Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167086 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Evi Nurhidayati
"Minimnya konsumsi serat dapat menyebabkan terjadinya berbagai penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk berbahan dasar buah dan kulit pisang (Musa paradisiaca) sebagai makanan alternatif sumber serat berupa donat yang dapat diterima masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan acak lengkap. Panelis dalam penelitian ini adalah 50 mahasiswa FKM UI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa donat yang paling disukai panelis adalah donat 683 dengan substitusi buah dan kulit pisang (dry basis) sebesar 5,82% buah pisang dan 18,41% kulit pisang. Berdasarkan hasil uji laboratorium, donat 683 memiliki kandungan gizi yaitu energi 338,91 kkal; air 28,23 gram; abu 0,73 gram; lemak10,95 gram; protein 4,31 gram; karbohidrat 55,78 gram; serat pangan larut 2,13 gram; dan serat pangan tak larut 9,12 gram per 100 gram donat. Penambahan buah dan kulit pisang dengan kadar serat tinggi pada donat formulasi meningkatkan jumlah energi, kadar abu, lemak, karbohidrat, dan kadar serat pangan total (serat pangan larut dan tak larut).

Deficiency of dietary fiber can cause so many diseases. The main goals from this research are to make innovative product, especially donut, that made from fruit and peel of banana (Musa paradisiaca) and also to know the acceptance for this product. This research is an experimental research that using completely randomized design method. Panelists for hedonic test in this research are 50 students from Faculty of Public Health UI. The result of this research shows that the favorite donut is donut 683 that substituted by 5,82% banana fruit and 18,41% banana peel (dry basis). Based on laboratorium analysis, the nutrient contents of donut 683 are 338,91 kcal of energy; 28,23 gram of moisturize (water); 0,73 gram of ash; 10,95 gram of fat; 4,31 gram of protein; 55,78 gram of carbohydrate; 2,13 gram of soluble dietary fiber; and 9,12 gram of insoluble dietary fiber per 100 gram of donut. Addition of fruit and peel of banana, that contain with high fiber, can increase the content of energy , ash, fat, carbohydrate, and total dietary fiber (soluble and insoluble dietary fiber)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60321
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riefyan Adhi
"Salah satu cara pencegahan penyakit jantung koroner dapat dilakukan dengan meningkatkan asupan serat perhari Bekatul merupakan bahan pangan lokal yang mengandung tinggi serat oleh karena itu bekatul digunakan untuk bahan substitusi dari tepung terigu dalam produk brownies kukus Penelitian eksperimental ini bertujuan untuk menciptakan brownies dengan rasa yang enak dan mengandung tinggi serat Terdapat 4 perlakuan substitusi bekatul yaitu 100 70 30 dan 0 sebagai brownies kontrol Analisis zat gizi dilakukan di PT Saraswati Indo Genetech Bogor dan uji hedonik dilakukan di Perpustakaan Pusat UI dengan 40 orang panelis Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara rasa warna aroma dan keseluruhan brownies Brownies berbahan dasar bekatul mengandung memiliki serat tertinggi dengan 9 29 gr serat dalam satu kali penyajian 24 gr.

One way to prevent coronary heart disease can be done by increasing daily dietary fiber intake Rice bran is Indonesian rsquo s local food with high content of dietary fiber therefore rice bran used to substitute wheat flour in steamed brownies This experiment research purpose is to obtain delicious brownies with high fiber content There were 4 modification for rice bran substitution 100 70 30 and 0 as a control brownies Nutrition analysis took place in Saraswati Indo Genetech Laboratory and Hedonic test took place in University of Indonesia rsquo s library with 40 panelists Result for this experiment showed there is no significant difference in taste color flavor and the entirety of steamed brownies Brownies with 100 bekatul had the highest fiber with 9 29 gr dietary fiber per serving 24 gr
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56010
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifa Hilma Azzahro
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui konsentrasi media MS yang sesuai untuk multiplikasi tunas kultivar Ambon Kuning. Penelitian menggunakan 28 eksplan bonggol tanaman Pisang Ambon Kuning yang terseleksi penyakit layu Fusarium yang terdiri dari kontrol P1 yang ditanam pada media MS dasar tanpa zat pengatur tumbuh, dan media perlakuan dengan penambahan benzylaminopurin BAP P2, P3, P4 sebanyak 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm dan penambahan BAP dengan thidiazuron TDZ P5, P6, P7 dengan variasi konsentrasi BAP 5 ppm TDZ 0,1 ppm, BAP 10 ppm TDZ 0,1 ppm, dan BAP 15 ppm TDZ 0,1 ppm. Pengamatan dilakukan selama 9 pekan dengan parameter berupa jumlah tunas yang terbentuk. Hasil uji Anova satu arah P= 0,05 menunjukkan pertumbuhan jumlah tunas berbeda nyata antar perlakuan. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan perlakuan optimum untuk multiplikasi tunas adalah pada MS BAP 10 ppm TDZ 0,1 ppm sebesar 9,75 tunas/biakan. Perkembangan biakan Pisang Ambon Kuning pada tiap perlakuan menunjukkan hasil yang beragam. Perlakuan P1 tidak menunjukkan multiplikasi tunas. Multiplikasi tunas ditunjukkan pada P2-P7 dengan perkembangan multiplikasi tunas yang berbeda. Perkembangan biakan P2, P3, dan P7 menunjukkan multiplikasi 2-4 tunas/biakan dengan perkembangan mutiplikasi berupa tunas yang memanjang. Multiplikasi pada P4, P5 dan P6 menunjukkan multiplikasi sebanyak 5-10 tunas/biakan dengan perkembangan multiplikasi berupa tunas berbentuk kumpulan nodul. Pengamatan perkembangan pada biakan didapatkan biakan pada P4 dan P7 menunjukkan abnormalitas berupa pertumbuhan tunas dan daun kerdil.

Study of in vitro shoot multiplication of banana cv. Ambon Kuning on various concentration of Benzylaminopurin and Thidiazuron had been done. Twenty eight Fusarium wilt disease resistant banana corm divided into 7 groups of treatment control treatment P1 inoculated in MS basal media, treatment groups P2, P3, P4 inoculated in MS basal media supplemented with 5, 10, and 15 ppm of BAP and other treatment groups inoculated in MS basal media supplemented with different concentration of BAP 5, 10, and 15 ppm with addition of 0.1 ppm TDZ each. Treatments incubated for 9 weeks. Parameter observed were the number of shoot produced. One way Anova test P le 0.05 showed there is significant difference of number of shoot produced on various concentration media in all treatments. Duncan test 0,05 showed the best treatment for shoot multiplication is MS 10 ppm of BAP 0.1 ppm of TDZ that produced 9.75 shoot culture. The development of banana culture cv. Ambon Kuning on each treatment showed different result. Control treatment P1 showed no multiplication shoot response, otherwise treatment groups P2-P7 showed various multiplication response. The culture development of P2, P3, and P7 resulted 2-4 elongated shoot culture. The culture development of P4, P5, and P6 resulted 5-10 bud culture. The culture development on P4 and P7 showed abnormal shoot formation that shown by development of stunted shoot and leaf."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S66656
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Energi dan protein merupakan zat gizi yang penting selama pertumbuhan. Apabila pada masa anak-anak asupan protein kurang dari yang dibutuhkan, maka akan terjadi penurunan berat badan dan gangguan fungsional hingga akhirnya mengganggu kesehatan, menghambat pertumbuhan, dan pada tahap yang parah dapat berakibat terhentinya pertumbuhan anak (Jackson dan Truswell, 2012). Prevalensi berat-kurang di Jawa barat berada pada posisi kelima, lebih besar daripada DKI Jakarta yang berada pada posisi kedua berdasarkan rendahnya kejadian berat-kurang. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil analisis kandungan zat gizi cookies sumber protein serta daya terima cookies pada ibu yang memiliki batita di Kota Bandung tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode rancang acak lengkap dengan pola satu arah. Perbandingan formula tepung kacang hijau dan tepung ikan yang digunakan adalah (60%:40%, 50%:50%, dan 40%:60%). Panelis dalam uji hedonik berjumlah 30 orang. Hasil penelitian ini, menunjukan bahwa kandungan gizi yang terkandung dalam cookies sumber protein memenuhi kebutuhan protein selingan batita. Cookies yang paling disukai berdasarkan penilaian aroma, rasa, tekstur, dan warna adalah cookies dengan perbandingan tepung kacang dan tepung ikan sebesar 50%:50%. Kandungan gizinya adalah air 3,35%, abu 4,27%, protein 13,52%, lemak 8,25%, dan karbohidrat 69,57%. Perlakuan cookies terbaik berdasarkan kadar protein adalah cookies dengan perbandingan tepung kacang hijau dan ikan sebesar 40%:60%., Energy and Protein is a nutrition that is essensial for growth. If children’s protein intake is less than the required, there will be weight loss and functional impairment, and eventually will harm the health, inhibit the growth, and in the severe stage would result in atrophy of children (Jakson dan Truswell, 2012). Prevalence for underweight in West Java is in fifth position meanwhile in Jakarta is in second position based on low prevalence of underweight. The main goals for this research are to know the result of nutrition analysis for protein source cookies and to know the acceptance for these cookies in mothers with toddler at Bandung on 2015. This research is an experimental research which use completely randomized design method. The formulas ratio for mung bean flour and fish flour are 60%:40%, 50%:50%, and 40%60%. Panelists for hedonic test are 30 peole. The results of this research shows that the nutrition content in protein source cookies have met daily needs of protein for snack. The most preferred cookies based on aroma, flavour, texture, and colour test is cookie with mung bean flour and fish flour ratio by 50%:50%, the nutrients are 3,35% water, 4,27% ash, 13,52% protein, 8,25% fat, and 69,57% carbohydrate. Cookies with the best treatment based on its protein is cookies with mung bean flour and fish flour ratio by 40%:60%.]"
Universitas Indonesia, 2015
S59510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumayyah
"ABSTRAK
Mengingat angka kejadian gizi buruk dan anak pendek di Indonesia serta minimnya alternatif makanan untuk anak autisme, maka penulis ingin membuat cookies non-terigu berprotein tinggi dengan memanfaatkan bahan produksi pangan Indonesia, yaitu tepung ikan teri, tepung daun kelor, dan tepung mocaf. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan acak lengkap. Panelis dalam penelitian ini adalah 45 mahasiswa FKM UI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cookies yang paling disukai panelis adalah cookies 144 yang memiliki kandungan tepung mocaf sebesar 34.0 ,tepung ikan sebesar 8.5 , dan tepung daun kelor sebesar 8.5 . Penelitian membuktikan adanya perbedaan signifikan terkait penilaian warna,aroma, after taste, dan keseluruhan cookies p < 0,05 namun tidak pada variabel tekstur, dan rasa p > 0,05 . Berdasarkan hasil uji laboratarium, cookies 144 memiliki kandungan gizi yaitu energi 415,82 kkal; air 11,04 gram; abu 3,483 gram; lemak 14,78 gram; protein 11,80 gram; dan karbohidrat 58,90 gram. Penambahan tepung mocaf, tepung ikan teri, dan tepung daun kelor meningkatkan jumlah protein, lemak, karbohidrat, kadar air, dan kadar abu.

ABSTRAK
The incidence of malnutrition and short children in Indonesia increase and the lack of alternative food for children with autism, hence the authors want to make high protein non wheat cookies by utilizing Indonesian food production which is mocaf flour, anchovy fish flour, and moringa flour. This research is an experimental research that using completely randomized design method. Panelists for hedonic test in this research are 45 students from Faculty of Public Health UI. The results showed that cookies most favored panelists were cookies 144 which contained mocaf flour by 34.0 , fish flour by 8.5 , and moringa flour by 8.5 . Studies have shown significant differences in color, aroma, after taste, and overall cookies p 0.05 . Based on laboratorium analysis, the nutrient contents of cookies 144 are 415,82 kcal of energy 11,04 gram of water 3,483 gram of ash 14,78 gram of fat 11,80 gram of protein and 58,90 gram of carbohydrate. The addition of mocaf flour, fish flour, and moringa flour can improve the content of protein, fats, carbohydrate, water, and ash. "
2017
S68778
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juwita Lestari
"Hiperpigmentasi adalah gangguan pigmen kulit karena produksi melanin secara berlebihan atau distribusi melaninnya yang tidak merata.Secara tradisional bahan alam yang diduga memiliki efek pemutih adalah kulit buah pisang muli (Musa acuminata Colla AA). Kulit buah pisang muli digunakan dengan cara digosokkan pada daerah yang hitam sehingga terbentuk warna kulit yang lebih cerah.
Untuk membuktikan bahwa kulit buah pisang muli dapat digunakan sebagai pemutih kulit, dilakukan penelitian secara in vitro dengan metode yang dilakukan sebelumnya oleh Arung (2005). Mekanisme kerja pemutih kulit yaitu menghambat enzim tirosinase pada reaksi l-tirosin dan l-dopadalam proses melanogenesis.
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh ekstrak dan fraksi teraktif kulit buah pisang muli dalam menghambat tirosinase serta mengetahui golongan senyawa kimia dari ekstrak dan fraksi teraktif tersebut. Serbuk kering kulit buah pisang muli dimaserasi dengan pelarut etanol 80% kemudian difraksinasi dengan n-heksana, etil asetat, dan n-butanol secara berturut-turut hingga diperoleh fraksi air.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi air dari ekstrak etanol kulit buah pisang muli merupakan fraksi teraktif dalam menghambat aktivitas tirosinase dengan nilai persen penghambatan 29,1%. Nilai IC50 dari fraksi air sebesar 58,75 µg/mL dan nilai IC50 ekstrak etanol kulit buah pisang muli yakni 63,12 µg/mL. Adapun golongan-golongan senyawa kimia yang terdapat pada ekstrak etanol yakni alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, terpenoid dan glikosida sedangkan pada fraksi air ekstrak etanol kulit buah pisang muli adalah alkaloid, flavonoid, tanin, dan glikosida. Hal ini menunjukkan bahwa kulit buah pisang muli memiliki potensi untuk digunakan sebagai pemutih kulit."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S60362
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yukti Nurani
"Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi optimum pengangkatan lantanida dari limbah tailing bauksit dengan adsorben terbaik yang dibuat. Seperti yang telah diketahui bahwa limbah tailing bauksit merupakan salah satu sumber lantanida. Kulit pisang mempunyai kandungan pektin dan lignoselulosik sebagai sumber karbon, karboksil, dan hidroksil. Kulit pisang dimodifikasi menjadi 3 jenis adsorben terdiri dari adsorben natural yang dibuat dengan perlakuan fisik yaitu grinding and sieving, adsorben pektin dibuat dengan esterifikasi adsorben natural, dan adsorben karbon aktif dibuat dengan aktivasi kimia - panas. Pemilihan adsorben terbaik berdasarkan uji daya serap iodin, dengan hasil bahwa adsorben karbon aktif mempunyai daya serap iodin tertinggi yaitu 572,17 mg/g. Kemudian, adsorben karbon aktif diujikan ke lantanida komersial dengan hasil kesetimbangan pada waktu kontak 2,5 jam, pH 4, dengan dosis adsorben tetap 100 mg. Dilanjutkan dengan adsorpsi lantanida dari limbah tailing bauksit menghasilkan R untuk Y, La, Ce, Nd, dan Sm yaitu 67.60, 71.00, 65.03, 62.93, dan 56.59.

The objective of this research was to determine the optimum condition of lanthanides removal from bauxite tailings waste with the best adsorbent made. As known, tailing bauxite waste is one of lanthanide source. Banana peels were modified into 3 types of adsorbent, that were natural adsorbent which is made by physical treatment i.e. grinding and sieving, pectin which was made by natural adsorbent esterification, and activated carbon adsorbent which was made by chemical activation. Selected the best adsorbent was done by iodine number method with the results was activated carbon has the highest iodine absorbance of 572.17 mg g. Then, the activated carbon adsorbent was tested onto a commercial lanthanides, producing optimum results at 2.5 hours contact time, pH 4 with adsorben dose of 100 mg. Followed by adsorption of lanthanides from bauxite tailing waste yield R for Y, La, Ce, Nd, and Sm were respectively 67.60, 71.00, 65.03, 62.93, dan 56.59.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68916
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Renny Junetty
"Starch can be used as excipient in tablet formulation. One of source of starch can be obtained from fruit of Musa paradisiaca var.sapientum which containing 70-95% starch in unripe fruits. The objective of this research was to observe the ability of starch obtained from Musa paradisiaca var.sapientum as disintegrant in Alopurinol tablet formulation by wet granulation. In tablet formulation, Musa paradisiaca var.sapientum starch was used as disintegrant compared to maize starch at concentrations 5%, 10% and 15% w/w. Properties of the Musa paradisiaca var.sapientum starch evaluated were: percentages of moisture and ash, pH, Scanning Electron Micrograph of starch granule, bulk and tapped densities. The tablets were evaluated for organoleptic, diameter, hardness, friability, disintegration time, assay and dissolution test. Results obtained indicate that Musa paradisiaca. var sapientum starch can be used as disintegrant in wet granulation Alopurinol tablets.

Pati/amilum dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembantu dalam suatu formulasi tablet. Salah satu penghasil pati adalah buah pisang raja yang mengandung 70-95% pati dalam keadaan buah yang masih mengkal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pati buah pisang raja sebagai bahan penghancur pada tablet Alopurinol secara granulasi basah. Dalam formulasi digunakan bahan penghancur pati buah pisang raja dan pati jagung sebagai pembanding dengan masing-masing konsentrasi 5%, 10% dan 15% w/w. Karakterisasi pati buah pisang raja meliputi: kadar air, kadar abu, derajat keasaman (pH), indeks kompresibilitas serta bentuk dan ukuran partikel. Tablet yang diformulasi dievaluasi meliputi: organoleptis, ketebalan, diameter, kekerasan, keregasan, waktu hancur, penetapan kadar dan uji disolusi. Hasilnya menunjukkan bahwa pati buah pisang raja dapat digunakan sebagai bahan penghancur tablet Alopurinol yang dibuat secara ganulasi basah."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S33013
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Yusron Effendi
"Pisang adalah buah yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia. Satu dari lima jenis pisang lokal yang terbanyak dikonsumsi adalah pisang ambon (Musa AAA `Pisang Ambon`). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya aktivitas antioksidan pada ekstrak daging pisang ambon dan membandingkan hasilnya dengan senyawa yang diketahui memiliki aktivitas antioksidan, yakni vitamin A, vitamin C, dan katekin dengan mengukur bilangan peroksida. Terdapat 5 kelompok perlakuan, yakni minyak goreng, minyak goreng yang ditambahkan Vitamin A, vitamin C, katekin, dan ekstrak daging pisang ambon. Tiap kelompok akan dioksidasi dengan cara pemanasan 60oC selama 1 hari dilanjutkan oksidasi udara terbuka pada suhu kamar (27oC) selama 7 hari, dengan pengulangan sebanyak 6 kali. Peroksida yang terbentuk dari oksidasi tersebut akan dihitung dengan melakukan titrasi dengan Natrium Tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 N. Peroksida yang dihasilkan minyak yang ditambahkan ekstrak daging pisang ambon secara bermakna (p < 0.05) lebih sedikit dibandingkan peroksida yang dihasilkan minyak goreng, minyak goreng yang ditambahkan vitamin A, dan minyak goreng yang ditambahkan vitamin C, namun masih lebih besar dibandingkan minyak goreng yang ditambahkan katekin. Sebagai kesimpulan, ekstrak daging pisang ambon terbukti memiliki aktivitas antioksidan karena mampu mengurangi pembentukan peroksida. Aktivitas antioksidan tersebut lebih baik daripada vitamin A, dan vitamin C, namun tidak sebaik katekin.

Banana is the most consumed fruit by Indonesian. One of the top five most consumed species of the banana is Ambon banana (Musa AAA `Pisang Ambon`). The objectives of this research were to discover if there was antioxidant effect in the pulp of Ambon banana (Musa AAA `Pisang Ambon`) and to compare the result with some antioxidant substances, such as vitamin A, vitamin C, and catechin by measuring the peroxide number. There were five experiment groups, which were cooking oil , cooking oil added with vitamin A, cooking oil added with vitamin C, cooking oil added with catechin, and cooking oil added with Ambon banana pulp extract. Sample of each group was oxidized by heating at 60oC for one day continued with open air oxidation at room temperature (27oC) for seven days. This experiment was repeated six times. Peroxide formed by this oxidation reaction was measured by titrating the samples with Natrium tiosulphate (Na2S2O3) 0,1 N. Peroxide formed by oxidation of cooking oil added with banana pulp extract was significantly (p < 0.05) less than those formed by oxidation of cooking oil , cooking oil added with vitamin A, and cooking oil added with vitamin C, but still more than cooking oil added with catechin. As the result, it was proven that there was antioxidant activity in Ambon banana pulp extract due to the capability of reducing peroxide formation. This antioxidant activity was better than the activity of vitamin A and vitamin C, but was still worse than the activity of catechin."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S09051fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>