Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59828 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fergi Nadira Bachruddin
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas unsur-unsur ajaran Islam dalam berdagang yang termuat dalam teks Singir Dagang. Pembahasan dilakukan melalui unsur pembangun singir yang terdiri dari aspek bunyi, aspek peruangan, aspek kebahasaan, dan aspek pengujaran. Setelah mendapatkan unsur ajaran Islam dalam berdagang, unsur-unsur tersebut disesuaikan dengan nilai-nilai Jawa. Teori yang digunakan adalah teori unsur pembangun puisi dari Karsono H. Saputra yang didominasi oleh aspek kebahasaan dalam memunculkan unsur ajaran Islam dalam berdagang. Metode penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil yang diperoleh dari proses pengolahan data yaitu unsur-unsur ajaran Islam dalam berdagang yang disesuaikan dengan nilai-nilai Jawa.

ABSTRACT
This thesis discusses about the element of Islamic teachings in the trade on the text of Singir Dagang. The purpose of this study is to reveal elements of Islamic teachings through elements of singir build which consist of sound aspect, spacial aspect, expression aspect and language aspect. Then, after getting the element of Islamic teaching in the trade, this thesis will adjust that elements with the value of Javanesse. The theory of build element from Karsono. The language aspect become one of the stong elements for raising the element of Islamic teaching. While the methode from this thesis used the method of description analytic. Results obtained from the data processing is an elements of Islamic teachings in the trade that adapted to the values of Java.
"
2015
S61617
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Keberadaan gamelan di kalangan masyarakat peminat dan
penggemarnya telah berlangsung berabad-abad lamanya.
Kehadiran gamelan diberitakan melalui peninggalan visu-
al dan tertulia. harisan visual terdanat di relief candi Be-
rabudur, Prambanan, Penataran dan Sukuh. Data tertulia ter-
ungkap pada kitab-kitab berbahasa Jawa huna dan haskah-nas-
kah lame berbahasa have Baru.
Gamelan telah melampaui maaa perjalanan yang cukup la-
ma. Ia tumhuh, hidup dan berkembang di lingkungan kelompok
etnis dan sub etnis. Karena ciri etnisnya itu lah gamelan
dikatakan sebagai musik etnis.
Kita mengenal gamelan Jawa, yang bersaudara kandung de~
ngan gamelan Sunda, gamelan bali, gamelan Nadura dan berke-
rabac dengan gamelan-gamelan di daerah lain di indonesia ini
seperci gamelan Banak, gamelan Lampung, Qamelan Banjarmasin,
éamelan gutei, gamelan Lombok dan masih banyak lagi daerah~
daerah yang memiliki alat bunyi-bunyian cradisional kedaerah-
an seperni halnya gamelan di Jawa, Hasing-maaing gamelan da-
ri daerah-daerah setempac icu memiliki sistim nada yang ti-
aax same. `
Gamelan secara kelaziman dapat berfungsi ganda: Gamelan
mandiri dan Gamelan selaku iringan yang masing-masing memi -
liki nilai keindahan tersendiri.
. Di antara jenis gamelan yang ada, penyajiannya frekwen-
sinya tidak begitu tinggi. Gamelan itu hanya tampil sekali-
sekali saja, kepemilikannyapun tidak sembarang orang bolch
mempunyainya. Hanya boleh dimiliki oleh penguasa kerajaan.
Gamelan itu adalah gamelan pakurmatan, berfungsi seoagai sara
na penghormatan, penyambutan dan meramaikan suasana pads pe-
ristiwa tertentu yang bernafas kebesaran, di samping upacara
yang bernuansa keagamaan.
Peneltian ini mencoba mendekatkan antara gamelan pakur-
matan di Jawa dcngan di Bali dari scgi jelajah nada, teknik
tabuhan dan fungsinya."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LAPEN 02 Amr g
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sukesi Adiwimarta
"Poerbatjaraka dalam bukunya Kapustakan Djawi telah membicarakan karya-karya sastra Jawa Kuno berdasarkan urutan kronologisnya, baik yang berbentuk prosa maupun yang berbentuk puisi (1952:5). Karya-karya sastra itu dibaginya menjadi dua kelompok, yaitu kelompok karya sastra Jawa Kuno tua dan kelompok karya sastra Jawa Kuno muda. Ciri-ciri pengenal kelompok karya sastra Jawa Kuno tua ialah:
1) memuat masa atau tahun penulisannya;
2) menyebut nama raja yang memerintah;
3) gaya bahasa;
4) ceritanya sebagian besar bersumberkan cerita dari India;
5) tidak menggambarkan keadaan di Jawa.
Ciri-ciri pengenal untuk kelompok karya sastra Jawa Kuno muda hampir sama dengan yang tua, hanya perbedaannya ada pada butir 4), yaitu kisahnya bersumberkan karya sastra Jawa Kuno yang lebih tua, dan pada butir 5), yaitu menggambarkan keadaan di Jawa.
Kakawin Parthayajna yang dijadikan sasaran penelitian ini menyimpang dari ciri-ciri tersebut, karena tidak memuat masa atau tahun penulisannya, tidak menyebut nama raja, dan nama pengarangnya juga tidak ditemukan di dalamnya. Meskipun begitu Poerbatjaraka cenderung untuk memasukkannya ke dalam kelompok karya sastra Jawa Kuno muda dari zaman Majapahit pertengahan hingga akhir. Hal ini berdasarkan adanya kemiripan bahasa dan isinya yang mengandung ajaran filsafat (op.cit.:47). Zoetmulder mengemukakan bahwa pada bagian akhir Majapahit karya sastra Jawa Kuno dalam bentuk kakawin pada umumnya ditulis di Bali, hanya ada dua di antaranya yang tidak ditulis di sana, yaitu Kakawin Parthayajna dan Kunjarakarna (1985:462).
Sedyawati dalam bagian disertasinya yang membahas tentang karya sastra Jawa Kuno membedakan adanya dua kelompok karya sastra Jawa Kuno, yaitu karya sastra keraton dan karya sastra luar-keraton. (1985:220-221). Petunjuk untuk menetapkan suatu karya sastra luar-keraton, menurut Sedyawati, ialah tanda-tanda yang berupa (op. cit. :260):
1) penggambaran keadaan lingkungan luar-keraton dengan menunjukkan keakraban si penulis dengan keadaan itu;
2) penulis tidak memuji, menyebut, atau pun menyatakan hubungan tertentu dengan sang raja;
3) penulis menyatakan diri sebagai seorang dari kalangan luar-keraton.
Kakawin Parthayajna, sama sekali tidak menyebutkan nama raja ataupun kerajaan, dan juga tidak memuat nama pengarangnya. Dengan memperhatikan perbedaan sifatnya dengan kakawin kerajaan, serta isinya yang menilikberatkan kepada unsur pendidikan keagamaan, maka sarjana ini membuat dugaan bahwa Kakawin Parthayajna mungkin dihasilkan oleh suatu lembaga keagamaan atau pendidikan agama di luar keraton (op.cit.:263).
Beberapa hal berkenaan dengan sifat dan isi Parthayajna yang menyiratkan asalnya dari luar keraton dikemukakannya antara lain:
- gaya penyajian;
- perbendaharaan kata;
- penekanan pada pendidikan keagamaan; dan
- tidak adanya penyebutan raja.
Di samping itu, menurut Sedyawati, kakawin ini juga memperlihatkan kesesuaian dengan sastra keraton dengan memenuhi segala persyaratan penyusunan sebuah kakawin, yang umumnya dihasilkan oleh kalangan keraton. Dengan demikian, Sedyawati juga menduga bahwa Kakawin Parthayajna dibuat oleh kalangan luar-keraton yang mempunyai hubungan dekat dengan keraton (op.cit.:267).
Kakawin Parthayajna (selanjutnya disingkat KPY dan Parthayajna disingkat PY) menarik perhatian dan minat untuk menelitinya lebih lanjut karena terdapatnya pertautan dalam beberapa bagian ceritanya dengan isi Kakawin Arjunawiwaha.
Arjunawiwaha mengisahkan tentang sang Arjuna dari keluarga Pandawa yang bertapa di Gunung Indrakila dan setelah menerima panah sakti dari dewa berhasil membunuh Niwatakawaca, raja raksasa yang menjadi musuh para dewa. Sebagai hadiahnya, Arjuna boleh tinggal di kedewaan beberapa waktu lamanya dan bercengkerama dengan para bidadari.
Parthayajna mengisahkan tentang perjalanan sang Arjuna ke Gunung Indraki la untuk bertapa di sana guna memohon senjata sakti dari para dewa yang dapat dipakai untuk membinasakan musuh para Pandawa, yaitu para Kaurawa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
D5
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suyami
Yogyakarta: BPNB, 2013
899.222 UNS (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yadi Purwanto
"The Qur'an is a holly book (kitabullah) revealed to Prpphet Muhammad. One of all qur'an functions is as a guide or guidance for makind, which details God's other holly books. (Qur'an: 2:185). One form of al - qur'an guidance is about art. Al-Qur'an globally discusses art, whether painting art, painting and other art. One of allah's natures is Al-Jamil (the most bautiful) and He loves beauty. Islam as Din (religion) which the Qur'an generatedhighly appreciate the art, gave a stimulus for art work in accordance with the laws of Allah and the guidance of the Prophet SAW."
Bandung: ITB (Institut Teknologi Bandung), 2010
495 JUSOS 9:19 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rayhan Kusuma Wardhana
"Apapun bentuknya, seni adalah sesuatu yang disukai banyak orang, bisa berupa lukisan, musik, menari, dll. Alasan mengapa seni dicintai oleh banyak orang adalah karena seni dapat diekspresikan dalam bentuk apa saja suasana, mulai dari ceria, sedih, dan marah, tidak ada suasana khusus yang tercipta seni, salah satunya adalah seni lukis yang dapat mengungkapkan semua perasaan dan emosi kita. Lembur, Perkembangan teknologi juga berdampak positif bagi perkembangan seni lukis. Ray & Art adalah merek global yang menjual dua jenis lukisan, yaitu lukisan buatan tangan dibuat di atas kanvas dan lukisan digital yang dibuat dengan aplikasi komputer seperti Photoshop atau Corel. Selain menjual lukisan, Ray & Art juga menyediakan masterclass untuk umum tentang cara melukis membuat lukisan bagus di atas kanvas atau secara digital menggunakan aplikasi komputer. Alasan mengapa Ray & Art juga menjual lukisan dalam bentuk digital dikarenakan maraknya perkembangan teknologi, terutama teknologi layar yang membuat gambar terlihat sangat nyata dan tajam. Munculnya perkembangan aset digital seperti NFT juga membuat seni digital bisa dijual dengan harga fantastis harga.

Whatever its form, art is something that many people like, can be painting, music, dance, etc. The reason why art is loved by many people is that art can be expressed in any atmosphere, ranging from cheerful, sad, and angry, there is no special atmosphere in creating art, one of which is painting that can express all of our feelings and emotions. Over time, technological developments also have a positive impact on the development of painting. Ray & Art is a global brand that sells two kinds of painting, handmade painting that?s made on canvas and digital painting that?s created with computer apps like Photoshop or Corel. In addition to selling paintings, Ray & Art also provide a masterclass for public on how to make great paintings on canvas or digitally using computer apps. The reason why Ray & Art also sells painting in digital form is due to the proliferation of technological developments, especially screen technology that makes images look very real and sharp. The emergence of the development of digital assets such as NFT also makes digital arts able to be sold at fantastic prices."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Suprapti
"Penelitian ini mengenai unsur - unsur ajaran yang terkandung dalam naskah Serat Buntas. Tujuan secara khusus dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan mengungkapkan unsur - unsur ajaran yang terkandung dalam Serat Buntas, sedangkan tujuan umumnya adalah pertama, agar hasilnya dapat dijadikan bahan rujukan bagi peneliti lain yang ingin membahas lebih lanjut dan yang kedua untuk memperkenalkan Serat Buntas kepada masyarakat agar lebih diketahui dan dipahami isinya. Metode yang digunakan dalam mengkaji Serat Buntas adalah metode deskripsi analisis yaitu metode untuk menganalisis dan memberikan gambaran yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13114
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pujiono
"Skripsi ini membahas mengenai sistem bakul dalam perdagangan batik di Jawa. Diawali dengan menjelaskan kondisi sosial ekonomi masyarakat Jawa pada masa depresi tahun 1930. Salah satu dampak dari depresi tersebut adalah usaha para penduduk untuk mencari alternatif usaha di luar pertanian. Mereka kemudian membuka usaha industri rumah tangga dan kerajinan. Untuk memasarkan hasil industri tersebut dijalankan oleh para bakul. Para bakul tersebut melahirkan suatu jaringan distribusi tradisional yang kemudian dikenal dengan nama sistem bakul. Disamping itu juga bab ini memperlihatkan kegiatan perdagangan di Jawa, yang tidak lagi di monopoli oleh orang Cina tetapi juga mulai dilakukan oleh orang Jawa. Pembahasan mengenai sistem bakul terdapat di bab ketiga dengan menjelaskan apa yang dimaksud dengan sistem bakul dan Latar belakang munculnya sistem bakul. Digambarkan pula sistem bakul dalam perekonomian di pedesaan. Banyaknya pedagang yang terlibat dalam perdagangan di pedesaan menimbulkan persaingan yang juga dibahas dalam bab ini. Persaingan tidak hanya datang dari pedagang Indonesia sendiri tetapi juga dari pedagang Cina tetapi juga dari pengusaha Eropa, Kajian khusus mengenai sistem bakul sebagai pemasaran batik di Yogyakarta dibahas dalam skripsi yaitu pada bab keempat. Bab ini diawali dengan memaparkan batik sebagai komoditi barang yang diperjualbelikan oleh bakul. Kemudian menjelaskan sistem bakul dalam jaringan distribusi batik dengan menerangkan kedudukan bakul dan juragan sebagai bagian dari sistem bakul serta hari pemasaran batik. Salah satu hal yang menarik dalam distribusi yang dilakukan oleh para bakul adalah adanya persaingan antara pengusaha Eropa dan Cina bahkan dengan sesama bakul sendiri. Keuntungan sebagai penduduk pribumi membuat posisi bakul berada diatas orang Eropa dan Cina terutama dalam mernasarkan batik di pedesaan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12752
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karsono Hardjosaputro
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
809.933 57 KAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan bahan penelitian yang berisi bermacam-macam daftar pertanyan, baik dalam bahasa Jawa maupun Melayu, yang disiapkan oleh Th. Pigeaud dalam rangka studinya tentang pertunjukan rakyat Jawa. Hasil penelitian tersebut kemudian dibukukan dalam karya Pigeaud berjudul Javaanse Volksvertoningen (Batavia: Balai Pustaka, 1938). Menurut dugaan penyunting, bahan ini disiapkan Pigeaud sekitar tahun 1930 untuk dipakai oleh tim yang terjun ke lapangan untuk mewawancarai calon narasumber (semacam kuisioner). Adapun masalah pokok yang dipertanyakan dalam survey ini antara lain tentang: srandhul, barongan, reyog, topeng, sandur, dabusan, gambuh, sintren, lais, slawatan,pertunjukan Damarwulan di Ragajampi, sramaan di pulau Madura, ronang, dan srunen. Salah satu contoh dari jawaban pertanyaan ini, lihat catatan Prawirapranata tentang srandhul di daerah Wuryantara, Wanagiri, pada FSUI/ST.4dan 4a."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
ST.13-W 77.02
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>