Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90360 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purwhita Nuansa Budi
"ABSTRAK
Koperasi Angkutan Jakarta (KOPAJA) P20 telah diintegrasi dengan BRT Transjakarta, disebut KOPAJA P20 Terintegrasi. Namun integrasi ini tidak menarik banyak peminat dari penumpang KOPAJA P20 Reguler, dikarenakan sistem pembayaran yang sulit dan waktu tempuh yang tidak memenuhi SPM BRT. KOPAJA merencanakan perbaikan pelayanan dengan penggunaan tiket elektronik dan percepatan waktu tempuh serta akan menambah biaya transportasi. Penelitian ini bertujuan memperkirakan potensi permintaan KOPAJA P20 Terintegrasi. Analisis dilakukan menggunakan model logit berbasiskan persamaan fungsi utilitas yang dikembangkan dengan metode wawancara stated preference ke dalam beberapa skenario selanjutnya dievaluasi dan dipilih fungsi yang terbaik. Hasil analisis menyatakan bila selisih waktu 10 menit dan selisih biaya Rp500, Rp1000 dan Rp1500 potensi permintaan penumpang yang bersedia pindah dari KOPAJA P20 Reguler ke KOPAJA P20 Terintegrasi ialah sebesar 78% (1.769 pnp), 55% (1.247 pnp) dan 29% (658 pnp). Selisih waktu 20 menit dengan selisih biaya yang sama, potensi permintaan penumpang ialah sebesar 90% (2.041 pnp), 74% (1.678 pnp) dan 49% (1.111 pnp). Selisih waktu 30 menit dengan selisih biaya yang sama, potensi permintaan penumpang ialah sebesar 95% (2.155 pnp), 87% (1.973 pnp) dan 70% (1.588 pnp). Mengacu pada hasil analisis peningkatan jumlah potensi permintaan KOPAJA P20 Terintegrasi tergantung dari pelayanan yang diberikan yang meliputi selisih biaya dan selisih waktu.

ABSTRACT
KOPAJA P20 is a medium bus service which is integrated with Transjakarta system. Yet since its integration, could not attract KOPAJA P20 Regular?s passengers significantly. This mainly due to in efficient payment system and prolong travel time. In order to increase its passenger, the management plan to improve its service by using e-ticketing system and impove travel time. On the contrary, they also plan to increase tariff. This research is aimed to estimate the potential demand of KOPAJA integrated. The demand is predicted by using binomial logit method based on the proposed utility function, this function is based on the data obtained from the stated preference survey. In order to establish a utility function, stated preference survey is conducted and several scenario is proposed, having evaluated several utility function so the best function is selected. The results of analysis show that within 10 minutes travel time saving and tariff increasement Rp500, Rp1000 and Rp1500 potential demand of passengers who are willing to move from KOPAJA Regular to KOPAJA integrated is 78% (1.769passengers), 55% (1.247passengers) and 29% (658 passengers). If 20 minutes travel time saving with the same tariff increasement, potential demand is 90% (2.041passenger), 74% (1.678passengers) and 49% (1.111passengers). If 30 minutes travel time saving with the same tariff increasement, potential demand is 95% (2.155passengers), 87% (1.973 passengers) and 70% (1.588passengers). Based on these results, it can be declared that demand KOPAJA P20 Integrated?s potential demand is depending on the service provided, travel time saving and tariff increasement.
"
2015
S60188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zsuryanuti Dirgantara Perdana
"Masyarakat Indonesia memiliki langkah berjalan perharinya dibawah rata-rata dunia yaitu sebesar 3,513 langkah perhari, sedangkan rata-rata dunia mencapai 5,000 langkah perhari. Fenomena ini disebabkan oleh tingginya penggunaan kendaraan bermotor baik pribadi maupun umum karena kemudahan mengakses kendaraan-kendaraan tersebut. Penelitian ini bertujuan unuk menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi keinginan berjalan masyarakat Indonesia, dengan membandingkan keuntungan dari berjalan kaki dengan menggunakan moda kendaraan umum bermotor, dalam kasus ini ojek dan shuttle bus, pada last mile trip. Data diambil dengan metode stated preference dengan didasari teori discrete choice model dan utility function. Hasil analisa data menunjukkan bahwa yang menyebabkan orang untuk lebih memilih berjalan kaki dibandingkan dengan menggunakan moda kendaraan bermotor adalah penghematan waktu perjalanan, jenis kelamin, total biaya perjalanan untuk 1 kali perjalanan, dan biaya di akhir perjalanan. Semakin besarnya selisih penghematan waktu antara berjalan kaki dan moda kendaraan bermotor, semakin besar juga peluang orang untuk berjalan kaki dibandingkan menggunakan kendaraan bermotor untuk mencapai tujuan akhirnya. Jenis kelamin juga mempengaruhi daripada probabilitas berjalan, yaitu pria cenderung lebih memilih berjalan dengan selisih penghematan waktu yg lebih kecil dibanding wanita. Toleransi jarak tempuh berjalan juga berbeda untuk setiap pengguna moda. Selain itu, masyarakat yang berasal dari jarak trunkline yang berbeda juga memiliki preferensi berjalan yang berbeda.

Indonesian people have a fewer walking steps rate than the world average steps walked. This phenomenon caused by high private and public motorized transportation which can be easily accessed by the Indonesian people. This research has a purpose to analyze the variables which can affect people preferences to walk instead of using motorized vehicle, which in this case are Ojek and shuttle bus, at the last mile trip. Data are gathered using stated preference and based on discrete choice model. Data analysis shows that variable which causes people to switch from motorized vehicle to walk for the last mile trip are travel time saving, gender, total trip cost, and cost for last mile trip. The bigger the travel time saving for walking instead of motorized vehicle on the last mile trip, the bigger the probability of people walking to their destination instead of using the motorized vehicle. Gender is also affecting the people preference to walk, male tends to walk with less saving travel time than female. Acceptance walking distance is also different for each people using different transportation mode. Also, people that came from different trunkline tends to have different walking preferences."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachma Wahyu Ningrum
"Jak Lingko merupakan transformasi dari OK-Otrip, dimana sistem ini terintegrasi dari aspek rute, manajemen, dan pembayaran antara bus kecil, bus medium, bus besar, dan dengan tambahan transportasi berbasis rel seperti MRT dan LRT. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengevaluasi keefektivitasan pengoperasian program Jak Lingko terhadap Mikrotrans terintegrasi Transjakarta pada rute Lebak Bulus. Analisa integrasi Jak Lingko di Lebak Bulus, frekuensi layanan, headway, dan load factor dilakukan dengan survei lapangan. Analisa jarak perjalanan, waktu perjalanan, kecepatan perjalanan, dan jumlah armada dilakukan dengan data sekunder dari PT Transjakarta. Penelitian ini dilakukan saat terjadi pandemi COVID-19, dengan dilakukannya PSBB. Metode analisis yang digunakan adalah menganalisis secara kualitatif dengan bantuan data kuantitatif untuk integrasi, dan menganalisis secara deskriptif kuantitatif dan komparatif untuk parameter efektivitas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa integrasi di Lebak Bulus sudah baik namun kinerja dari Jak Lingko Mikrotrans belum efektif pada JAK-45. Pemberhentian Mikrotrans dan Halte Transjakarta terkoneksi langsung dengan jarak berjalan kaki ±50 m. Rute dan jadwal dapat dilihat di Moovit dan Trafi. Sistem pembayaran menggunakan kartu Jak Lingko yang dapat digunakan pada Mikrotrans dan Transjakarta, dengan tarif maksimal Rp5.000 selama 3 jam pemakaian. Frekuensi layanan rata-rata diperoleh sebesar 13 kendaraan/jam. Jarak perjalanan rata-rata diperoleh sebesar 176 km. Waktu perjalanan rata-rata diperoleh sebesar 1.96. Headway rata-rata diperoleh sebesar 4.71 menit. Kecepatan perjalanan rata-rata diperoleh sebesar 12.55 km/jam. Jumlah armada per waktu sirkulasi rata-rata tersedia sebanyak 17 kendaraan. Load Factor rata-rata diperoleh sebesar 40.15%.

Jak Lingko is a transformation of OK-Otrip, where this system is integrated from the aspect of routes, management, and payments between small buses, medium buses, large buses, and with additional rail-based transportation such as MRT and LRT. The purpose of this study is to analyze and evaluate the effectiveness of the operation of the Jak Lingko program on the Transjakarta integrated Mikrotrans on the Lebak Bulus route. Analysis of Jak Lingko's integration in Lebak Bulus, frequency, headway, and load factor are carried out by field survey. Analysis of travel distance, travel time, travel speed, and number of vehicles are carried out with secondary data from PT Transjakarta. This research was carried out during the COVID-19 pandemic, with the PSBB being carried out. The analytical method used is to analyze qualitatively with the help of quantitative data for integration, and to analyze quantitatively and comparatively descriptively for effectiveness parameters. The results of this study indicate that integration in Lebak Bulus is good but the performance of Jak Lingko Mikrotrans has not been effective on JAK-45. Mikrotrans and Transjakarta stops are directly connected with a walking distance of ±50 m. Routes and schedules can be seen in Trafi and Moovit websites or apps. The payment system uses the Jak Lingko card which can be used on Mikrotrans and Transjakarta, with a maximum tariff of IDR 5,000 for 3 hours of use. The average service frequency is 13 vehicles/hour, which meets World Bank standards with a value of 6 vehicles/hour. The average travel distance obtained is 176 km. The average travel time is 1.96 hours. The average headway obtained is 4.71 minutes. The average travel speed obtained is 12,55 km/hour. The number of vehicles per circulation time is an average of 17 vehicles. The average load factor is 40.15%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Andayani Yoga
"Dibahan mengenai perencanaan dan penjadwalan jaringan proyek berdasarkan fungsi utilitas. Agar jaringan proyek diselesaikan dalam jangka waktu dan biaya yang minimum, maka utilitas setiap aktifitas pada proyek tersebut harus dimaksimumkan. Model matematis yang mendasarinya adalah pemogramana linear parametrik. Untuk mencari aktifitas yang akan dipercepat jangka waktunya digunakan metode Ford-Fulkerson, sedangkan algoritma Primal-Dual digunakan untuk menetapkan besarnya waktu percepatan.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1993
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Indrawati
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak integrasibus sedang reguler ke sistem Transjakartapada aspek operasional dan finansial. Objek yang diteliti adalah Metromini S.640 dengan rute Pasar Minggu- Tanah Abang. Data pada penelitian ini didapatkan berdasarkan survei naik turun penumpang dan survei wawancara terhadap operator yang dijadikan sasaran untuk diintegrasikan.
Metode analisis yang digunakan adalah perbandingan analisis deskriptif pada komponen operasional, biaya operasional dan pendapatan dari layanan eksisting dan layanan rencana. Komponen operasional yang ditinjau berupa waktu senjang (headway), waktu tempuh, kecepatan rencana, jumlah ritase, dan jumlah armada.
Hasil penelitian menunjukan terjadi perubahan karakteristik operasional layanan setelah metromini diintegrasikan dengan Bus Transjakarta antara lain kecepatan perjalanan yang meningkat sebesar 59%, waktu tempuh yang berkurang sampai dengan 30 menit dibandingkan dengan layanan eksisting, jumlah ritase layanan rencana juga mengalami penambahan sebanyak 3 rit yang meningkatkan jumlah pendapatan. Biaya operasional yang didapatkan berdasarkan hasil perhitungan yaitu Rp 4227,69 /Bus-km untuk layanan rencana dan Rp 4113,72 /Bus-km untuk layanan eksisting. Dengan menggunakan tarif dan jumlah penumpang eksisting pendapatan untuk layanan rencana meningkat hingga 45,07% jika dibandingkan dengan layanan eksisting.

This research is conducted to find out the impact of the integration of the medium regular Bus with Transjakarta system on the operational and financial aspects. The object of this research is the Metromini S.640 which is starts from Pasar Minggu's terminal to Tanah Abang?s terminal. The data on this research areobtained based on boarding and alightingand interview survey.
Descriptive analysis method is used to compare the operational components, operational cost and revenue between existing services and planning services.The operational component analysed consists of headway, travel time,speed design, number of trip, and number of vehicle.
Results of this research show that there is a changes in services after the Metromini integrated with Transjakarta Bus. Travel speed is increased by 59%, travel time reduced up to 30 minutes, the number of trip are increased about 3 ritase. Operational costs are obtained based on the calculations is Rp 4227,69/Bus-km for the planning services and Rp 4113,72 /Bus-km for the existing services. Revenue for the planning services are increased up to 45,07% than the existing services by using the existing fares and number of passengers.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60186
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Hidayati
"Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk mengurangi kemacetan di jalan tol dengan menerapkan sistem transaksi tol nontunai yang berlaku di seluruh jalan tol Indonesia sejak bulan Oktober 2017. Namun demikian, lalu lintas padat yang menimbulkan kemacetan di jalan tol wilayah perkotaan sering terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan sistem transaksi tol dan sejauh mana kendaraan akan terdistribusi melalui preferensi penggunaan jalan untuk memilih memasuki jalan tol atau tidak. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan Stated Preference survei online dan offline. Responden adalah pengguna kendaraan golongan I – V yang melintasi Jalan Tol Prof. Dr. Ir. Soedijatmo dengan arah perjalanan dari Jalan Tol Dalam Kota. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan transaksi tol nontunai nirsentuh dapat mengurangi minat pengguna jalan untuk masuk ke jalan tol jika diberlalukan denda, tetapi di sisi lain pengguna jalan masih berminat tinggi untuk masuk ke jalan tol karena terdapat layanan pemangkasan waktu transaksi tol. Pada skenario congestion pricing, terjadi peningkatan distribusi volume lalu lintas karena jumlah kendaraan menurun seiring berkurangnya minat pengguna jalan untuk masuk ke jalan tol yang disebabkan semakin tinggi besaran kenaikan tarif tol. Selain itu, hasil analisis pengaruh langsung menunjukkan bahwa penerapan kedua sistem tersebut mempunyai pengaruh signifikan terhadap penurunan kemacetan. Namun, pengaruh tidak signifikan terdapat pada karakteristik sosial demografi ekonomi terhadap willingness to pay congestion pricing (WTP CP), pengaruh WTP CP terhadap keputusan berpindah transportasi darat, dan pengaruh penghematan waktu terhadap kemacetan.

The Indonesian government has attempted to reduce traffic congestion on toll roads by implementing a non-cash toll transaction system that has been valid on all Indonesian toll roads since October 2017. However, heavy traffic that causes traffic congestion on toll roads in urban areas often occurs. This study aimed to find out the factors that affect the development of the toll transaction system and the extent to which vehicles will be distributed through the preferences of road users to choose to enter the toll road or not. This research method used a quantitative descriptive approach with online and offline surveys through Stated Preference. Respondents were class I – V vehicle users who crossed Prof. Dr. Ir. Soedijatmo Toll Road with the direction of travel from the Jakarta Intra Urban Toll Road. The results of the study indicated that the implementation of contactless cashless toll transactions (Electronic Toll Collection (ETC)) can reduce the interest of road users to enter toll roads if fines are imposed, but on the other hand road users are still highly interested in entering toll road because there is a toll transaction time cut service. In the congestion pricing scenario, there was an increase in the distribution of traffic volume because the number of vehicles decreased along with the reduced interest of road users to enter the toll road due to the higher toll rate increase. In addition, the results of the direct effect analysis showed that the implementation of the two systems had a significant effect on reducing congestion. However, there is no significant effect on socio-economic demographic characteristics on willingness to pay congestion pricing (WTP CP), the effect of WTP CP on the decision to switch land transportation, and the effect of time saving on congestion."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasybi Achmad Renandito Soewardjo
"Kota Depok merupakan salah satu wilayah di Jabodetabek yang menyumbang komuter tujuan Jakarta terbanyak. Namun, layanan angkutan umum yang ada kini masih belum memadai dalam memenuhi kebutuhan perjalanan di luar Kota Depok sehingga perlu adanya peningkatan layanan terpadu melalui integrasi antar moda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta membandingkan tingkat potensi permintaan (Demand) terhadap layanan terpadu atau terintegrasi secara rute antara BST Depok dan Transjakarta dengan layanan BST Depok yang tidak terpadu berdasarkan preferensi masyarakat Kota Depok. Data diperoleh dari hasil pelaksanaan survei dengan metode Revealed Preference dan Stated Pereference. Hasil data dikelompokkan untuk dilakukan uji korelasi Spearman, lalu dibentuk fungsi utilitas untuk model dan uji kelayakan Omnibus dan Hosmer and Lemeshow Test, lalu dilakukan uji validasi Root Mean Square Error (RMSE) dengan membandingan data real dan data model, lalu dipilih model terbaik dan diakhiri dengan uji komparatif Mann-Whitney. Berdasarkan hasil pengembangan dan analisis model, didapatkan variabel yang berpengaruh terhadap preferensi masyarakat, antara lain tarif layanan dan frekuensi. Hasil analisis potensi penggunaan Layanan BST Depok menunjukkan adanya perbedaan besaran permintaan dari layanan tidak terpadu ke layanan terpadu yang dimana tingkat potensi penggunaan layanan trayek BST Depok 1C pada frekuensi 5 hingga 20 menit sebesar 94% - 86% untuk pengguna motor dan sebesar 87% - 78% untuk pengguna angkutan umum, pada layanan terpadu antara trayek BST Depok 1C dengan Transjakarta sebesar 95% - 86% untuk pengguna motor dan sebesar 87% - 80% untuk pengguna angkutan umum.

Depok is one of the areas in Jabodetabek which has the largest contributor to commuting to Jakarta. However, the existing public transportation services are still not sufficient to fulfill the needs of travel outside Depok, so there is a need to improve integrated services through intermodal integration. This study aims to determine and compare the level of potential demand for integrated services or route integrated between BST Depok and Transjakarta with BST Depok services without integrated, based on the preferences of the people of Depok City. Data obtained from the results of the survey using Revealed Preference and Stated Preference methods. The data results are grouped for the Spearman Correlation Test, then a utility function is formed for the model and the Omnibus Test and the Hosmer and Lemeshow Test, the Root Mean Square Error (RMSE) Validation Test is carried out by comparing the real data and model data, then the best model is selected and ends with the Mann-Whitney Comparative Test. Based on the result of the development and analysis of the model, it is found that variables that affect people’s preferences include service fee and frequency. The analysis results of BST Depok 1C service potential show that there is a difference in the amount of demand from unintegrated services to integrated services where the potential level of BST Depok 1C at a frequency of 5 to 20 minutes is 94% - 86% for motorcycle users and 87% - 78% for public transport users, on integrated services between the BST Depok 1C and Transjakarta it is 95% - 86% for motorcycle users and 87% - 80% for public transport users."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuzmin, Dmitri, editor
"This book is the most comprehensive review of high-resolution schemes based on the principle of Flux-Corrected Transport (FCT). Book describe the development of the classical FCT methodology for convection-dominated transport problems, while the design philosophy behind modern FCT schemes is explained by S.T. Zalesak. The subsequent chapters present various improvements and generalizations proposed over the past three decades.
In this new edition, recent results are integrated into existing chapters in order to describe significant advances since the publication of the first edition. Also, 3 new chapters were added in order to cover the following topics, algebraic flux correction for finite elements, iterative and linearized FCT schemes, TVD-like flux limiters, acceleration of explicit and implicit solvers, mesh adaptation, failsafe limiting for systems of conservation laws, flux-corrected interpolation (remapping), positivity preservation in RANS turbulence models, and the use of FCT as an implicit subgrid scale model for large eddy simulations."
Dordrecht: [Springer, ], 2012
e20425229
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Nugroho
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nalendra Dwimantara
"

Kambuhnya kanker payudara bergantung pada stadium tumor awal, terapi yang dilakukan sebelumnya, dan tumor biologi. Pengukuran darah lengkap merupakan salah satu pemeriksaan laboratorium yang relatif murah, mudah dan efektif dalam mendiagnosis kanker. Analisis regresi kesulitan dalam membuat kesimpulan dari data yang mengandung sejumlah besar variabel penjelas yang saling berkorelasi. Profile regression mengadopsi sudut pandang yang lebih global, dimana kesimpulan didasarkan pada kelompok yang mewakili pola variabel penjelasnya. Pengelompokan dilakukan untuk menganalisis suatu data dengan melihat karakteristik tiap pengamatan pada data. Suatu data jika dibagi menjadi beberapa kelompok mengartikan data tersebut memiliki karakteristik pengamatan yang berbeda-beda. Analisis pada data yang heterogen bertujuan untuk mengidentifikasi subpopulasi yang homogen dan menentukan hubungan antar variabel dalam setiap subpopulasi. Finite Mixture Model (FMM) dengan pendekatan Bayesian digunakan untuk mengidentifikasi subpopulasi dari pasien kanker payudara berdasarkan pengukuran darah. Berdasarkan nilai Deviance Information Criterion (DIC) didapatkan bahwa subpopulasi yang terbentuk untuk data rasio pengukuran darah pasien kanker payudara adalah dua subpopulasi. Peluang pasien mengalami kekambuhan pada subpopulasi 1 sebesar 35% dan 72% pada subpopulasi 2. Sedangkan subpopulasi yang terbentuk untuk data inter-rasio pengukuran darah pasien kanker payudara yang terbentuk adalah dua subpopulasi. Peluang pasien mengalami kekambuhan pada subpopulasi 1 sebesar 9% dan 3% pada subpopulasi 2.


Recurrence of breast cancer depends on the initial tumor stage, previous therapies, and biological tumors. A complete blood test is one of the relatively inexpensive, easy and effective laboratory tests in diagnosing cancer. Simple regression analysis has difficulties in drawing conclusions from data that contain large numbers of explanatory variables that are correlated.  Profile regression adopts a more global perspective, where conclusions are based on groups representing covariate patterns. Clustering method aims to analyze data by looking at the characteristics of each observation in the data. If the data is divided into groups, that means that the data has different observational characteristics. Analysis of heterogeneous data purposes to identify homogeneous subpopulations and determine the relationships between variables in each subpopulation. Finite Mixture Model (FMM) with Bayesian approach is used to identify subpopulations of breast cancer patients based on blood measurements. Based on the value of the Deviance Information Criterion (DIC), it was found that the number of subpopulations formed for the data of the ratio of blood measurements for breast cancer patients are two subpopulations.  The probability of patients experiencing recurrence in subpopulation 1 was 35% and 72% in subpopulation 2. Whereas the number of subpopulations formed for the data of the inter-ratio data of breast cancer patients formed are also two subpopulations.  The probability of patients experiencing recurrence in subpopulation 1 is 9% and 3% in subpopulation 2.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>