Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 195735 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Feby Kurnia Ramadhani
"Studi fenomenologi ini mendeskripsikan dan memahami bagaimana kekerasan simbolik yang dipraktikkan di ranah online, lebih khususnya, pada aplikasi Instagram, yaitu aplikasi berbagi foto sekaligus media sosial. Para perempuan pengguna Instagram berisiko mengalami pelecehan dalam berbagai bentuk, seperti pengambilan dan publikasi foto tanpa izin, stereotip negatif sebagai objek seksual. Penelitian ini juga bertujuan untuk memahami hubungan antara kekuasaan gender dengan kekerasan simbolik, serta bagaimana resistensi terhadap dominasi laki-laki di Instagram terjadi, sehingga menciptakan ruang ketiga. Ruang ketiga adalah ruang di mana yang berkuasa dan yang dikuasai dapat bertemu dan saling menegosiasikan identitas. Penelitian ini lebih jauh berpendapat bahwa anonimitas merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan kekerasan simbolik. Data yang diperoleh dari serangkaian wawancara dengan empat pengguna Instagram perempuan menghasilkan sebuah tema umum yang muncul dalam penelitian ini, bahwa perempuan yang mengalami pelecehan di instagram seringkali menganggap hal tersebut "normal", "wajar" dan "alamiah". Oleh karena itu, perpanjangan dari kekerasan simbolik yang terjadi terhadap perempuan mungkin dilanggengkan

The main aim of this phenomenological study is to explore, describe and understand the presence of symbolic violence that is being implemented in cyberspace, specifically, through the photo sharing application Instagram. Putting women users of Instagram at risk of being harassed in many forms -such as violation of consent, negative stereotypes and the notions of women as sexual objects-this research argues that it is important to analyze symbolic violence through the practice of online harassment since its subtle and non-visible ways of working do not allow us to understand its mechanisms completely. Drawing on real, narrative data obtained from a series of interviews with four women, this study also seeks to understand the interrelations of power relations in gender, and how symbolic violence could further manifest in resistance towards the male dominance over the cyberspace, thus creating a "third space", an "arena of contested identities". This research further argues that anonymity causes harassment, and suggests that the conventional wisdom of `it`s just social media` is at the heart of this problem. A common theme emerging from these narratives is that women who experience harassment in instagram often find it "normal", therefore permitting the existence and persistence of symbolic violence."
2015
S61002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabilla Tri Ananda
"Penelitian ini menganalisisbagaimanakekerasan simbolik terjadi melalui komentar di Instagram dengan menggunakan metode semioika Barthes. Kekerasan simbolik terjadi dalam pemaksaan nilai-nilai yang diangap ideal dalam suatu kelompok tertentu. Teks yang dipertukarkan dalam Instagram ditempatkan sebagai norma pembenar dengan memanfaatkan otoritas seperti kitab suci agama Islam, untuk mengatur bagaimana cara perempuan berpakaian. Mitos yang disosialisasikan dalam arena Instagram adalah bagaimana penanda nilai moralitas seorang perempuan dapat diamati melalui pakaian yang dikenakannya dan mitos perempuan sebagai pemicu hasrat seksual serta mitos ibuisme. Mimikri terjadi dalam bentuk peniruan terhadap karakter maskulin ketika perempuan yang melakukan kekerasan simbolik mencoba berdiri sebagai subjek dengan cara mendominasi perempuan lainnya.

This research analayze how symbolic violence happens through Instagram. Using Rholand Barthes semiotic as methode, research foound that symbolic violence happens thorugh the the coercion of value ideals that believed by majority. Text legitimized by trustworthy authorithy such as holly book of Islam. Those who utterthe power words exert to controlling other’s way of dressing. Myths that socialized through Isntagram are women’s moral judgement based on their way of dressing myth, women as a trigger of sexual harrasment myth and ibuisme myth. Mimikri take a form ini mimickin gmasculinity values.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43750
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Aztira Arbi
"Media baru membawa berbagai fungsi baru. Internet telah menarik perhatian masyarakat karena perannya dalam membangun dan menjaga ikatan sosial antara individu seperti melalui Instagram dan Facebook. media sosial seperti YouTube, Flickr, dan blog juga berfungsi sebagai outlet untuk mengekspresikan diri. Dari perkembangan media ini lahirlah istilah baru, seperti selebgram yang muncul sebagai perkembangan dari media sosial instagram, istilah selebgram ditujukan pada user atau pemilik akun instagram, yang memiliki ribuan hingga jutaan followers. Dalam setiap postingannya baik foto ataupun video, para selebgram biasanya benar-benar melakukan dengan totalitas yang luar biasa untuk mendapatkan banyak ldquo;love';, komentar ataupun followers. Tanpa disadari telah memasuki ranah kekerasan simbolik baik dari selebgram yang ,melakukan postingan maupun dari follower yang memberikan komentar.
Jurnal ini menggunakan konsep kekerasan simbolik dari Pierre Bourdieu yang berdasarkan konsep habitus, capital dan arena dalam menganalisis kekerasan halus di dalam postingan dan komentar dalam akun selebgram, dengan, menggunakan metode semiotika sosial dari Theo van Leeuwen. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengidentifikasi habitus pelaku baik selebgram sebagai engunggah maupun followers sebagai pemberi komentar, pemanfaatan kapital dan strategi pemanfaatan kapital dalam arena media sosial, bentuk-bentuk kekerasan simbolik yang dihadapi selebgram sebagai korban dan strategi bahasa yang digunakannya dalam mempertahankan dirinya dalam arena media sosial instagram.

New media bring new functions. Internet has attracted the attention of the public because of its role in developing and maintaining social relationships Between individuals such as through Instagram and Facebook. Social media like YouTube, Flickr, and blogs also serve as an outlet for self expression. The development of the new media, brought some new terms such as selebgram that came up from social media instagram, The term of selebgram is aimed at users or the owners of instagram account, who have thousands or millions of followers. In every single post either photo or video, selebgram usually do everything with so much efforts and totality to get 'love', 'comment' and followers. Without realizing it has entered the field of symbolic violence both from the selebgram and the commentator.
This journal uses the concept of symbolic violence from Pierre Bourdieu which is based on the concept of habitus, capital and field in analyzing the smooth violence on instagram posts and comments on selebgram account, with ,Using social semiotics methods from Theo van Leeuwen. The purpose of this study is to identify the habitus of selebgram as an actor and also followers as commentator, Capital utilization and capital utilization strategy in the social media field, symbolic violence forms and Symbolic violence forms and the language strategies that used the field of social media instagram.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T48105
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kirana Paramesti Putri Widiyanto
"Artikel ini membahas peran media sosial dalam mendukung dan membela korban kekerasan seksual secara virtual. Pada Januari 2024, terdapat 139 juta pengguna media sosial aktif di Indonesia. Angka ini setara dengan 49.9% dari total penduduk Indonesia (We Are Social, 2024). Sejalan dengan itu, seiring bertambahnya jumlah pengguna media sosial di Indonesia, konstruksi budaya partisipatif masyarakat semakin kokoh. Anggota budaya partisipatif percaya bahwa kontribusi mereka penting dan mereka mengedepankan hubungan sosial satu sama lain (Jenkins et al., 2009). Memanfaatkan teori budaya partisipatif Jenkins dan mengaitkannya dengan keterlibatan pengguna aktif media sosial di Indonesia, khususnya Instagram, kajian ini membahas tentang dukungan dan pembelaan komunitas daring terhadap korban kekerasan seksual. Artikel ini berpendapat bahwa budaya partisipatif pengguna Instagram di Indonesia menyediakan edukasi bagi para korban kekerasan seksual, yang secara tidak langsung mendukung dan membela korban kekerasan seksual secara virtual.
This article discusses the role of social media in virtually supporting and defending victims of sexual violence. In January 2024, there are 139 million active social media users in Indonesia, which amounts to 49.9% of Indonesia’s population (We Are Social, 2024). Accordingly, as the number of social media users in Indonesia grows, the construction of a participatory culture in society becomes more robust. Participatory culture is where members believe their contributions matter and feel some degree of social connection with one another (Jenkins et al., 2009). Utilizing Jenkins’ participatory culture theory and connecting it to the engagement of active users of social media in Indonesia, particularly Instagram, this study concerns the online community’s support and defense for victims of sexual violence. This article argues that the participatory culture of Instagram users in Indonesia provides education for victims of sexual violence, indirectly supporting and defending victims of sexual violence virtually."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Febrianto
"Tugas karya akhir ini membahas pelecehan seksual yang dialami perempuan pekerja dalam ruang kerja online saat work from home pada masa pandemi COVID-19. Dengan menggunakan teori feminis radikal, tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana terjadinya kekerasan seksual berbasis jenis kelamin/gender yang difasilitasi teknologi terhadap perempuan pekerja selama WFH, apa yang menjadi latar belakangnya, dan menjelaskan perbedaan kekerasan seksual berbasis sex/gender di ruang fisik dengan ruang cyber. Tugas karya akhir ini menggunakan secondary data analysis untuk menganalisis data dari Never Okay Project dan South East Asia Freedom of Expression Network (2020) dan ditemukan bahwa kekerasan seksual berbasis gender terhadap perempuan pekerja dalam ruang cyber memiliki penyebab dasar yang sama dengan yang terjadi di ruang fisik karena teknologi mereproduksi hubungan hierarki gender. Meski begitu, pelecehan seksual yang dialami perempuan pekerja dalam ruang cyber saat pandemi COVID-19 menghasilkan dampak, kerentanan, dan ketidakberdayaan yang lebih buruk daripada pelecehan seksual yang terjadi di tempat kerja fisik pada umumnya.

The work of this final paper discusses sexual harassment experienced by women workers in the online workspaces when working from home during the COVID-19 pandemic. Using radical feminist theory, this paper aims to explain how technology-facilitated gender/gender-based sexual violence occurs against women workers during WFH, what is the background, and also explain the difference between sex/gender-based sexual violence in physical space and cyberspace. This final paper uses secondary data analysis to analyze the data from Never Okay Project and South East Asia Freedom of Expression Network (2020) and it is found that gender-based sexual violence against women workers in cyberspace has the same basic causes as those that occur in physical space because technology reproduces hierarchical gender relations. Even so, the sexual harassment experienced by women workers in cyberspaces during the COVID-19 pandemic resulted in a worse impact, vulnerability and helplessness that sexual harassment that occurred in the physical workplace in general."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Audiska Adawiyah
"Kedai kopi semakin marak beredar di Indonesia, terutama di Jakarta. Untuk dapat bersaing dalam industri ini terutama pada masa Pandemi COVID19 ini, setiap UMKM harus bekerja lebih keras agar dapat bertahan. SiCangkir Coffee merupakan salah satu dari sekian banyak UMKM yang mencoba bertahan dalam industri ini. Mereka harus memiliki sebuah produk otentik dari kedainya, pelayanan yang sangat baik, ataupun menawarkan tempat yang menarik. Salah satu caranya adalah dengan mengelola promosi online melalui Instagram, menambah variasi produk dan menambah channel online. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengembangkan promosi online dari UMKM SiCangkir Coffee agar dapat menambah awareness terhadap pelanggan, menambah innovasi produk dan menambah channel online agar dapat meraih pelanggan yang lebih luas lagi. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan data yang didapatkan berasal dari observasi, survey, serta wawancara mendalam. Terdapat beberapa metode analisis yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian, antara lain Business Model Canvas (BMC), analisis Porter’s Five Forces, analisis PESTEL, Bauran Pemasaran Jasa, analisis SWOT, analisis TOWS, dan analisis GAP. Analisis tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk menemukan hasil dari penelitian ini, yakni perbaikan promosi online melalui Instagram, penambahan variasi produk baru dan penambahan channel online.

Coffee shops are increasingly circulating in Indonesia, especially in Jakarta. To be able to compete in this industry especially in this Pandemic COVID19 era, every MSME must work harder in order to survive. SiCangkir Coffee is one of the many MSMEs trying to survive in this industry. They must have an authentic product from the shop, excellent service, or offer an interesting place. One way to do this is to manage online promotions through Instagram, add product variations and add online channel. The purpose of this research is to develop online promotions from MSMEs SiCangkir Coffee in order to increase customer awareness, adding product innovation and add online channels in order to reach a wider range of customers. This research was conducted using qualitative methods and the data obtained came from observations, surveys, and in-depth interviews. There are several analysis methods used to achieve the research objectives, including the Business Model Canvas (BMC), Porter's Five Forces analysis, PESTEL analysis, Service Marketing Mix, SWOT analysis, TOWS analysis, and GAP analysis. This analysis will be used as a basis for finding the results of this study, namely improving online promotion through Instagram, adding new product variations and adding online Channels."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Candra Retna Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Instagram Account Characteristic terhadap studi kasus Beauty Blogger Indonesia terhadap Consumer Purchase Intention yang terjadi di dalam transaksi online produk kecantikan dan perawatan diri. Penelitian juga berlandaskan pada peran mediasi Key Opinion Leadership yang dimiliki oleh Beauty Blogger Instagram dan Consumer Behavioral Intentions. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah para pengikut akun Instagram Beauty Blogger yang telah melakukan pembelian produk kecantikan secara online. Data diperoleh dan diolah dengan metode Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek-aspek pada Instagram Account Characteristic memiliki pengaruh yang berbeda dalam hubungannya dengan Key Opinion Leadership, yaitu Perceived Originality dan Perceived Quality yang tidak memiliki pengaruh positif, Perceived Uniqueness menurunkan pengaruh secara negative dan Perceived Quantity yang berpengaruh secara positif terhadap Key Opinion Leadership. Hal tersebut kemudian menghasilkan pengaruh Key Opinion Leadership yang positif dan signifikan terhadap Consumer Behavioral Intentions pada aspek Intention to Interact dan Intention to Recommend tetapi tidak memiliki pengaruh positif terhadap aspek Intention to Follow the Advice. Ketiga aspek tersebut kemudian diperkuat secara positif dan signifikan dengan pengaruh moderasi, yaitu Online Interaction Propensity dan Perceived Fit with Personal Interest. Pada akhirnya menjadikan ketiga aspek pada Consumer Behavioral Intentions menunjukkan pengaruh positif terhadap Consumer Purchase Intention.

This study aims to determine the effect of Instagram Account Characteristic on Indonesian Beauty Blogger case studies on Consumer Purchase Intention that occurs in online transactions of beauty and personal-care products. The research is also based on the mediating role of Key Opinion Leadership owned by Instagram Beauty Blogger and Consumer Behavioral Intentions. The samples used in this study are followers of the Instagram Beauty Blogger account who have purchased beauty products online. Data is obtained and processed using the Structural Equation Modeling (SEM) method. The results showed that the aspects of the Instagram Account Characteristics had a different influence in relation to Key Opinion Leadership, namely Perceived Originality and Perceived Quality that did not have a positive effect, Perceived Uniqueness decreases the influence negatively and Perceived Quantity that positively influences Key Opinion Leadership. This then resulted in a positive and significant effect of Key Opinion Leadership on Consumer Behavioral Intentions on aspects of Intention to Interact and Intention to Recommend but did not have a positive effect on the aspect of Intention to Follow the Advice. These three aspects are then reinforced positively and significantly with moderating influences, namely Online Interaction Propensity and Perceived Fit with Personal Interest. In the end it made the three aspects of Consumer Behavioral Intentions show a positive influence on Consumer Purchase Intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lingga Detia Ananda
"Studi ini berangkat dari fenomena online shopping, yakni proses seorang konsumen melakukan transaksi atas barang yang dibeli melalui internet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan trust serta tipe trust apa yang terbentuk pada proses belanja online di media sosial Instagram. Diketahui bahwa trust pada lingkungan online memiliki kecenderungan yang lebih sulit dibentuk, karena proses komunikasi yang terjadi tidak secara tatap muka.
Analisis dalam penelitian ini menggunakan konsep trust yang terkait dengan perilaku konsumen. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif dengan strategi studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada informan dan observasi, yang menghasilkan bahwa trust dapat terjalin di antara pihak penjual dan pembeli online tergantung dari trusting intentions, trusting beliefs, rekomendasi pihak ketiga, dan media yang digunakan, dimana proses tersebut berlangsung pada tiga fase transaksi.
Ditemukan bahwa rekomendasi pihak ketiga memiliki peran yang paling penting dalam pembentukan kepercayaan. Ini karena pembentukan trust terjadi pada konteks masyarakat jejaring, dimana proses pembentukan kepercayaan bukan lagi berupa isu yang hanya fokus pada diri individu, melainkan pada kelompok dalam jejaring yang memiliki maksud dan tujuan yang sama. Berdasarkan tipenya, trust yang terbentuk pada penelitian ini adalah tipe Knowlegde-based Trust.

This study departed from the phenomenon of online shopping, which is the transaction process of goods purchased through the internet done by a consumer. This study aims to determine the process of trust establishment and type of trust that formed in online shopping through social media Instagram. As a matter of fact that trust in the online environment has a more difficult tendency to be formed, due to the communication process occured by not face to face communication.
The analysis in this study used concept of trust relate to consumer behavior. This research was conducted through qualitative approach with case study strategy. The data collections done by using in-depth interview and observations. The result showed that trust establishment between two parties in online transaction depends on trusting intentions, trusting beliefs, third party recommendations, and used media, in which the process occured in three phases of the transaction.
It was found that third party recommendations have the most important role in establishing trust, because the trust establishment occured in network society context, in which the process of trust establishment is no longer an issue that focuses solely on the individual, rather on the networking groups that have the same goals and objectives. Based on the type, the trust formed in this study is Knowlegde-based Trust.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T47776
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Ayu Permatasari
"Tesis ini membahas mengenai kekerasan simbolik heteroseksual terhadap homoseksual yang terjadi di lingkungan kerja. Penelitian dilakukan melalui metode studi kasus dengan paradigma critical social science (CSS). Teori yang digunakan dalam penelitian ini elaborasi dari teori modal sosial Piere Bourdieu dan teori queer Judith Butler. Hasil dari penelitian menunjukkan kekerasan simbolik terhadap homoseksual terjadi melalui reproduksi doxa heteronormativity dan legisitimasi doxa tersebut dalam habitus, kapital dan field untuk meneguhkan posisi kelompok dominan. Ketidaksesuaian antara gender pervormity dengan heteroseksual matriks yang berlaku di masyarakat menjadi pemicu dari kekerasan simbolik terhadap homoseksual.

This thesis discusses about symbolic violence occured in workplace from heterosexual toward homosexual. This research is done by study case through critical social science paradigm. This study elaborates a social capital theory by Pierre Bourdieu and queer theory from Judith Butler. The results of this study indicate that symbolic violence happened through the reproduction of heteronormativity doxa and legitimation doxa inside of habitus, capital and field to strengthen the domination of heterosexual group. Discrepancy between gender pervormity with heterosexual matrix becomes the symbolic triggers of violence towards homosexual.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45689
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Fajrina
"Tesis ini membahas tentang pengaruh kredibilitas influencer dan electronic Word of Mouth (eWOM) di Instagram terhadap keputusan pembelian. Perkembangan industri digital marketing kini menimbulkan fenomena baru yang saat ini dikenal dengan sebutan influencer marketing. Dalam konteks pemasaran, influencer menjalankan fungsi promosi dari mulut ke mulut atau yang lebih dikenal dengan Electronic Word of Mouth (eWOM). Perusahaan seperti Tokopedia menggunakan influencer marketing dalam strategi pemasaran mereka dan salah satu influencer yang bekerjasama dengan Tokopedia adalah Rachel Vennya.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi berganda untuk melihat pengaruh kredibilitas Rachel Vennya sebagai influencer pada promo Tokopedia Maret Mantap dan mengukur efektivitas eWOM yang disampaikan oleh Tokopedia melalui Rachel Vennya terhadap keputusan pembelian.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kredibilitas influencer memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Selain itu, eWOM memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. dan kredibilitas influencer dan efektivitas eWOM secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

This thesis discusses the influence of influencer credibility and electronic Word of Mouth (eWOM) on Instagram on purchasing decisions. The development of the digital marketing industry now raises a new phenomenon that is currently known as influencer marketing. In the context of marketing, influencers carry out word of mouth promotion functions, better known as Electronic Word of Mouth (eWOM). Companies such as Tokopedia also use influencer marketing in their marketing strategies and one of the influencers who collaborates with Tokopedia is Rachel Vennya.
This research is a quantitative study using multiple regression analysis to see the influence of Rachel Vennya`s credibility as an influencer on Tokopedia Maret Mantap and to measure the effectiveness of eWOM delivered by Tokopedia through Rachel Vennya on purchasing decisions.
The results show that the credibility of influencers has a significant influence on purchasing decisions. In addition, eWOM has a significant influence on purchasing decisions. and the influencer`s credibility and effectiveness of eWOM together have a significant influence on purchasing decisions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T53207
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>