Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70780 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Monica Restiana Guritno
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang sikap hidup orang Jawa pada lima cerkak dalam antologi crita cekak Mawar Abang karya Ariesta Widya. Tujuan penelitian ini untuk menguraikan gambaran sikap hidup orang Jawa yang terdapat dalam lima cerkak tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Teori yang digunakan adalah teori struktural Burhan Nurgiyantoro dan tiga buku tentang orang Jawa karya Franz Magnis Suseno, Maria A. Sardjono, dan Niels Mulder. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa sikap hidup orang Jawa yang muncul dalam lima cerkak tersebut antara lain, sikap nrima, rukun, hormat, tepa slira.

ABSTRACT
This thesis is discussing the Javanese?s in five short stories on an anthology of Mawar Abang by Ariesta Widya. The research is aiming to explain the description of Javanese?s attitudes which has been described in those five short stories. This research has been analysed in descriptive analysis method and based on the structural theory by Burhan Nurgiyantoro and the three other books about the Javanese by Franz Magnis Suseno, Maria A. Sardjono, and Niels Mulder. The attitudes of Javanese which has been described in those five short stories as the result are the attitude of nrima, harmonious, respect, and tepa slira."
2015
S59597
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Pratama
"Kuliner tidak hanya menjadi sekedar makanan dan minuman saja tetapi lebih dari itu bertransformasi menjadi sebuah kajian gastronomi kuliner yang menitikberatkan pada aspek sejarah, nilai nilai, filosofi, cita rasa dan komponennya. Pengkajian permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini terkait identitas budaya gastronomi kuliner Jawa dalam kelima lagu karya Ki Narto Sabdo. Metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan objektif terhadap penerapan teori Gastronomi Kuliner Santich, dan Representasi Identitas Budaya Stuart Hall. Hasilnya, representasi identitas budaya gastronomi kuliner Jawa terbangun atas komponen gastronomi kuliner seperti bahan, cara pembuatan, bentuk, cita rasa, warna, nilai nilai dan manfaat. Kelima kuliner tidak mengandung semua komponen tersebut dalam satu lagu melainkan hanya beberapa komponen. Komponen gastronomi dalam setiap lagu menjadi ciri khas tersendiri pada kuliner tersebut. Selain itu, representasi identitas budaya gastronomi kuliner Jawa juga terepresentasikan dalam ekspresi diri masyarakat Jawa melalui unen-unen dan wewaler. Kesimpulannya ialah representasi identitas budaya gastronomi kuliner Jawa dalam lagu tersebut terbangun atas kecerdasan berpikir masyarakat Jawa yang tertuang dalam unen-unen dan wewaler yang terafiliasi dengan keunikan serta ciri khas masing-masing kuliner menjadikan keberagaman khazanah kuliner Jawa.

Culinary not only becomes just food and drink but more than that transformed into a study of culinary gastronomy that focuses on aspects of history, values, philosophy, taste and its components. The study of the problems discussed in this research is related to the cultural identity of Javanese culinary gastronomy in the five songs by Ki Narto Sabdo. Descriptive qualitative method with an objective approach to the application of Santich's Culinary Gastronomy theory, and Stuart Hall's Cultural Identity Representation. As a result, the representation of Javanese culinary gastronomy cultural identity is built on culinary gastronomy components such as ingredients, method of preparation, shape, taste, color, value and benefits. The five cuisines do not contain all these components in one song but only some components. The gastronomic components in each song characterize the culinary. In addition, the representation of Javanese gastronomic cultural identity is also represented in Javanese self-expression through unen-unen and wewaler. The conclusion is that the representation of Javanese culinary gastronomic cultural identity in the song is built on the intelligence of Javanese thinking contained in unen-unen and wewaler which is affiliated with the uniqueness and characteristics."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"bawean merupakan pulau kecil di wilayah Jawa Timur yang penduduknya berasal dari berbagai etnik , seperti Madura, Palembang, Jawa dan Bugis. Budaya Bawean adalah campuran dari budaya penduduk yang ada di Pulau Bawean...."
PATRA 10(1-2) 2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyu Nengsih
"ABSTRAK
Di antara beragam fabel yang tersebar di Indonesia, salah satunya ialah fabel Dayak Bakumpai. Fabel Dayak Bakumpai secara tidak langsung mempresentasikan nilai-nilai budaya luhur masyarakat Dayak Bakumpai. Pemahaman tentang kehidupan sosial, kearifan, dan kebijakan masyarakat Dayak Bakumpai dapat dipelajari melalui tokoh dan karakter binatang-binatang dalam fabel Dayak Bakumpai. Fabel Dayak Bakumpai ini sejogjanya harus dipertahankan keberadaannya, agar tetap lestari. Tulisan ini secara ringkas mendeskripsikan representasi kehidupan sosial masyarakat Bakumpai dalam fabel Dayak Bakumpai. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik catat, wawancara, dan studi pustaka. Hasil analisis memberikan gambaran singkat mengenai representasi kehidupan sosial masyarakat Dayak Bakumpai dalam fabel Dayak Bakumpai."
Jayapura: Kibas Cenderawasih, 2018
400 JIKK 15:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Etty Kustiaty
"ABSTRAK
Benedict mengatakan bahwa kebudayaan Barat menekankan "dose", sedangkan kebudayaan Jepang adalah kebudayaan yang menekankan "malu". "Halu" (dalam bahasa Jepang disebut "haji"), adalah reaksi atas kritik atau pandangan orang lain, dalam masyarakat Jepang menjadi suatu pertimbangan penting dalam menata pola kelakuan { Benedict, 1948:104-106).
Sakuta yang mengkritik pandangan Benedict tentang "haji no bunka" atau kebudayaan "malu" Jepang mengatakan bahwa sebenarnya malu bagi orang Jepang atau "haji" tidak hanya disebabkan oleh adanya kritik orang lain saja, melainkan berasal dari adanya perhatian yang khusus dari orang lain, tidak peduli apakah berupa kritikan ataupun pujian. Apabila orang Jepang dalam posisi diperhatikan maka akan "hajiru" atau merasa malu. (Sakuta Koichi, 1972, 200-207). Dikatakannya bahwa Benedict hanya melihat malu orang Jepang dari satu sisi saja, yaitu malu karena adanya tekanan atau kritik dari "kokai" atau umum yang disebut "kochi" atau malu umum. Adapun terhadap argumentasi Benedict yang menyimpulkan bahwa Kebudayaan Jepang adalah kebudayaan malu, Sakuta kurang puas, karena nenurutnya Benedict masih perlu menyusun suatu konsep malu yang lebih tepat untuk dapat mencakup bentuk gejala malu sebagai reaksi atas pujian. Hal ini disebabkan karena orang Jepang akan merasa malu bukan hanya ketika mandapat kritikan dari orang lain melainkan "wareware wo hajisaseru no wa isshuu tokubetsu no tsushi de aru" , yang berarti bahwa, "yang menimbulkan rasa malu itu adalah adanya perhatian khusus". Demikian menurut Sakuta, sehingga apa yang dikemukakan Benedict dianggap belum tentu dapat menjawab atau menerangkan berbagai bentuk gejala malu yang ditampilkan orang Jepang. Selanjutnya Sakuta mengatakan bahwa ada 2 kriteria "haji" yaitu "kochi" atau "main publik" yang timbul karena kehadiran orang lain dan "shuchi" atau "malu pribadi" muncul dari diri sendiri, yang disebabkan karena keadaan lingkungannya, atau .dalam kedudukannya bila dibandingkan dengan orang lain, walaupun sebenarnya belum tentu hal tersebut dianggap "haji" oleh orang lain (shikono kui chigai). (Sakuta Koichi, 1972; 296). "
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pelawi, Kencana S.
Depok: Universitas Indonesia, 1986
S7383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alda Maulida
"Pada dasarnya setiap manusia memiliki caranya masing-masing dalam menyikapi kehidupan, seperti halnya pada orang Jawa memiliki sikap hidup untuk mencapai sebuah kebahagiaan lahir dan batin. Sesuai pada tujuh cerkak dalam Antologi Crita Cekak: Paron karya Poerwardhie Atmodihardjo yang di dalamnya terdapat sikap hidup orang Jawa yang berhubungan dengan Tuhan melalui penggambaran perilaku tokoh aku. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra dan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengungkapkan sikap hidup orang Jawa yang berhubungan dengan Tuhan dan memaparkan mengenai relevansi sikap hidup orang Jawa yang berhubungan dengan Tuhan pada kehidupan masyarakat di masa kini. Sumber data berupa cerkak dalam Antologi Crita Cekak: Paron karya Poerwardhie Atmodihardjo. Hasil penelitian ini adalah (1) hubungan manusia dengan Tuhan meliputi sikap terhadap takdir, darma, karma, eling (sadar), pracaya (percaya), sabar, rila (rela), nrima (menerima), wedi (takut), dan isin. (2) relevansi sikap hidup orang Jawa pada masyarakat masa kini. Berdasarkan analisis, dapat disimpulkan bahwa pemahaman mengenai sikap hidup orang Jawa yang berhubungan dengan Tuhan bertujuan untuk mencapai sebuah keselarasan dan kedamaian bagi kehidupan tokoh aku, serta relevansi pada kehidupan masyarakat di masa kini yang dapat digunakan sebagai acuan untuk selalu mendekatkan diri kepada Tuhan dan menjauhi larangannya.

Basically, every human being has their own way of dealing with life, just as the Javanese people have an attitude of life to achieve inner and outer happiness. In accordance with the seven cerkak of Antology Crita Cekak: Paron by Poewardhie Atmodihardjo, in which there is a Javanese people attitude to life related to God through the depiction of behaviors of characters aku. This paper devised the sociological approach the literature and a combination of descriptive and qualitative method. The purpose of this paper is to reveal the attitude of Javanese people life’s related to God and to describe the relevance of Javanese people attitude to life related to God in the life peole of the present. The data in this paper is acquired from Antology Crita Cekak: Paron by Poewardhie Atmodihardjo. The results of this paper are the following: (1) the relationship between humans and God includes attitudes towards fate, darma, karma, eling (aware), pracaya (belief), patient, rila (willing), nrima (accepting), wedi (fear), and isin. (2) the relevance of the Javanese people attitudes to life people of the present. Based on analysis, it can be concluded that the understanding of the daily attitudes of Javanese people related to God for the purpose of a harmony and survival of characters aku, as well as the relevance to people’s lives that can be used as a goal to always get closer to God and his limitations. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hanandhia Lindsy Rustam
"Salah satu karakteristik dari kepercayaan Shinto dan Buddha adalah kebiasaan mewujudkan roh atau kami ke dalam objek alam. Ishimure Michiko menggunakan karakteristik tersebut sebagai bagian dari kritik terhadap modernitas yang merusak alam dengan cara menghadirkan karakter non-manusia sebagai entitas yang memiliki agensi dan subjektifitas yang serupa dengan karakter manusia. Menurut teori realisme animis yang dikemukakan oleh Harry Garuba, dengan penggambaran tersebut, sebuah karya sastra bisa mematerialisasi atau mewujudkan ide-ide abstrak. Dalam kasus Tenko, agensi dan subjektifitas non-manusia dapat mematerialisasikan ide pembungkaman alam oleh modernitas.

One of the characteristics of Japanese Buddhist and Shinto belief is the habit of ‘locking’ spirits within the natural world. Ishimure Michiko makes use of this as a way to critique modernity, specifically on how it destroys nature. Ishimure does this through the realist presentation of animist conception of the world that portrays non-human characters as beings with agency and subjectivity. According to Harry Garuba’s theory of animist realism, a realist presentation of an animist world in fiction allows for the materialization of abstract ideas. In the case of Tenko, non-human agency and subjectivity materializes the idea that nature has been silenced."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Renariah
"Berdasarkan hasil sensus penduduk dunia tahun 1995, diperoleh data bahwa harapan hidup terpanjang di dunia dicapai oleh bangsa jepang, dengan rata-rata umur lansia untuk laki-Maki mencapai 76 tahun dan perempuan mencapai 82 tahun. Salah sate contohnya adalah Shigechiyo Izumi berhasil mencapai umur 120 tahun. Sementara harapan hidup bangsa lain seperti Swiss rata-rata hanya mencapai 74 tahun untuk laki-laid daze 80 tahun untuk perempuan, sedangkan Amerika hanya mencapai 72 tahun untuk laki-laki dan 79 tahun untuk perempuan (Kosei hakusho = buku putih mengenai kesehatan dan kesejahteraan, 1995 : 127).
Selanjuthya kalau kita amati data hasil sensus penduduk prefektur Miyagi tahun 1998, data tersebut menunjukkan bahwa setiap tahun orang jepang berusia lanjut bertambah dalam jumlah yang cukup besar, yaitu jumlah penduduk pada tahun 1996 berjumlah 352.449 orang, sedangkan pada tahun 1997 jumlahnya naik menjadi 367210 orang, berarti dalam kurun waktu satu tahun penambahannya mencapai 14.761 orang (Laporan tahunan sensus penduduk prefektur Miyagi, 1998). Dari selisih jumlah tersebut menunjukkan bahwa usia lanjut dapat diraih dan dipertahankan melalui pembinaan kesehatan yang baik.
Dunn (1976: 135) mengemukakan bahwa upaya pembinaan kesehatan ataupun penyembuhan diri dari suatu penyakit merupakan bagian dari kebudayaan setiap masyarakat tertentu. Betapapun sederhananya suatu masyarakat, mereka pasti memiliki cara tersendiri yang sesuai dengan tradisi-tradisi budaya yang rnencakup pengetahuan yang mereka miliki sebagai pedoman yang dipakai untuk membina kesehatan.
Iitsutae adalah salah satu bentuk tradisi lisan, yang disampaikan secara turun temurun sejak dahulu kala, yang merupakan salah satu model pengetahuan orang Jepang yang secara selektif dipergunakan oleh orang Jepang khususnya di prefektur Miyagi sebagai pendukungnya. Model pengetahuan tersebut merupakan bagian dari kebudayaan mereka, yang mereka pergunakan sebagai pedoman untuk bertindak, dalam hal ini adalah pedoman dan sebagai acuan untuk membina kesehatan bahkan mengobati penyakit?"
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Serat Darmariwayat sebagai satu dari sekian hasil karya sastra Jawa mengandung nilai-nilai ajaran (didaktik) dan filosofis yang cukup tinggi.Pesan -pesan yang terkandung di dalamnya merupakan hasil perenungan pujangga masa lalu yang sampai sekarang masih bermanfaat...."
PATRA 9(3-4) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>