Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149499 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kristiyanti
"Diabetes melitus adalah penyakit gangguan metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein akibat berkurangnya sekresi insulin atau sensitifitas reseptor insulin, atau kombinasi keduanya. Diabetes ini ditandai dengan terjadinya hiperglikemia pada pasien. Salah satu terapi diabetes adalah konsumsi obat penghambat α-amilase dan α-glukosidase. Obat golongan ini dapat menurunkan kadar glukosa darah post-prandial dengan cara menghambat aktivitas enzim dalam menghidrolisis karbohidrat, sehingga laju penyerapan glukosa di intestinal akan menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penghambatan aktivitas α-amilase dan α-glukosidase serta mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak daun Calophyllum tomentosum Wight. Daun Calophyllum tomentosum Wight. dimaserasi berturut-turut dengan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol. Uji penghambatan aktivitas α-amilase dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-Vis (λ = 490 nm). Hasil menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun Calophyllum tomentosum Wight. memiliki persen penghambatan terbesar yaitu 75,67% dengan nilai IC50-nya 40,39 μg/mL. Sedangkan, uji penghambatan aktivitas α-glukosidase dilakukan menggunakan microplate reader (λ = 405 nm). Hasil menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun Calophyllum tomentosum Wight. memiliki aktivitas penghambatan terbaik dengan nilai IC50 89,907 μg/mL. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa pada ekstrak metanol daun Calophyllum tomentosum Wight. mengandung golongan senyawa flavonoid, glikosida, saponin, dan tanin.

Diabetes mellitus is a group of metabolic disorders of fat, carbohydrate, and protein metabolism that results from defects in insulin secretion, insulin action (sensitivity), or both. Diabetes mellitus is characterized by hyperglycemia. One therapy for treating diabetes mellitus is consumption of α-amylase and α-glucosidase inhibitors. These drugs can reduce levels of blood glucose postprandial by inhibiting the activity of hydrolyze carbohydrate by enzymes, so that the rate of glucose absorption will decrease in intestinal. This research aims to determine α-amylase and α-glucosidase inhibition activity and also to identify chemical constituent group of extract Calophyllum tomentosum Wight. leaves. Calophyllum tomentosum Wight. leaves was macerated in a row with n-hexane, ethyl acetate, and methanol. α-Amylase inbition was tested using spectrophotometer UV-Vis (λ = 490 nm). The result showed that methanol extract of Calophyllum tomentosum Wight. leaves had the highest inhibition percentage of 75,67% with IC50 40,39 μg/mL. Meanwhile, α-glucosidase inhibition was tested using microplate reader (λ = 405 nm). The result showed that methanol extract of Calophyllum tomentosum Wight. leaves had the best inhibition activity with IC50 of 89,907 μg/mL. Phytochemical screening showed that methanol extract of Calophyllum tomentosum Wight. leaves contain flavonoids, glycosides, saponins, and tannins.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S61303
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Fadhilah
"Diabetes melitus merupakan kelainan metabolik kronis yang dapat ditandai dengan kondisi hiperglikemia, atau tingginya kadar gula pada darah pada pasien. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya kerusakan pada sel penghasil insulin, kurangnya sekresi insulin, atau adanya resistensi terhadap insulin. Tingginya kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus dapat diturunkan dengan beberapa cara, salah satunya dengan penghambatan enzim pengkatalis karbohidrat, seperti enzim α-amilase dan α-glukosidase.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek antidiabetes dari daun Garcinia kydia melalui penghambatan aktivitas enzim α-amilase dan α-glukosidase. Pada penghambatan α-amilase, digunakan Spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 490 nm dan pada penghambatan α-glukosidase digunakan Microplate Reader dengan panjang gelombang 405 nm. Hasil pada uji penghambatan α-amilase menunjukkan bahwa ekstrak metanol memiliki persen penghambatan tertinggi, sebesar 89,06% dengan IC50 15,67μg/mL.
Hasil pada uji penghambatan α-glukosidase menunjukkan ekstrak metanol juga memiliki IC50 terkecil, yaitu 22,89μg/mL. Pada kedua uji menunjukkan bahwa ekstrak metanol nilai IC50 terrendah, oleh karena itu dilakukan penapisan senyawa kimia pada ekstrak, hasilnya yaitu ekstrak metanol daun Garcinia kydia mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, glikosida, saponin, dan terpenoid.

Diabetes mellitus is a chronic metabolic disorder characterized by hyperglycemia condition, or an increasing of sugar blood levels in patient. This condition was caused by β-cell destruction, insufficient insulin secretion, and resistance to the action of insulin. Hyperglycemia in diabetes mellitus patients could be reduced by several ways, which one of them is by inhibition of carbohydrate hydrolyzing enzymes, such as α-amylase and α-glucosidase.
This research was aimed to identify antidiabetic effect of Garcinia kydia Roxb leaves through inhibition of α-amylase and α-glucosidase. Inhibition of α-amylase was tested by Spectrophotometer UV-Visible (λ=490 nm), meanwhile inhibition of α-glucosidase was tested by Microplate Reader (λ=405 nm).
The result showed methanol extract had the highest inhibition percentage of α-amylase, 89.06% and has IC50 15.67μg/mL, and methanol extract also had the highest IC50, for inhibiting α-glucosidase, which is 22.89μg/mL. Methanol extract of Garcinia kydia leaves showed the lowest IC50 value of both tests. Phytochemical screening showed that in methanol extract of Garcinia kydia Roxb leaves contains alkaloids, flavonoids, tannins, glycosides, saponins, and terpenoids."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60961
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistiyaningsih
"Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak akibat berkurangnya sekresi insulin atau sensitifitas reseptor insulin. Jumlah penderita penyakit DM selalu meningkat setiap tahunnya. Secara tradisional banyak tanaman Indonesia yang digunakan untuk mengontrol gula darah. Salah satu uji yang dilakukan adalah uji penghambatan aktivitas α-amilase dan α-glukosidase secara in vitro. Genus Garcinia berpotensi sebagai tanaman obat antidiabetes. Penelitian ini dilakukan untuk menguji penghambatan aktivitas α-amilase dan α-glukosidase dari hasil ekstraksi bertingkat daun Garcinia bancana Miq. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi dengan pelarut n-heksana, etil asetat dan metanol. Uji penghambatan aktivitas α-amilase dilakukan dengan prinsip kolorimetri. Amilum soluble digunakan sebagai substrat akan menghasilkan maltosa yang dapat mereduksi reagen warna dinitrosalycilic acid. Produk tersebut diukur serapannya menggunakan spektrofotometer UV VIS pada panjang gelombang 490 nm. Uji penghambatan aktivitas α-glukosidase dilakukan dengan prinsip spectrophotometric stop rate determination. p-Nitrofenil-α-D-glukopiranosida sebagai substrat akan menghasilkan p-nitrofenol. Produk tersebut diukur serapannya menggunakn microplate reader pada panjang gelombang 405 nm. Hasil uji menunjukkan ekstrak metanol daun Garcinia bancana Miq merupakan ekstrak teraktif yang memiliki nilai penghambatan aktivitas α-amilase (IC50 = 16,257µg/ml) dan α-glukosidase (IC50 = 193,75 µg/ml). Golongan senyawa kimia yang dikandung oleh ekstrak metanol Garcinia bancana Miq adalah alkaloid, tanin, flavonoid, saponin, dan glikosida.
Diabetes mellitus (DM) is metabolism disorder of carbohydrate, protein, and lipid because decreasing insulin secretion or sensitivity of insulin’s receptor. The total patient is always increasing every year. Traditionally, many Indonesian plants are used to control blood sugar. One of the antidiabetic testing is in vitro test by inhibition of α-amylase and α-glucosidase’s activity. The genus Garcinia has potential as a medicinal plant antidiabetic.The aim of this research to inhibit α-amylase and α-glucosidase activity from multiple extraction of Garcinia bancana Miq. leaves. Extraction was done by maceration method with n-hexane, ethyl acetate and methanol. α-Amylase inhibition test was performed using colorimetry principle. Soluble starch was used as a substrate will produce maltose which can reduce dinitrosalycilic acid’s color reagent. These products were measured using Spectrophotometer UV VIS (λ= 490 nm). α-glucosidase inhibition test was performed using spectrophotrometric stop rate determination principle. p-nitophenyl-α-D-glucopyranoside as substrate will produce p-nitrophenol. p-nitophenol were measured using microplate reader (λ= 405 nm). The result showed that extract methanol of Garcinia bancana Miq. was the most active extract which have IC50 values of 16,257µg/mL at α-amylase inhibition test and IC50 values of 16,257µg/mL at α-glucosidase inhibition test. The chemical compounds of extract methanol Garcinia bancana Miq. are alkaloids, tannins, flavonoid, saponins, and glycosides."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S59871
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia. Salah satu terapi yang diberikan bagi penderita diabetes adalah pemberian obat hipoglikemik oral yaitu inhibitor α-glukosidase. Obat ini bekerja secara kompetitif terhadap maltase, isomaltase, sukrase dan glukoamilase pada usus halus dan menunda pemecahan disakarida. Penelitian terdahulu menyatakan bahwa ekstrak metanol dari daun Calophyllum tomentosum Wight. memiliki IC50 sebesar 89,907 μg/mL. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh nilai IC50 dari fraksi teraktif ekstrak metanol daun Calophyllum tomentosum Wight. serta mengidentifikasi golongan senyawa apa saja yang terkandung dalam fraksi teraktif. Ekstrak metanol difraksinasi dengan menggunakan fase diam silika gel dan fase gerak n-heksan, etil asetat serta metanol yang ditingkatkan kepolarannya. Terdapat sembilan fraksi terpilih yang akan diuji penghambatan aktivitas dengan menggunakan metode penghambatan aktivitas enzim secara in vitro. Diperoleh aktivitas penghambatan dari fraksi teraktif sebesar 51,288 μg/mL dan mengandung senyawa flavonoid, saponin serta terpenoid.

Diabetes mellitus is a metabolic disorder characterized by hyperglycemia. One of therapy given for diabetic patients is administration of oral hypoglycemic, inhibitor α-glucosidase drugs. This drug works competitively to maltase, isomaltase, sucrase and glucoamylase in the small intestine and delay the hydrolysis of disaccharide. In the previous study, stated that the metanol extract of the leaves of Calophyllum tomentosum Wight. had IC50 = 89.907 μg / mL. The aim of this research was to obtain IC50 values and to identify any compound group contained in the most active fraction from metanol extract leaves of Calophyllum tomentosum Wight. The methanol extract was fractionated using silika gel as stationary phase and the mobile phase are n-hexane, ethyl acetate and methanol were increased polarity.There were nine fractions chosen to be tested in inhibitory activity using an enzyme activity inhibitory assay. The most active fraction had 51.288 μg/mL IC50 value and contained flavonoids,saponins and terpenoids."
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S61773
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tazkia Khairina Fathin
"Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah. Salah satu terapi diabetes melitus adalah dengan menurunkan kadar glukosa post-prandial melalui penghambatan enzim yang menghidrolisis karbohidrat yaitu α-amilase dan α-glukosidase.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penghambatan aktivitas enzim pada kulit batang Garcinia hombroniana Pierre serta kandungan pada ekstrak teraktif. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi bertingkat dengan pelarut yang kepolarannya meningkat, yaitu n-heksana, etil asetat dan metanol. Uji penghambatan α-amilase dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-Vis (λ=490 nm). Sedangkan, uji penghambatan α-glukosidase dilakukan menggunakan microplate reader (λ=405 nm).
Hasil menunjukkan bahwa ekstrak metanol kulit batang Garcinia hombroniana Pierre memiliki memiliki aktivitas penghambatan α-amilase terbaik dengan nilai IC50 8,91μg/mL. Sedangkan hasil penghambatan α-glukosidase menunjukkan bahwa ekstrak metanol kulit batang Garcinia hombroniana Pierre memiliki memiliki aktivitas penghambatan terbaik dengan nilai IC50 37,18 μg/mL. IC50 dari standar akarbose adalah sebesar 91,17 μg/mL. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa pada ekstrak metanol kulit batang Garcinia hombroniana Pierre mengandung golongan senyawa flavonoid, glikosida, saponin, dan tannin.

Diabetes mellitus is a chronic metabolic disorder characterized by high blood glucose levels. One therapy for treating diabetes mellitus is to decrease postprandial glucose levels by inhibition of carbohydrates-hydrolysing enzymes, α-amylase and α-glucosidase.
The aim of this research was to determine enzyme inhibition activity of Garcinia hombroniana Pierre barks and to identify chemical constituent group in the most active extract. Extraction was done by maceration with n-hexane, ethyl acetate and metanol. α-Amylase inhibition was tested using spectrophotometer UV-Vis (λ=490 nm). Meanwhile, α-glucosidase inhibition was tested using microplate reader (λ=405 nm).
The result showed that methanol extract of Garcinia hombroniana Pierre barks had the best inhibition α-Amylase activity with IC50 of 8.91 μg/mL. Methanol extract of Garcinia hombroniana Pierre barks also had the best inhibition α-glucosidase activity with IC50 of 37.18 μg/mL. Acarbose as a standard had IC50 of 91.17 μg/mL Phytochemical screening showed metanol extract of Garcinia hombroniana Pierre barks generally contain flavonoids, glycosides, saponins, and tannins.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S61300
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Afriyanti
"Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia, serta dapat meningkatkan risiko komplikasi dari penyakit pembuluh darah. Salah satu pendekatan terapi untuk mengurangi hiperglikemia postprandial pasien diabetes yaitu dengan memperlambat penyerapan glukosa melalui penghambatan enzim yang menghidrolisis karbohidrat dalam saluran pencernaan, seperti a-glukosidase dan a-amilase.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase dan enzim α-amilase dari ekstrak daun Garcinia mangostana, serta mengidentifikasi golongan senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak teraktif daun Garcinia mangostana. Pengujian dilakukan pada ekstrak metanol, etil asetat, dan n-heksana. Pada uji penghambatan aktivitas α-amilase, digunakan Spektrofotometer UV-Vis dengan λ=490 nm.
Hasil menunjukkan bahwa ekstrak metanol memiliki persen penghambatan tertinggi (93,76 %) dengan nilai IC50 sebesar 2,33 µg/mL. Sementara itu, pada penghambatan α-glukosidase digunakan Microplate Reader dengan λ=405 nm. Hasil menunjukkan ekstrak metanol juga memiliki IC50 terkecil, yaitu 48,97 µg/mL yang dibandingkan dengan nilai IC50 Akarbose sebesar 91,17 µg/mL sebagai kontrol positif. Pada penapisan senyawa kimia, ekstrak metanol daun Garcinia mangostana mengandung alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, dan tannin.

Diabetes mellitus consists of disorders altered metabolism of carbohydrates, lipids, and proteins; characterized by hyperglycemia and an increased risk of complications from vascular disease. One therapeutic approach to reduce postprandial hyperglycemia in diabetic patients is to slow the absorption of glucose by inhibiting enzymes that hydrolyze the carbohydrates in the digestive tract, such as a-glucosidase and a-amylase.
This research aims to determine the inhibitory activity of the α-glucosidase and α-amylase enzyme from leaf extracts of Garcinia mangostana, and to identify the class of chemical compounds contained in the most active extract of Garcinia mangostana. The tests carried out at methanol, ethyl acetate, and n-hexane extracts. In the test of α-amylase inhibitory activity, using UV-Vis Spectrophotometer with λ = 490 nm.
The results showed that the methanol extract had the highest inhibition percentage (93.76%) with IC50 values is 2.33 μg/mL. Meanwhile, the inhibition of α-glucosidase was tested by Microplate Reader with λ = 405 nm. The results showed methanol extract also has the smallest IC50, 48.97 μg/mL, was compared with the value of acarbose IC50 = 91.17 μg/mL as positive control. At the screening of chemical compounds, methanol extract of Garcinia mangostana leaves contain alkaloids, flavonoids, glycosides, saponins, and tannins.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S59489
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idam Titis Permana
"Diabetes melitus merupakan penyakit atau gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia disebabkan oleh gangguan sekresi insulin atau penurunan aktivitas insulin. Pada penelitian ini dilakukan uji penghambatan aktivitas α-glukosidase dan α-amilase pada 10 jenis tanaman obat Indonesia, yaitu Averrhoa bilimbi Linn. (daun), Orthosiphon aristatus (Blume) Miq. (daun), Gynura procumbens (Lour.) Merr. (daun), Gardenia augusta Merr. (daun), Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg (daun), Centella asiatica L. Urban (herba), Persea americana Mill. (biji), Nephelium Lappaceum L. (biji), Zingiber officinale Roxb. (rimpang), Curcuma xanthorriza Roxb. (rimpang). Serbuk simplisia diekstraksi menggunakan atanol 70% dengan metode refluks. Uji penghambatan aktivitas α-glukosidase menggunakan substrat p-Nitrofenil-α-D-Glukopiranosida (PNPG) yang menghasilkan produk p-nitrofenol. Produk tersebut diukur serapannya menggunakan microplate reader pada λ 405 nm. Uji penghambatan aktivitas α-amilase menggunakan substrat amilum yang menghasilkan produk maltosa dan akan mereduksi reagen warna Dinitrosalicylic Acid (DNS). Produk tersebut diukur serapannya menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada λ 540 nm. Hasil pengujian menunjukkan bahwa biji Persea americana Mill. memiliki daya inhibisi terbesar terhadap α-glukosidase dan α-amilase, dengan nilai IC50 36,82 μg/mL pada uji α-glukosidase, dan % inhibisi 88,26% serta IC50­ 365,14 µg/mL pada uji α-amilase. Hasil identifikasi golongan senyawa kimia pada 10 ekstrak uji sebagian besar mengandung alkaloid, glikosida, dan flavonoid.

Diabetes mellitus is a disease or metabolic disorder characterized by hyperglycemia due to impaire insulin secretion or decreasing of insulin activity. In this research was performed by determining the inhibitor activity of α-glucosidase and α-amylase from 10 species of Indonesian medicinal plants, such as Averrhoa bilimbi Linn. (leaves), Orthosiphon aristatus (Blume) Miq. (leaves), Gynura procumbens (Lour.) Merr. (leaves), Gardenia augusta Merr. (leaves), Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg (leaves), Centella asiatica L. Urban (herbs), Persea americana Mill. (seeds), Nephelium Lappaceum L. (seeds), Zingiber officinale Roxb. (rhizomes), Curcuma xanthorriza Roxb. (rhizomes). The symplicia powder was extracted by reflux using 70% ethanol. Testing α-glucosidase inhibitor activity using the substrate p-nitrophenyl-α-D-Glukopiranosida (PNPG) that produced p-nitrophenol. The product was measured at λ 405 nm by a microplate reader. Testing α-amylase inhibitor activity using starch substrate that would produce maltose and would reduce the color reagents Dinitrosalicylic Acid (DNS). The product was measured by an UV-Vis spectrophotometer at λ 540 nm. The testing results showed that the avocado seed (Persea americana Mill.) had a greatest inhibytion against α-glucosidase and α-amylase, with IC50 values ​​of 36.82 μg/mL at α-glucosidase test, and %inhibition 88.26%, IC50 values of 364.135 μg/mL in α-amylase test. The results of chemical compounds identification in 10 extracts generally contain alkaloids, glycosides, and flavonoids.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55421
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Adani Putri
"Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit dengan penderita yang cukup banyak di dunia. Indonesia sendiri merupakan negara yang menempati urutan keempat dengan jumlah penderita diabetes terbanyak sedunia. Berbagai pengobatan selalu dikembangkan untuk menurunkan jumlah penderita diabetes tiap tahunnya, salah satu pilihan adalah pengobatan herbal. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tanaman dari suku Clusiaceae memiliki khasiat sebagai anti diabetes, Calophyllum hosei Ridl. merupakan salah satunya. Dalam penelitian ini, C. hosei akan diteliti lebih lanjut khasiatnya terhadap penghambatan alfa-glukosidase yang akan menentukan apakah tanaman ini memiliki khasiat sebagai anti diabetes. Ekstrak etanol dari tanaman C. hosei difraksinasi menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, dan butanol sehingga dihasilkan fraksi bertingkat. Fraksi-fraksi tersebut kemudian diuji aktivitas penghambatan alfa-glukosidase menggunakan alat spektrofotometri multiwell dengan panjang gelombang 405 nm untuk menentukan nilai persen inhibisi yang akan digunakan untuk menentukan nilai IC50. Fraksi yang berpotensi memiliki khasiat kemudian dipisahkan dengan menggunakan kromatografi kolom dengan pelarut bertingkat. Subfraksi yang dihasilkan kemudian diuji aktivitas penghambatan alfa-glukosidase untuk menentukan nilai persen inhibisi. Subfraksi yang paling tinggi persen inhibisinya kemudian akan dicari nilai IC50. Fraksi n-heksan, etil asetat, butanol dan air masing-masing memiliki IC50 sebesar 327,88; 119,4; 34,43 dan 102,33 ppm. Sedangkan subfraksi teraktif memiliki nilai IC50 sebesar 84,36 ppm. Akarbose yang digunakan sebagai pembanding memiliki nilai IC50 sebesar 91,17 ppm.

Diabetes mellitus is a disease with a lot of patients in the world. Indonesia itself is a country that ranks fourth in the number of diabetics worldwide. Various treatments have always been developed to reduce the number of people with diabetes each year, alternative options such as herbal medicine is one of them. A lot of experiences shown that plants from family clusiaceae have a efficacy as an antidiabetic drug, one of them is Calophyllum hosei Ridl. In this study, C. hosei will be further examined efficacy against inhibition of alpha-glucosidase that will determine whether this plant has efficacy as an anti diabetic drug. The ethanol extract from plant C. hosei Ridl. is fractionated by using a funnel to obtain fraction of n-hexane, ethyl acetate, butanol and water. Fractions are then tested as alpha-glucosidase inhibition activity as a parameter using a multiwell spectrophotometry with a wavelength of 405 nm to determine the percent inhibitory values that will be used to determine the IC50 value. Faction that has potential, which is ethyl acetate fraction, then isolated using column chromatography with solvent that gradually rising its polarity. Subfractions then tested using alpha-glucosidase inhibition activity as a parameter to determine the percent inhibition values. Subfraction with highest percent inhibitory then used as a sample to determine the IC50 value. Fraction of n-hexane, ethyl acetate, butanol and water each have IC50 of 327.88; 119.4; 34.43 and 102.33 ppm. While the most active subfraction from ethyl acetate fraction has IC50 value of 84.36 ppm. Acarbose, which has used as a comparator, has IC50 value of 91.17 ppm."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uqie Shabrina Hasyyati
"Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit dengan prevalensi yang tinggi dan terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu pengobatan DM adalah dengan penghambatan α-glukosidase dan α-amilase. Efek samping pada saluran cerna dan biaya pengobatan yang mahal mendorong ditemukannya sumber penghambat α- glukosidase dan α-amilase lain yang lebih efektif, aman, dan terjangkau. Penelitian ini dilakukan untuk menguji adanya aktivitas penghambatan α-glukosidase dan α- amilase pada 11 ektrak etanol tanaman Indonesia secara in vitro. Uji penghambatan α-glukosidase dilakukan menggunakan p-Nitrofenil-α-D glukopiranosida sebagai substrat yang akan menghasilkan p-nitrofenol. Produk tersebut diukur serapannya menggunakan microplate reader (λ = 405 nm). Uji penghambatan α-amilase dilakukan menggunakan amilum soluble sebagai substrat yang menghasilkan maltosa yang akan mereduksi reagen warna. Produk tersebut diukur serapannya dengan Spektrofotometer UV-Vis (λ = 540 nm). Hasil uji menunjukkan ekstrak daun Syzygium polyanthum (Wight) Walp memiliki penghambatan aktivitas α-glukosidase (IC50=19,507 ppm) dan α-amilase (90,263% pada 500 ppm) terbesar. Golongan senyawa kimia yang kemungkinan berperan dalam penghambatan α-glukosidase dan α-amilase adalah tanin, flavonoid, dan senyawa polifenol.

Diabetes mellitus (DM) is a disease with high and increasing prevalence every year. Inhibition of α-glucosidase and α-amylase is one of DM treatments. Gastrointestinal side effects and high cost treatment encourage the discovery of α- glucosidase and α-amylase inhibitor from other sources that are more effective, safer, and affordable. The aim of this research was to determine in vitro inhibitory activity of α-glucosidase and α-amylase from 11 ethanolic extracts of selected Indonesian plants. α-Glucosidase inhibition test was performed using p-nitophenyl-α-Dglucopyranoside as substrate that will produce p-nitrophenol. p-Nitophenol were measured using microplate reader (λ = 405 nm). α-Amylase inhibition test was performed using soluble starch as substrate that will produce maltose. Maltose will reduce the color reagent. These products were measured using Spectrophotometer UV-Vis (λ = 540 nm). The test results showed Syzygium polyanthum (Wight) Walp has highest inhibitory activity of α-glucosidase (IC50=19,507 ppm) and α-amylase (90,263% at 500 ppm). Chemical compounds that possibly take a role in the inhibition of α-glucosidase and α-amylase are tannin, flavonoids, and polyphenols. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S54992
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Pramesti Artha
"Alfa-glukosidase merupakan enzim yang berperan menghidrolisis polisakarida menjadi glukosa. Inhibitor alfa-glukosidase menunda pencernaan karbohidrat dengan menghambat kerja enzim alfa-glukosidase. Syzygium polyanthum Wight Walp. merupakan salah satu tanaman yang dapat menjadi inhibitor alfa-glukosidase. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antidiabetes dengan metode penghambatan alfa-glukosidase terhadap ekstrak etanol 70 daun Syzygium polyanthum Wight Walp. dari beberapa daerah di Jawa Barat Sukabumi, Bogor, dan Banten , penetapan kadar fenol dan flavonoid total, serta penapisan fitokimia. Metode ekstraksi yang digunakan adalah refluks, sedangkan untuk metode penetapan kadar fenol dan flavonoid menggunakan metode kolorimetri. Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70 daun Syzygium polyanthum Wight Walp. dari Sukabumi, Bogor, dan Banten memiliki aktivitas penghambatan enzim alfa-glukosidase dengan nilai IC50 sebesar 14,62; 12,95; dan 16,44 g/mL. Aktivitas penghambatan tertinggi ditemukan pada ekstrak yang berasal dari Bogor 12,95 g/mL . Ekstrak etanol 70 dari Sukabumi, Bogor, dan Banten ini memiliki kadar fenol total sebesar 98,383; 119,423; dan 63,867 mgGAE/g ekstrak. Kadar fenol tertinggi diperoleh dari ekstrak yang berasal dari Bogor 119,423 mgGAE/g ekstrak . Ekstrak etanol 70 dari Sukabumi, Bogor, dan Banten ini memiliki kadar flavonoid total 4,222; 8,062; 13,062 mgQE/g ekstrak. Kadar flavonoid tertinggi diperoleh dari ekstrak yang berasal dari Banten 13,062 mgQE/g ekstrak . Hasil penapisan fitokimia pada ekstrak etanol 70 daun Syzygium polyanthum Wight Walp. dari Sukabumi, Bogor, dan Banten menunjukkan bahwa ekstrak ini mengandung flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, dan terpenoid.

Alpha glucosidase is an enzyme that plays a role in hydrolyzing polysaccharides into glucose. Inhibitor alpha glucosidase folds digestion carbohydrate by inhibiting alpha glucosidase enzyme work. Syzygium polyanthum Wight Walp. is one of the plants that can be an alpha glucosidase inhibitor. The aim of this study was to test the antidiabetic activity with alpha glucosidase inhibition method toward ethanol extract 70 Syzygium polyanthum Wight Walp. leaves from some regions in West Java Sukabumi, Bogor and Banten , determination of total phenol and flavonoid levels, and phytochemical screening. The extraction method used is reflux and using colorimetric method for determination of total phenol and flavonoid level. The results showed that ethanol extract 70 Syzygium polyanthum Wight Walp. leaves from some regions in West Java Sukabumi, Bogor, and Banten had inhibitory activity of alpha glucosidase enzyme with IC50 value of 14.62 12.95 and 16.44 g mL. The highest inhibitory activity was found in extract from Bogor 12.95 g mL . 70 ethanol extract from Sukabumi, Bogor, and Banten has a total phenol content of 98,383 119,423 and 63.867 mgGAE g extract. The highest total phenol content was found in extract from Bogor 119,423 mgGAE g extract . 70 ethanol extract from Sukabumi, Bogor, and Banten has a total flavonoid content of 4,222 8,062 13,062 mgQE g extract. The highest total flavonoid content was found in extract from Banten 13,062 mgQE g extract . The results of phytochemical screening on ethanol extract 70 of Syzygium polyanthum Wight Walp. leaves from Sukabumi, Bogor, and Banten shows this extract contains flavonoids, alkaloids, tannins, saponins, and terpenoids."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>