Cekungan Sumatera Selatan. Berdasarkan petroleum sistem di wilayah Sub-Basin Jambi, source rock berasal dari bentuk Formasi Lahat berupa Formasi Lacustrine dan Talang Akar berupa terrestrial coal dan coal shale. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis potensi shale hidrokarbon di Sub-Cekungan Jambi. Formasi Talang Akar menjadi fokus penelitian ini. Talang Akar memiliki sumber batuan yang berkisar dari yang baik sampai yang sangat bagus dan sangat potensial mulai dari 1,5 sampai 8 wt TOC di daerah Sub-Cekungan Jambi. Inversi seismik adalah teknik pembuatan model geologi bawah permukaan dengan menggunakan data seismik sebagai masukan dan data geologi sebagai kontrol. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai TOC berada pada kisaran 0,5 - 1,5 wt dan Ro berada pada kisaran 0,51 - 1,1. Hasil analisi parameter petrofisika menunjukkan nilai porositas di bawah 10 dan saturasi air lebih dari 50. Interpretasi seismic menunjukkan daerah yang memiliki potensi berada pada nilai akustik impedan di atas 7800 m/s g/cc. Berdasarkan peta persebaran akustik impedan, daerah Timur Laut dan Tenggara merupakan daerah dengan potensi shale hidrokarbon yang baik.

Analysis of the potential of hydrocarbon shale with geochemical data and seismic interpretation has been successfully done in field FH, Jambi Sub Basin. The parameters in the exploration of shale hydrocarbon contains Total Organic Carbon TOC is higher than 1, Index Hydrogen HI is higher than 100, Vitrinite Reflectance Ro is higher than 1.3 for window dry gas, the Net shale Thickness is over 75, and kerogen is classified into type I, II or III. This study are is located in Jambi sub basin, which is situated in the province of Jambi, the eastern part of the Sumatra island. Jambi sub basin is a sub basin of South Sumatra Basin. Based on the petroleum system in the area of Jambi Sub Basin, source rocks derived from the form Lahat Formation lacustrine and Talang Akar Formation in the form of terrestrial coal and coal shale. This study aims to identify and analyze the potential of shale hydrocarbons in the Jambi Sub Basin. Talang Akar Formation is the focus of this study. Talang Akar has a source rock that is ranged from good to excellent and highly potential ranging from 1.5 to 8 wt TOC in Sub Basin area Jambi. Seismic inversion is a technique of making the subsurface geological models using seismic data as an input and geological data as control. Analysis shows that TOC values are in the range of 0.5 ndash 1.5 wt and Ro is in the range of 0.51 ndash 1.1. petrophysic parameter shown that area having porosity less than 10 and water saturation more than 50. Seismic interpretation showing that area interest have acoustic impedance more than 7800 m s g cc. Based on the Acoustic Impedance distribution map, Northeast and Southeast is an area with good shale hydrocarbon potential."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T48071
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivana Debora
"Inversi Extended Elastic Impedance (EEI) merupakan teknik inversi seismik yang secara optimal dapat memprediksi karakter dan keberadaan reservoar hidrokarbon dengan perluasan sudat datang gelombang dari -90° hingga 90°. Pada penelitian Lapangan ?Q? Sub-Cekungan Jambi, inversi EEI mampu mengkarakterisasi reservoar batupasir dan memprediksi keberadaan gas maupun minyak melalui parameter Vp/Vs ratio, lambda-rho dan mu-rho. Dalam inversi EEI dilakukan korelasi untuk mencari nilai korelasi maksimum pada sudut chi (χ) tertentu dari setiap parameter dengan melakukan korelasi antara log EEI dengan log target. Nilai sudut chi (χ) optimum atau best-chi agle ini kemudian digunakan untuk membuat volume scaled reflectivity yang dipakai dalam pembuatan model awal dan juga inversi. Proses inversi dilakukan dengan menggunakan inversi post-stack model based yang baik digunakan pada reservoar lapisan tipis. Hasil inversi selanjutnya digunakan untuk mengetahui penyebaran reservoar dimana hasilnya menunjukkan adanya kemungkinan resevoar yang mengandung gas dan minyak. Pada penelitian, nilai Vp/Vs ratio berkisar antara 16-18, nilai mu-rho berkisar antara 25-35 (GPa*(g/cc)) dan lambda-rho untuk gas berkisar antara 20-22 (GPa*(g/cc)) dan lambda-rho untuk minyak berkisar 25-27 (GPa*(g/cc)).

Extended Elastic Impedance (EEI) inversion method is a seismic inversion technique that optimally can predict the character and the presence of hydrocarbon reservoir with the expansion of the angle?s coming wave from -90 ° to 90 °. In the field of research 'Q' Sub-Basin Jambi, EEI is able to characterize sandstones reservoir and predict the existence of gas or oil through the parameter of Vp / Vs ratio, lambda-rho and mu-rho. EEI is performed in correlation to seek the maximum correlation value at an optimum chi (χ) angle of each parameter specified by the correlation between the targets? logs with the EEI?s logs. Optimum chi (χ) angle or a best-chi angle is then used to create a scaled volume reflectivity that is used in making the initial model and also in inversion process. Inversion is done using post-stack inversion based model which is best used on thin reservoir layer. Inversion results are then used to determine the spread of the reservoir where the results indicate the possibility resevoar containing gas and oil. In the study, the value of Vp / Vs ratio ranged between 16-18, the mu-rho values ​​ranged between 25-35 (GPa * (g / cc)), the lambda-rho values for gas ranged between 20-22 (GPa * (g / cc)) and for oil ranged between 25-27 (GPa * (g / cc)).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63452
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>