Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152162 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Coraima Okfriani
"Indonesia menjadi salah satu negara dengan AKN paling tinggi di Asia Tenggara yaitu sebesar 17 per 1000 kelahiran hidup. Pulau Jawa merupakan pulau yang dihuni lebih dari setengah penduduk Indonesia dengan jumlah kematian neonatal dini di Pulau Jawa paling tinggi se Indonesia berdasarkan laporan SDKI 2012. Selain itu dua provinsi di antaranya memiliki AKN di atas AKN nasional yaitu Banten dan Jawa Tengah. Kematian neonatal disebabkan oleh berbagai faktor yaitu sosiodemografi pelayanan kesehatan karakteristik bayi lahir dan riwayat komplikasi ibu. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor faktor yang berhubungan dengan kematian neonatal di Pulau Jawa tahun 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI 2012 dengan jumlah sampel yang digunakan adalah 3662 sampel. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara kematian neonatal dengan ibu yang berpendidikan rendah hubungan kematian neonatal dengan paritas ge 3 anak dan hubungan kematian neonatal dengan BBLR
Indonesia is one of country that has the highest NMR in Southeast Asia amounted to 17 per 1000 live births. Java island is a home to more than half population of Indonesia with the highest number of early neonatal mortality based on IDHS 2012 report. Moreover two provinces in Java Island Banten and Central Java have NMR above national. Neonatal mortality caused by multifactors for examples sociodemographic health care newborn characteristics and mother's complication history. According to that this study aims to know about the factors related to neonatal mortality in Java island in 2012 based on IDHS 2012 report. Method used secondary data analysis from IDHS 2012 report with numbered of sample are 3662. The results are there is association between association between neonatal mortality with low mother's education association between neonatal mortality with parity ge 3 kids and association between neonatal mortality with low birth weight."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Rinjani
"Angka Kematian Perinatal (AKP) merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan dalam menilai derajat kesehatan suatu bangsa. Hal ini dikarenakan kematian perinatal menyumbang angka yang cukup tinggi terhadap Angka Kematian Bayi (AKB). Di Indonesia, tidak terjadi penurunan AKP dalam sepuluh tahun terakhir (2002-2012).
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah studi potong lintang. Penelitian menggunakan data sekunder SDKI 2012 dengan teknik penarikan sampel cluster sampling tiga tahap. Sampel yang diambil berjumlah 15.430 responden dengan 1.420 responden mengalami kematian perinatal dan 14.010 responden lahir hidup dan tidak mengalami kematian neonatal dini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan, umur, paritas, komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan, prematur, berat bayi, IMD, dan kunjungan antenatal ibu dengan kematian perinatal. Komplikasi persalinan merupakan faktor risiko yang paling tinggi dalam menyebabkan kematian perinatal.

Perinatal Mortality Rate (PMR) is one of the indicators that can be used in assessing health status of a nation. This is because perinatal mortality is quite high contributed to Infant Mortality Rate (IMR). In Indonesia, there is no deriving of PMR in last ten years (2002-2012).
The design used in this research was cross sectional study. This research used secondary data of IDHS 2012 with three stage cluster sampling technique. Samples taken were 15.340 respondents with 1.420 respondents experiencing perinatal death and 14.010 respondents were born alive and did not experience early neonatal death.
The results showed that there is association between maternal education, age, parity, pregnancy complication, delivery complication, premature, birth weight, early initiation of breastfeeding, and frequency of antenatal visits with perinatal mortality. Delivery complication is the highest risk factor in affecting perinatal mortality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55040
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meyrisca Fatmarani
"Meski tren penggunaan kontrasepsi terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, angka unmet need atau kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi masih tinggi. Total persentase unmet need pada wanita berstatus kawin umur 15-49 tahun di Indonesia adalah 11,4 persen, di mana 4,5 persen untuk menunda kelahiran, dan 6,9 persen untuk membatasi kelahiran. Meski demikian, pemilihan kontrasepsi mantap pada Wanita Usia Subur (WUS) yang bertujuan untuk membatasi kelahiran masih tetap rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan kontrasepsi mantap pada WUS di Indonesia tahun 2012. Penelitian ini menggunakan disain studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder SDKI 2012. Sampel pada penelitian ini dibatasi pada WUS yang sedang menikah (currently in union), sedang menggunakan alat kontrasepsi modern (current use modern contraception) MOW/Tubektomi, IUD, suntikan, susuk KB, dan pil KB, dan datanya tersedia lengkap sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 16.385 responden. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square.
Hasil analisis menunjukkan umur (≥33 tahun; OR=17,827, 95% CI: 13,142-24,182), pendidikan (tinggi; OR=2,189, 95% CI: 1,295-3,699), status pekerjaan (bekerja; OR=1,256, 95% CI: 1,087-1,452), daerah tempat tinggal (perkotaan; OR=2,229, 95% CI: 1,933-2,570), status ekonomi (teratas; OR=4,452, 95% CI: 3,525-5,622; menengah atas; OR=2,408, 95% CI: 1,878-3,039; menengah; OR=2,048, 95% CI: 1,592-2,634; menengah bawah; OR=1,372, 95% CI: 1,052-1,790), paritas (>5 anak; OR=12,579, 95% CI: 9,944-15,912; 3-4 anak; OR=8,944, 95% CI: 7,324- 10,922), biaya pelayanan KB (mahal; OR=2,225, 95% CI: 1,928-2,566), sumber pelayanan KB (pemerintah; OR=4,380, 95% CI: 3,803-5,044), dan keputusan ber-KB (bersama; OR=1,859, 95% CI: 1,596-2,165) berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi mantap.

Although the trend of contraceptive use continued to increase over the years, the number of unmet need in Family Planning (FP) remain high. The total percentage of unmet need among married women aged 15-49 in Indonesia is 11.4 percent; 4.5 percent for delaying births and 6.9 percent for limiting births. However, the permanent contraceptive choice in Women of Reproductive Age (WRA) which is to limit births remains low. This study aims to determine factors associated with permanent contraceptive choice among WRA in Indonesia 2012. This study used a cross-sectional study design using secondary data IDHS 2012. The sample in this study is limited on currently married WRA, who are using modern contraception (female sterilization/tubectomy, IUD, injection, implant, and birth control pills), and have complete data according to the variables studied. The number of samples is 16.385 respondents. Bivariate analysis using Chi Square test.
The analysis showed that age (≥33 years; OR = 17.827, 95% CI: 13.142 to 24.182), education (higher; OR = 2.189, 95% CI: 1.295 to 3.699), employment status (employed; OR = 1.256, 95% CI: 1.087 to 1.452), area of residence (urban; OR = 2.229, 95% CI: 1.933 to 2.570), economic status (richest; OR = 4.452, 95% CI: 3.525 to 5.622; richer; OR = 2.408, 95% CI: 1.878 to 3.039; middle; OR = 2.048, 95% CI: 1.592 to 2.634; poorer; OR = 1.372, 95% CI: 1.052 to 1.790), parity (>5 children; OR = 12.579, 95% CI : 9.944 to 15.912; 3-4 children; OR = 8.944, 95% CI: 7.324 to 10.922), cost of FP services (expensive; OR = 2.225, 95% CI: 1.928 to 2.566), source of FP services (public; OR = 4.380, 95% CI: 3.803 to 5.044), and FP decisions (together; OR = 1.859, 95% CI: 1.596 to 2.165) are associated with the permanent contraceptive choice.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Witri Zuama Qomarania
"ABSTRAK
Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator pembangunan suatu bangsa. 60 persen kematian bayi terjadi pada periode neonatal 0-28 hari . Berdasarkan data SDKI 2012 angka kematian neonatal mengalami penurunan sebesar 41 persen dari 32 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1991 menjadi 19 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Namun selama dua periode terakhir 2007 dan 2012 angka kematian neonatal stagnan pada 19 per 1000 kelahiran hidup. Salah satu faktor ibu yang dapat meningkatkan risiko kematian neonatal adalah paritas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status paritas dengan kematian neonatal berdasarkan data SDKI 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah kasus kontrol dengan sampel sebanyak 324 responden terdiri dari 81 kasus dan 243 kontrol, yang merupakan bayi kelahiran terakhir pada persalinan tunggal dengan berat badan lahir ge;1000 gram dan memiliki data yang lengkap. Kasus merupakan bayi yang mengalami kematian pada usia 0-28 hari, sedangkan kontrol merupakan bayi yang hidup melewati usia 28 hari. Hasil analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik ganda, setelah dikontrol oleh variabel berat lahir didapatkan adanya perbedaan risiko yang signifikan untuk terjadinya kematian neonatal antara ibu dengan paritas 1 dan ge; 4 dibandingkan ibu dengan paritas 2-3. Ibu dengan status paritas 1 dan ge; 4 memiliki risiko 1,756 kali untuk mengalami kematian neonatal dibandingkan ibu dengan paritas 2-3.

ABSTRACT
Infant Mortality Rate is one indicator of development of a nation. 60 percent of infant deaths in the neonatal period 0 28 days . Based on the 2012 IDHS data, the neonatal mortality rate decreased by 41 percent from 32 per 1000 live births in 1991 to 19 per 1000 live birth in 2012. However, during the last two periods 2007 and 2012 the neonatal mortality rate is stagnant in 19 per 1000 live births. One of the maternal factors that may increase the risk of neonatal death is parity. The study aims to determine the association between parity and neonatal mortality based on IDHS 2012 data. The study design used case control with 324 respondents consist of 81 cases and 243 controls, which is the last birth on a single birth with birth weight 1000 grams and has complete data. Cases are babies who die from the age of 0 28 days, while control is a baby who lives more than the age of 28 days. The result of multivariate analysis using multiple logistic regression, after controlled by the variable of birth weight was found significant different of risk for neonatal mortality between mother with parity 1 and ge 4 compared to mother with parity 2 3. Mothers with parity status 1 and ge 4 having 1,756 times of the neonatal mortality compared to mothers with parity 2 3."
2017
T47637
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Harvianti
"[ABSTRAK
Data survey SDKI 2012 menunjukkan bahwa angka kematian bayi (AKB) di Indonesia adalah 34 per 1000 kelahiran hidup. Hasil ini menunjukkan bahwa AKB belum mencapai target MDGs dan masih terjadi kesenjangan antar provinsi di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara faktor sosial ekonomi, ibu dan bayi, lingkungan, gizi, serta pengendalian penyakit pada setiap provinsi di Indonesia dengan AKB pada tahun 2012. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain studi ekologi (multiple group comparison) dengan uji statistik yang digunakan adalah korelais dan regresi linear sederhana. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara faktor sosial ekonomi (pendidikan ibu, penggunaan kontrasepsi, dan koefisien gini), faktor ibu dan bayi (jarak kelahiran, kehamilan remaja, BBLR), faktor lingkungan (ketersediaan alat cuci tangan dan pembuangan tinja), serta faktor pengendalian penyakit (perawatan antenatal, penolong persalinan, tempat persalinan, kunjungan neonatal pertama, dan imunisasi dasar lengkap) dengan AKB di Indonesia tahun 2012. Namun, faktor-faktor bias perlu diperhatikan, sehingga perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan di tingkat individu.

ABSTRACT
, "IDHS 2012 survey data showed that the infant mortality rate (IMR) in"
"Indonesia is 34 per 1,000 live births. These results indicate that the IMR not achieve the MDGs and still be a gap between the provinces in Indonesia. The purpose of this study was to determine the correlation between socioeconomic factors, maternal and infant, environment, nutrition, and disease control in every province in Indonesia with IMR in 2012. The study design used in this research is the design of ecological study (multiple group comparison) the statistical test used was correlation and simple linear regression. The results show that there is a correlation between socioeconomic factors (maternal education, contraceptive use, and the Gini coefficient), maternal and infant factors (spacing births, teenage pregnancy, low birth weight), environmental factors (availability of hand washing and disposal of feces), as well as the controlling factor disease (antenatal care, birth attendance, place of delivery, neonatal first visit, and complete basic immunization) with IMR in Indonesia in 2012. However, these factors need to be considered biased, so more research is needed to determine the relationship at the individual level."]
"
Universitas Indonesia, 2015
S60339
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Hermiyanti
"Minggu pertama kehidupan bayi merupakan masa-masa yang kritis. Tiga dari empat kematian neonatal merupakan kematian neonatal dini. Di Indonesia, tren kematian neonatal dini cenderung meningkat dalam satu dekade terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor sosiodemografi ibu, riwayat komplikasi ibu, karakteristik bayi saat lahir, dan pelayanan kesehatan dengan kematian neonatal dini di Indonesia tahun 2012. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus kontrol dengan analisis data sekunder. Populasi penelitian ini adalah anak terakhir yang dilahirkan dari ibu berumur 15-49 tahun dalam lima tahun terakhir di Indonesia tahun 2012. Perbandingkan kasus dan kontrol adalah 1:4. Kasus adalah neonatal dini yang meninggal dan merupakan anak terakhir yang dilahirkan ibu umur 15-49 tahun dalam lima tahun terakhir pada sampel SDKI 2012 berjumlah 129, sementara kontrol adalah neonatal dini yang hidup berjumlah 516.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur ibu < 20 tahun (OR 3,0; 95% CI: 1,5 - 5,8), umur ibu > 35 tahun (OR 2,1; 95% CI: 1,3 - 3,3), paritas ≥ 4 anak (OR 1,8; 95% CI: 1,1 - 3,0), dari ibu tidak sekolah atau tamat SD (OR 2,2; 95% CI: 1,2 - 4,3), komplikasi kehamilan (OR 2,4; 95% CI: 1,5 - 3,8), BBLR (OR 7,1; 95% CI: 4,5 - 11,4), status kembar (OR 12,8; 95% CI: 3,4 - 48,1), kelengkapan kunjungan ANC (OR 2,2; 95% CI: 1,4 - 3,4), penolong persalinan (OR 2,7; 95% CI: 1,6 - 4,6), dan tempat persalinan (OR 1,5; 95% CI: 1,0 - 2,2) berhubungan dengan kematian neonatal dini. Perlu upaya pencerdasan bagi ibu dalam meningkatkan asupan gizi selama hamil untuk menjamin kesehatan dan peningkatan berat badan ibu dan janin dalam kandungan. Selain itu, diperlukan komitmen pemerintah terkait ketersediaan bidan di setiap desa dan dokter puskesmas di setiap puskesmas serta menggencarkan pelayanan ANC termasuk di dalamnya konsultasi kehamilan yang berkualitas dan penanganan komplikasi kehamilan yang baik.

The first week of human’s life is a critical periode to survive. Three of four neonatal death actually belong to early neontal dealth. In Indonesia, there is an increasing early neonatal death’s trend in last decade. The purpose of this study is to examine association between maternal sociodemographic, maternal complication history, baby’s birth atribute, and health service factor with early neonatal death in Indonesia at 2012. Research method which is used in this study is case-control with Indonesia Demographic and Health Survey 2012 data source. Proportion between case and control is 1: 4. Sampel consist of 129 cases, who become the last child in the last five years and died in first week of his/her life at SDKI data 2012 died. Beside that, there was 516 controls which can survive in the first week of his/her life and have the same criteria with cases.
This study find that maternal age < 20 years (OR 3,0; 95% CI: 1,5 - 5,8), maternal age > 35 years (OR 2,1; 95% CI: 1,3 - 3,3), parity ≥ 4 children (OR 1,8; 95% CI: 1,1 - 3,0), from no education or complete primary mother (OR 2,2; 95% CI: 1,2 - 4,3), pregnancy complication (OR 2,4; 95% CI: 1,5 - 3,8), low birth weight (OR 7,1; 95% CI: 4,5 - 11,4), twin birth (OR 12,8; 95% CI: 3,4 - 48,1), compeletness of ANC visit (OR 2,2; 95% CI: 1,4 - 3,4), delivery assistance (OR 2,7; 95% CI: 1,6 - 4,6), and place of delivery (OR 1,5; 95% CI: 1,0 - 2,2) are associated with early neonatal death. Strategies to improve early neonatal survival must empower mothers to increase nutrient intake during pregnancy to ensure the health and improve maternal and fetal weight. Government commitment also important to address the midwife availability in each village and doctor in each primary health service and also intensify ANC program which include qualified pregnancy consultation and appropriate assistance to respon pregnancy complication.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55484
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noerid Haloei R.
"ABSTRAK
Masih terdapat ketidakmerataan kematian pada anak di Indonesia, baik angka kematian neonatal AKN , bayi AKB , dan balita AKBA yang terjadi pada semua dimensi ketidakmerataan meliputi jenis kelamin anak, umur anak, pendidikan ibu, status ekonomi keluarga, tempat tinggal, dan antarprovinsi. Untuk itu diperlukan kuantifikasi ketidakmerataan guna perencanaan fokus program. Studi ini adalah analisis data sekunder SDKI dari tahun 1994 sampai 2012. Analisis data menggunakan aplikasi Health Equity Assessment Toolkit HEAT . Hasil menunjukkan kejadian kematian pada anak di Indonesia mengalami penurunan dari tahun 1994 sampai tahun 2012 dengan selisih terbesar pada AKBA kemudian AKB dan paling kecil pada AKN. Kematian pada anak tertinggi terjadi di umur neonatal, tersering pada jenis kelamin anak laki-laki, banyak pada kelompok anak dengan ibu tidak sekolah, berasal dari keluarga kuintil miskin, terjadi di pedesaan, dan perlu perhatian di wilayah timur Indonesia. Ukuran difference berkisar antara 4 pada AKN berdasarkan jenis kelamin anak tahun 1997 dan 2002 sampai 123 pada AKBA berdasarkan provinsi tahun 1994 kematian per1000 kelahiran hidup. Sementara ukuran rasio berkisar antara 1,1 pada AKB berdasarkan jenis kelamin anak tahun 2002 sampai 6,6 pada AKBA berdasarkan provinsi tahun 1994 . Ketidakmerataan angka kematian balita di Indonesia merupakan yang tertinggi dibandingkan negara lain dengan benchmark yang sama.

ABSTRACT
There remains an inequality of deaths among children in Indonesia both neonatal mortality rate NMR , infant IMR , and under five U5MR . Inequality occurs in all dimensions including child rsquo s sex, child 39 s age, maternal education, family economic status, residence, and interprovincial. It calls for description of inequality quantification for focus program setting. This study is a secondary data analysis using Health Equity Assessment Toolkit HEAT application with IDHS source from 1994 to 2012. The results show that the child mortality rates in Indonesia depict a decrease from 1994 to 2012 with the largest mortality difference in U5MR and then IMR and at least NMR. The highest child mortality occurred at neonatal period, most common in boys, many in group of children with non school mothers, coming from poor quintile, rural, and attention in eastern Indonesia. The indicator of difference ranges from 4 at NMR by child rsquo s sex in 1997 and 2002 to 123 at U5MR by interprovincial in 1994 deaths per 1000 live births, while the ratio sorts between 1.1 at IMR by child rsquo s sex in 2002 until 6.6 at IMR by interprovincial in 1994 . The inequality of under five mortality rate in Indonesia is the highest compared to other countries with the same benchmark."
2017
S67839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Lidya Savitri
"AKN di Indonesia belum menunjukan penurunan yang bermakna. Sebesar 80 dari kematian bayi di Indonesia terjadi pada masa neonatal dini. Kejadian komplikasi persalinan belum menunjukkan penurunan yang signifikan di Indonesia dan 40 Ibu dengan anak yang meninggal dalam periode neonatal mengalami komplikasi persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar hubungan komplikasi persalinan maternal dengan kematian neonatal dini setelah dikontrol dengan faktor sosial ekonomi, faktor ibu, riwayat komplikasi kehamilan, dan faktor pelayanan kesehatan serta memperhitungkan variabel interaksi. Desain studi penelitian ini adalah kasus kontrol 1:4 dengan analisis multivariat regresi logistik ganda menggunakan data SDKI 2012. Jumlah sampel dalam penelitian iniadalah 90 kasus dan 360 kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa besar hubungan komplikasi persalinan dengan kematian neonatal dini setelah dikontrol oleh variabel interaksi komplikasi persalinan dengan komplikasi kehamilan yaitu OR sebesar 1,204 95 CI: 0,695-2,084. Diperoleh OR interaksi pada ibu yang mengalami komplikasipersalinan dan komplikasi kehamilan sebesar 11,53 95 CI : 1,295-102,787. Intervensiuntuk menurunkan kematian neonatal dini diantaranya dengan optimalisasi upaya deteksidini kehamilan risiko tinggi, kualitas ANC, pelaporan AMP, penanganan kasus komplikasidan penanganan rujukan serta memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak denganmenekankan pendekatan continuum of care.

NMR in Indonesia has not shown a significant decrease. Early neonatal death contribute 80 of infant death in Indonesia. The incidence of maternal complication of labor has not shown a significant decline in Indonesia and 40 of mother with children die with inneonatal period with complication of labor. Aims of this study to identify the association between maternal complication of labor and early neonatal mortality in Indonesia after controlling the factors of socioeconomic, characteristics of the mother, maternal complication of pregnancy and health services and also considering variable interaction. Design of this study is case control 1 4 with multiple logistic regression to multivariate analysis using secondary SDKI 2012 data. The number of sample in this study are 90 cases and 360 controls.
The results indicates association between maternal complication of labor to early neonatal mortality after controlling the variable interaction of maternal complication of labor and maternal complication of pregnancy, OR 1,204 95 CI 0,695-2,084. The result showed estimate OR for mothers with complications of labor and complication of pregnancy is 11,53 95 CI 1,295 102,787. Intervention to reduce early neonatal death are optimalize early detection of high risk pregnancy, ANC quality, AMP reporting, handling cases complication, handling reverral and providing maternal and child health service by emphasizing the approach of continuum of care.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rositta Febriana
"Angka Kematian Ibu (AKI) meningkat pada tahun 2012 yaitu sebesar 359 ibu meninggal dunia per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu program untuk menurunkan AKI yakni melalui program Keluarga Berencana (KB). Strategi dari pelaksanaan program KB sendiri seperti tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2004-2009 adalah meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD (Intra Uterine Device). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi IUD di Indonesia pada tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional. Data pada penelitian ini didasarkan pada hasil SDKI 2012 dengan besar sampel 17.616 sampel.
Penelitian ini dianalisis menggunakan analisis univariat, bivariat dengan uji Chi-square, dan multivariat dengan uji Regresi Logistik dengan tingkat kemaknaan masing-masing sebesar α= 0,05. Faktor yang hubungan dengan pemakaian IUD di Indonesia adalah usia (p value = 0,000 dan OR= 2,113), pendidikan (p value = 0,000 dan OR= 2,267), pekerjaan (p value = 0,000 dan OR=1,346), wilayah tempat tinggal (p value = 0,000 dan OR=1,622), pengambilan keputusan oleh suami (p value = 0,004 dan OR = 1,416), pengambilan keputusan secara bersama (p value = 0,000 dan OR = 1,589), pengetahuan p value = 0,000 dan OR=1,722) dan akses informasi melalui media cetak (p value = 0,000 dan OR= 1,434).

Maternal Mortality Rate (MMR) increased in 2012 in the amount of 359 mothers died per 100,000 live births. One of the programs to reduce maternal mortality through family planning program. The strategy of implementation of family planning programs alone as stated in the Medium Term Development Plan 2004-2009 is the increasing use of long-term contraceptive method as the IUD (Intra Uterine Device). This study aims to determine the factors associated with IUD contraceptive use in Indonesia in 2012. Study is observational analytic study with cross-sectional design. The data in this study are based on the IDHS 2012 with a sample size of 17 616 samples.
This study analyzed using univariate, bivariate Chi-square test, and multivariate logistic regression test with significance level respectively α = 0.05. Factors connection with the use of IUDs in Indonesia is the age (p value = 0.000 and OR = 2.113), education (p value = 0.000 and OR = 2.267), occupation (p value = 0.000 and OR = 1.346), region of residence (p value = 0.000 and OR = 1.622), decision-making by husbands (p value = 0.004 and OR = 1.416), joint decision-making (p value = 0.000 and OR = 1.589), knowledge of p value = 0.000 and OR = 1.722) and access to information through print media (p value = 0.000 and OR = 1.434).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42286
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwika Sari Sasoka
"Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator pembangunan suatu bangsa. Kematian neonatal (0-28 hari) menyumbang lebih dari setengah (59,4%) kematian bayi. Berdasarkan data SDKI 2012 angka kematian neonatal mengalami penurunan sebesar 41% dari 32/1000 kelahiran hidup pada tahun 1991 menjadi 19/1000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Namun pada dua periode terakhir angka kematian neonatal stagnan di angka 19/1000 kelahiran hidup pada tahun 2007 dan 2012. Salah satu faktor yag dapat meningkatkan kematian neonatal adalah jarak kelahiran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jarak kelahiran yang berkontribusi dan hubungannya terhadap kejadian kematian neonatal. Penelitian ini merupakan analisis data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah kasus kontrol dengan sampel sebanyak 102 kasus dan 306 kontrol. Kasus adalah bayi yang mengalami kematian neonatal dan merupakan anak terakhir pada persalinan tunggal. Dan kontrol adalah bayi yang hidup melewati usia 28 hari.
Hasil analsis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik , didapatkan adanya perbedaan risiko yang signifikan untuk terjadinya kematian neonatal antara ibu dengan jarak kelahiran < 27 bulan dan jarak kelahiran > 78 bulan dibandingkan dengan jarak kelahiran 28-77 bulan. Ibu yang memiliki jarak kelahiran <27 bulan memiliki risiko 2,2 kali (95%CI : 1,274- 3,822) mengalami kematian neonatal dibandingkan ibu dengan jarak kelahiran 28-77 bulan. Risiko juga meningkat bila jarak kelahiran >78 bulan,, ibu dengan jarak kelahiran >78 bulan memiliki risiko untuk mengalami kematian neonatal sebesar 1,95 kali (95% CI : 1,126-3,368) bila dibandingkan dengan jarak kelahiran 28-77 bulan.

Infant Mortality Rate is one of development indicator from a nation. Neonatal mortality (0-28 days) accounts for more than half (59.4%) of infant mortality. Based on the 2012 IDHS data the neonatal mortality rate decreased by 41%, from 32/1000 live births in 1991 to 19/1000 live births in 2007. But in the last two periods, there are stagnant condition of neonatal mortality rate, which is 19/1000 live births in 2007 and 2012. One of the factors that can increase neonatal mortality is birth spacing.
This study aims to know the relationship between birth spacing and the incidence of neonatal death. This research is an analysis of data of Indonesia Demographic and Health Survey (SDKI) 2012. The research design is using case control study with the number of sample are 102 cases and 306 controls. Cases are infants who have neonatal death and the last child in a single labor. And control is a baby that lives past the age of 28 days.
Multivariate analysis is using logistic regression showed that there was a significant difference of risk for neonatal mortality between mothers with birth spacing <27 months and birth spacing of > 78 months compared with 28-77 month of birth spacing. Mothers with birth spacing <27 month had a 2.2 times (95% CI: 1,274-3,822) risk of neonatal mortality compared to mothers at 28-77 months of birth spacing. The risk also increased when birth spacing is > 78 months, mothers with birth spacing > 78 months had a risk of neonatal deaths of 1.95 times (95% CI: 1,126-3,368) compared with 28-77 months of birth spacing.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>