Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161628 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bernadetta Ninda Pranantia
"ABSTRAK
Perilaku makan menyimpang dapat didefinisikan sebagai perubahan signifikan pada pola makan yang berhubungan dengan perubahan psikologis. Tujuan penelitian adalah melihat faktor internal maupun eksternal yang memiliki perbedaan proporsi dengan perilaku makan menyimpang pada finalis Abang None Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional pada total responden 124 finalis Abang None Jakarta 2015. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 36,3% responden memiliki perilaku makan menyimpang. Hasil uji bivariat menunjukkan faktor yang memilki perbedaan proporsi yang bermakna adalah status gizi, citra tubuh (2,84), dan riwayat diet (OR 3,615). Berdasarkan hasil tersebut diharapkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta dapat memberi pembekalan pola makan sehat dan gizi seimbang dalam pembekalan karantina angkatan Abang None Jakarta pada tahun-tahun berikutnya sebagai pencegahan terjadinya perilaku makan menyimpang.

ABSTRACT
Eating disorder is defined as a significant change to one?s eating habits as a respond to a psychological change. The objective of this research is to determine which internal or external factors have a significant proportional difference to eating disorders. This research will be based on a quantitative cross sectional research method on 124 finalists of Abang None Jakarta 2015. Results show that 36.3% of respondents were diagnosed with an eating disorder. Bivariate results show nutritional status, body image, and diet history as the three factors with significant proportional differences to eating disorders. Therefore, it is suggested that the Department of Tourism and Culture of DKI Jakarta should provide a course on healthy eating habits and balanced nutrition in the quarantines of future Abang None Jakarta finalists as prevention of eating disorder.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S60671
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Putri Mumpuni Saraswati
"Picky eater merupakan salah satu permasalahan perilaku makan yang umum dijumpai pada anak, terkait tahap pertambahan usianya. Jika dihadapi dengan sikap yang tepat, maka fase picky eater akan terlewati dan anak dapat memperbaiki perilaku makannya di kemudian hari. Sebaliknya, jika tidak dihadapi dengan tepat, maka anak dapat membawa perilaku picky eater hingga dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku picky eater dan faktor yang melatar belakanginya di PAUD Kasih Ananda, Bekasi.
Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif, yang sebelumnya didahului dengan sebuah skrining sederhana dengan menggunakan kuesioner. Penelitian berlangsung pada bulan April-Mei 2012. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada lima orang informan yang merupakan ibu dari siswa yang mengalami picky eater berdasarkan hasil skrining. Wawancara dilakukan dengan bantuan alat perekam, kemudian dibuat transkrip secara verbatim. Selain dengan wawancara mendalam, peneliti juga melakukan observasi partisipatif di tempat penelitian. Hasil penelitian tersebut dibuat menjadi matriks yang kemudian akan dikelompokkan berdasarkan kategorinya. Selanjutnya, data yang didapat diuji terhadap teori yang ada dan kemudian dicari alternatif penjelasan bagi data.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku picky eater yang umum ditemui pada anak di PAUD Kasih ananda adalah memilih jenis makanan dan sulit dikenalkan pada makanan baru (neofobia). Berdasarkan kerangka konsep yang ada, terbukti bahwa faktor yang melatar belakangi picky eater yaitu variasi makan yang terbatas, perilaku makan anggota keluarga lain, ASI eksklusif, pengetahuan orangtua, cara ibu menghadapi picky eater. Interaksi antara orangtua dan anak yang terjalin sudah baik, namun belum cukup berperan dalam membentuk kebiasaan makan yang baik pada anak.

Picky eater is one of feeding problem that most commonly found in children. In fact, this problem normally happens as a normal phase of feeding behavior at children, seeing their age. The aim of this study is to describe the picky eating behavior happen in pre-school aged children in PAUD Kasih Ananda, Bekasi and factor that lies behind.
This study was done qualitatively, preceded with a screening using a picky eater questionnaire. The research lasted for two months, April-Mei 2012. Data collected by deeply interviewing five informants who are mother of child that have picky problem based on the screening done before. A recorder used to record the interview and the data transcribed verbatim. In addition to the interview, this study was also done with the participatory observation on the research field. The transcription was made into a matrix that grouped by the category. The data, then, described based on the theory prevailed.
This research results picky eating behavior that largely found is limited number of food acceptance. They become so choosy about what they want and don't want to eat. The other problem is that they fear of the new food they newly know (neophobic). Based on the conceptual framework used, it?s proven that factors cause picky eater are limited food variety, eating behavior of other family member, exclusive breastfeeding, parent's knowledge, and mother?s attitude in facing picky eater. Parents and child interaction has gone well, yet not enough to form a good eating behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dianita Ratnasari
"Perilaku makan menyimpang adalah gangguan perilaku makan yang menyebabkan efek atau dampak yang serius untuk berdiet setiap hari, seperti mengonsumsi makanan dalam jumlah yang sangat sedikit atau makan secara berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor individu dan faktor lingkungan dengan perilaku makan menyimpang yang dilakukan dengan studi crosssectional. Hasil penelitian menunjukan bahwa 6,8% remaja putri menderita anoreksia nervosa, 50,0% menderita bulimia nervosa, 6,4% menderita binge eating disorder, 0,4% menderita EDNOS, dan 36,4% remaja putri normal. Variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku makan menyimpang adalah pengetahuan diet, citra tubuh, rasa percaya diri, pengaruh keluarga, pengaruh teman sebaya, keterpaparan terhadap media massa khususnya acara televisi dan situs internet.
Penulis menyarankan agar dilakukan upaya konseling dan penyuluhan dengan mengembangkan peran sekolah, orang tua, dan media massa dalam melaksanakan program edukasi gizi pada remaja putri tentang pengetahuan diet, citra tubuh yang ideal, rasa percaya diri, dan pentingnya asupan gizi pada remaja.

Deviation of eating behavior is a disorder of eating behavior that causes serious effects or impacts to diet every day, such as eating foods in very small amounts or eat excessively. This study aims to determine the relationship of individual factors and environmental factors with eating behavior deviation is done by cross-sectional study. The results showed that 6.8% of adolescent girls suffering from anorexia nervosa, 50.0% suffering from bulimia nervosa, 6.4% suffering from binge eating disorder, 0.4% had EDNOS, and 36.4% are normal girls. Variables that have a significant relation with deviation of eating behaviors are knowledge about diet, body image, self-confidence, family influence, peer friendship influence, exposure to mass media, especially television and internet sites.
The author suggested that counseling and education efforts to develop the role of schools, parents, and the mass media in implementing the nutrition education program on teenage girls on a diet of knowledge, the ideal body image, self-confidence, and the importance of nutrition in adolescents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Fitri Marsyia
"Ada berbagai faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan siswa, seperti siswa dari sisi negara dan aktivitas organisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas organisasi dengan kebiasaan makan siswa reguler dari sisi negara di Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang melibatkan 86 siswa dengan teknik purposive sampling. Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p 0,05. Kesimpulannya adalah tidak ada hubungan aktivitas organisasi dengan kebiasaan makan siswa dari negara. Penelitian dapat digunakan sebagai bukti bagi siswa dengan kebiasaan makan yang buruk untuk meningkatkannya dan bagi fakultas untuk merancang program kebiasaan makan yang baik untuk siswa.

There are various factors that influence students eating habits, such as student from country side and organizational activity. The purpose of this study was to determine the relationship of organizational activity with regular students eating habits from country side in Nursing Faculty University of Indonesia. This research used cross sectional design involving 86 students with purposive sampling technique. The Results of Chi Square test obtained p value 0,05. The conclusion was no relation of organizational activity with eating habits of students from country side. Research can be used as evidences for students with poor eating habits to improve it and for faculty to design a good eating habits program to students."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brilliant Putri Kusuma Astuti
"MPASI merupakan sumber nutrisi utama bagi balita, khususnya bayi yang berusia 6-24 bulan. Pemberian MPASI yang tepat memiliki peran krusial dalam mempertahankan status nutrisi anak. Namun, masih banyak ibu yang belum mengetahui tentang tata cara pemberian MPASI yang tepat. Pengetahuan ibu mengenai pemberian MPASI dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah faktor sosiodemografi. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini akan dianalisis hubungan antara faktor sosiodemografi dengan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu tentang MPASI.
Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan data sekunder dari penelitian utama berjudul ?Longitudinal study on the effect of multiple micro-nutrient supplementation on haemoglobin level of 8 to 22 month old Indonesian children.?
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 86 subjek (64,7%) memiliki tingkat pengetahuan tentang MPASI yang baik, 71 subjek (53,4%) memiliki sikap pemberian MPASI yang positif, dan 68 subjek (51,1%) memiliki perilaku pemberian MPASI yang kurang baik. Karakteristik ibu berdasarkan sebaran sosiodemografi adalah sebagai berikut: 58 subjek (43,6%) berusia di atas 30 tahun; 81 subjek (60,9%) memiliki tingkat pendidikan menengah; 117 subjek (88%) tidak bekerja/Ibu Rumah Tangga (IRT); 88 subjek (66,2%) memiliki status ekonomi di atas garis kemiskinan; dan 99 subjek (73,4%) memiliki bentuk keluarga inti.
Dari uji hipotesis Chi-square, diperoleh bahwa terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan ibu tentang MPASI (p=0,02). Namun, tidak ditemukan hubungan yang bermakna secara statistika antara faktor sosiodemografi lainnya dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu tentang MPASI.

Complementary feeding is the main nutrients supply for kids, especially in children aged 6 to 24 months. Correct provision of complementary feeding has crucial role in maintaining child nutritional status. However, there are lots of mothers with inadequate knowledge about complementary feeding. Mother's knowledge regarding complementary feeding is affected by various factors, such as sosiodemographic factors. Therefore, this study was determined to analyze the association between sociodemographic factors and the level of mother's knowledge, attitude, and behaviour regarding complementary feeding.
This study is a cross-sectional study, using primary data from questionnaire and secondary data from a primary research entitled ?Longitudinal study on the effect of multiple micro-nutrient supplementation on haemoglobin level of 8 to 22 month old Indonesian children.?
This study shows that 86 subjects (64,7%) had good knowledge about complementary feeding, 71 subjects (53,4%) had positive attitude regarding complementary feeding, and 68 subjects (51,1%) had mediocre behaviour regarding complementary feeding. Characteristics of subjects by sociodemographic factors were as follows: 58 subjects (43,6%) aged above 30 years old; 81 subjects (60,9%) had intermediate level of education; 117 subjects (88%) were housewifes; 88 subjects (66,2%) had economical status below poverty line; dan 99 subjetcs (73,4%) were classified as nuclear family.
Through Chi-Square test: there was significant association between mother's education and the knowlegde about complementary feeding (p=0,02). On the other hand, there were no significant association between any other sociodemographic factors and the level of mother's knowledge, attitude, and behaviour regarding complementary feeding.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trulyana Tantiani
"Salah satu transisi gaya hidup yang teljadi adalah perubahan perilaku makan. Hal ini terutama paHng berdampak pada kaum perempuan karena bagi perempuan penting sekali untuk tedihat cantik dan menarik dengan tubuh yang kurus dan tinggi (Logue, 1998). Salah satu caranya adalah dengen berdiet berlebihan yang dapat menjurus ke arah Perilaku Makan Menyimpang (PMM) (Weiss, 2005). Walaupun peda awalnya laporan mengenai terjadinya PMM hanya terjadi di Negara Barat, sejak 5 tahun terakhir ini PMM mulai merambah ke Negara-negara di Timur (Efron, 2005). Penyebab PMM rnenurut Logue (1998), Krummel (1996), dan McComb (2001) antara lain latar beiakang etnis informan, kebiasaan makan keluarga, usia dan jenis kelamin infom1an, pengaruh citra tubuh dan konsep diri, stress, pengaruh media massa. adanya masalah keiuarga, adanya pengalaman pelecehan seksual di masa lalu, adanya anggota keluarga lain yang bermasalah dengan berat badan, adanya faktor sosial ekonomi, sosial budaya, genetik, ternan sebaya, peketjaan, ketakutan menjadi dewasa, acuan makanan, trcn makanan dan pola asuh keluarga.
Prevalensi penderita anoreksia nervosa di Amerika adalah sebesar 0,5u/o pada perempuan (Holmes, 2006). Prevalensi di Jepang adalah sebesar 0,025%-0,030%. Sementara itu di Cina menurut suatu studi, prevalcnsi penderita anoreksia nervosa adalah sebesar 0,01% (Lee, 2005). Sedangkan prevalensi penderita bulimia nervosa di Amerika adalah sebesar l-3% (Holmes. 2006), Dl Asia setengah dari seluruh pasien yang melaporkan kejadian PMM adalah penderita bulimia nervosa (Lee, 2005). Prevalensi penderita PMM di Indonesia sendiri belum tercatat.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui penyebab, mekanisme, dan proses teljadinya PMM dari persepsi penderita. Desain penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Subjek peneltian kualitatif, akan disebut dengan lnfonnan, diperoleh sebanyak 3 informan dari mereka yang pemah/sedang mengalami PMM. Subjek penelitian kuantitatif, akan disebut dengan responden, diperoleh sebesar 397 orang diperoleh dari mereka yang belum terdeteksi mengalami PMM. Waktu pengambilan data adalah bulan Mei-Juni 2007, Data akan diambil dengan menggunakan metode wawancara mendalam untuk penelitian kualitatif dan pengisian kuesioner untuk penelitian kuantitatif.
Hasil dari penelitian kualitatif menunjukkan bahwa semua informan penelitian kualitatif memiliki masa1ah dengan anggota keiuarganya, memiliki pengaruh pola asuh keluarga yang cukup besar memiliki citra tubuh dan konsep diri yang terdistorsi, dan berada di lingkungan yang tidak mendukung adanya orang yang gemuk. HasH penelitian kuantitatif menemukan prevalensi kecenderungan PMM yang terjadi di Jakarta dengan menggunakan kuesioner dari Sarafino 0994) diperoleh sebesar 37,3%. Prevalensi kecenderungan PMM di Jakarta dengan menggunakan kuesioner darl Stice (2000) diperoleh preva!ensi kecenderungan rnengalarnJ anoreksia nervosa sebesar 11,6 % dan prevalensi kecenderungan bulimia nervosa sebesar 27 %.
Dari hasil tersebut diharapkan akan muncul peneHtian-penelitian lain untuk mendalami mengenai PMYI. Perlu juga dilakukan pendidikan gizi pada anak~anak sekolah dan orang tua agar dapat menurunkan dan mencegah terjadinya PMM dan dapat menerapkan perilaku makan dengan gizi yang seimbang untuk menjaga kesehatan. Orang tua juga diharap dapat menanamkan konsep diri dan citra tubuh yang benar pada anak-anaknya.

One of the life style changes that occur lately is the eating behavior. This changes gives it affect mostly to women because it is important for women to look beautiful with a thin and tall body (Logue, 1998). One way to achieve this figure is to diet which can lead to eating disorders (Weiss, 2005). Even though early reports of eating disorders state that eating disorders only happens in the Western Country, in the last 5 years eating disorders has been rising in the East (Efron, 2005). The cause of eating disorders according to Logue ( 1998), Krummel (1996), annd McComb (200 I) are the patient ethnic background~ family eating pattern, age, sex, self-concept, body image, stress, mass media, family problems, sexual abuse1 members of family have a weight problem, social economic, social culture, genetics, peer influence, occupation. fear or growling up, food reference, food trends, and parenting practice.
The prevalence for anorexia nervosa in the US are 05% females (Holmes, 2006). Anorexia nervosa prevalence in Japan are 0.025% - 0.030o/o, while in China, according to some studies, anorexia nervosa prevalence are 0.01% (Lee, 2005). Prevalence of bulimia nervosa in the US are 1-3% (Holmes, 2006). In Asia, half of the eating disorders reported are bulimic (Lee, 2005). In Indonesia, there hasn't been any report of eating disorders prevalence.
The objective of this research is to understand about what are the cause, mechanism; and process of eating disorders. The methods in this research are qualitative and quantitative. The subjects of the qualitative research are three persons who are willing to be the subject and hove a past history of eating disorders. The quantitative subjects are 397 respondent that have not been diagnose with eating disorders. The research is being held at May~June 2007, The information are being gathered by inF depth interview for the qualitative research and by filling a self reported questioner for the quantitative research.
The result from qualitative research shows that aU of the subjects have problems with their family, the parenting practice have a big influence in their life, they also have a distorted body image and poor self:.concept, and they are living in an environment that have a negative behavior towards overweight problems. TI1e quantitative research shows that using Sarrlino (!994) questioner, there are 37.3% adolescents who have a tendency toward eating disorders. By using the Stice (2000) questioner, there are 1 L6% adolescents that have a tendency towards anorexia nervosa, and 27% adolescents that have a tendency towards bulimia nervosa.
From the results, we hope that there will be more research about eating disorders. There should also be a nutritional education for students and parents so they can adopt a balance diet to a healthy body. Parents should also be encourages to tell their children about the right body image and self concept.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridanti Indraswari Prasiwi
"Obesitas menjadi epidemi global di negara berkembang. Tak hanya dewasa, namun remaja bahkan anak usia sekolah telah mengalami obesitas. Obesitas pada masa sekolah dan remaja dapat berlanjut menjadi obesitas di kala dewasa dan berisiko menimbulkan penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku makan remaja di SMPN 115 Jakarta Selatan tahun 2012. Disain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yang dilakukan terhadap sampel penelitian sebesar 125 orang siswa/i yang ditentukan dengan cara acak sistematik. Penelitian dilakukan pada April 2012. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran status gizi (IMT) serta pengisian kuesioner. Analisis data dilakukan dengan uji chi square.
Hasil penelitian menemukan proporsi responden yang memiliki perilaku makan buruk sebesar 52%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa status gizi, persepsi body image, dan tingkat keseringan konsumsi fast food berhubungan dengan perilaku makan. Siswa/i di SMPN 115 sebaiknya diberi edukasi mengenai perilaku makan yang baik mencegah dan menanggulangi status gizi yang tidak normal. Oleh karena itu diperlukan kerjasama antara sekolah dan Dinas Kesehatan untuk mengadakan sosialisasi perilaku makan sehat dalam bentuk penyuluhan dan publikasi poster PUGS di sekolah.

Obesity comes to be global epidemic in developing countries. Not only adult, but also adolescents even children have got obesity. Obesity in childhood and adolescence can continue to be obesity in adulthood and being worse as degenerative disease. The objective of this study was to determine the description and relationship of factors with eating behavior among adolescent at SMPN 115. The method used in this study is cross sectional design which was conducted towards 125 samples which were taken with simple random sampling. The study was done at April 2012. The data were collected through measurement of nutritional status (BMI) and the fulfillment ofthe questionnaire.
The result of this study found that proportion of respondents who had unhealthy eating behavior was 52%. The conclusion of this study is nutritional status, body image perception, and level of fast food consumption frequency have significant association with eating behavior. The students of SMPN 115 should be educated about healthy eating behavior to prevent and overcome the abnormal nutritional status. Therefore, the school and ministry of health need to build teamwork to socialize about healthy eating behavior through counseling and publish some posters about PUGS in school areas.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tarcisia Purnamasari
"ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai membentuk perilaku makan yang baik pada anak prasekolah. Perilaku makan yang baik meliputi sikap menyukai makan dan makanan, makan makanan bervariasi, memiliki regulasi diri, dan memiliki tata krama ketika makan. Partisipan psikoedukasi ini adalah tiga puluh ibu, yang memiliki anak 3-5 tahun. Pengetahuan ibu akan diukur sebelum dan sesudah psikoedukasi dengan pre-test dan post test. Alat ukur yang digunakan adalah dibuat sendiri oleh pelaksana psikoedukasi. Pre-test dan post-test itu terdiri dari empat aspek perilaku makan yang baik. Psikoedukasi ini dilaksanakan selama dua kali, tiga sampai empat jam per sesi di mana para ibu memperoleh pengetahuan yang luas mengenai perilaku makan yang baik. Hasil analisis data menunjukkan pengingkatan nilai rata-rata pre-test dan post-test sebesar 7.83, di mana data dianalisis menggunakan uji t (pair sample t test). Berdasarkan analisis, ditunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan antara pre-test dan post-test. Evaluasi dari hasil menunjukkan bahwa program ini merupakan pendekatan yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai perilaku makan yang baik pada anak prasekolah.

ABSTRACT
The objective of this study was to increase mother’s understanding of good eating behavior in preschooler. Good eating behavior of appreciating food, eating variety of foods, having self-regulation, and eating manners. Thirty mothers of children aged three-until-five years completed a psychoeducation about assembling good eating behavior in preschooler. Mothers’ understanding was measured after and before psychoeducation using a pre-test and post-test design. The questioner was made by the writer. It consists of four aspect of good eating behavior. The program consists of two days, three to four hour sessions in which a small group of parents become more knowledgeable in assembling good eating behavior in preschooler. The result was showed the increasement of pre- test and post-test’s mean, which it was analyzed with T-test (pair sample t test). The result was significant. The evaluation indicates that psychoeducation was an effective approach for educating mothers about good eating behavior in preschooler."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T32717
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenny Makasudede
"Inisiasi menyusu dini atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Waktu yang disarankan adalah tepat setelah persalinan (masih di ruang bersalin), sampai satu jam setelah persalinan. Menyusui pada satu jam pertama menyelamatkan satu juta nyawa bayi, merupakan suatu pernyataan berdasarkan bukti ilmiah yang mengandung pesan moral sangat besar untuk semua orang demi kelangsungan hidup dan kesehatan bayi. Sebagai bagian manajemen laktasi yang relatif baru, inisiasi menyusu dini harus disosialisasikan secara benar dan luas, tidak hanya kepada kalangan tenaga medis tetapi juga masyarakat, terutama kepada masyarakat yang merupakan sasaran dari kebijakan tersebut dalam hal ini ibu yang akan melakukan persalinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran sikap ibu yang melakukan dan tidak melakukan inisiasi menyusu dini terhadap pelaksanaan inisiasi menyusu dini di puskesmas kecamatan pasar minggu. Desain penelitian ini menggunakan Rapid Assessment Procedures (RAP). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam sebagai sumber data primer. Sedangkan teknik melihat isi dokumen yang berkaitan sebagai sumber data sekunder. Penyajian data dalam penelitian ini berbentuk teks naratif. Hal-hal yang berhubungan dengan pembentukan atau perubahan sikap baik yang terdapat di luar diri ibu (ekstern) yaitu keterpaparan ibu dengan informasi melalui komunikasi massa dan interaksi kelompok maupun hal-hal yang terdapat didalam diri ibu (intern) yaitu asosiasi, penguatan atau peneguhan kembali, imitasi atau peniruan yang menentukan sikap seorang ibu untuk mau atau tidak mau melakukan inisiasi menyusu dini. Ibu yang sebelum proses persalinan telah mendapatkan informasi mengenai inisiasi menyusu dini cenderung untuk melakukan tindakan atau perilaku yang sesuai dengan apa yang diterima sebelumnya. Dalam penelitian ini terdapat 4 (empat) informan yang mempunyai sikap ini, meskipun salah seorang diantaranya tidak sampai melakukan dalam proses persalinan. Sedangkan pada ibu yang sebelum proses persalinan tidak pernah mendapatkan informasi mengenai inisiasi menyusu dini, tidak terjadi pembentukan sikap dengan tahapan yang sama dengan keempat informan di atas. Dalam penelitian ini ada 2 (dua) informan yang dimaksud. Komunikasi massa dalam penelitian ini hanya berhubungan dengan pembentukan atau perubahan sikap pada informan dengan tingkat pendidikan yang tinggi, sedangkan pada informan dengan tingkat pendidikan rendah tidak berhubungan (yang melakukan dan tidak melakukan inisiasi menyusu dini). Interaksi kelompok sosial pada informan terjadi dalam lingkup hubungan informan dengan keluarga, teman, tetangga dan dalam penyuluhan kelompok oleh pihak Puskesmas (pada informan yang melakukan dan tidak melakukan inisiasi menyusu dini). Asosiasi, peneguhan atau penguatan kembali dan imitasi atau peniruan sikap terjadi pada informan yang melakukan inisiasi menyusu dini maupun yang tidak melakukan inisiasi menyusu dini dalam proses persalinan, dengan proses yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan supaya alangkah lebih baiknya jika inisiasi menyusu dini dituangkan dalam kebijakan puskesmas, penyuluhan kelompok lebih sering lagi dilakukan, pendidikan dan atau promosi kesehatan untuk individu seperti : konseling dan atau konsultasi perlu diterapkan oleh tenaga kesehatan (dokter dan bidan) pada setiap kesempatan periksa pasien, metode pendidikan dan atau promosi seperti penyuluhan dengan games yang melibatkan sasaran akan lebih sesuai dengan sasaran tingkat pendidikan yang rendah, pelaksanaan promosi untuk inisiasi menyusu dini perlu ditunjang oleh semua unit pelayanan di puskesmas, selain unit pelayanan kesehatan ibu dan anak serta rumah bersalin puskesmas sehingga pelaksanaan inisiasi menyusu dini dapat berjalan dengan baik. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Fifteen Dairy cattle of Holstein Crossbred heifer were used for estimating rumen microbial protein synthesis. The cattle fed by a single diet of King Grass (KG), Corn Stover (CS) or rice straw (RS) ad libitum as basal diet that was supplemented by a high protein concentrate. Microbial protein synthesis were estimated from derivatives concentration. Data obtained: microbial protein synthesis (MPS) were analyzed using analyses of variance, in split plot and completely randomized design. The means differences were analyzed by DMRT. The result of this research showed that purin derivatives concentration of cattle fed on KG, CS, and RS were 75.07; 67.72 and 61.88 mmol/day, respectively. The production of microbial protein synthesis value were respectively 55.79, 49.43 and 44.35 gN/day and it was significantly different among diet (P<0.01). The Duncan test showed that KG's diet was the highest followed by CS's diet and RS's was the lowest. "
580 AGR 19 (1-4) 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>