Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118520 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erna Silviabudi Anggarwati
"Kualitas tidur semakin berkurang seiring dengan bertambahnya usia manusia. Latihan fisik berupa senam lansia menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kualitas tidur pada lansia. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara kerutinan mengikuti senam lansia dan kualitas tidur pada lansia wanita. Desain penelitian ini adalah analitik komparatif dengan pendekatan cross sectional, melibatkan 98 lansia wanita yang mengikuti senam lansia di wilayah Kelurahan Depok Jaya, Depok yang dipilih dengan teknik cluster sampling pada komunitas senam lansia. Kerutinan dalam mengikuti senam lansia diukur dengan daftar hadir senam lansia dan kualitas tidur diukur dengan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Data dianalisis dengan uji t – independen. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan skor PSQI lansia wanita yang rutin mengikuti senam dengan yang tidak sebesar 2,11 (p<0,001). Penelitian ini merekomendasikan kepada praktisi kesehatan untuk melakukan advokasi ke posbindu yang belum menerapkan kegiatan senam lansia pada wilayahnya dan mendorong para lansia untuk mengikuti senam lansia secara rutin.

Sleep quality decreases along with the increase of the age of a person. Exercise is one of the ways to increase sleep quality among elderly. The purpose of this was to examine the relationships between elderly exercise routines and sleep quality among elderly women. The design of this research was Analytic Comparative with Cross Sectional approach. The research involved 98 elderly women that undertook elderly exercise at the administrative village of Depok Jaya, Depok. The respondents were selected with cluster sampling technique in the community of elderly exercise. The routine of elderly exercise was measured by the attendance list and the sleep quality was measured by Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). The data were analyzed by t- independent. The results showed there is a difference in PSQI scores between elderly women who undertook routine elderly exercise and non-routine for about 2,11 (p<0,001). This research recommends the health practitioner to provide advocacy at posbindu, particularly those that has not implemented elderly exercise and to encourage the elderly to undertook routine elderly exercise.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S61199
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lupita Triani
"Fungsi kognitif pada usia lanjut akan menurun sejalan dengan proses penuaan yang terjadi secara alami. Senam lansia merupakan salah satu cara untuk mencegah penurunan fungsi kognitif pada lansia. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara keaktifan mengikuti senam lansia dengan tingkat fungsi kognitif. Desain penelitian ini adalah analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional, menggunakan 85 responden lansia di kelurahan Depok Jaya, dipilih menggunakan teknik cluster sampling pada setiap posbindu. Keaktifan mengikuti senam lansia diukur menggunakan kuesioner untuk menilai keaktifan mengikuti senam selama tiga bulan dan tingkat fungsi kognitif diukur dengan Mini-Mental State Examination MMSE . Uji analisis bivariat menggunakan uji chi square, hasil uji statistik menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara keaktifan mengikuti senam lansia dengan tingkat fungsi kognitif.

Cognitive function in the elderly will decrease along with the natural aging process. Physical exercise such as elderly gymnastic is one way to prevent cognitive decline in elderly. This study aimed to determine the relationships between elderly gymnastics liveliness and cognitive function level. The design of this research was correlative analytic with cross sectional approach, with 85 elderly as respondents in Depok Jaya village, selected using cluster sampling technique at each senior center. The liveness of elderly gymnastics was measured by using questionnaire that assessed the level of gymnastics liveness during three months and cognitive function measured by Mini Mental State Examination MMSE . The bivariate analysis test using chi square test, disclosed that there was significant correlation between the liveness of elderly gymnastics with cognitive function level.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Annisa
"Lansia berisiko tinggi mengalami kualitas tidur buruk sehingga banyak masalah kesehatan yang mungkin muncul karena penurunan kepuasan tidur tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sleep hygiene dengan kualitas tidur pada lansia. Studi cross sectional dilakukan di empat Panti Sosial Tresna Werdha PSTW wilayah DKI Jakarta. Sampel penelitian berjumlah 103 lansia dengan rentang usia 60 sampai 111 tahun dan rerata 71,06 tahun. Instrumen yang digunakan berupa Sleep Hygiene Index SHI untuk menilai sleep hygiene dan Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI untuk mengkaji kualitas tidur pada lansia.
Hasil penelitian menunjukkan 51,5 lansia memiliki sleep hygiene buruk dan 81,6 mengalami kualitas tidur yang buruk. Ada hubungan yang signifikan antara sleep hygiene dan kualitas tidur p = 0,0001; r 0,321; OR 7,834; 95 CI 2,121 ndash;29,005 . Lansia dengan sleep hygiene baik memiliki peluang 7,8 kali lebih besar mengalami kualitas tidur baik daripada lansia dengan sleep hygiene buruk.
Penelitian selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelusuran lebih lanjut terkait faktor yang paling berpengaruh terhadap gangguan tidur lansia berdasarkan komponen pengkajian kualitas tidur PSQI yang dipengaruhi sleep hygiene. Praktik sleep hygiene memengaruhi baik atau buruknya kualitas tidur lansia di panti. Perawat berperan dalam program promotif terkait sleep hygiene pada lansia sehingga kualitas tidurnya dapat meningkat.

Older adults have a high risk of poor sleep quality and so many health problems that may occur due to decreased sleep satisfaction. This study purposes to determine the relationship of sleep hygiene and sleep quality in elderly. The cross sectional study was conducted at four Elderly Care Institutions in DKI Jakarta. This research sample consisted of 103 elderly people who ranged from 60 to 111 years and mean age was 71,06. Data were collected with two instruments, Sleep Hygiene Index SHI for measuring sleep hygiene and the Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI for assessing sleep quality in the elderly.
The results showed 51,1 of elderly had poor sleep hygiene and 81,6 experienced poor sleep quality. It was explored that there was a significant relationship between sleep hygiene and sleep quality p 0,0001 r 0,321 OR 7,834 95 CI 2,121 ndash 29,005. The elderly with good sleep hygiene has a 7,8 times greater chance of experiencing better sleep quality than the elderly with poor sleep hygiene.
Further research is expected to conduct for the most influential factors to elderly sleep disorders based on the sleep qualities components PSQI which are influenced by sleep hygiene. Sleep hygiene practice can influence a good or poor sleep quality of elderly in institution. The nurses have a role by promoting sleep hygiene among elderly people and thus the quality of sleep should be increased.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Martina Suminar
"ABSTRAK
Kesepian merupakan masalah psikis yang sering terjadi pada lansia sebagai akibat dari berbagai perubahan akibat proses penuaan. Masalah ini merupakan salah satu faktor penentu kualitas tidur pada lansia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kesepian dengan kualitas tidur pada lansia di Kelurahan Abadijaya. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan cluster sampling pada 107 responden. Pengumpulan data menggunakan instrumen Skala Kesepian UCLA untuk mengukur kesepian dan Indeks Kualitas Tidur Pisttsburgh untuk mengukur kualitas tidur. Hasil penelitian ini berdasarkan hasil analisis chi-square didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kesepian dengan kualitas tidur lansia di Desa Abadijaya (p value = 0,295; α = 0,05). Perawat komunitas perlu menjaga tingkat kesepian yang rendah pada lansia dengan meningkatkan kegiatan sosial lansia seperti posyandu lansia.
ABSTRACT
Loneliness is a psychological problem that often occurs in the elderly as a result of various changes due to the aging process. This problem is one of the determinants of sleep quality in the elderly. The purpose of this study was to determine the relationship between loneliness and sleep quality in the elderly in Abadijaya Village. This research method used a cross sectional approach with cluster sampling on 107 respondents. Data collection used the UCLA Loneliness Scale instrument to measure loneliness and the Pisttsburgh Sleep Quality Index to measure sleep quality. The results of this study based on the results of the chi-square analysis found that there was no significant relationship between loneliness and sleep quality in the elderly in Abadijaya Village (p value = 0.295; α = 0.05). Community nurses need to maintain a low level of loneliness in the elderly by increasing social activities for the elderly such as posyandu for the elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Erna Silvia Budi Anggarwati
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
610 JKI 19:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Isya Hanin
"Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan alat ukur kemampuan mastikasi serta menganalisa hubungan antara kemampuan mastikasi dengan kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut pada pra-lansia dan lansia wanita yang hidup di suatu komunitas.
Latar belakang : Kehilangan gigi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pra-lansia dan lansia yang dapat mempengaruhi fungsi mastikasi. Penilaian fungsi mastikasi dapat dilakukan secara subyektif maupun obyektif. Penilaian mastikasi secara subyektif perlu dilakukan untuk menilai persepsi individu terhadap kemampuan mastikasinya. Alat ukur berupa kuesioner merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menilai kemampuan mastikasi. Kemampuan mastikasi merupakan salah satu faktor yang berperan dalam fungsi stomatognatik dan pada kesehatan individu secara umum.
Metode : Subjek penelitian adalah 165 wanita usia 45 tahun ke atas yang berdomisili di kecamatan Bekasi Timur, kotamadya Bekasi, Jawa Barat. Subyek diminta untuk menjawab kuesioner kemampuan mastikasi dan kuesioner dampak kesehatan gigi dan mulut terhadap kualitas hidup. Dilakukan pemeriksaan intraoral untuk melihat jumlah gigi sisa, serta kontak antara gigi-geligi asli.
Hasil: Didapat suatu alat ukur kemampuan mastikasi berupa kuesioner yang valid dan reliabel dengan indeks Eichner sebagai baku emas. Dari analisis ditemukan hubungan signifikan antara kemampuan mastikasi dengan kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut.
Kesimpulan : Alat ukur berupa kuesioner dapat digunakan untuk menilai kemampuan mastikasi. Kemampuan mastikasi merupakan fungsi stomatognatik yang penting dan dapat mempengaruhi kualitas hidup ditinjau dari aspek kesehatan gigi dan mulut.

Objective : The purpose of this study is to obtain masticatory assessment tool and to analyze the relationship between masticatory ability with oral health-related quality of life in preelderly and elderly women in a community.
Background : Tooth loss is a condition frequently found in pre-elderly and elderly which affects masticatory function. Masticatory function can be assessed subjectively or objectively. The assessment of subjective masticatory function is needed to evaluate an individual's perception of his/her masticatory ability. One of the methods to evaluate masticatory ability is by using assessment tool in questionnaire format. Masticatory ability is one of the factors that affect stomathognatic function and health in general.
Method : Subjects consist of 165 women age 45 and beyond, living in Bekasi Timur, West Java. Subjects were interviewed using masticatory ability and oral health-related quality of life questionnaires. Intraoral examination was carried out to see numbers of existing teeth and occlusal contact between the teeth.
Results : A valid and reliable masticatory ability assessment tool with Eichner index as golden standard was acquired. Statistical analysis showed a significant relation between masticatory ability and oral health-related quality of life in pre-elderly and elderly women.
Conclusion : An assessment tool in questionnaire format can be used to evaluate masticatory ability. Masticatory ability is an important aspect of stomathognatic function that affects oral health-related quality of life in pre-elderly and elderly women.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T40823
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sandy Harlistika
"Proses penuaan dapat menyebabkan depresi pada lansia. Depresi dapat dialami oleh lansia yang tinggal di panti akibat kondisi stress dan isolasi sosial. Depresi menimbulkan dampak pada perubahan pola tidur lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan depresi dengan kualitas tidur lansia di Panti Sosial Tresna Werdha PSTW di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional dan dilakukan pada 100 responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa Zung Self-Rating Depression Scale Zung SDS dan Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara depresi dengan kualitas tidur lansia p=0.001; OR=3.778. Lansia yang tidak depresi memiliki peluang 3,8 kali untuk mengalami kualitas tidur yang baik daripada lansia depresi. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih berfokus pada komponen-komponen kualitas tidur yang dipengaruhi oleh depresi dan mengembangkan intervensi untuk mengatasi depresi dan kualitas tidur yang buruk pada lansia.

The aging process can cause the depression on elderly. Depression among elderly in institution can caused by stress and social isolation. Depression cause the alteration in sleep pattern. The purpose of this study was to know the correlation between depression and sleep quality among elderly in Panti Sosial Tresna Werdha PSTW in DKI Jakarta. This cross sectional study was done on 100 elderly. The instruments used on this study were Zung Self Rating Depression Scale Zung SDS and Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI.
The results of this study showed that depression had correlation to sleep quality in elderly p 0.001 OR 3.778. Elderly without depression were 3,8 times to have good sleep quality than elderly with depression. The next study can focus on sleep quality components that affected by depression and develop the intervention to resolve the depression and bad sleep quality on elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Fatimah Nur Illahiyah
"Depresi merupakan masalah psikologis paling umum pada lansia yang dapat mengakibatkan kualitas tidur lansia terganggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan depresi dengan kualitas tidur pada lansia. Studi cross sectional dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Cengkareng, Jakarta Barat. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling dengan jumlah responden sebanyak 62 lansia. Instrumen yang digunakan ialah GDS (Geriatric Depression Scale) 15 pertanyaan untuk mengkaji depresi dan PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index) untuk menilai kualitas tidur. Hasil penelitian menunjukan 67.7% lansia mengalami depresi dan 62.9% lansia mengalami kualitas tidur buruk. Ada hubungan yang signifikan antara depresi dengan kualitas tidur (p = 0.004, OR 5.943). Lansia yang depresi memiliki peluang 5.943 kali untuk mengalami kualitas tidur yang buruk daripada lansia yang tidak depresi. Saran dari penelitian ini ialah perlunya peran perawat untuk melakukan screening kesehatan khsusnya terkait depresi dan kualitas tidur pada seluruh lansia yang tinggal di panti
Depression is the most common psychological problem among elderly whict can result in disturbed sleep quality’s elderly. This study purposes to determine the relationship between depression and sleep quality in the elderly. This cross-sectional study was done at Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Cengkareng, Jakarta Barat. This research used total sampling method with 62 elderly as respondents. The instrument used was GDS (Geriatric Depression Scale) 15 questions to assess depression and PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index) to assess sleep quality. The results showed 67.7% of elderly experienced depression and 62.9% of elderly has poor sleep quality. The results of the study showed there are a significant relationship between depression and sleep quality (p = 0.004, OR 5.943). Elderly with depression were 5.943 time to have bad sleep quality than elderly without depression. The suggestions of this study that is need the role of nurses to do health screening specifically related to the depression and sleep quality problem in all elderly at nursing homes."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Chandra Dwidjayanti
"Latar Belakang : Peningkatan populasi lansia berjalan seiring denganpeningkatan masalah kesehatan mulut terutama kehilangan gigi. Untuk memperbaiki kualitas hidup dan faktor resiko lain, perawatan prostodonsia dilakukan dengan tujuan merehabilitasi fungsi di dalam rongga mulut.
Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara permintaan (demand) gigi tiruan dan kualitas hidup pada lansia.
Metode : Subyek penelitian berjumlah 100 orang lansia.Dilakukan wawancara dengan kuesioner Permintaan (demand) Gigi Tiruan dan kuesioner Dampak Kesehatan Gigidan Mulut terhadap Kualitas Hidup, kemudian dilakukan pemeriksaan rongga mulut untuk melihat kehilangan gigi dan penggunaan gigi tiruan.Desain penelitian adalah potong lintang, dianalisis dengan uji Chi Squre dan uji Regresi Logistik.
Hasil : Terdapat hubungan antara permintaan (demand) gigi tiruan dan kualitas hidup lansia (p< 0,05), tetapi permintaan (demand) bukan merupakan faktor yang paling berpengaruhterhadap kualitas hidup (OR=0,355). Jumlah kehilangan gigi merupakan faktor yang paling mempengaruhi kualitas hidup (OR=4,218).
Kesimpulan :Tingkat kualitas hidup lansia tidak dipengaruhi oleh permintaan (demand) gigitiruan.

Background : Increased in elderly population was in conjunction with the increased of health problems particulary tooth loss. With the intention of improving quality of life and another risk factors, prosthodontics treatment was done to rehabilitate oral function.
Purpose : To analyze the relation between demand of the dentures and quality of life in elderly.
Method : 100 subject were questioned with 'Demand of the dentures' and 'Oral Health Impact Profile and Quality of Life' questionnaire. Intra oral examination was done to observed tooth loss and denture worn. The design of this study was crosssectional, the data was analyzed using Chi Square and Logistic Regression.
Result : Relationship was found between demand of the denture and quality of life (p<0,05), but demand was not the most influential factor (OR=0,355). The amount of tooth loss has the greatest effect in quality of life (OR=4,218).
Conclusion :The level of quality of life was not affected by demand of the denture.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T40822
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>