Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197752 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kurnia Indriyani
"Skripsi ini membahas preferensi jumlah anak di kalangan remaja berpendidikan tinggi (SMA ke atas) di Indonesia berdasarkan analisis data SDKI 2012. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi jumlah anak pada remaja dengan tingkat pendidikan tinggi di Indonesia.
Hasil penelitian menyarankan bahwa perlu adanya pembekalan kesehatan reproduksi yang baik bagi remaja melalui PIK R/M, bagi orang tua melalui BKR dan bagi guru di sekolah guna menjawab pertanyaan mengenai kesehatan reproduksi oleh muridnya, serta kepada instansi terkait guna menggencarkan kampanye 2 anak cukup laki-laki perempuan sama saja.

This essay is about number of children preference among adolescents with high education (Senior High Shool and higher) in Indonesia based on data analysis IDHS 2012. The purpose of this research is to know the factors that influence the number of children preference in adolescents with high education in Indonesia.
Results of the study suggest that the need for debriefing good reproductive health for adolescents through PIK R/M, for parents through the BKR and for teachers at school to answer questions about reproductive health by their students, as well as to relevant agencies to intensify the campaign two children are enough male or female alike."
2015
S59089
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darojad Nurjono Agung Nugroho
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pola, perbedaan dan determinan sosioekonomi
dan psikologi-orientasi sosial preferensi fertilitas pria kawin usia 15-54
tahun di Indonesia. Data yang digunakan bersumber dari Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 dan dianalisi secara analisis deskriptif
dan inferensial dengan menggunakan model logistik biner. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa faktor-faktor pendidikan pria dan pasangan, jenis pekerjaan
pria, indeks kekayaan rumah tangga, preferensi komposisi jenis kelamin anak,
akses media, diskusi KB dan peran istri dalam pengambilan keputusan rumah
tangga memengaruhi preferensi fertilitas pria kawin di Indonesia. Faktor-faktor
penguat mempunyai pengaruh paling kuat terhadap preferensi fertilitas, yaitu
preferensi komposisi jenis kelamin anak dan indeks kekayaan.

ABSTRACT
This research aims to study the socio-economic and psychological-social
orientation patterns, differentials and determinants of fertility preference among
merried men aged 15-54 years in Indonesia. The data used come from the 2012
Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS). The data were analyzed
descriptively and inferentially using a binary logistic model. The results of the
stady show that the education and couple?s education, occupation, index of
household wealth, children?s sex composition preference, media access, discusion
family planning and couple?s autonomy in household decision-making statistically
have significant effects on the ideal number of children among married men aged
15-54 years. The most significant factor is the children?s sex composition
preference, followed by the wealth index., This research aims to study the socio-economic and psychological-social
orientation patterns, differentials and determinants of fertility preference among
merried men aged 15-54 years in Indonesia. The data used come from the 2012
Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS). The data were analyzed
descriptively and inferentially using a binary logistic model. The results of the
stady show that the education and couple’s education, occupation, index of
household wealth, children’s sex composition preference, media access, discusion
family planning and couple’s autonomy in household decision-making statistically
have significant effects on the ideal number of children among married men aged
15-54 years. The most significant factor is the children’s sex composition
preference, followed by the wealth index.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paskalinda Maria Yosefa Bandur
"Preferensi jumlah anak ideal dan preferensi kontrasepsi remaja saat ini dapat mempengaruhi fertilitas dan pemakaian kontrasepsi dimasa yang akan datang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui determinan preferensi jumlah anak ideal dan preferensi pemakaian kontrasepsi pada remaja usia 15-24 tahun, belum menikah di Indonesia tahun 2017 dengan menggunakan analisis data SDKI-KRR tahun 2017. Penelitian menggunakan desain cross sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa preferensi jumlah anak ideal yaitu sebanyak 69,9% dan preferensi pemakaian kontrasepsi yaitu sebanyak 82,5%. Berdasarkan model multivariat preferensi jumlah anak ideal pada remaja dipengaruhi oleh faktor umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, status ekonomi, akses intenet dan diskusi dengan teman sebaya. Pada preferensi pemakaian kontrasepsi pada remaja dipengaruhi oleh faktor umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, status ekonomi, akses internet dan diskusi dengan tokoh masyarakat. Dengan demikian, diharapkan kepada pemerintah dalam pelaksanaan program remaja dapat difokuskan pada faktor-faktor tersebut.

The ideal number of child preferences and current adolescents contraceptive preferences can affect fertility and contraceptive use in the future. The purpose of this study was to determine the determination of the number of child preferences and preferences for contraceptive use in adolescents aged 15-24 years, unmarried in Indonesia in 2017, using data analysis of SDKI-KRR in 2017. The design of this study was cross sectional. The results of this study indicate that the ideal number of children preference is 69.9% and the preference for contraception use is 82.5%. Based on the multivariate model, the ideal number of children preference in adolescents is influenced by age, gender, education, knowledge about reproductive health, economic status, internet access and discussions with peers. The preference for contraception among adolescents is influenced by age, sex, education, knowledge about reproductive health, economic status, internet access and discussions with community leaders. Thus, it is expected that the government in creating and implementing youth programs can refer to these factors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur A'isyah Amalia Putri
"Berdasarkan hasil SDKI 2017, angka fertilitas total di beberapa wilayah/provinsi masih cukup tinggi dan bahkan melebihi angka fertilitas nasional (2,4 anak per wanita), terutama di Kawasan Timur Indonesia. Selain itu, rata-rata Anak Lahir Hidup (ALH) pada kelompok wanita usia 40-49 tahun di hampir seluruh wilayah/provinsi Kawasan Timur Indonesia juga melebihi rata-rata ALH nasional, yaitu 2,8 anak per wanita. Dengan diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan jumlah ALH pada suatu kelompok WUS, khususnya pada kelompok wanita yang berusia 45 tahun ke atas, diharapkan dapat dapat menurunkan tingkat fertilitas di wilayah tersebut. Di mana, jumlah ALH rata-rata wanita pada akhir masa reproduksi (usia 45-49 tahun) akan memberikan informasi terkait ukuran keluarga lengkap (completed family size). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross-sectional dan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu, data sampel Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 1055 wanita usia 45-49 tahun di KTI, 72,2% diantaranya mempunyai lebih dari 2 anak. Berdasarkan hasil uji regresi logistik berganda pada penelitian ini diketahui bahwa faktor umur kawin pertama, umur melahirkan pertama, pemakaian kontrasepsi, indeks kesejahteraan, mortalitas anak, dan jumlah anak yang diinginkan sebagai faktor yang berhubungan dengan jumlah ALH. Mortalitas anak dan jumlah anak yang diinginkan menjadi faktor yang paling berhubungan dengan jumlah ALH.

Based on IDHS 2017 results, total fertility rate in several provinces is still quite high and even exceeds the national fertility rate (2.4 children per woman), especially in Eastern Region of Indonesia. In addition, the average children ever born in the group of women aged 40-49 years in almost all provinces of Eastern Region of Indonesia also exceeds the national average of children ever born, which is 2.8 children per woman. By knowing the factors associated with the number of children ever born in a group of women of childbearing age, especially in the group of women aged 45 years and over, it is hoped that it can reduce fertility rates in the region. Where, the average amount of children ever born of women at the end of the reproductive period (age 45-49 years) will provide information related to completed family size. This study is quantitative study using a cross-sectional design and the data used in this study the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) data. This study shows that out of 1055 women aged 45-49 years in Eastern Region of Indonesia, 72.2% of them have more than 2 children. Based on the results of multiple logistic regression tests in this study it is known that the factors of age at first marriage, age at first childbirth, contraceptive use, welfare index, child mortality, and number of desired children as factors associated with fertility (number of children ever born). Child mortality and the number of desired children become the most factors associated with fertility (number of children ever born)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulya Zahratul Afiah
"Cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia masih rendah dan belum merata di setiap provinsi. Data SDKI 2012 dan 2017 melaporkan cakupan imunisasi dasar lengkap mencapai 37% dan 59%. Jawa Timur, Bali dan NTB merupakan provinsi dengan cakupan imunisasi selalu di atas cakupan nasional sedangkan Aceh, Sumatera Barat dan Riau selalu di bawah cakupan nasional. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan faktor yang mempengaruhi imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12-59 bulan di wilayah imunisasi dasar konsisten tinggi (Jawa Timur, Bali dan NTB) dan wilayah imunisasi dasar konsisten rendah (Aceh, Sumatera Barat dan Riau) menggunakan data SDKI 2012 dan 2017. Variabel dependen yaitu imunisasi dasar lengkap sedangkan variabel independen yaitu usia ibu, pendidikan ibu, indeks kekayaan, kunjungan antenatalcare dan tempat persalinan. Uji regresi logistik multivariabel digunakan untuk mengidentifikasi faktor yang paling mempengaruhi imunisasi dasar lengkap. Cakupan imunisasi dasar lengkap di wilayah imunisasi dasar konsisten tinggi dan rendah tahun 2012 mencapai 43,8% dan 29,8% sedangkan tahun 2017 mencapai 51,4% dan 21,8%. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa indeks kekayaan menjadi faktor yang paling mempengaruhi imunisasi dasar lengkap tahun 2012 di wilayah imunisasi dasar konsisten tinggi (OR=2,89) dan wilayah imunisasi dasar konsisten rendah (OR=2,64). Faktor yang paling mempengaruhi imunisasi dasar lengkap tahun 2017 di wilayah imunisasi dasar konsisten tinggi yaitu tempat persalinan (OR=2,3) sedangkan di wilayah imunisasi dasar konsisten rendah yaitu kunjungan antenatalcare (OR=2,09). Program antenatalcare dan perencanaan persalinan perlu diperkuat untuk mendukung program imunisasi dengan menargetkan ibu dari indeks kekayaan terbawah.

Complete basic immunization coverage in Indonesia is still low and not equally distributed in each province. The IDHS 2012 and 2017 data reports basic complete immunization around 37% and 59%. East Java, Bali and West Nusa Tenggara are province with immunization coverage above national coverage, while Aceh, West Sumatera and Riau are bellow national coverage. This study aims to compare the factors that influence complete basic immunization among children aged 12-59 months in consistently high (East Java, Bali and West Nusa Tenggara) and low (Aceh, West Sumatera and Riau) basic immunization areas uses 2012 and 2017 IDHS data. The dependent variable is complete basic immunization while the independent variables are maternal age, maternal education, wealth index, antenatal care visits and place of delivery. Multivariable logistic regression test was used to identify factors that most influence complete basic immunization. The results showed that the wealth index was the factor that most influenced complete basic immunization in 2012 in consistently high (OR=2,89) and low (OR=2,64) basic immunization areas. The factors that most influenced complete basic immunization in 2017 in consistently high basic immunization areas was the place of delivery (0R=2,3) while in consistently low basic immunization areas was antenatal care visits (OR=2,09). Antenatal care and birth planning programs need to be strengthened to support immunization programs by targeting mothers from the lowest wealth index."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Anggraeni Sari
"Preferensi jumlah anak yang dinyatakan sebagai jumlah anak ideal yang diinginkan dapat memprediksi pertumbuhan penduduk di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran preferensi jumlah anak yang diinginkan remaja belum kawin usia 15-24 tahun di 10 Provinsi Penyangga serta faktor-faktor yang berhubungan dengan preferensi tersebut. Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia komponen Kesehatan Reproduksi Remaja tahun 2012. Hasil analisis menunjukan rata-rata jumlah anak yang diinginkan remaja yaitu 2,4 anak. Terdapat 33,6 persen remaja pria dan 25,1 persen remaja wanita berkeinginan memiliki lebih dari 2 anak. Umur dan tempat tinggal merupakan faktor yang paling mempengaruhi jumlah anak yang diinginkan remaja wanita dan remaja pria. Faktor pelayanan KIE kesehatan reproduksi dan program KB pada remaja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jumlah anak yang diinginkan.

Preference the number of children expressed as the number of ideal that desirable can predict the population growth in the future. The aims of this research are to understand the description preference the number of children desired by the non-married adolescents (15-24 years old) in 10 Penyangga Provinces and factors associated with a preference. This research used data from Indonesia Demographic and Health Survey in components Adolescents Reproductive Health in 2012. The analysis showed the average number of children desired by the adolescents is 2,4 children. Then, 33,6 % man and 25,1 % woman desirous of owning more than two children. Age and residence are factor that most affect the number of children desired by them. KIE the adlescent reproductive health service and FP programs in adolescent did not showed significant influence against preference the number of children to be desired."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S58370
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harun Al Rosyid
"Remaja merupakan fase lanjutan dari fase kanak-kanak sebelum menuju dewasa dengan pertumbuhan dan perkembangan pada aspek biologis, kognitif, psikososial, dan emosional. Pada fase tersebut, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk mencoba hal-hal baru termasuk terkait perilaku seksual berisiko pada remaja. Berdasarkan laporan SDKI Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) tahun 2017 bahwa remaja pria maupun wanita mencoba melakukan hubungan seksual pranikah pertama kali di usia 15-19 tahun dengan proporsi sebesar 8 persen untuk pria dan 2 persen untuk wanita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara pendidikan kesehatan reproduksi yang diterima pertama kali di sekolah terhadap perilaku seksual pranikah para remaja pria 15-19 tahun di Indonesia. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data SDKI KRR tahun 2017 dengan jumlah total sampel sebanyak 7.345 remaja yang sudah disesuaikan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Hasil dari penelitian ini adalah tercatat sebanyak 6.966 (94.8%) remaja laki-laki usia 15-19 tahun yang sudah pernah melakukan hubungan seksual pranikah sedangkan remaja yang tidak pernah melakukan hanya sebanyak 379 (5.2%) remaja. Berdasarkan hasil bivariat didapatkan bahwa variabel pendidikan kesehatan reproduksi tentang sistem reproduksi manusia (p = 0.000), keluarga berencana (p = 0.000) dan HIV/AIDS (p = 0.002) memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku seksual pranikah remaja. Selain itu, variabel yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah remaja adalah komunikasi dengan guru (p = 0.004) dan tingkat pendidikan (p = 0.000 dan 0.008). Sedangkan variabel tempat tinggal tidak memiliki hubungan yang signifikan (p = 0.095).

Adolescence is an advanced phase from childhood before heading to adulthood with growth and development in biological, cognitive, psychosocial, and emotional aspects. Within the phase, adolescents have a high curiosity to try or explore new things, including risky sexual behavior in adolescents. Therefore, based on the IDHS report of 2017 on Adolescent Reproductive Health (KRR) that male and female adolescents tried to have premarital sex for the first time at the age of 15-19 years with a percentage of 8 percent for men and 2 percent for women. This study aims to determine the relationship between reproductive health education that received for the first time at school to the premarital sexual behavior of male adolescents aged 15-19 years in Indonesia. The data used in this study is IDHS data for the 2017 KRR with a total sample of 7.345 adolescents who have been adjusted by both of the inclusion and exclusion criteria of the study. This study used a cross sectional study design. The results of this study are there were 6,966 (94.8%) teenage boys aged 15-19 years who had premarital sexual intercourse, while only 379 (5.2%) teenagers who had not. Based on bivariate analysis, It was found that the variables of reproductive health education about the human reproductive system (p=0.000), family planning (p=0.000) and HIV/AIDS (p=0.002) had a significant relationship with adolescent premarital sexual behavior. In addition, variables related to adolescent premarital sexual behavior are communication with teachers (p = 0.004) and education level (p = 0.000 and 0.008). While the variable of residence did not have a significant correlation (p = 0.095)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meyrisca Fatmarani
"Meski tren penggunaan kontrasepsi terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, angka unmet need atau kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi masih tinggi. Total persentase unmet need pada wanita berstatus kawin umur 15-49 tahun di Indonesia adalah 11,4 persen, di mana 4,5 persen untuk menunda kelahiran, dan 6,9 persen untuk membatasi kelahiran. Meski demikian, pemilihan kontrasepsi mantap pada Wanita Usia Subur (WUS) yang bertujuan untuk membatasi kelahiran masih tetap rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan kontrasepsi mantap pada WUS di Indonesia tahun 2012. Penelitian ini menggunakan disain studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder SDKI 2012. Sampel pada penelitian ini dibatasi pada WUS yang sedang menikah (currently in union), sedang menggunakan alat kontrasepsi modern (current use modern contraception) MOW/Tubektomi, IUD, suntikan, susuk KB, dan pil KB, dan datanya tersedia lengkap sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 16.385 responden. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square.
Hasil analisis menunjukkan umur (≥33 tahun; OR=17,827, 95% CI: 13,142-24,182), pendidikan (tinggi; OR=2,189, 95% CI: 1,295-3,699), status pekerjaan (bekerja; OR=1,256, 95% CI: 1,087-1,452), daerah tempat tinggal (perkotaan; OR=2,229, 95% CI: 1,933-2,570), status ekonomi (teratas; OR=4,452, 95% CI: 3,525-5,622; menengah atas; OR=2,408, 95% CI: 1,878-3,039; menengah; OR=2,048, 95% CI: 1,592-2,634; menengah bawah; OR=1,372, 95% CI: 1,052-1,790), paritas (>5 anak; OR=12,579, 95% CI: 9,944-15,912; 3-4 anak; OR=8,944, 95% CI: 7,324- 10,922), biaya pelayanan KB (mahal; OR=2,225, 95% CI: 1,928-2,566), sumber pelayanan KB (pemerintah; OR=4,380, 95% CI: 3,803-5,044), dan keputusan ber-KB (bersama; OR=1,859, 95% CI: 1,596-2,165) berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi mantap.

Although the trend of contraceptive use continued to increase over the years, the number of unmet need in Family Planning (FP) remain high. The total percentage of unmet need among married women aged 15-49 in Indonesia is 11.4 percent; 4.5 percent for delaying births and 6.9 percent for limiting births. However, the permanent contraceptive choice in Women of Reproductive Age (WRA) which is to limit births remains low. This study aims to determine factors associated with permanent contraceptive choice among WRA in Indonesia 2012. This study used a cross-sectional study design using secondary data IDHS 2012. The sample in this study is limited on currently married WRA, who are using modern contraception (female sterilization/tubectomy, IUD, injection, implant, and birth control pills), and have complete data according to the variables studied. The number of samples is 16.385 respondents. Bivariate analysis using Chi Square test.
The analysis showed that age (≥33 years; OR = 17.827, 95% CI: 13.142 to 24.182), education (higher; OR = 2.189, 95% CI: 1.295 to 3.699), employment status (employed; OR = 1.256, 95% CI: 1.087 to 1.452), area of residence (urban; OR = 2.229, 95% CI: 1.933 to 2.570), economic status (richest; OR = 4.452, 95% CI: 3.525 to 5.622; richer; OR = 2.408, 95% CI: 1.878 to 3.039; middle; OR = 2.048, 95% CI: 1.592 to 2.634; poorer; OR = 1.372, 95% CI: 1.052 to 1.790), parity (>5 children; OR = 12.579, 95% CI : 9.944 to 15.912; 3-4 children; OR = 8.944, 95% CI: 7.324 to 10.922), cost of FP services (expensive; OR = 2.225, 95% CI: 1.928 to 2.566), source of FP services (public; OR = 4.380, 95% CI: 3.803 to 5.044), and FP decisions (together; OR = 1.859, 95% CI: 1.596 to 2.165) are associated with the permanent contraceptive choice.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Fauziah
"Angka komplikasi persalinan di Indonesia sendiri mengalami kenaikan hal ini dapatdilihatdari data SDKI tahun 2002 2003 sampai SDKI 2012 Berdasarkan data SDKI 2002dan SDKI 2007 kejadian komplikasi persalinan di Indonesia naik sebesar 11 Jika dibandingkan dengan kejadian komplikasi persalinan berdasarkan data SDKI tahun 2007 dan SDKI tahun 2012 angka komplikasi persalinan naik sebesar 19 4 Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya gambaran faktor faktor yang mempengaruhi komplikasi persalinan di Indonesia Penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriptif analitik dengan desain cross sectional Pengambilan sampel penelitian adalah total sampling Sampel dalam penelitian ini wanita yang pernah kawin usia 15 49 tahun pernah melahirkan dan yang dianalisis adalah kelahiran anak terakhir yang tercakup dalam data SDKI 2012 sebesar 14 023 ibu Hasil determinan yang berhubungan dengan kejadian komplikasi persalinan adalah paritas komplikasi kehamilan penolong persalinan tempatpersalinan dan pendidikan.

The complication rate of births in Indonesia increased this can be seen from the data in the 2002 2003 to IDHS 2012 Based on IDHS data is IDHS 2002 and 2007 the incidence of complications of childbirth in Indonesia increase 11 When we compared with the incidence of complications of labor based on data IDHS IDHS 2007 and 2012 the number of delivery complications increased by 19 4 This research aims to know description of the factors that influence the delivery complications in this Indonesia This research is a descriptive analytic research with cross sectional design Sample in this research is total sampling The sample in this study ever married women aged 15 49 years had given birth and the birth of the last child is analyzed is included in the data IDHS 2012 of 14 023 mothers Results determinant incidence of complications related to are parity complications of pregnancy birth attendants birth place and education levels."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S57286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Coraima Okfriani
"Indonesia menjadi salah satu negara dengan AKN paling tinggi di Asia Tenggara yaitu sebesar 17 per 1000 kelahiran hidup. Pulau Jawa merupakan pulau yang dihuni lebih dari setengah penduduk Indonesia dengan jumlah kematian neonatal dini di Pulau Jawa paling tinggi se Indonesia berdasarkan laporan SDKI 2012. Selain itu dua provinsi di antaranya memiliki AKN di atas AKN nasional yaitu Banten dan Jawa Tengah. Kematian neonatal disebabkan oleh berbagai faktor yaitu sosiodemografi pelayanan kesehatan karakteristik bayi lahir dan riwayat komplikasi ibu. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor faktor yang berhubungan dengan kematian neonatal di Pulau Jawa tahun 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI 2012 dengan jumlah sampel yang digunakan adalah 3662 sampel. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara kematian neonatal dengan ibu yang berpendidikan rendah hubungan kematian neonatal dengan paritas ge 3 anak dan hubungan kematian neonatal dengan BBLR
Indonesia is one of country that has the highest NMR in Southeast Asia amounted to 17 per 1000 live births. Java island is a home to more than half population of Indonesia with the highest number of early neonatal mortality based on IDHS 2012 report. Moreover two provinces in Java Island Banten and Central Java have NMR above national. Neonatal mortality caused by multifactors for examples sociodemographic health care newborn characteristics and mother's complication history. According to that this study aims to know about the factors related to neonatal mortality in Java island in 2012 based on IDHS 2012 report. Method used secondary data analysis from IDHS 2012 report with numbered of sample are 3662. The results are there is association between association between neonatal mortality with low mother's education association between neonatal mortality with parity ge 3 kids and association between neonatal mortality with low birth weight."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>