Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133567 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arriza Bagus Indra Herdiawan
"Penelitian ini berjudul Peran Pemerintah Kabupaten Kediri dalam pembangunan ekonomi lokal pariwisata di Eduwisata Kampung Inggris, Kecamatan Pare. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan peran Pemerintah Kabupaten Kediri dalam pembangunan ekonomi lokal pariwisata di Kawasan Kampung Inggris, Kecamatan Pare. Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah kerangka pemikiran tentang desentralisasi, pembangunan ekonomi lokal, peran pemerintah dalam pembangunan serta kerangka pemikiran tentang pariwisata. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Kediri berperan sebagai regulator dalam proses pembangunan ekonomi lokal pariwisata di Eduwisata Kampung Inggris. Peran ini dapat dilihat dalam bentuk empat aktivitas Pemerintah Kabupaten Kediri dalam pembangunan pariwisata yakni peranan Pemerintah Kabupaten Kediri sebagai koordinator, regulator,entreprenuer serta peranan Pemerintah Kabupaten Kediri dalam mempromosikan pembangunan ekonomi lokal pariwisata di Eduwisata Kampung Inggris. Peranan Pemerintah Kabupaten Kediri ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni keterbatasan anggaran dana pemerintah daerah, rendahnya kapabilitas internal pemerintah daerah serta penerapan community based tourism dalam pembangunan Eduwisata di Kampung Inggris.

This research is entitled The Role of Kediri’s Local Governement In Economics Development In Edutourism Kampung Inggris,Pare. The purpose of this research is to explain how the role of Kediri’s local governement in local economics development in Edutourism Kampung Inggris, Pare. Theoritical frameworks which used to describe this research are decentralization, local economic development, the role of local government in economic development and theoritical framework of tourism. This research is a qualitative research, using depth interview, observation and literature review for gathering data in site. The result of this research shows that local governemt in Kediri role as regulator in tourism local economic development proccess in Kampung Inggris, Pare. It is based on four local government’s role in tourism development, which are role of local govenment as coordinator, as regulator of tourism development, as entreprenuer of tourism development and last as tourism promotor in tourism development. This roles are influenced by several factors, which are local government budget’s restrained, internal government’s capability of Kediri resident and implementation of community based tourism in local economic development in Edutourism Kampung Inggris Pare.;"
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2015
S58931
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinambela, Siswanto Maringan Tua
"Kabupaten Samosir, sebagai asal muasal etnis suku bangsa Batak, dengan nilai budaya adat istiadat yang unik (kekerabatan Dalihan Natolu), ditambah kekayaan sejarah, potensi sumber daya dan keindahan alam yang luar biasa (berada di tengah Danau Toba), dan adanya kesempatan membangun kerja sama dengan pemangku kebijakan sekawasan Danau Toba, memiliki modal yang kuat bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir untuk mengembangkan industri pariwisata sebagai penghela pembangunannya. Dengan menggunakan metode SWOT untuk menganalisis faktor-faktor internal maupun eksternal yang berkaitan kepariwisataan daerah diperoleh rumusan strategi kebijakan dalam arah pembangunan pariwisata di Kabupaten Samosir. Berdasarkan pertimbangan skenario kondisi ke depan, hambatan, dan pelaku pada metode Analisa Hirarki Proses (AHP) diperoleh prioritas kebijakan untuk mewujudkan tujuan pembangunan pariwisata di Kabupaten Samosir, yaitu kebijakan pembangunan infrastruktur daerah khususnya pada destinasi wisata yang berwawasan lingkungan, diikuti peningkatan kualitas dan kuantitas atraksi atau kegiatan wisata, serta pelestarian seni budaya lokal dengan menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Inilah prioritas strategi kebijakan pembangunan pariwisata di Kabupaten Samosir untuk mewujudkan visi "Samosir Menjadi Daerah Tujuan Wisata Lingkungan yang Inovatif 2015".

Samosir as the ethnic origin of the Batak tribe, with its unique cultural traditions (kinship Dalihan Natolu), plus a wealth of history and potential resources as well as outstanding natural beauty (located in the middle of Lake Toba), its opportunity to cooperation with Lake Toba stakeholders, provides a strong capital for Samosir Regency administration to develop tourism industry as a leading sector in the local economy. By using SWOT to analyze the factors of internal and external tourism-related areas, the policy strategy formulation is obtained in the course of development of tourism in Samosir Regency. Based on some considerations on future scenarios, barriers, and actors in the Analysis Hierarchy Process method (AHP), the policy priorities to achieve the goal of tourism development in Samosir Regency, are namely infrastructure development policy priority areas, especially in environmentally sustainable tourism destinations, followed by an increase in the quality and quantity of attractions or tourist event, as well as the preservation of local culture by applying the principles of sustainable development. These are the priorities of tourism development policy strategies to realize the vision of Samosir Regency "Samosir as an Environmentally and Innovatively Tourism Destination of 2015"."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T38968
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novriani
"Kabupaten Kerinci memiliki berbagai potensi wisata yaitu wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, wisata kuliner, dan agrowisata. Penelitian ini menganalisa bagaimana tahap perkembangan objek wisata di Kabupaten Kerinci; bagaimana karakteristik fisik dan non fisik objek wisata di Kabupaten Kerinci; dan faktorfaktor yang mempengaruhi tahap perkembangan objek wisata di Kabupaten Kerinci. Variabel yang digunakan adalah jumlah pengunjung objek wisata, fasilitas objek wisata (primer, sekunder, kondisional, dan aksesibilitas) dan lembaga pengelola objek wisata.
Hasil penelitian menunjukkan tahapan perkembangan objek wisata di Kabupaten Kerinci berada pada tahap perkembangan satu sampai empat, tidak ada objek wisata yang berada pada tahap perkembagan lima (stagnation). Secara rinci, hasil penelitian ini adalah objek wisata di bagian barat Kabupaten Kerinci berada pada tahap perkembangan satu (exploration); sebelah selatan dan timur Kabupaten Kerinci berada pada tahap perkembangan dua (involvement); sebelah utara Kabupaten Kerinci berada pada tahap perkembangan tiga (development); sedangkan objek wisata di selatan dan timur Kota Sungai Penuh berada pada tahap perkembangan empat (consolidation).
Berdasarkan uji statistik chi square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tahapan perkembangan objek wisata dengan ketinggian (p-value: 0.198) dan lereng (p-value: 0.178). Sedangkan uji statistik pada variabel jumlah penduduk dan kepadatan penduduk menunjukkan hubungan yang signifikan dengan tahapan perkembangan objek wisata dengan nilai p-value: 0.002 (jumlah penduduk) dan p-value: 0.001 (kepadatan penduduk).

Kerinci district has variety of tourist potentials namely nature tourism, cultural tourism, historical tourism, culinary tourism, and ecotourism. This study analyze how the developmental stage tourism object in Kerinci regency, how physical and non-physical characteristics tourism object in Kerinci regency, and factors that influence the development stage of tourism object in Kerinci regency. Variable used is the number of visitor tourism object, tourism object facilities (primary, secondary, conditional, and accessibility) and management institutions of tourism object.
The results showed developmentally tourism object in Kerinci regency at the stage of development one to four, there is no tourism object at stage five (stagnation). In detail, the results of this study are the tourism object in the western part of Kerinci regency is one developmental stage (exploration); south and east of Kerinci regency on two developmental stages (involvement); Kerinci north are at three developmental stages (development), while tourism object in the south and east of the River City Full on four developmental stages (consolidation).
Based on chi-square statistical test showed that there was no significant relationship between the developmental stages of tourism object with height (p-value: 0.198) and slope (p-value: 0.178). While statistical tests on the variables of population and population density showed a significant association with developmentally tourism object with p-value: 0.002 (total population) and the p-value: 0.001 (population density).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35951
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, David Christian
"Belitung mempunyai potensi pariwisata yang sangat baik, kebijakan pengembangan kawasan strategis cepat tumbuh (KSCT) dikeluarkan untuk mengarahkan pengembangan kawasan fokus pada sektor pariwisata sehingga menjadi basis utama dalam meningkatkan daya saing daerah. Penelitian ini memberikan gambaran mengenai dampak yang diberikan pengembangan kawasan strategis cepat tumbuh (KSCT) terhadap daya saing daerah di Kabupaten Belitung. Dengan menggunakan pendekatan positivis-kualitatif, peneliti melihat daya saing daerah dengan menggunakan sembilan indikator. Berdasarkan analisis pada kesembilan indikator tersebut, diketahui bahwa pengembangan kawasan strategis cepat tumbuh (KSCT) belum memberikan dampak yang optimal terhadap daya saing daerah di Kabupaten Belitung .

Belitung has excellent tourism potential, Policy development the strategic fast growing (KSCT) issued to direct the development of the focus on tourism sector, so that it becomes the main base in increasing the competitiveness of the region. This study provides an overview of the impact of a given strategic fast growing area of development (KSCT) of regional competitiveness in Belitung district. By using qualitative, positivist approach-researchers look at the competitiveness of the regions by using the nine indicators. Based on the analysis of the indicators in the ninth, it is known that the development of fast growing strategic areas (KSCT) have not provided an optimal impact on regional competitiveness in Belitung district."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S46594
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nilam Putri Dewanti
"Tesis ini membahas tentang manfaat keberadaan desa wisata bagi kehidupan masyarakat dilihat dari dua model pengelolaan desa wisata, yang dikelola secara murni swadaya masyarakat dan yang dikelola bersama dengan pihak swasta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dilakukan di dua desa wisata di Kabupaten Bantul yakni di Desa Wisata Tembi dan Desa Wisata Candran.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sejauh ini belum tercipta sinergi yang kuat antara sektor swasta dan masyarakat setempat untuk secara bersama-sama membangun wilayah Tembi melalui kegiatan pariwisata, tercermin dari pola manajemen yang berjalan masing-masing sehingga manfaat sosial ekonomi dan sosial budaya yang dirasakan oleh masyarakat setempat belum bisa optimal.
Sementara itu dalam kondisi sebaliknya, pengelolaan desa wisata murni oleh masyarakat seperti di Desa Wisata Candran, secara positif mampu memberi ruang kepada masyarakat setempat untuk berperan aktif secara optimal dalam pembangunan desanya dengan memanfaatkan potensi yang mereka miliki dan hasil atau manfaatnya bisa benar-benar dirasakan oleh masyarakat baik manfaat ekonomi maupun non-ekonomi, meski kendala-kendala teknis seperti permodalan dan kualitas sumberdaya manusia masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu dicarikan upaya penyelesaiannya.

The research was conducted to explore the benefit of Desa Wisata for society life viewed from two model of Desa Wisata management, pure independent management of society and cooperation with private side. This qualitative research was held in two Desa Wisata. They were Desa Wisata Tembi and Desa Wisata Candran.
The result of this research shows that so far there is no strong synergy can be created between the private and the local society in Desa Wisata Tembi, as reflected in the pattern of management that runs each so that socio-economic benefits and social culture perceived local societies can not be optimal.
Meanwhile, in the other side, management Desa Wisata handling by local society as in Desa Wisata Candran positively give the space for society to take action optimally for their village development by using their own potency. The result of this perceived by society both economic and non-economic benefits although technical obstacles as capital and human resource quality become problems which is needed to be solve.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Syihabuddin Naufal
"Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana peran aspek nilai budaya kolektivisme dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada komunitas Kampung Inggris Pare yang berada di desa Tulungrejo dan Pelem, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan strategi etnografi digital untuk melihat fenomena sosial yang terjadi. Data yang utamanya didapatkan melalui observasi dan wawancara menunjukan bahwa TIK telah menjadi bagian dari aktivitas lembaga kursus yang ada di Kampung Inggris Pare baik sebagai sarana berbagi informasi, komunikasi, maupun dalam kegiatan belajar mengajar. Pada dasarnya penggunaan TIK memberikan banyak alternatif kepada anggota komunitas dalam berkomunikasi, sehingga dapat meningkatkan produktivitas lembaga kursus. Namun penggunaan TIK yang agresif dirasa mulai melunturkan nilai-nilai budaya kolektivisme pada kelompok ini yang juga sering disebut dengan Kalendisme yang telah menjadi pondasi terbentuknya komunitas ini. Kalend Osen sebagai formal opinion leader di komunitas ini berperan dalam menyebarkan nilai-nilai kolektivisme sebagai budaya kelompok pada Kampung Inggris Pare. Sehingga peneliti menemukan sebuah fakta bahwa budaya kolektivisme di sini berperan dalam penggunaan TIK di komunitas ini khususnya pada lembaga kursus.

This study aims to explore how the role of aspects of collectivism culture ​​in using information and communication technology (ICT) within community of Kampung Inggris Pare in Tulungrejo and Pelem villages, Pare Subdistrict, Kediri Regency, East Java. This study used a qualitative approach with a digital ethnographic strategy to see social phenomena that has occured there. The data that were mainly obtained through observation and interviews shows that ICT has become part of the daily activities in existing course institutions in Kampung Inggris Pare both as a means of sharing information, communication, and in teaching and learning activities. Basically the use of ICT has provided many alternatives to the community members in communication, as well as to increase the productivity of course institutions. However, the aggressive use of ICTs has been fading the cultural values ​​of collectivism in this group which is also often referred to as Kalendisme which has been the foundation of this community formation. Kalend Osen as the formal opinion leader in this community played a role in spreading collectivism values ​​as a group culture in Kampung Inggris Pare. So the researcher found that the culture of collectivism here plays a role in the use of ICT within this community, especially at the course institutions."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T55299
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Sofian Dedi S.
"Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia yang memiliki potensi wisata dan nilai ekonomi yang sangat tinggi. Keindahan alam yang dimiliki Danau Toba menjadikannya salah satu objek wisata alam di Kabupaten Toba Samosir yang sangat digemari dan sering dikunjungi oleh wisatawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola nilai permintaan wisata alam Danau Toba Kabupaten Toba Samosir dan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai permintaan tersebut. Penilaian wisata alam Danau Toba Kabupaten Toba Samosir dilakukan dengan pendekatan metode biaya perjalanan, yang prinsipnya menggunakan biaya perjalanan untuk menghitung nilai dari mamfaat rekreasi atau wisata yang diperoleh. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis spasial.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai permintaan wisata alam Danau Toba Kabupaten Toba Samosir bervariasi. Semakin tinggi biaya perjalanan yang rela dikeluarkan oleh wisatawan dan semakin tinggi jumlah penduduk daerah asal sebagai penikmat jasa wisata, maka semakin tinggi nilai permintaan wisatanya. Nilai permintaan wisata dari kabupaten/kota dalam Pulau Sumatera didominasi oleh kelas rendah atau < Rp. 720.000.000, sedangkan dari Kabupaten/kota Luar Pulau Sumatera didominasi kelas sangat tinggi atau > Rp. 2.160.000.000.

Lake Toba is the largest lake in Indonesia which has tourism potential and very high economic value. Natural beauty of Lake Toba makes it become one of the very popular natural attractions and frequently visited in the district of Toba Samosir. This study aimed to determine the pattern of demand for the natural attractions of Lake Toba Toba Samosir and factors that affect the value of the demand. Assessment of natural attractions of Lake Toba Toba Samosir is done by travel cost method approach, which principally using the travel costs to calculate the of recreation value obtained. The method of analysis used in this study is spatial analysis.
The results indicate that the demand for natural attractions of Lake Toba Toba Samosir is vary. The higher the travel costs incurred by travelers who are willing and the higher the population of the area of origin of tourism services connoisseur, the higher the value of tourism demand. Value of tourism demand from the district / city in the island of Sumatra is dominated by low-grade or Rp. 2.16 billion.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42998
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"The result of survery in 1992 by the Development REsearch Centeral, Post and Telecommunication Departement and Statistic Bureau showed that visitation percentatge of foreign tourism to cultural tourism objects placed the first rank then followed by historical tourism object as the 2 rank...."
PATRA 10 (3-4) 2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Saputra
"Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dan kontribusi sektor pariwisata terhadap pembangunan ekonomi nasional dan daerah, Pemerintah menetapkan Taman Nasional Komodo di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai salah satu destinasi wisata super prioritas. Kebijakan ini ditengarai mampu meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Taman Nasional Komodo yang terletak di Kabupaten Manggarai Barat, NTT.  Penelitian ini bertujuan untuk menguji spillover effect peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Taman Nasional Komodo terhadap peningkatan kunjungan wisman ke destinasi wisata lain di provinsi NTT serta pengaruhnya terhadap peningkatan perekonomian kabupaten-kabupaten lain di provinsi NTT. Dengan menggunakan metode Spatial Autoregressive (SAR) dan Spatial Durbin Model (SDM) pada data 19 Kabupaten/Kota di NTT dalam kurun waktu Tahun 2012-2018, penelitian ini menemukan bahwa terdapat spill over effect yang positif dan signifikan dari kunjungan wisatawan mancanegara ke Taman Nasional Komodo terhadap kunjungan wisman ke destinasi wisata di daerah lainnya di NTT. Efek dari peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara juga berasosiasi positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi baik secara lokal maupun terhadap daerah lain di NTT. Lebih lanjut, peningkatan sektor pariwisata tersebut dapat mendorong terjadinya konvergensi pembangunan wilayah di provinsi NTT.

To increase tourist visits and the contribution of the tourism sector to national and regional economic development, the Government has designated Komodo National Park in East Nusa Tenggara (NTT) Province as one of the super priority tourist destinations. This policy has been proven to be able to increase foreign tourist visits to Komodo National Park, which is in West Manggarai Regency, NTT. This study aims to examine the spill over effect of increasing foreign tourist visits to Komodo National Park on increasing foreign tourist visits to other tourist destinations in NTT province and increasing the economy of other districts in NTT province. By using the Spatial Autoregressive (SAR) and Spatial Durbin Model (SDM) methods on data from 19 districts/cities in NTT in the period 2012-2018, this study found that there was a positive and significant spill over effect from foreign tourist visits to Komodo National Park. on foreign tourists visiting tourist destinations to other areas in NTT. The effect of increasing foreign tourist arrivals is also positively and significantly associated with economic growth both locally and in other regions in NTT. Furthermore, the increase in the tourism sector can encourage the convergence of regional development in the province of NTT.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>