Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129320 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratih Miranda
"Penelitian berfokus kepada melihat perbedaan dampak persepsi mengantri konsumen dengan adanya keterlibatan emosi yang diselipkan pada media distraksi, baik musik maupun video. Diuji menggunakan metode eksperimen. Hasil penelitian menunjukan bahwa hal kecil seperti penentuan konten pada media distraksi memiliki pengaruh yang besar. Konsumen yang mendapatkan paparan distraksi positif merasakan kepuasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan konsumen yang tidak mendapatkan paparan distraksi. Namun, konsumen yang mendapatkan paparan distraksi negatif merasakan kepuasan yang lebih rendah dibandingkan dengan konsumen yang tidak mendapatkan paparan distraksi. Sedangkan, waktu yang dirasakan oleh konsumen akan terasa lebih cepat bila mereka menerima distraksi, baik distraksi musik ataupun video, maupun distraksi dengan stimulus positif maupun negatif. Emosi dan media distraksi mempengaruhi waktu yang dirasakan konsumen (perceived waiting time) dan kepuasan mengantri (waiting satisfaction), namun kedua variabel tersebut tidak saling berinteraksi.

The research focuses on determine the difference between consumer`s waiting perceptions and the existence of emotional involvement on environmental distracter they receive. Tested using experimental method. Test result show that insignificant thing such as content selection on environmental distracter has significant impact on. Consumer who have positive distraction experience higher satisfaction that those who have no distraction, but, consumer who have negative distraction experience lower satisfaction than those who have no distraction at all. However, consumer`s perceived waiting time feel faster while they received a distraction, either from music or video, positive distraction or negative one. Emotion and media distraction effect perceived waiting time and waiting satisfaction, but those two variables are not interacting between each other."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didik Sulaiman
"Merek merupakan suatu aset perusahaan yang sangat berharga. Suatu merek yang kuat dan "terkenal" telah terbukti mampu memberikan efek emosional yang sangat besar bagi konsumen (Riana, 2008; Adaval, 2003). Efek emosional yang ditimbulkan oleh merek tersebut akan berpengaruh terhadap proses penilaian suatu produk, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap proses pembelian. Oleh karena itu, dapat diasumsikan bahwa kemampuan konsumen dalam mengelola emosinya akan berpengaruh pada penilaian konsumen terhadap suatu produk bermerek. Untuk pengukuran mengenai kemampuan konsumen dalam mengelola dan mengggunakan emosinya, pada dewasa ini telah dikembangkan konsep kecerdasan emosional konsumen oleh Kidwell et al (2008). Dari dasar itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional konsumen dengan intensi untuk membeli produk ?bermerek terkenal? dan ?bermerek tidak terkenal? pada mahasiswa. Pada kasus produk ?bermerek terkenal?, hasil penelitian ini menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara kecerdasan emosional konsumen dengan intensi membeli. Sebaliknya, terdapat hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosional konsumen dengan intensi membeli produk "bermerek tidak terkenal". Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsumen dengan kemampuan kecerdasan emosional yang tinggi, akan lebih mampu memilih produk yang berkualitas terlepas dari pengaruh merek. Hal ini terlihat dari tingkat intensi yang lebih tinggi terhadap produk ?bermerek tidak terkenal?, yang dalam penelitian ini lebih berkualitas dibandingkan dengan produk "bermerek terkenal".

A brand is a valuable asset of the company. A strong and famous brands has been proved that they can give a great emotional impact to the customers (Riana, 2008; Adaval, 2003). The emotional impact that was emerged from the brand will influence the assessment and valuation process of a product, and furthermore, it will affect the purchasing process. So, it can be assumed that consumers? ability in managing their emotions will affect to their valuation to a branded products. Recently, a concept of consumers? emotional intelligence has been developed by Kidwell et al (2008) to measure consumers? ability in managing their emotions. From that basic, this research was conducted to know the relations between consumer?s emotional intelligence to their intention to purchase infamous product or famous product to university students. For famous products, the result of this research stated that there is no significant relation between consumers? emotional intelligence and their intention to buy products. On the contrary, there is a positive significant relation between consumers? emotional intelligence and their intention to buy infamous products. The result of this research showed that consumers with a high emotional intelligence will be able to choose a good product quality. This is shown from the higher intenti on rate to infamous branded product, which is in this research has a better quality than a famous branded product."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggraini Sukardi
"Menjalin hubungan cinta adalah hal yang diingini oleh setiap individu. Individu yang menjalin hubungan cinta cenderung lebih bahagia daripada yang tidak. Bagi individu dewasa muda, menjalin hubungan pacaran merupakan pencapaian status dewasa (Bell, 1971), masa pemilihan pasangan hidup (Hurlock, 1980) ataupun untuk memenuhi kebutuhan psikologis dan emosional seseorang.
Masa pacaran dianggap penting karena terdapat banyak faktor didalamnya yang akan menjadi hal penting dalam kehidupan perkawinan (Strong & De Vault, 1988). Hubungan pacaran sebagai suatu bentuk hubungan cinta pada akhirnya diharapkan menuju perkawinan, sehinga hubungan pacaran dilihat sebagai persiapan untuk saling mengenal dan menyesuaikan diri.
Hubungan pacaran yang diharapkan oleh setiap individu adalah hubungan yang memuaskan. Kepuasan seringkali berhubungan dengan kebahagian. Pada penelitian Emmons (dalam Myers, 1996) diketahui bahwa mahasiswa yang paling bahagia adalah yang merasa puas dengan kehidupan cintanya Pentingnya kepuasan menunjukkan seseorang memiliki fisik dan psikologis yang sehat. Dengan hubungan pacaran yang memuaskan diharapkan dapat diambil keputusan matang menuju perkawinan yang bahagia.
Kepuasan dalam hubungan pacaran mendorong individu untuk mempertahankan hubungan tersebut. Sedangkan keputusan itu bersifat subyektif dan dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah tingkat keterlibatan, keterbukaan diri, tuntutan atau harapan pasangan untuk berubah (Tysoe, 1992). Masalah komunikasi dan kematangan emosi juga menjadi faktor yang mempengaruhi kepuasan dalam hubungan pacaran (Hendrick, 1989).
Hubungan yang intim dapat berkembang dengan mudah bila memiliki kapasitas untuk berbagi dan memahami orang lain. Seseorang yang matang mampu berkomunikasi secara terbuka, sensitif terhadap kebutuhan orang lain dan memiliki toleransi yang tinggi. Karena itu emosi yang matang diperlukan untuk mencapai kepuasan dalam hubungan pacaran.
Mahasiswa sebagai individu yang berada pada tahap dewasa muda dituntut untuk memiliki hubungan pacaran dan bersikap matang dalam bertindak. Oleh sebab itu penelitian ini menggunakan mahasiswa sebagai subyek penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kematangan emosi dan kepuasan dalam hubungan pacaran pada mahasiswa, juga hubungan antara aspek-aspek di dalam kematangan emosi dengan kepuasan dalam hubungan pacaran. Disamping itu juga, tujuan penelitian ini ingin melihat gambaran kematangan emosi pada mahasiswa serta gambaran kepuasan dalam hubungan pacarannya.
Yang menjadi subyek penelitan ini adalah mahasiswa Universitas Indonesia dengan lamanya hubungan pacaran sedlikitnya satu tahun. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik incidental sampling yang terkumpul sebanyak 77 orang subyek. Alat pengumpulan data adalah menggunakan kuesioner Emotional Maturity Scale dari Dean (1966) sebagai alat pengukur kematangan emosi dan Relationship Assesment Scale dari Hendrick (1988) sebagai alat pengukur kepuasan dalam hubungan pacaran. Pengolahan data dilakukan dengan analisa deskriptif, korelasi dan regresi majemuk. Keseluruhan pengolahan data dilakukan dengan bantuan program SPSS 7.5.
Hasil dari penelitian yang didapat adalah terdapat hubungan yang signifikan antara kematangan emosi dan kepuasan dalam hubunga pacaran pada mahasiswa. Dari masing-masing dimensi dalam kematangan emosi yang memberikan kontribusi terbanyak terhadap kepuasan dalam hubungan pacaran adalah dimensi hubungan pria wanita, toleransi stres dan komunikasi.
Sama untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya digunakan juga metode wawancara sehingga dapat terlihat kepuasannya secara subyektif. Pengambilan data berpasangan juga baik dilakukan sehingga dapat dilihat perbandingan pandangan pasangannya. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
S Olvah Alhamid
"Skripsi ini membahas tentang Inovasi Terbuka dalam pelayanan kesehatan, yaitu keterlibatan pihak ketiga (konsumen) dalam proses inovasi dengan menggunakan media sosial untuk membantu tingkatan kepuasan pelanggan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan membangun framework pada hasil penemuan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan media sosial meningkatan kepuasan pelanggan dalam pelayanan kesehatan khususnya dalam hal penanganan penyakit kronis.

This research discusses about how Open Innovation in healthcare system, which is the involvement of third party (consumer) in innovation process contributes to customer’s satisfaction level through the use of social media. This research uses qualitative descriptive method by developing a framework for the findings. The result of this research proves that the use of Open Innovation in healthcare system by using social media increases customer’s satisfaction, especially customers with chronic diseases."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Revita Maiowa
"Kepuasan kerja merupakan suatu bentuk kepuasan individu terhadap pekerjaannya. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti fenomena kepuasan kerja, serta menguji pengaruh dari emotional intelligence dan participative leadership yang ada pada individu terhadap kepuasan kerja, dengan menggunakan variabel keterikatan kerja sebagai mediasinya. Penelitian ini menggunakan metode analisis Structural Equation Modelling (SEM) dengan membagikan kuesioner kepada responden. Penelitian ini dilakukan kepada pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan dengan jumlah responden sebanyak 285 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa emotional intelligence memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja dan keterikatan kerja. Sedangkan participative leadership tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja namun memiliki pengaruh terhadap keterikatan kerja. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa keterikatan kerja berperan sebagai mediasi hubungan antara emotional intelligence dengan kepuasan kerja, dan participative leadership dengan kepuasan kerja. Selanjutnya, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi manajemen di bidang sumber daya manusia dalam menciptakan kondisi yang dapat meningkatkan kecerdasan emosional dan keterikatan kerja para pegawainya, khususnya di sektor publik.

Job satisfaction is a form of individual satisfaction with his work. This study aims to examine the phenomenon of job satisfaction, and to look at the influence of emotional intelligence and participative leadership in individuals on job satisfaction, using work engagement variable as a mediation. This study used the Structural Equation Modelling (SEM) analysis method by distributing questionnaires to respondents. This research was conducted on employees in the Directorate General of Fiscal Balance with a total of 285 respondents. The results of this study showed that emotional intelligence has a significant influence on job satisfaction and work engagement. While, participative leadership does not have a significant effect on job satisfaction but has an influence on work engagement. he results of this study also show that work engagement acts as a mediation for the relationship between emotional intelligence and job satisfaction, and participatory leadership and job satisfaction. Furthermore, this research is expected to be able to contribute to management in the field of human resources in creating conditions that can improve the emotional intelligence and work engagement of its employees, especially in the public sector."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrahim Fahmi Aziz
"ABSTRAK
Fenomena job-hopping atau kutu loncat bagi angkatan kerja gen Y merupakan permasalahan yang dihadapi oleh departemen SDM di perusahaan-perusahaan saat ini. Para ahli memperkirakan pada tahun 2020, gen Y akan memenuhi 50 tenaga kerja di dunia. Tingginya angka turnover pada karyawan gen Y menyebabkan perusahaan mulai beradaptasi dengan fenomena ini. Berbagai program dan tawaran disiapkan untuk menarik minat dan kesetiaan karyawan gen Y. Mulai dari gaji, work-life balance, hingga suasana kerja yang nyaman disiapkan perusahaan untuk menyambut angkatan kerja gen Y yang akan semakin banyak. Organizational emotional intelligence OEI adalah variabel dengan level iklim yang melibatkan norma dan kebiasaan karyawan di kantor yang merupakan indikator untuk mengukur iklim suasana kerja. Penelitian ini akan melihat bagaimana OEI dapat mempengaruhi intention to leave karyawan gen Y melalui mediasi sikap karyawan yang dihubungkan kepada variabel job satisfaction dan affective commitment. Dengan mensurvei karyawan di instansi pemerintah di Jakarta n=109 , penelitian ini menemukan bahwa job satisfaction dan affective commitment memediasi dampak dari OEI pada intention to leave. Penelitian ini memberikan kontribusi untuk pemahaman yang lebih luas tentang persepsi dampak OEI terhadap sikap karyawan terhadap organisasi dan pekerjaan; dan bagaimana sikap ini berdampak pada intention to leave.

ABSTRACT
The phenomenon of job hopping for the Y workforce is a problem faced by the HR departments of the companies today. Experts estimate by 2020, Y genes will meet 50 of the workforce in the world. The high number of turnover in gen Y employees cause companies to adapt to this phenomenon. Various programs and offers are set up to attract the interest and loyalty of gen Y employees. Starting from salary, work life balance, to a comfortable working atmosphere the company prepares to welcome the growing Y workforce. Organizational emotional intelligence OEI is a variable with a climate level that involves the norms and habits of employees in the office which is an indicator to measure the climate of work atmosphere. This study will look at how OEI can influence the intention to leave gen Y employees through mediation of employee attitudes that are linked to job satisfaction and affective commitment variables. By surveying employees at a government agency in Jakarta n 109 , this study found that job satisfaction and affective commitment mediate the impact of OEI on intention to leave. This study contributes to a broader understanding of OEI 39 s impact perceptions on employee attitudes towards organization and employment and how this attitude affects the intention to leave."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Meiriana
"Tesis ini menganalisis pengaruh loyalitas terhadap hubungan antara kepuasan konsumen dan perilaku pembelian berulang. Loyalitas konsumen dijelaskan melalui variabel sikap dan perilaku loyalitas. Riset ini merupakan riset kuantitatif yang menggunakan data primer yang disebarkan pada 150 konsumen Tolak Angin Sido Muncul di Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode analisis Strnctural Equation Model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku loyalitas dapat memediasi hubungan secara positif antara kepuasan dan intensi pembelian berulang. Namun, sikap loyalitas tidak dapat memediasi langsung hubungan secara positif antara kepuasan dan intensi pembelian berulang.

This thesis analyzed the loyalty's influence on the consumer satisfaction and repurchase behavior relationship. Consumer's loyalty is explained with attitude and behavioral loyalty variable. This research is a quantitative research which uses primary data from I 50 Tolak Angin Sido Muncul consumer's in Jakarta. This research using Strnctural Equation Modelling. The results of this research show that behavioral loyalty positively mediated the relationship between satisfaction and repurchase intention Meanwhile, attitude loyalty couldn't positively mediated the direct relationship between satisfaction and repurchase intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T29161\
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Lesmana
"Penelitian ini tentang pengaruh komponen ambient conditions yang terdiri dari Lighting and Colour pencahayaan dan pewarnaan , Size and Shape Perception persepsi luas dan bentuk , dan Noise and Music Kebisingan dan Musik terhadap kondisi emosi pelanggan dengan pendekatan unipolar, kepuasan konsumen dan keinginan berperilaku dari pelanggan restoran. Penelitian ini menggunakan teori perilaku konsumen, dengan memakai tiga elemen dasar dalam analisis konsumen yaitu, afeksi dan kognisi, lingkungan konsumen dan perilaku terbuka konsumen. Penelitian ini menggunakan data kuesioner dari 124 responden pelanggan restoran Foodrink House, menggunakan metode regresi Multivariate General Linear Model dan Univariate General Linear Model dengan software SPSS 16.0. Hasil Penelitian menunjukan bahwa ambient conditions mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kondisi emosi seseorang, dan kondisi emosi seseorang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan, analisis selanjutnya menunjukan kepuasan pelanggan mempunyai pengaruh signifikan terhadap keinginan berperilaku seseorang.

This study examines the effect of component ambient condition consist of Lighting and Colour, Size and Shape Perception, and Noise and Music on consumer emotional state with unipolar approach, customer satisfaction and behaviour intention in restaurant customer. This study refers to consumer behaviour theories using three basic elements for consumer analysis, which contain, affection and cognition, consumer environtment and overt consumer behaviour. This study uses questionnaire data of 124 respondents from Foodrink House restaurant and was proccessed with SPSS 16.0 software using Multivariate General Linear Model dan Univariate General Linear Model regresion method. The result of this study explains that ambient conditions have significant effect with emotional state of a person, and emotional state of a person have significant effect with customer satisfaction, futher analysis showed that customer satisfactions have significants effects with consumer behaviour intention.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Sesaria Sembung
"ABSTRAK
Tesis ini meneliti pengaruh dari consumer inertia dan customer satisfaction terhadap repeat-purchase intention pada konsumen Zalora dengan moderasi dari tiga variabel, yaitu zone of tolerance, word-of-mouth, serta alternative attraction. Data primer berasal dari kuesioner yang disebarkan pada 202 orang responden yang pernah mengunjungi dan melakukan pembelian di website Zalora. Hasil penelitan menunjukkan bahwa baik consumer inertia maupun customer satisfaction memiliki pengaruh positif pada repeat-purchase intention, sedangkan ketiga variabel moderasi terbukti tidak memiliki pengaruh menguatkan/melemahkan hubungan antara kedua variabel independen dengan variabel dependen. Sejauh ini, variabel consumer inertia sangat jarang sekali diteliti sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pembelian konsumen. Berdasarkan hasil penelitian ini, dibuat saran-saran untuk manajemen situs belanja agar dapat meningkatkan performa perusahaan bukan hanya dengan menarik konsumen baru, namun yang paling penting adalah dengan mempertahankan konsumen.

ABSTRACT
This master?s thesis examines the effects of consumer inertia and customer satisfaction on repeat-purchase intention in Zalora?s customers with moderating roles of three variables; zone of tolerance, word-of-mouth, and alternative attraction. The primary data were obtained from questionnaire distributed to 202 respondents who had both visited the Zalora website and purchased good from that said website. The results indicates that both consumer inertia and customer satisfaction positively influenced repeat-purchase intention; moreover, all three of the moderating variables didn?t appear to have any effect (either significantly strenghtened nor weakened) the relationships between two independent variables and the dependent variable. So far, there aren?t a lot of study about the effect of consumer inertia on customers buying behaviour. Based on this study?s findings, suggestions were made for the management of online shopping website so that they can increase the company?s performance not only by attracting new customers, but most importantly by keeping them (customer retention)."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricardo Indra
"Kondisi pasar selular di Indonesia mengalami pertumbuhan yang spektakuler sejak hadirnya teknologi GSM. Kini konsumen memiliki banyak alternatif operator selular, sehingga brand switching sangat dimungkinkan. Itulah sebabnya operator selular memerlukan loyalitas dari pelanggannya, khususnya konsumen yang dapat melakukan Advokasi atas penggunaan produk. Walaupun konsumen masuk dalam kategori loyal, tetapi loyalitas kelompok konsumen Advokasi lebih diharapkan dari pada loyalitas kelompok konsumen Non-Advokasi karena mereka juga berfungsi sebagai agen promosi bagi perusahaan dalam mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Agar dapat mengetahui strategi promosi mana yang tepat maka dilakukan analisa dengan menggunakan discriminant analysis, dimana analisa ini menunjukkan faktor pembeda di antara strategi promosi serta variabel lainnya terhadap kelompok konsumen Advokasi dan konsumen Non-Advokasi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk menjawab beberapa permasalahan sebagai berikut : - Variabel-variabel apakah dari strategi promosi yang menjadi pembeda terhadap kelompok konsumen Advokasi dan konsumen Non-Advokasi? - Di antara variabel-variabel tersebut, mana yang paling membedakan terhadap kelompok konsumen Advokasi dan konsumen Non-Advokasi? - Variabel-variabel apa di luar strategi promosi yang dapat membedakan kelompok konsumen Advokasi dan konsumen Non-Advokasi? Penelitian dengan metode survei dan bersifat eksplanatif ini dilakukan pada populasi pelanggan kartu pasca bayar GSM kartuHALO yang berada di wilayah Regional Jawa Barat. Sampelnya dipilih secara stratified random sampling yang mencerminkan pelanggan yang berasal dari tiga kota di Jawa Barat yang menjadi pusat layanan pelanggan Telkomsel yang disebut graPARI, yakni di Bandung, Tasikmalaya, dan Cirebon. Total keseluruhan responden yang diambil adalah 312 responden yang telah memiliki usia berlangganan di atas 17 tahun. Variabel independen dari strategi promosi dalam penelitian ini adalah Advertising, Sales Promotion, Exhibition, dan Word of Mouth. Sedangkan variabel independen di luar strategi promosi adalah Pengetahuan Atribut Produk dan Customer Satisfaction. Hasil pengolahan data dengan menggunakan discriminant analysis menujukkan bahwa dari enam faktor tersebut terdapat empat faktor yang dapat membedakan kelompok Konsumen Advokasi dan Konsumen Non-Advokasi, yaitu Word of mouth, Advertising, Customer Satisfaction dan Pengetahuan Atribut Produk. Faktor yang paling membedakan adalah Word of Mouth. Analisa lanjutan dengan menggunakan multiple regression dilakukan atas variabel yang tidak masuk dalam analisis diskriminan yakni sales promotion dan exhibition terhadap Customer Satisfaction. Hasilnya adalah kedua faktor tersebut memiliki efek tidak langsung terhadap kelompok Konsumen Advokasi dan Konsumen Non-Advokasi. Rekomendasi yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah dengan memberikan exposure lebih intens agar dapat mempengaruhi Word of Mouth di kalangan pengguna kartuHALO, kemudian diikuti dengan peningkatan pada aktivitas Advertising_ Perlu pula ditingkatkan kualitas dari Sales Promotion dan Exhibition yang memiliki indirect effect terhadap kelompok Konsumen Advokasi dan Konsumen Non-Advokasi. Disamping itu Pengetahuan Atribut Produk dan Customer Satisfaction juga penting untuk diperhatikan karena menjadi faktor pembeda yang signifikan.

Differentiated Factors Between Advocacy Consumer And Non-Advocay Consumer (Case Study : Kartu Halo's Promotional Strategy at PT Telkomsel - West Java Region)Condition of cellular market in Indonesia has a spectacular increased since the raise of GSM technology. Nowadays, consumer has various alternative of cellular operator, hence brand switching is very possible. That's why cellular operator needs consumer loyalty, specially consumer who can do advocacy of product usage. Even a consumer include in loyal category, but group loyalty of advocacy consumer is more expected than group loyalty of non-advocacy consumer due to their function also as a promotional agent for the company in influencing environment. To find out which promotional strategy that is appropriate, thus We can analyze using Discriminant Analysis. Discriminant Analysis points differentiated factors among promotional strategy and other variables for groups of advocacy consumer and non-advocacy consumer. According to the background mentioned, this research is taking place to answer the following problems : - What variables of promotional strategy that differentiates between advocacy consumer and non-advocacy consumer ? - Among those variables, which is the most differentiates between advocacy consumer and non-advocacy consumer ? - What variables apart from promotional strategy that differentiates between advocacy consumer and non-advocacy consumer ? A research using survey method with explanative character is being implemented to population of post-paid GSM kartuHALO's customers which located in the West Java region. The samples are chosen by stratified random sampling that reflected customers origin of three city in West Java as a customer service center, called graPARI. The cities are Bandung, Tasikmalaya and Cirebon. Total respondents is 312 who has been joining kartuHALO for over 1 year. Independent variables of promotional strategy in this research are Advertising, Sales Promotion, Exhibition, and Word of Mouth. While Independent variable apart from promotional strategy are Product Attribute Knowledge and Customer Satisfaction. Result of data processing using discriminant analysis showing there are four factors from six factors that differentiates for advocacy consumer And non-advocacy consumer. The factors are Word of Mouth, Advertising, Customer Satisfaction and Product Attribute Knowledge. The most differentiates factor is Word of Mouth. Further analysis using multiple regressions has been done for variables exclude in discriminant analysis which is Sales Promotion and Exhibition to Customer Satisfaction. The result is both factors have indirect effect to advocacy consumer and non-advocacy consumer. Recommendation given according to this research are giving more intensive exposure to influence Word of Mouth among kartuHALO users, then followed by increasing advertising activities. Quality of sales promotion and exhibition which have indirect effect to advocacy consumer and non-advocacy consumer need to be increased. Product Attribute Knowledge and Customer Satisfaction are important due to both becomes also significant differentiates factors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12266
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>