Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157908 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endah Iswahyuni
"Virus Influenza merupakan virus patogen yang menular dan pendemik terhadap manusia. Deteksi NA sebagai salah satu enzim dalam virus influenza menggunakan reaksi inhibisi oleh Zanamivir, dilakukan secara elektrokimia dengan teknik voltametri siklik menggunakan elektroda Pt-BDD dan PtNPs-BDD sebagai elektroda kerja. Deteksi NA dilakukan dengan mengamati perubahan respon elektrokimia zanamivir dalam buffer fosfat saat terdapat NA atau tidak. Deteksi NA dikembangkan dengan sistem magnetic beads dan strip test. Kurva kalibrasi linier pengukuran zanamivir berdasarkan puncak arus oksidasi diperoleh pada rentang kosentrasi 1,5x10-6 M – 1,5x10-3 M pada elektroda Pt-BDD dan rentang konsentrasi 1,5x10-7 M – 1,5x10-4 M pada elektroda PtNPs-BDD. Limit deteksi Zanamivir pada Pt-BDD sebesar 2,997 x 10-7 M untuk dan 5, 64 x 10-8 M pada elektroda PtNPs-BDD. Pt-BDD dan PtNPs-BDD kemudian digunakan pada aplikasi sebagai sensor Zanamivir, konsentrasi Zanamivir 2x10-5 M dapat dengan tepat menginhibisi 20 mU Neuraminidase dengan batas deteksi 4,6667 mU untuk Pt-BDD dan 2,833 mU untuk PtNPs-BDD. Kondisi optimum pengukuran adalah pada pH 6,8 dengan waktu inkubasi 25 menit. Selektivitas sensor diuji dengan penambahan 0,01 mg/mL Interferensi yaitu mucin, glukosa, dan α-amilase, terjadi penurunan respon arus oksidasi namun tidak signifikan, mengindikasikan sensor yang dikembangkan cukup menjanjikan.

Influenza viruses are pathogenic viruses and pandemic infectious to human body. In this work, detection method of Neuraminidase as influenza virus enzyme was developed by electrochemical method with cyclic voltametry method using Pt-BDD and PtNPs-BDD as working electrode. The detection method was developed based on the difference of electrochemical responses of zanamivir in the presence and the absence of NA in phosphate buffer solution. Detection of NA developed on magnetic beads and strip test. Linier calibration curve of zanamivir concentration based on oxidation peak current obtained in the range 1,5x10-6 M - 1,5x10-3 M on Pt-BDD electrode and 1,5x10-7 M - 1,5x10-4 M on PtNPs-BDD electrode. Limit detection (LOD) of Zanamivir on Pt-BDD electrode 2,997 x 10-7 M and 5, 64 x 10-8 M on PtNPs-BDD electrode. Application of Pt-BDD and PtNPs-BDD as sensor for Neuraminidase showed that the maximum concentration of Neuraminidase can be inhibited by 1,5x10-5M zanamivir was 20 mU. LOD was 4,6667 mU for Pt-BDD and 2,833 mU for PtNPs-BDD. The optimum pH for the inhibition was 6.8 with incubation time of 25 minutes. Selectivity of the sensor was examined with the presence of mucin, glucose and α-amilase with a concentration of 0,01 mg/mL, decrease in the oxidation current response but not significant, suggesting that the sensors is promising to be applied.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61092
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prastika Krisma Jiwanti
"Penyebaran virus influenza telah menjadi pandemik global dan mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat. Deteksi Neuramindase sebagai salah satu enzim dalam virus influenza menggunakan reaksi inhibisi oleh Zanamivir, dilakukan secara elektrokimia menggunakan elektroda Au dan Au-BDD sebagai elektroda kerja, platina sebagai elektroda pendukung dan Ag/AgCl sebagai elektroda pembanding. Zanamivir tidak elektroaktif pada permukaan elektroda. Tetapi keberadaan Zanamivir diperkirakan menyebabkan deaktivasi reaksi reduksi Au2O3 menjadi Au. Sehingga perilakunya dapat diamati melalui cyclic voltammetry. pH optimum 7, batas deteksi Zanamivir pada elektroda Au 5,62 x 10-5 M dan pada elektroda Au-BDD adalah 6,26 x 10-6 M. % RSD pengukuran zanamivir pada elektroda Au dan Au-BDD adalah 5,6 % dan 3,45 %. Konsentrasi maksimum Neuraminidase yang dapat diinhibisi oleh Zanamivir 1x10-5M adalah 20 mU, dengan batas deteksi 2,48 mU. pH optimum inhibisi Neuraminidase oleh Zanamivir adalah 6,8 dengan waktu inhibisi maksimum 25 menit.. Selektifitas sensor diukur dengan melakukan pengukuran pada larutan dengan interferensi mucin. Dengan konsentrasi mucin Bovine Submaxillary Glands dan mucin Porcine Stomach masing-masing sebesar 0,178571 mg/ml dan 0,019 mg/ml, hanya terjadi penurunan respon arus masing-masing sebesar 1,57 % dan 1,92 %.

Influenza viruses become the new global pandemics with significant socio-economic impact. Therefore, continuous monitoring is required. In this work, detection method of Neuraminidase as influenza virus enzyme was developed by electrochemical method using Au and Au-BDD as working electrode, platinum as counter electrode, and Ag/AgCl as reference electrode. Zanamivir is electrochemically inactive. However, zanamivir deactivate the reduction of Au2O3 to be Au. Optimum pH held on pH 7 and diffusion coefficient 1,8786 x 10-8 m2/s. LOD of Zanamivir on Au electrode 5,62 x 10-5 M and 6,26 x 10-6 M on Au-BDD electrode. Reproducibilities of zanamivir measurement on Au and Au-BDD electrode are 5,6 % and 3,45 %. The maximum concentration of Neuraminidase inhibited by 1x10-5M zanamivir are 20 mU with 2,48 mU limit of detection. The optimum inhibition pH is 6,8 and inhibition time is 25 minute. Selectivity of the sensor measured by doing the measurement under mucin interference influences. 0,178571 mg/mL of mucin Bovine Submaxillary Glands and 0,019 mg/mL of mucin Porcine Stomach may decrease the respone current 1,57 % and 1,92 %.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53664
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ela Kautsar
"Penyebaran virus influenza telah menarik perhatian yang tinggi karena efek samping terhadap kesehatan manusia. Deteksi Neuraminidase, sebagai salah satu enzim spesifik di virus ini diperlukan untuk mengurangi penyebaran virus influenza. Metode ini, sederhana, cepat, murah dan deteksi selektif menggunakan reaksi penghambatan oleh Zanamivir dikembangkan berdasarkan metode immunoreaction. Elektroda Platinum dimodifikasi boron-doped Diamond (Pt-BDD) digunakan sebagai elektroda kerja, sementara kawat Pt dan Ag / AgCl masing-masing sebagai elektroda counter dan referensi. Zanamivir tidak elektroaktif, tetapi memiliki respon saat oksidasi H+ yang dapat diamati di Pt-BDD. kehadiran Zanamivir mempengaruhi oksidasi H+, sehingga deteksi Zanamivir dapat dikembangkan. Batas deteksi 8,63x10-6M Zanamivir di peroleh %RSD sebesar 0,019%. Selain itu, metode ini digunakan untuk mendeteksi Neuraminidase dengan cara Zanamivir menghambat reaksi enzimatik Neuraminidase. Konsentrasi maksimumNeuraminidase dapat dihambat oleh 6x10-3M Zanamivir adalah 30 mU pada pH optimum 5,5 dengan waktu inkubasi 30 menit. Selektivitas sensor diuji dengan penambahan musin (lendir). Penambahan 0,01 mg/mL mucin Porcine Stomach, terjadi penurunan respon arus oksidasi 0,19%, sedangkan penambahan 0,01 mg/mL mucin Bovine Submaxillary Glands menurunkan respon arus oksidasi 0,14%. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sensor cukup menjanjikan untuk diterapkan sebagai deteksi neuraminidase.

The spread of influenza viruses has attracted high attention because of its adverse effects on human health. Detection of Neuraminidase, as one of thespecific enzymes in these virus is needed to reduce neuraminidase’s spread.In this work, the simple, fast, low cost and selective detection using inhibition reaction by Zanamivir was developedbased on immunoreaction method. Platinum modified boron-doped diamond (Pt-BDD) electrode was used as a working electrode, while Pt wire and Ag/AgCl were usedasa counter and a reference electrodes, respectively. Zanamivir is not electroactive, butthe oxidation current response of H+oxidation can be observed at Pt-BDD. Since the presence of Zanamivir affects the oxidation of H+, the detection of Zanamivir can be developed.The detection limit of 8,63x10-6M Zanamivir can be achived with an RSD of 0,019%. Furthermore, the method was used for the detection of Neuraminidase as Zanamivir inhibits the enzymatic reaction of Neuraminidase. A maximum concentration ofNeuraminidase can be inhibited by 6x10-3 M Zanamivir was 30 mU at the optimum pH of 5.5 with incubation time of 30 min. The selectivity of the sensorwas examined with the addition of mucin (mucus). The addition of 0.01 mg/mL mucin Porcine Stomach, decreased the responses about 0.19 %, while the addition of 0.01 mg/mL bovine submaxillary mucin Glands decreased the respond of current about 0.14%.The results suggestedthat sensor developed is promising to be applied for Neuraminidase detection.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Tri Wahyuni
"Neuraminidase (NA) merupakan enzim yang dapat dimiliki oleh virus, mikroba, dan mamalia, termasuk di antaranya mikroba dan virus patogen. Deteksi NA merupakan aspek penting dalam upaya mengawasi penyebaran penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroba dan virus patogen tersebut. Di samping itu, analisis kuantitatif NA penting dalam penentuan komposisi vaksin. Pada penelitian ini dikembangkan metode deteksi NA dengan teknik elektrokimia berdasarkan inhibisi NA oleh zanamivir. Deteksi NA dilakukan berdasarkan perubahan respon elektrokimia zanamivir dalam buffer fosfat pH 5,5 saat terdapat NA dan tidak. Elektroda Boron doped diamond termodifikasi emas, yaitu Au-BDD dan AuNPs-BDD digunakan sebagai elektroda kerja dan pengukuran dilakukan menggunakan teknik voltametri siklik. Deteksi NA dikembangkan juga pada sistem magnetic beads dan sistem strip test. Pengembangan sistem magnetic beads dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan sensitivitas deteksi, sementara sistem strip test merupakan pengembangan awal untuk membuat piranti praktis pengukuran NA. Pengaruh mucin terhadap performa deteksi NA diamati dengan menggunakan mucin submaxillary 0,33 mg/mL. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi korelasi linear antara konsentrasi zanamivir dengan intensitas puncak arus oksidasi dan reduksi Au pada elektroda BDD termodifikasi emas. Linearitas pengukuran zanamivir berdasarkan puncak arus reduksi emas pada elektroda Au-BDD diperoleh pada kisaran 5 x 10-6 - 1 x 10-4 M (R2 = 0,990) dengan limit deteksi (LOD) 1,49 x 10-6 M, sementara pada elektroda AuNPs-BDD diperoleh pada kisaran konsentrasi 1 x 10-6 - 1 x 10-5 M (R2 = 0,998) dengan LOD 2,29 x 10-6 M. Keberadaan NA menyebabkan konsentrasi zanamivir bebas dalam larutan berkurang dan menurunkan zanamivir yang teradsorpsi pada permukaan selektroda. Akibatnya puncak arus oksidasi dan reduksi Au pada elektroda Au-BDD dan AuNPs-BDD meningkat. Kalibrasi linear konsentrasi NA dengan puncak arus reduksi Au pada elektroda Au-BDD diperoleh pada kisaran 0 ? 15 mU (R2 = 0,996) dengan LOD 0,25 mU dan %RSD 1,18 %, sementara kisaran linear 0 ? 12 mU (R2 = 0,997), LOD 0,12 mU, dan %RSD 2,49% diperoleh saat pengukuran dilakukan dengan elektroda AuNPs-BDD. Keberadaan mucin tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap deteksi NA dengan metode yang dikembangkan. Sistem magnetic beads belum berhasil meningkatkan sensitivitas deteksi NA. Nilai LOD pengukuran yang diperoleh ialah sebesar 0,64 mU pada kisaran linear 0 ? 8 mU. Deteksi NA pada sistem strip test yang dikombinasikan dengan pengukuran elektrokimia telah berhasil dikembangkan pada kisaran linear 0 - 15 mU dengan nilai LOD sebesar 0,26 mU. Deteksi NA dalam matriks mucin dapat dilakukan pada sistem strip test sekalipun keberadaan mucin dilaporkan dapat menurunkan presisi pengukuran.

Neuraminidase (NA) is a hydrolase enzyme which is commonly found in viruses, microbes, and mammals, including pathogenic microbes and viruses. Detection of NA is very important for monitoring the spread of such pathogen microbes and viruses. Meanwhile, the quantification of NA is also crucial for vaccine composition investigation. Development of an electrochemical method for NA detection using gold modified boron doped diamond (Au-BDD and AuNPs-BDD) electrodes were conducted in this study. The detection method was developed based on the difference of electrochemical responses of zanamivir in the presence and the absence of NA in phosphate buffer solution pH 5,5. Measurements were performed using cyclic voltammetry technique. Detection of NA also developed on magnetic beads in order to improve the sensitivity of measurement. On the other hand, to build up a practical devices for NA detection, preliminary development of strip test was conducted by using Au-BDD as working electrode. The performance of detection method was evaluated in the presence of 0,33 mg/mL bovine submaxillary gland mucin. A linear calibration curve of zanamivir was observed in the concentration range of 5 x 10-6 - 1 x 10-4 M (R2 = 0,990) with limit of detection (LOD) of 1,49 x 10-6 M for Au-BDD electrode. Linear calibration curve in the concentration range of 1 x 10-6 - 1 x 10-5 M (R2 = 0,998) with LOD 2,29 x 10-6 M was observed on AuNPs-BDD. The presence of NA caused the concentration of free zanamivir in the solution decreases and less zanamivir can be adsorbed at the electrode. As the result, the oxidation and the reduction peak currents of gold were increase. Linear calibration curve of NA was obtained in the concentration range of 0 ? 15 mU (R2 = 0,996), a LOD of 0,25 mU and %RSD of 1,18 % was achieved on Au-BDD electrode. Furthermore, linear calibration curve of NA on AuNPs-BDD electrode was in the concentration range of 0 ? 12 mU (R2 = 0,997) with LOD of 0,12 mU and %RSD of 2,49%. A comparable performance of NA detection was observed in the presence of mucin. Sensitivity of NA detection was decrease in magnetic beads system, the LOD of 0,64 mU was achieved in linear range of 0 ? 8 mU. Detection of NA on strip test system was successfully developed in linear range of 0 - 15 mU with LOD of 0,26 mU. NA detection in the presence of mucin was demonstrated on strip test system, the result suggested that the precision was decreased. Nevertheless the method is still promising for pharmaceutical or medical application."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
D2075
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neneng Rida Rifaatul Musyarofah
"Nanopartikel Ni(OH)2 (Ni(OH)2 NP) telah berhasil disintesis melalui metode pengendapan kompleks pada kondisi hidrotermal. Produk yang didapatkan kemudian dikarakterisasi dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Visible, Fourier Transform InfraRed (FTIR), dan Transmission Electron Microscopy (TEM). Dilakukan pengukuran Ni(OH)2 NP secara elektrokimia dengan menggunakan metode Anodic Stripping Voltammetry (ASV) pada elektroda Boron-Doped Diamond (BDD). Kondisi pengukuran telah dioptimasi pada potensial deposisi -100 mV dan waktu deposisi 300 sekon. Linieritas konsentrasi Ni(OH)2 NP telah ditentukan dan didapatkan nilai Limit of Detection (LOD) sebesar 5,3 x 10-6 mol/L pada 0,1 M PBS pH 3. Ni(OH)2 NP telah berhasil dikonjugasikan dengan antibodi melamin yang ditunjukkan dengan perbedaan hasil muatan permukaan yang lebih positif dari sebelum dikonjugasikan dengan menggunakan instrumen zeta potensial. Perangkat sensor strip test immunokromatografi telah berhasil difabrikasi dengan menggunakan Ni(OH)2 NP sebagai label untuk mendeteksi melamin. Kinerja perangkat sensor strip test immunokromatografi telah teruji secara optikal dapat mendeteksi melamin pada kisaran konsentrasi 1 ? 10 mg/L. Hal ini menunjukkan bahwa perangkat sensor yang difabrikasi dapat diaplikasikan lebih jauh untuk deteksi melamin pada sampel.

Nickel Hydroxide nanoparticles (Ni(OH)2-NPs) has been synthesized by complexation-precipitation method on hydrothermal condition. The product has been characterization by UV-Visible spectrophotometer, FTIR, and Transmission Electron Microscopy (TEM). Electrochemical performance of Ni(OH)2-NPs was observed using anodic stripping voltammetry (ASV) method at Boron-Doped Diamond (BDD) electrode. ASV condition was fixed in the deposition time of 300 s in -0.1 V. A linier calibration of Ni(OH)2-NPs was observed with an estimated limit of detection (LOD) of 5.73 x 10-6 mol/L in 0.1 M PBS pH 3. Ni(OH)2-NPs was successfully conjugated with melamine antibody (Ab) and the confirmation showed positive result based on result of zeta potential surface. An immunochromatography strip test was then fabricated using Ni(OH)2-NPs conjugated melamine antibody as a probe for selective melamine detection. The result showed that melamine can selectively detected in the concentration range of 1 ? 10 mg/L, suggested that this system is promising in real sample for quantitative detection."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64773
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Cindy
"Benincasa hispida (Bligo) dilaporkan memiliki senyawa aktif yang dapat menghambat kerja enzim α-glukosidase dan berperan sebagai terapi pengobatan diabetes melitus. Pada penelitian ini dilakukan penapisan kimia, uji inhibisi ekstrak daun dan batang bligo terhadap aktivitas enzim α-glukosidase dengan menggunakan substrat p-NPG serta uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Berdasarkan hasil uji penapisan fitokimia pada ekstrak metanol, baik dari daun maupun batang bligo, keduanya menunjukkan hasil positif terhadap adanya kandungan alkaloid, fenol, karbohidrat, dan steroid.
Hasil positif terhadap kandungan ninhidrin dan saponin terdapat pada pada ekstrak batang. Kondisi optimum pengukuran aktivitas α-glukosidase adalah dengan konsentrasi α-glukosidase sebesar 0,3 unit/mL dan konsentrasi substrat p-NPG 5 mM, yang diukur pada pada panjang gelombang 402 nm. Pada pengujian daya inhibisi terhadap aktivitas enzim α-glukosidase dari berbagai fraksi sampel daun dan batang digunakan variasi konsentrasi 150, 250, 500, 750, dan 1000 ppm.
Daya inhibisi terbesar terdapat pada fraksi etil asetat, baik untuk daun maupun batang, dengan konsentrasi 1000 ppm yaitu masing-masing sebesar 80,42 % dan 66,32%. Pengujian aktivitas antioksidan memberikan nilai IC50 terkecil untuk daun yaitu pada fraksi air sebesar 619,71 ppm, sedangkan untuk bagian batang yaitu pada fraksi etil-asetat sebesar 1350 ppm.

Benincasa hispida (Bligo) was reported to have active compounds that can inhibit α-glucosidase’s activity and act as therapeutic agent for diabetes melitus. In this study, phytochemical screening, inhibition assay of bligo leaf and stem extract against enzyme α-glucosidase activity was carried out using p-NPG as subtrate. Antioxidant activity assay was carried out using DPPH method. Based on the results of phytochemical screening test on either metanol extract of leaf and stem, both showed positive results for the presence of the content of alkaloids, phenols, carbohydrate, and steroid.
The positive result of the content of free aminos and saponin presence in stem extract. The optimum measurement conditions α-glucosidase activity present in the α-glucosidase concentration of 0.3 units /mL, P-NPG substrate concentration of 5 mM, and measured at wavelength of 402 nm. In inhibition test against α-glucosidase enzyme activity made various concentrations 150, 250, 500, 750, and 1000 ppm.
The greatest inhibition found in ethyl acetate fraction both for leaf and stem extract at a concentration of 1000 ppm, which are 80,42 % and 66,62% respectively. Antioxidant evaluation gives IC50 value with the smallest in extract water for leaf (619, 71 ppm) while for the stem is in ethyl-acetate fraction (1350 ppm).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52574
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pristi Amalia Nurcahyani
"Material untuk penyerapan fosfat secara selektif disintesis menggunakan metode ion imprinted polymer, dengan kitosan sebagai bahan dasar utama. Untuk meningkatkan daya adsorpsi kitosan, maka dilakukan modifikasi kitosan menggunakan anhidrida suksinat, yang kemudian dikomplekskan dengan Fe(III). Fe(III)-kitosan suksinat dikontakkan dengan fosfat sehingga terbentuk kompleks cetakan-polimer, yang selanjutnya diikat silang menggunakan MBA untuk menstabilkan situs aktif yang terbentuk. Cetakan kemudian dielusi menggunakan KOH 1,0 M, dengan tujuan terbentuknya rongga bagi masuknya ion fosfat.
Keberhasilan sintesis IIP terkonfirmasi menggunakan FTIR dimana terjadi penambahan puncak serapan gugus baru, yaitu karbonil (1750-1600 cm-1), amida (1600-1500 cm-1), fosfat (1100-1000 cm-1), dan ikatan Fe-O (650-400 cm-1). Selain itu, meningkatnya Tm pada hasil DSC menunjukkan adanya penambahan ikatan dan mengindikasikan keberhasilan sintesis, sehingga modifikasi kitosan ini menghasilkan naiknya sifat kestabilan termal yang dibuktikan dengan hasil pengamatan TGA dimana pada rentang suhu yang sama (30-500°C), material baru belum terdekomposisi sempurna.
Hasil karakterisasi dengan SEM-EDX menunjukkan bahwa pengompleksan dan pengelusian fosfat berhasil dilakukan, dimana terkonfirmasi dengan munculnya unsur Fe dan P dan berkurangnya persen atom P setelah dilakukan elusi. Adsorben yang disintesis diuji sifat adsorpsi serta elusinya, dan diperoleh persen adsorpsi sebesar 87.55% dan persen elusi sebesar 85.1%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa adsorben dapat menyerap fosfat dengan baik dan fosfat yang sudah teradsorpsi dapat dilepaskan kembali menggunakan basa.

Material for selective phosphate adsorption was synthesized using ion imprinted polymer method, with chitosan as the raw material. In order to increase the adsorption ability of chitosan, chitosan has been modified using succinic anhydride to form chitosan-succinate, subsequently formed complex using Fe(III). Phosphate was added to Fe(III)-chitosan succinate to form template-polymer complex, then it was cross-linked by using MBA. Moreover, the template was leached using KOH 1,0 M to form the cavity for phosphate ion.
The result of IIP was confirmed using FTIR which occur new absorption peaks of functional groups, such as carbonyl (1750-1600 cm-1), amide (1600-1500 cm-1), phosphate (1100-1000 cm-1), and Fe-O bond (650-400 cm-1). In addition, the increased of Tm on the DSC result showed there was some addition of bonds and indicate the success of synthesis, so that the modification of chitosan increases the thermal properties. It was proven furthermore by TGA thermogram in which at the same temperatur range (30-500°C), the new material not decomposited at all.
SEM-EDX data showed that the complexation and leaching process were success, which confirmed by measuring the Fe and P elements, also the P element atomic percent was decrease after leaching. The synthesized adsorbent was tested the adsorption and desorption properties, and the percent adsorption was 87.55% and percent desorption was 85.1%. These values indicate that the adsorbent can adsorbs phosphate well, and the phosphate can be released using base.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54093
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Mandala
"Reaksi esterifikasi antara glukosa dengan asam lemak dapat menghasilkan ester asam lemak-glukosa. Pada penelitian ini, asam lemak diperoleh dari reaksi hidrolisis minyak kelapa sawit yang dijual dipasaran. Reaksi esterifikasi dilakukan secara enzimatik menggunakan katalis lipase Candida rugosa E.C.3.1.1.3 terimobilisasi pada nanopartikel Fe3O4-Kitosan. Nanopartikel Fe3O4- Kitosan disintesis dengan metode kopresipitasi kemudian dilakukan karakterisasi dengan FTIR (Fourier Transform Infra Red), XRD (X-Ray Diffraction), dan EDS (Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy). Imobilisasi lipase Candida rugosa pada nanopartikel Fe3O4-Kitosan menggunakan metode ikat silang dengan glutaraldehida sebagai agen pengikat silang. Hasil imobilisasi dilakukan uji aktivitas dan persen loading. Persen loading imobilisasi lipase yang diperleh adalah 62,20% dan aktivitas hidrolisis lipase terimobilisasi sebesar 6,18 U/mL dan aktivitas spesifiknya sebesar 2,65 U/mg serta efisiensi imobilisasi sebesar 34,54%. Dari hasil optimasi esterifikasi diperoleh persen konversi optimum sebesar 3,70 % dengan kondisi reaksi pada suhu 35°C , ratio glukosa : asam lemak 1 : 90, dan waktu reaksi selama 16 jam dan 40% massa enzim terimobilisasi.

Esterification reaction between glucose and fatty acid could produce glucose-fatty acid esters. In this study, fatty acid was synthesized from hydrolysis reaction of palm oil. Esterification reaction was carried out enzymatically using immobilized Candida rugosa lipase EC.3.1.1.3 on Fe3O4-chitosan nanoparticles. Fe3O4-chitosan nanoparticles was synthesized using co-precipitation method and was characterized using FTIR (Fourier Transform Infra Red), XRD (X-Ray Diffraction), and EDS (Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy). Candida rugosa lipase was immobilized on Fe3O4-chitosan nanoparticles using cross-linking method with glutaraldehyde as cross linker. Loading percentage of immobilized lipase was 62,20%. Hydrolysis activity of immobilized lipase was 6,81 U/mL, the specific activity was 2,65 U/mg and the immobilization efficiency was 34,54%. From this optimization study of esterification, the highest fatty acid conversion percentage was obtained using 1 : 90 ratio of glucose : fatty acid, 16 hours reaction time, immobilized lipase 40% of substrate’s mass, and at temperature 35°C. The highest fatty acid conversion percentage was 3,70%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53138
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Kusumo Adi Buwono
"Akibat pembangunan serta eksploitasi alam secara besar-besaran ekosistem mengalami perubahan suhu secara dramatis dari tahun ketahun, suhu permukaan bumi, dan ketinggian permukaan air laut mengalami peningkatan akibat terjadinya pemanasan global. Adaptasi terhadap perubahan yang terjadi hams terus dilakukan, dalam hal ini standar yang berlaku dalam perencanaan strukturjalan. Elemen-elemen yang ada harus di kaji kembali dalam kurun waktu tertentu guna mendapatkan penyesuaian terhadap perubahan. Perkembangan teknologi dalam meningkatkan kinerja perkerasan jalan makin pesat. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai macam inovasi dalam meningkatkan mutu perkerasan jalan, seperti penggunaan material aspal dengan jenis yang telah disempurnakan, perbaikan sistemasi dalam peningkatan efisiensi pekerjaan jalan, serta penggunaan bermacam material aditif. Pada dasamya teknologi serta material yang baik akan menjadi buruk apabila tidak dilaksanakan dengan metode pengerjaan yang tepat, mutu perkerasan dapat turun dengan drastis apabita terjadi kesalahan dalam pekerjaan lapangan. Jenis perkerasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perkerasan lentur (flexible pavement) dengan lapis aspal beton (laston) II dan laston IV sebagai perbandingan. Laston adalah suatu lapisan pada konstruksijalan,yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat gradasi menerus, dicampur, dihampar, lalu dipadatkan dalam keadaan panas dengan suhu tertentu, sedangkan campuran no. II adalah gradasi agregat yang digunakan. Campuran no.II adalah campuran yang memiliki struktur gradasi/tekstur agregat kasar yang memiliki nilai stabilitas lebih tinggi dibandingkan dengan campuran yang lain. Aspal yang digunakan terdiri dari dua jenis aspal penetrasi 60/70 milik Pertamina dan aspal SuperPhalt, sedangkan agregat yang digunakan berasal dari AMP Cikunir milik PT. Hutama Karya dengan Quarry berasal dari Sudamanik. Hasil penelitian ini adalah pengaruh penggunaan aspal superphalt yang menggunakan laston II dan laston IV (sebagai reference) dibandingkan dengan menggunakan aspal Pertamina penetrasi 60/70, yang suhu perendaman divariasikan dengan rentang 60-80°C dengan interval 15°C sehingga didapatkan hubungan antara, stabilitas, kelelehan, dan kekakuan (MQ) dari campuran terhadap perubahan suhu perendaman. Berdasarkan hasil pengujian kenaikan temperatur perendaman menyebabkan stabilitas menjadi lebih menurun. Hal ini disebabkan semakin naiknya temperatur, maka kemampuan aspal untuk mengikat agregat menjadi lemah, ditandai dengan kekentalan aspal menjadi berkurang. Untuk laston II kemampuan campuran bertahan terhadap perubahan temperatur, iebih karena gaya mengunci antara agregat kasar, dan dengan kadar aspal yang sedikit kelelehannya menurun seiring pertambahan temperatur, berbeda dengan laston IV yang kelelehannya makin meningkat karena jumlah kadar aspalnya yang lebih banyak. Kenaikan temperatur pada rentang (60°-80°C) mengakibatkan penurunan stabilitas pada laston II (aspal Pertamina) sebesar _40,6% dan pengaruh penggunaan aspal Superphalt pada campuran laston II hanya meningkatkan stabilitas sebesar _7,8%. Jika dibandingkan dengan laston IV (aspal Pertamina) laston II stabilitasnya lebih tinggi _8,2% dan pengaruh penggunaan aspal Superphalt penggunaan aspal Superphalt hanya meningkatkan stabilitas sebesar _5,8% pada laston IV."
2005
S35125
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivandini Tribidasari Anggraningrum
"ABSTRACT
In order to shorten the measurement time of biochemical oxygen demand (BOD), a BOD sensor based on yeast metabolism was developed. Local yeast, Indonesian Origin, Candida fukuyamaensis UICC Y-247, was used as a transducer. The yeast was immobilized as a thin film in ag
arose matrix with the auxiliary of Nafion® acting as the membrane for ion exchange process. The film was then attached to gold-modified glassy carbons and used as transducer on the working electrodes. The measurements were conducted by observing the depletion of glucose concentration using multipulse amperometric method and then converte
d to BOD values. Optimum condition was observed in a waiting measurement time of 30 min at an applied potential of 450 mV (vs.
Ag/AgCl). Linearity was shown in glucose concentration range of 0.1?0.5 mM, which was equivalent to BOD concentration range of 10?50 mg/L. A detection limit of 1.13 mg/L BOD could be achieved. Good repeatability was shown by a relative standard deviation (RSD) of
2.7% (n = 15). However, decreasing current response of ~50% was found after 3 days. Comparing to the conventional BOD measurement, this BOD sensor can be used as an alternative method for BOD measurements. "
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Universitas Indonesia], 2011
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>