Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182432 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arnes Tasya Citra Anggini
"Soil transmitted helminths (STH) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama di pedesaan. Untuk mencegah infeksi, masyarakat perlu diberikan pengetahuan mengenai STH. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penyuluhan mengenai siklus hidup STH pada murid tsanawiyah di Kecamatan Pacet, Cianjur. Penelitian menggunakan desain pre-post study dengan intervensi penyuluhan kesehatan. Data diambil 10 September 2011 di Madrasah (MTs) Tsanawiyah X (total populasi), Pacet, Cianjur menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai siklus hidup STH. Data dianalisis dengan uji Wilcoxon.
Hasil riset menunjukkan dari 133 responden sebagian besar adalah lakilaki (54,1%), kelas 2 (41,4%), riwayat belum pernah terinfeksi (56,4%), dan riwayat orang sekitar yang pernah terinfeksi (78.9%). Sebelum penyuluhan, nilai median tingkat pengetahuan adalah 40 (0-80). Uji statistik menunjukkan delta score tidak berbeda bermakna (p>0.05) terhadap karakteristik responden. Sesudah penyuluhan, nilai median tingkat pengetahuan adalah 60 (0-100). Uji Wilcoxon menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan murid mengenai morfologi dan daur hidup STH sebelum dan sesudah penyuluhan (p<0,001). Disimpulkan tingkat pengetahuan murid mengenai morfologi dan daur hidup STH tidak berhubungan dengan karakteristik responden tetapi dipengaruhi oleh penyuluhan.

Soil Transmitted Helmithes (STH) is a serious health problem in Indonesia especially in rural area. To prevent the infection, people should be given the knowledge about STH. This research was conducted to know the effectiveness of health education in increasing the knowledge level of STH life cycle among Madrasah Tsanawiyah (MTs) students in Pacet, Cianjur. The research design used pre-post study with the intervention of health education. The data was taken on 10 September 2011 in Madrasah Tsanawiyah X (total population), Pacet, Cianjur using questionnaire which consist of questions about STH life cycle. The data was analyzed by Wilcoxon test.
The result shows from 133 students most of them were male (51.4%), second grader (41.4%), has never been infected before (56.4%), and most of them have surrounding people who have been infected (78.9%). Before health education, the median score was 40(0-80). From the statistic test, the delta score had no association with the respondent's demographic characteristic (p>0.05). After health education, the median score was 60(0-100). Wilcoxon test shows there was a significant difference in the knowledge level of STH morphology and life cycle before and after health education (p<0.001). In summary, the knowledge level of STH morphology and life cycle did not have association with the respondent?s demographic characteristic but was influenced by health education."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faza Yuspa Liosha
"Infeksi soil transmitted helminths (STH) menjadi masalah, terutama di negara tropis dan subtropis, termasuk di Indonesia. Penyuluhan kesehatan merupakan salah satu solusi untuk mengurangi infeksi. Sanitasi penduduk di sekitar perkebunan rendah sehingga bisa mencemari tanaman hasil perkebunan. Studi dilakukan untuk mengukur efektifitas penyuluhan tentang STH terhadap murid Madrasah Aliyah di Cianjur. Metode pre-post study dengan intervensi penyuluhan. Koleksi data dilakukan pada tanggal 10 September 2011 pada 49 murid Madrasah Aliyah dengan menggunakan kuisioner berisikan lima pertanyaan seputar morfologi STH. Hasil memperlihatkan bahwa mayoritas murid adalah perempuan sebesar 51%, kelas satu 49%, mempunyai riwayat infeksi STH 57.1%, dan orang di sekitar pernah mengalami infeksi STH 77.6%. Nilai median pre tes 52 (0-80). Berdasarkan tes Mann-Whitney dan Kruskal-Wallis, skor delta dari tingkat pengetahuan tidak mempunyai hubungan dengan karakteristik demografi kecuali riwayat infeksi orang sekitar (p=0.008). Nilai median meningkat setelah pemberian penyuluhan 72 (28-92). Ditemukan perbedaan bermakna (p<0.001) dalam tingkat pengetahuan terhadap morfologi STH dan siklus hidup pada pre dan post-tes dengan menggunakan tes Wilcoxon. Kesimpulan: penyuluhan kesehatan efektif dalam meningkatkan tingkat pengetahuan murid Aliyah terhadap morfologi dan siklus hidup STH.

Soil transmitted helminths (STH) infection becomes problem, especially in tropical and subtropical country, including Indonesia. Health education appears as one of the solutions to mitigate the infections. The local?s sanitation surround the plantation area is low that it will contaminate the vegetables. The study was conducted to measure the effectiveness of health education about STH among Madrasah Aliyah students located in Cianjur. The pre-post study with the intervention of health education was applied. Data collection held on 10 September 2011 which participated by 49 Madrasah Aliyah students using questionnaire which consist five questions regarding STH morphology. The result depicts that most of them were female with 51% of the total number, first grade 49%, have history toward STH infection 57.1%, and their surrounding people had been infected to STH 77.6%. The median score of the pre test was 52 (0-80). Based on the Mann-Whitney and Kruskal-Wallis test, the delta score of the knowledge level has no association with the demographic characteristics excluding surrounding infected history (p=0.008). The median score increase after health education 72 (28-92). There was significant difference (p<0.001) in the knowledge level of STH morphology and life cycle in pre and post-test using Wilcoxon Test. Conclusion: health education was effective in increasing the knowledge level of Aliyah students regarding STH morphology and life cycle."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Edhiningtyas
"Soil transmitted helminths (STH) merupakan infeksi yang sering dijumpai di daerah perkebunan sehingga masyarakat perlu diberikan pengetahuan agar dapat mewaspadai infeksi STH dengan cara penyuluhan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan murid madrasah di daerah perkebunan sayur di Kecamatan Pacet, Cianjur mengenai tanda dan gejala infeksi STH. Riset dilaksanakan di Madrasah tsanawiyah (MTs) X Pacet, Cianjur menggunakan desain pre-post study dengan intervensi penyuluhan dan mengikutsertakan semua murid (total populasi). Data diambil tanggal 10 September 2011 menggunakan kuesioner berisi pertanyaan gejala infeksi STH lalu diberikan penyuluhan dilanjutkan post-test. Data diolah dengan program SPSS versi 17.0. Hasilnya menunjukkan murid terbanyak adalah laki-laki (54,1%), kelas 2 (41,4%), tidak memiliki riwayat infeksi STH (56,4%), dan terdapat riwayat infeksi STH orang sekitar (78,9%). Sebelum penyuluhan, nilai median tingkat pengetahuan 40 dan setelah penyuluhan 100. Tingkat pengetahuan dan delta score tidak berbeda bermakna terhadap jenis kelamin (Mann-Whitney, p>0,05) dan kelas (Kruskal-Wallis, p> 0,05), tetapi berbeda dengan pengalaman terinfeksi STH dan riwayat infeksi STH orang sekitar (Mann-Whitney, p<0,05). Tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan ditemukan berbeda bermakna (Wilcoxon, p<0,05). Disimpulkan tingkat pengetahuan mengenai gejala STH tidak dipengaruhi jenis kelamin dan kelas, tetapi dipengaruhi riwayat infeksi murid dan orang sekitar serta penyuluhan kesehatan.

Soil transmitted helminths (STH) infection is commonly found in plantation area, therefore the community should be given health education to increase their awareness. This research’s objective is to find out the effectiveness of health education on tsanawiyah students’ knowledge level of STH infection signs and symptoms in vegetable plantation area Pacet, Cianjur. It was conducted in Madrasah Tsanawiyah (MTs) X Pacet, Cianjur using pre-post study design and participated by whole students. Data were collected on 10 Desember 2011 using questionnaire about STH infection signs and symptoms, followed by health education and post-test. Data were analyzed using SPSS 17.0. The results showed that the most students were male (54.1%), grade 2 (41.4%), have no history of STH infection (56.4%), and have surrounding with positive STH infection (78.9%). Before health education, the median score was 40 and 100 after health education. Pre-test and delta score were not significantly different with gender (Mann-Whitney, p>0.05) and grade (Kruskal-Wallis, p>0.05), but with studens’ and surrounding infected history (Mann-Whitney, p>0.05). Wilcoxon test showed significant differences between knowledge level before and after heath education (p<0.005). In conclusion, students’ knowledge level is not associated with gender and grade, but with infected history, surrounding infected history, and health education."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Astrella
"ABSTRAK
Infeksi Soil transmitted helminths (STH) adalah salah satu jenis infeksi yang sering terjadi di negara berkembang di daerah tropis seperti Indonesia. Anak-anak dan warga yang tinggal di area perkebunan yang lebih rentan untuk terinfeksi STH. Salah satu cara efektif untuk mencegah infeksi ini ada adalah melalui edukasi kesehatan sesuai dengan tingkat pengetahuan mengenai infeksi STH. Penelitian ini diadakan di Desa Pacet, Jawa Barat dimana mayoritas penduduk dan anak-anak mudah terekspos dengan tanah. Tujuan dari penelitian cross sectional ini adalah untuk mengetahui asosiasi antara tingkat pengetahuan dalam siklus hidup STH dengan tingkat edukasi diantara murid-murid tsanawiyah dan aliyah di Desa Pacet, Jawa Barat. Data yang dikumpulkan dari kuisioner terhadap murid-murid madrasah. Analisis data diselesaikan dengan menggunakan program SPSS 11.5 dan etode chi-square. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 2,1% dari murid-murid tsanawiyah mendapatkan nilai baik, 9,1% cukup, dan 88% buruk. Sedangkan untuk murid-murid aliyah, 3,1% dari murid-murid tersebut mendapatkan nilai baik, 19,6% cukup, dan 77,3% buruk. Terdapat perbedaan yang signifikan dari data yang dikumpulkan (p=0,03). Kesimpulannya, terdapat asosiasi antara tingkat pengetahuan tentang siklus hidup STH terhadap tingkat edukasi. Edukasi mengenai kesehatan diperlukan untuk meningkatkan tingkat pengetahuan mengenai infeksi STH.

ABSTRACT
Soil transmitted helminths (STH) infection is one of the most common infection which affect most developing countries in tropical area such as Indonesia. Children and people who lived in the plantation area are more prone to have STH infection. One of the most effective way to prevent the infection is by giving health education based on the current level of knowledge about STH infection. This cross sectional research was done in Pacet village where most of the citizens and children are exposed to soil. The aim of this study is to know the association between level of knowledge on life cycle of STH and level of education among tsanawiyah and aliyah students in Pacet village, West Java. The data was collected through questionaires at madarasah students. The data analysis was done by using SPSS 11.5 program and chi-square method. The result in this study showed that 2.1% of tsanawiyah students got good score, 9.1 % and 88% poor. For the aliyah students, 3.1% of the students got good score, 196% fair score and 77.3% poor. There are significant differences in the data (p=0,03). In conclusion, there is association between level of knowledge on STH life cycle regarding STH infections and level of education. Furthermore, health education is needed to improve the knowledge level."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cecilia Anggraini
"Infeksi soil-transmitted helminths (STH) adalah penyakit yang sering dijumpai di daerah pedesaan dan perkebunan Indonesia. Anak-anak sangat rentan terkena infeksi ini dan komplikasinya adalah terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mencegah infeksi STH. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penyuluhan kesehatan tentang perilaku proteksi diri terhadap infeksi STH pada murid tsanawiyah di Madrasah X, Pacet, Cianjur. Desain penelitian adalah pre-post study. Data diambil tanggal 10 September 2011 dengan membagikan kuesioner berisi pertanyaan mengenai perilaku proteksi diri terhadap infeksi STH kepada 133 murid (total populasi). Data diolah dengan program SPSS 17.0. Hasilnya menunjukkan responden terbanyak adalah laki-laki (54,1%), kelas dua (41,4%), riwayat terinfeksi STH negatif (56,%) dan riwayat orang sekitar positif terinfeksi (78,9%). Pada uji Mann-Whitney/Kruskal-Wallis, tidak didapatkan perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan sebelum penyuluhan dan delta score dengan jenis kelamin (Mann-Whitney, p>0,05), kelas (Kruskal-Wallis, p>0,05), riwayat infeksi (Mann-Whitney, p>0,05), riwayat infeksi orang sekitar (Mann-Whitney, p>0,05). Sebelum penyuluhan, nilai median adalah 50 (10-82) dan setelah mendapat penyuluhan median menjadi 70 (20-100). Uji Wilcoxon menunjukkan perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan (p<0,05). Disimpulkan penyuluhan kesehatan memiliki effek dalam meningkatkan pengetahuan perilaku proteksi diri terhadap STH.

Soil-transmitted helminths infection is easily found in rural areas in Indonesia. Moreover, children are really prone to be infected. It can cause the worst complication for them, which is the delay of growth and development. The purpose of this research is to know the effect of health education about protective behavior related to STH among tsanawiyah students in Pacet, Cianjur. Research design was pre-post study. Data were taken at 10 September 2011 by giving questioners about protective behavior of STH to 133 students (total population). The data was analyzed by SPSS 17.0 program. Then, the result showed most students are male (54,1%), second grade (41,4%), negative infected history (56%) and positive surrounding infected history (78,9%). By analyzing the data with Mann-Whitney/Kruskal-Wallis test, there were no association between knowledge level before health education & delta score and gender (Mann-Whitney,p>0,05), grade (Kruskal-Wallis, p>0,05) ,negative infected history (Mann-Whitney,p>0,05) , surrounding infected history (Mann-Whitney,p>0,05). Before health education, median score was 50 (10-82). Then, it increased to 70 (20-100) after health education. In other words, Wilcoxon test described that there was a significant difference between health education and knowledge level. In conclusion, health education has an effect to increase knowledge of protective behavior related to STH. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Halimi
"Prevalensi infeksi soil-transmitted helminths (STH) di Indonesia cukup tinggi, terutama di daerah perkebunan, dan anak-anak usia sekolah memiliki resiko terinfeksi paling tinggi. Tujuan riset ini adalah mengetahui efektivitas penyuluhan terhadap pengetahuan perilaku membersihkan diri berkaitan dengan infeksi (STH) pada murid Madrasah Tsanawiyah (MTs) X, Pacet, Cianjur, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan desain pre-post study. Pengumpulan data melalui kuesioner dilakukan di MTs X dengan mengikutsertakan semua murid, 133 orang. Data dianalisis dengan program SPSS 17.0. Hasilnya menunjukkan terdapat 54,1% murid laki-laki, 41,4% kelas 8, 56,4% tidak pernah terinfeksi cacing STH, dan 78,9% mengetahui orang di sekitar yang pernah cacingan. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara perilaku membersihkan diri terkait infeksi STH dengan gender (Mann-Whitney, p>0,05), kelas (Kruskal-Wallis, p>0,05), dan riwayat infeksi (Mann-Whitney, p>0,05), namun berbeda bermakna dengan riwayat infeksi sekitar (Mann-Whitney, p<0,05). Peningkatan pengetahuan perilaku setelah penyuluhan tidak berbeda bermakna dengan gender (Mann-Whitney, p>0,05), riwayat infeksi (Mann-Whitney, p>0,05), dan riwayat infeksi sekitar (Mann-Whitney, p>0,05), namun berbeda bermakna dengan kelas (Kruskal-Wallis, p<0,05). Setelah penyuluhan, pengetahuan mengenai perilaku kebersihan berbeda bermakna dengan sebelum penyuluhan (Wilcoxon, p<0,05); tampak pada nilai median yang meningkat dari 72 (20-92) menjadi 100 (52-100). Disimpulkan penyuluhan efektif dalam meningkatkan pengetahuan murid mengenai perilaku kebersihan terkait infeksi STH. Peningkatan pengetahuan berhubungan dengan kelas, namun tidak berhubungan dengan gender, riwayat infeksi, dan riwayat infeksi sekitar.

The prevalence of Soil-Transmitted Helminths (STH) infection in Indonesia is high, especially in plantation areas, and school-aged children are at the greatest risk for this infection. The aim of this study is to know the effectiveness of health education on the knowledge of hygienic behavior related to STH infection in students of Madrasah Tsanawiyah (MTs) X, Pacet, Cianjur, West Java. Pre-post study design was used. Data was collected through questionnaires at MTs X filled by all 133 students. Analysis was done using SPSS 17.0 program. Result showed 54,1% were male, 41,4% eighth graders, 56,4% had never been infected with STH, and 78,9% had surrounding acquintances infected with STH. Hygienic behavior has no significant difference with gender (Mann-Whitney, p> 0,05), grade (Kruskal-Wallis, p>0,05), and infected history (Mann-Whitney, p>0,05), but there was a significant difference with surrounding infected history (Mann-Whitney, p<0,05). Knowledge increase after education has no significant difference with gender (Mann-Whitney, p>0,05), infected history (Mann-Whitney, p>0,05), and surrounding infected history (Mann-Whitney, p>0,05), but there was a significant difference with grade (Kruskal-Wallis, p<0,05). After health education, students’ knowledge had significant difference with before education (Wilcoxon test, p<0,05). The median increased from 72 (20-92) to 100 (52-100). In conclusion, health education is effective in improving students’ knowledge of hygienic behavior related to STH infection. Knowledge increase is associated with grade, but not with gender, infected history, and surrounding infected history."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arinna Irianti
"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas penyuluhan mengenai pencegahan infeksi STH pada murid madrasah tsanawiyah di Pacet, Cianjur. Desain penelitian adalah pre-post study dengan intervensi penyuluhan kesehatan. Data diambil menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai pencegahan infeksi STH pada 10 September 2011. Semua murid Madrasah Tsanawiyah X Pacet, Cianjur diikutsertakan pada penelitian ini (total populasi). Data diolah dengan program SPSS 16.0 dan dianalisis dengan uji Mann-Whitney, Kruskal-Wallis, dan Wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukkan dari 133 murid madrasah yang terbanyak adalah laki-laki (54,1%), kelas 2 (41,4%), riwayat belum pernah terinfeksi (56,4%), dan riwayat orang sekitar pernah terinfeksi (78,9%). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan dan kelas (Kruskal Wallis, p>0,05), riwayat terinfeksi (Mann-Whitney, p>0,05), dan riwayat sekitar terinfeksi (Mann-Whitney, p>0,05) namun berbeda bermakna dengan jenis kelamin (Mann-Whitney, p<0.05). Ditemukan pula perbedaan bermakna antara delta score dengan jenis kelamin (Mann-Whitney, p<0,05) dan kelas murid tsanawiyah (Kruskal Wallis, p<0,05), namun tidak pada riwayat infeksi murid dan orang sekitar (Mann-Whitney, p>0,05). Terdapat perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan murid tsanawiyah sebelum dan sesudah penyuluhan (Wilcoxon, p<0,05).
Disimpulkan bahwa penyuluhan kesehatan efektif meningkatkan pengetahuan murid tsanawiyah di Pacet, Cianjur mengenai pencegahan infeksi STH. Peningkatan pengetahuan dipengaruhi oleh jenis kelamin dan kelas, tetapi tidak dipengaruhi oleh riwayat infeksi murid dan orang sekitar.

This research was aimed to know the effectiveness of health education on knowledge level of prevention of STH infection among tsanawiyah students in Pacet, Cianjur. The design used was pre-post study with health education as the intervention. The data was taken using questionnaire regarding prevention of STH infection on 10 September 2011. All students in Madrasah Tsanawiyah X Pacet, Cianjur were involved (total population). Data was processed using SPSS 16.0 and analyzed with Mann-Whitney, Kruskal-Wallis, and Wilcoxon test.
The results from 133 students showed the highest proportions of students were male (54.1%), second grader (41.4%), had never been infected (56.4%), and had their surroundings infected (78.9%). There was no significant difference between knowledge level and grade (Kruskal Wallis, p>0.05), infected history (Mann- Whiteny, p>0.05) and surrounding infected history (Mann-Whiteny, p>0.05), although there was a significant difference with gender (Mann-Whitney, p<0.05). Moreover, there was significant difference between delta score and gender (Mann-Whitney, p<0.05) and grade (Kruskal Wallis, p<0.05), but not in students and surrounding infected history (Mann-Whitney, p>0.05). There was significant difference in knowledge level before and after health education (Wilcoxon, p<0.05).
In conclusion, health education was effective in improving the knowledge level of prevention of STH infection among tsanawiyah students in Pacet, Cianjur. The improvement was associated with gender and grade, but not with infected history and surrounding infected history.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bima Andyan Wicaksana
"Rendahnya kesadaran para remaja khususnya murid Madrasah Aliyah terhadap perilaku membuang feses pada tempatnya di perkebunan meningkatkan kemungkinan terinfeksi soil-transmitted helmints (STH). Feses yang terinfeksi telur cacing ini akan mencemari tanah dan sayuran di perkebunan tersebut dan dapat berakibat buruk dikarenakan sayur tersebut didistribusi ke berbagai daerah di Indonesia. Tujuan riset ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas dari penyuluhan kesehatan mengenai pencegahan STH terhadap murid Aliyah di Pacet, Cianjur. Metode yang digunakan adalah studi pre-post yang dilaksanakan pada 10 September 2011 dengan desain total sampling pada 49 murid Madrasah Aliyah X Pacet, Cianjur kelas X, XI, dan XII. Variabel yang digunakan adalah jenis kelamin, tingkat kelas, sejarah terinfeksi, sejarah terinfeksi orang sekitar dan tingkat pengetahuan murid mengenai pencegahan infeksi STH. Data diolah dengan program SPSS 11.5 dan dianalisis secara statistik menggunakan uji Mann-Whitney, Kruskal-Wallis dan Wilcoxon. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar murid adalah perempuan (51%). Jumlah murid terbanyak adalah tingkat pertama sebesar 49%. Lebih dari setengah murid pernah terkena infeksi sebesar 57.1%. Orang di sekeliling murid yang pernah terkena infeksi sebesar 77.6%. Tidak ada perbedaan signifikan antara semua variabel dengan tingkat pengetahuan. Akan tetapi, terdapat perbedaan signifikan antara tingkat pengetahuan murid antara sebelum dan sesudah penyuluhan (p=0.001). Dapat disimpulan bahwa penyuluhan kesehatan efektif dalam meningkatkan pengetahuan murid-murid Madrasah Aliyah mengenai pencegahan infeksi STH.

Low level of awareness regarding defecating in proper place among Aliyah students in plantation areas has increased the chance of being infected by soil-transmitted helminths (STH). Stools containing worms’ eggs will contaminate the soil and vegetables grown in the plantation areas. The vegetables are distributed to places across Indonesia thus will increase the chance of the infection. This research focused on evaluating the effectiveness of health education related to prevention of STH infection towards Aliyah students in Pacet, Cianjur, Indonesia. A Pre-post study was carried out on 10 September 2011 using health education as the intervention. The research design was total sampling using 49 students of Madrasah Aliyah X Pacet, Cianjur ranging from grade X until XII. The process of the data was done by using SPSS 11.5 and statistically analyzed by using Mann-Whitney, Kruskal-Wallis and Wilcoxon. The result showed that most of the were females (51%). Most of them were first graders as much as 49%. More than half of the students have been infected (57.1%). The people in the students’ surrounding have been infected (77.6%). There was no significant difference of knowledge level in both demography characteristic and delta score of the test. However, there was a significant difference in knowledge before and after the test (p=0.001). In summary, the promotion of health education was effective in improving the knowledge of the Aliyah students related to prevention of STH infection."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Rahmah Ayu Anggrenani
"ABSTRAK
Sebagai negara agraris, sebagian besar penduduk Indonesia bekerja di areal pertanian serta perkebunan. Pekerjaan tersebut mengharuskan para pekerjanya untuk kontak langsung dengan tanah, sehingga resiko mendapat infeksi cacing tanah (STH) dan prevalensi infeksi tersebut meningkat. Oleh karena itu, tujuan riset ini adalah untuk menentukan efektivitas penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan terkait siklus hidup, modus infeksi dan penularan STH pada pekerja kebun di perkebunan X di Pacet, Cianjur, Jawa Barat. Variabel terkait pengetahuan tersebut juga diuji dalam riset ini. Desain riset ini adalah pre-post study. Dari hasil pengolahan data ditemukan bahwa 52,4% dari subyek adalah pria, 69% adalah lulusan SD, 64.3% tidak memiliki pengetahuan apa pun mengenai infeksi STH and 59,5% tidak pernah terinfeksi STH. Selisih antara nilai tes sebelum dan sesudah penyuluhan juga dianalisis bersama dengan keempat variabel di atas, tetapi tidak ditemukan keterkaitan yang signifikan diantaranya. Pengetahuan mengenai siklus hidup, modus infeksi dan penularan STH sebelum penyuluhan berkaitan erat dengan variabel umur (p<0.05) dan pengetahuan mengenai infeksi STH sebelum riset ini dijalankan (p<0.05). Sedangkan variable pengalaman terinfeksi STH dan tingkat pendidikan tidak terkait secara signifikan dengan pengetahuan mengenai siklus hidup, modus infeksi dan penularan STH sebelum penyuluhan. Secara umum, setelah penyuluhan kesehatan nilai tes para subyek meningkat secara signifikan. Hal ini bisa dilihat dari perbandingan nilai pre- test dan post-test yang dianalisis dengan tes Wilcoxon (p<0.05). Dengan ini dapat disimpulkan bahwa penyuluhan kesehatan efektif dalam meningkatkan pengetahuan mengenai siklus hidup, modus infeksi dan penularan STH diantara pekerja kebun di Pacet, Cianjur secara umum tanpa memperhitungkan variabel yang ada.

ABSTRACT
Indonesia is an agricultural country, where a large number of people work in plantation areas. This requires constant exposure to soil, thereby increasing the risk of acquiring STH infection and its prevalence. Hence the goal of this research is to figure out the adequacy of health education in heightening the knowledge of life cycle and modes of infection and transmission of STH among agricultural workers in Pacet, Cianjur, West Java. Other variables affecting the prior knowledge and its improvement were also assessed. This research used pre-post study design. It is obtained from the data that 52,4% of the subjects were male, 69% graduated from Elemetary School, 64.3% had no prior knowledge regarding STH infection and 59,5% had never been infected with STH. The difference score was also analyzed with all four variables, but showed no association between each of them. The knowledge about the morphology, life cycle and modes of transmission prior to health education were significantly associated with two out of four variables; gender (p<0.05) and knowledge of infection (p<0.05). On the other hand, education and history of infection does not significantly relate to the knowledge about life cycle and modes of transmission of STH prior to health education. Subsequent to health education, agricultural workers? knowledge showed significant improvement, seen by comparing pre-test and post-test and analyzing them with Wilcoxon test (p<0.05). In conclusion, health education has proven to be adequate in heightening knowledge regarding life cycle and modes of infection and transmission of STH among agricultural workers in Pacet, Cianjur when variables are not taken into account.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krista Putri Asih
"ABSTRAK
Infeksi soil-transmitted helminth (STH) sering ditemukan di area perkebunan Indonesia dan oleh karena itu, komunitas di daerah tersebut sebaiknya diberikan penyuluhan kesehatan di mana materi penyuluhan bergantung kepada tingkat pengetahuan di komunitas tersebut. Tujuan dari riset ini adalah mempelajari asosiasi antara tingkat pengetahuan tentang gejala infeksi STH dan tingkat pendidikan murid madrasah di Desa Pacet, Cianjur. Riset ini dilaksanakan di Desa Pacet dengan menggunakan cross sectional study. Data primer diambil melalui kuesioner mengenai gejala infeksi STH pada tanggal 10-11 September 2011.Sampel diperoleh dengan menggunakan total sampling method. Setelah data tersebut dianalisa dengan menggunakan SPSS 11.5 dan diuji dengan tes chi square, hasil analisis menunjukkan bahwa murid tsanawiyah yang memiliki tingkat pendidikan buruk, sedang, dan baik secara berturut-turut adalah 67,8%, 22,6%, dan 9,6%, sedangkan pada murid aliyah secara berturut-turut adalah 62%, 16%, dan 22%. Tes chi square menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna (p=0,065) antara tingkat pengetahuan dan pendidikan. Kesimpulannya, tingkat pengetahuan dari murid madrasah mengenai gejala infeksi STH adalah rendah dan tidak memiliki asosiasi dengan tingkat pendidikan. Pengetahuan mereka harus ditingkatkan dengan memberikan penyuluhan kepada seluruh murid.

ABSTRACT
Soil-transmitted helminth infection is commonly found in Indonesia?s plantation area because of its tropical climate, and therefore, the community should be given health education which depends on level of knowledge in the community. The purpose of this research is to study the level of knowledge on STH infection symptoms and education level in madrasah. The research was conducted in Pacet Village by using the cross sectional study. The primary data was taken through questionnaires about STH infection symptoms on September 10th-11th, 2011. The samples were taken by using total sampling method. After the data was analyzed using SPSS 11.5 and tested with chi-square, the results showed that tsanawiyah having poor, fair and good level of knowledge were 67,8%, 22,6% and 9,6%, respectively, while aliyah, were 62%, 16% and 22%. Chi square test showed no significant difference (p=0,065) between the level of knowledge and education. In conclusion, the knowledge level of madrasah students about STH symptoms was poor and had no association with education level. The knowledge should be increased by giving health education to all the students."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>