Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63198 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Roslan Abdul Gani
"Dugaan penyakit jantung secara klinis dapat diketahui salah satunya dengan mengamati fungsi otot jantung ventrikel kiri dengan teknik kardiologi nuklir. Dengan metode ini, penyumbatan pembuluh darah koroner ditentukan untuk mengetahui kondisi fungsi otot jantung penyebab iskemik atau infark. Dalam penelitian ini dievaluasi fungsi otot jantung berdasarkan hasil prosentase perfusi, total skor perfusi dan fraksi ejeksi. Subjek yang dipilih adalah 31 pasien yang menjalani pemeriksaan MPI di Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta, menggunakan radiofarmaka 99mTc-sestamibi. Pemeriksaan dilakukan dengan kamera gamma SPECT dual head yang dilengkapi dengan program QPS/QGS. Akuisisi data dilakukan dengan kondisi pasien pada saat stres dan istirahat. Dari hasil evaluasi data menggunakan statistik metode Pearson dan Spearman, diperoleh untuk semua segmen menunjukan korelasi kuat-positif. Berdasarkan data nilai prosentase perfusi pada kondisi stres dan istirahat, diperoleh hasil 8 orang normal dan diperkirakan 11 orang telah mengalami iskemia parsial, 8 orang iskemia total dan 4 orang infark parsial.
Suspicion on heart disease can be confirmed by observing the function of the left ventricle heart muscle with nuclear cardiology techniques. In this method, blockage of coronary arteries is determined by finding out the condition of heart muscle function causing ischemia or infarction. In this study, cardiac muscle function was evaluated based on the percentage of perfusion, total score of perfusion and ejection fraction. Subjects of thirty-one patients undergoing the MPI examination on Gatot Soebroto Jakarta Hospital using 99mTc-sestamibi radiopharmaceutical were chosen as samples. The examination was carried out with dual head SPECT equipped with QPS/QGS program. Data acquisitions were performed under patient's stress and rest conditions. Evaluation of the data using statistical methods of Pearson and Spearman was performed to all segments, indicating a strong correlation. As a result 11 subjects suspected for having partial ischemia, 8 subjects for total ischemia, 4 subjects for partial infarction, while the remainder 8 subjects normal.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60066
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New Delhi: Hamdard Foundation Press, 1983
616.12 AVI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hendriawan Alfitodinova
"Sebuah paparan radiasi memiliki dampak yang baik dan buruk bagi kehidupan manusia, maka dari itu diperlukan alat untuk mendeteksi adanya sinar radiasi yang berbahaya atau tidak. Hal tersebut merupakan bentuk preventif dari sebuah malapetaka. Sebuah kejadian pada Chernobyl yang membuat manusia tidak bisa menghuni tempat tersebut lagi. Oleh karena itu, perlu dipelajari bahwa kejadian tersebut bisa saja tidak terjadi apabila disiapkan tindakan preventif. Salah satu hal preventif tersebut adalah dengan melakukan identifikasi radiasi dari sumber untuk menilai tingkat keselamatannya. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan agar implementasi preventif tersebut bisa dipermudah dengan melakukan modernisasi sebuah sistem dengan menambahkan machine learning pada sebuah sistem. Hasil analisis menunjukkan kedua algoritma memiliki performa yang baik. Model CNN dengan transformasi Upscaling memiliki performa terbaik dengan akurasi sebesar 96.1%, presisi sebesar 0.963, recall sebesar 0.957, dan F1-score sebesar 0. 960.

A radiation exposure has a good and bad impact on human life, hence the need for a tool to detect the presence of harmful radiation rays or not. This is a preventive form of a catastrophe. An incident in Chernobyl that made humans unable to inhabit the place again. Therefore, it is necessary to learn that the incident could not have happened if preventive measures were prepared. One of the preventive measures is to identify the radiation from the source to assess its safety level. Therefore, this research was conducted so that the preventive implementation can be facilitated by modernizing a system by adding machine learning to a system. The analysis results show that both algorithms have good performance. CNN model with Upscaling transformation has the best performance with accuracy of 96.1%, precision of 0.963, recall of 0.957, and F1-score of 0. 960."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldillah Larasati Wafiqah
"Latar belakang penelitian ini didasari oleh tingginya kasus kanker tiroid di Indonesia dan secara global, serta pentingnya penentuan aktivitas yang akurat dalam terapi molekuler untuk meningkatkan efektivitas pengobatan dan meminimalkan risiko toksisitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ketidakpastian nilai Recovery Coefficient (RC) dalam kuantifikasi nilai aktivitas pada terapi molekuler menggunakan radionuklida Iodin-131. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dosimetri internal dengan mempertimbangkan ketidakpastian nilai RC, yang merupakan rasio antara konsentrasi aktivitas dari perhitungan dengan konsentrasi aktivitas yang sebenarnya. Data diperoleh dari citra SPECT pasien terapi tiroid pasca ablasi di salah satu rumah sakit di Jakarta Selatan. Hasil penelitian memperoleh aktivitas sebesar (2,076±0,312) MBq, (7,860±1,081) MBq, (69,879±10,243) MBq, (8,046±1,290) MBq, (812,197±2,183) MBq, pada Tiroid untuk 5 pasien. Ketidakpastian dalam nilai RC mempengaruhi akurasi nilai aktivitas, yang berdampak pada efektivitas terapi. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam pengembangan strategi untuk meningkatkan akurasi dosimetri pada terapi, khususnya dengan menggunakan Iodin-131, sehingga dapat meningkatkan keefektifan pengobatan bagi pasien kanker tiroid.

The background of this study is based on the high number of thyroid cancer cases in Indonesia and globally, as well as the importance of accurate activity determination in molecular therapy to improve treatment effectiveness and minimize the risk of toxicity. This study aims to analyze the effect of uncertainty in the Recovery Coefficient (RC) value in quantifying activity values in molecular therapy using Iodine-131 radionuclide. The method used in this study is an internal dosimetry analysis by considering the uncertainty of the RC value, which is the ratio between the activity concentration from the calculation and the actual activity concentration. Data were obtained from SPECT images of post-ablation thyroid therapy patients in one of the hospitals in South Jakarta. The results obtained activities of (2,076±0,312) MBq, (7,860±1,081) MBq, (69,879±10,243) MBq, (8,046±1,290) MBq, (812,197±2,183) MBq, in thyroid for 5 patients. The uncertainty in RC values affects the accuracy of activity values, which impacts the effectiveness of therapy. This study makes an important contribution to the development of strategies to improve the accuracy of dosimetry in therapy, especially using Iodine-131, so as to improve the effectiveness of treatment for thyroid cancer patients."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Reza Aditya
"Pada prosedur kardiologi intervensional pasien akan menerima radiasi primer berintensitas tinggi dari berkas utama sinar-X, sehingga dosis yang didapatkan cukup besar. Dengan demikian, perlu adanya studi distribusi dosis untuk melihat bagaimana penyebaran dosis pada organ-organ tubuh, dengan menggunakam film Gachromic XR-RV3 dan TLD 100 jenis rod yang telah diletakkan di dalam fantom Rando berbentuk manusia (wanita dewasa) sebagai pengganti pasien dengan parameter eksposi : kV rata-rata = 90 kV, laju frame = 15 fps, kuat arus = 6,2 mA dengan ukuran FPD = 15 cm x 15 cm. Distribusi laju dosis terbesar berada pada radius 0 cm sampai dengan 5 cm dari pusat lapangan, kemudian turun drastis pada radius 7,5 cm dan sudah tidak terdeteksi nilai laju dosis radius 10 cm. Untuk nilai laju dosis terbesar terdapat pada bagian pusat lapangan yaitu sebesar 6,345 ±0,097 mGy/min. Pada pengukuran laju dosis di beberapa Organ at Risk (OAR) dengan menggunakan Film Gafchromic XR-RV3 dan TLD 100 rod sebagai dosimeter didapatkan laju dosis pada Film Gachromic XR-RV3 dan TLD 100 rod dengan nilai terbesar terdapat pada organ jantung bagian tengah berturut-turut yaitu 2,742±0.029 mGy/min dan 2,791±0.161 mGy/min. Perbedaan nilai laju dosis antara Film Gachromic XR-RV3 dengan TLD 100 rod berkisar antara 0,53 % sampai dengan 13,80%.

In interventional cardiology procedures patients will receive primary radiation of high intensity X-rays beam, so that dose received by the patient is relatively high. Thus, the dose distribution studies needed to see how the spread of the dose to the organs of the body, using Gachromic XR - RV3 film and TLD 100 type rod that has been placed in phantom Rando (adult women) as a replacement for a patient with parameters: average kV = 90 kV, frame rate = 15 fps, electric currents = 6.2 mA with FPD size = 15 cm x 15 cm. The distribution of the largest dose rate is at a radius of 0 cm to 5 cm from the center of the field, then dropped away at a radius of 7.5 cm and had no detectable dose rate value at radius of 10 cm. For the largest dose rate values are at the center of the field is about 6.345 ± 0.097 mGy / min. In the measurement of the dose rate in some organs at risk ( OAR ) using Gafchromic XR - RV3 film and TLD 100 rod obtained dose rate at Gachromic XR-RV3 film and TLD 100 rod with the largest value found in the central part of the heart organ ie 0.029 ± 2.742 mGy / min and 2.791 ± 0.161 mGy / min, respectively. The difference between the value of the dose rate Gachromic XR-RV3 film with TLD 100 rod ranged from 0.53% to 13.80%."
2013
S54336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986
R 378.598 Ind k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiri
"Dengan tujuan mencari jawaban atas permasalahan hipotetik : ada hubungan antara kapasitas fungsional dengan ketahanan hidup pada penderita infark miokard akut, uji latih jantung "Symptom Limited" dilakukan terhadap 100 penderita infark miokard akut yang telah mengikuti semua program mobilisasi. Uji dilaksanakan dengan menggunakan sepeda ergometer pada sa at penderita akan dipulangkan. Evaluasi ulang dengan kwesener dilakukan dalam waktu 3 tahun setelah penderita terakhir melaksanakan ULJ. Dari 100 penderita yang terlibat dalam penelitian hanya 69 orang yang dapat dievaluasi ulang, terdiri atas 67 orang lai-laki dan 2 orang perempuan. Sebagian besar dari penderita mampu bertahan hidup >36 bulan, sedangkan yang dapat bertahan antara 13-36 bulan 5 penderita (7.2%) dan yang antara 1-2 bulan sebanyak 2 penderita (2.9%).
Kedua penderita tersebut masing-masing mempunyai kapasitas 2.05 METs dan l.90 METs. Dengan analisa multivariat didapatkan hubungan yang bermakna antara kapasitas fungsional ULJ dengan ketahanan hidup penderita selama 1 tahun pasea infark (p < 0.05) sedangkall untuk tahun tahun selanjutnya tidaklah demikian (p>0.05). Dengan kata lain hipotesa penelitian masih dapat diterima. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kapasitas fungsional ULJ pada saat dipulangkan dengan ketahanan hidup pada penderita infark miokard akut.
Faktor lain yang juga mempengaruhi ketahanan hidup penderita adalah gagal jantung yang terjadi pada saat penderita dalam perawatan (p<0.05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I.G.N. Putra Gunadhi
"Untuk menilai manfaat tindakan Kontra Pulsasi Extemal Diperkuat
(KPEK - ’EECP’) pada penatalaksanaan penderita APS, telah dilakukan penelitian "pre-post uncontrolled clinical trials" terhadap 38 penderita APS (36 laki-laki, 2 wanita) berumur rata-rata 56,31±1,34 tahun dengan rentang usia 43 - 73 tahun, dilakukan di RS Jantung Harapan Kita Jakarta pada periode 1 Desember 1992 sampai dengan 31 Agustus 1993. Semua penderita menjalani tindakan KPEK 36 jam, 1 jam setiap hari yang sama) pra dan pasca tindakan KPEK serta perubahan keluhan subyektif
pasca tindakan. 35 orang diantaranya dievaluasi dengan uji latih Jantung beban dan skintigrafi talium 1 minggu pra dan pasca tindakan KPEK. Didapatkan perbaikan kelas angina sesuai kriteria CCS pada 32 (84,2%) penderita serta. Dari hasil skintigrafi talium 201, 9 penderita (23,6%) tidak
didapatkan defek iskemi lagi, pengurangan area iskemi didapatkan pada 24 penderita (63,2%) dan hanya 5 penderita (13,2%) tidak mengalami perbaikan. Sehingga total penderita yang menunjukkan perbaikan defek iskemi adalah 33 orang (86,8%). Toleransi latihan (’exercise duration’) dari ULJB juga mengalami peningkatan pada kelompok penderita yang menunjukkan bebas defek iskemi dari 5,76±2,35 menjadi 7,78±2,28 menit (P<0,02), demikian juga pada kelompok yang menunjukkan pengurangan area iskemi dari 5,61±2,19 menjadi 6,65±1,85 menit ( P < 0,05 ). Sedangkan pada kelompok yang tidak
mengalami perbaikan tidak menunjukkan peningkatan toleransi latihan. Produk ganda pada ULJB pada kelompok penderita yang mengalami bebas defek iskemi menunjukkan penurunan dari 25166,67±4609,26 menjadi 24503,33±4012,03 ( P < 0,001 ), demikian juga pada kelompok yang menunjukkan pengurangan area iskemi dari 22910,48±6193,11 menjadi 21644,29±4227,46 ( P < 0,001 ), tapi sebaliknya pada kelompok yang tidak mengalami perbaikan menunjukkan peningkatan dari 23392±4470,75 menjadi 26908±5738,59 mmHg LJ/menlt ( P < 0,001 ). Perbaikan defek reperfusi dan peningkatan toleransi latihan menggambarkan perbaikan perfusi koroner ke daerah miokard yang mengalami iskemi."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Ariyanti
"Latar Belakang : Model prediksi risiko mortalitas dan morbiditas pascapembedahan jantung digunakan untuk penjelasan kepada pasien mengenai risikoperioperasi, pemilihan tatalaksana, perbandingan hasil pascaoperasi dan alokasidana oleh penjamin kesehatan nasional. Husink dkk mengembangkan suatu sistemskor prediksi mortalitas dan morbiditas pasca pembedahan katup jantung yaitu skorHarapan Kita pada tahun 2015. Sistem skor model prediksi mortalitas memilikidaya kalibrasi dan diskriminasi yang baik sedangkan model prediksi morbiditasmemiliki daya kalibrasi baik dan daya diskriminasi sedang. Sampai saat ini belumada validasi eksternal pada sistem skor Harapan Kita tersebut, sehingga perludilakukan untuk dapat selanjutnya diimplementasikan secara klinis.
Tujuan : Memvalidasi secara eksternal sistem skor Harapan Kita sebagai prediktormortalitas dan morbiditas di rumah sakit pasien yang menjalani pembedahan katupjantung.
Metode : Penelitian merupakan studi potong lintang dengan metode validasieksternal temporal yang dilakukan di Departemen Kardiologi dan KedokteranVaskular Universitas Indonesia/Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh DarahHarapan Kita, menggunakan data sekunder Januari 2015 hingga September 2016,yang diambil secara total sampling. Analisis data ditujukan untuk mendapatkannilai kalibrasi dan diskriminasi.
Hasil : Sampel akhir berjumlah 789, kejadian mortalitas di rumah sakit 8.6 68dari 789 sampel dan prediksi mortalitas dengan skor Harapan Kita 11.9 .Kejadian morbiditas di rumah sakit 34.7 dan prediksi morbiditas dengan skorHarapan Kita 19.1 . Setelah dilakukan penghitungan skor Harapan Kita padasemua sampel studi, didapatkan nilai kalibrasi prediksi mortalitas p = 0.169 dandiskriminasi/AUC sebesar 0,761 95 IK; 0.702-0.821 sedangkan prediktormorbiditas kalibrasi p = 0.689 dan AUC 0.753 95 IK; 0.716-0.789.
Kesimpulan : Sistem skor Harapan Kita secara eksternal valid untuk memprediksimortalitas dan morbiditas pasien yang menjalani pembedahan katup jantung.

Background: Mortality and morbidity risk prediction model after cardiac surgeryis used to explain perioperative risk, choice of treatment, comparation of surgeryresults, and for financial allocation consideration by national health insurance.Harapan Kita score was developed in 2015. This scoring system had a goodcalibration and discrimination for predicting mortality also a good calibration butmoderate discrimination for predicting morbidity. However this score never beenexternally validated.
Objective: To validate externally the Harapan Kita scoring system as an inhospitalmortality and morbidity predictor in patients who is undergoing valvular heartsurgery.
Methods: This is a cross sectional study with temporal external validation methodthat performed at the Department of Cardiology and Vascular Medicine,Universitas Indonesia National Cardiovascular Center Harapan Kita, usingsecondary data from January 2015 until September 2016, which taken by totalsampling method. Data analysis is intended to develop the calibration anddiscrimination level.
Results: The final samples were 789, with 8.6 68 from 789 samples mortalityevent and a mortality predictor of Harapan Kita Score 11.9. The Odds Ratio OR of all variables were similar with the OR of Harapan Kita score previous study. Callibration value for mortality predictor were p 0.169 with a discrimination AUC 0.761 95 CI 0.702 0.821 meanwhile calibration value formorbidity predictor were p 0.689 and AUC 0.753 95 CI 0.716 0.789.
Conclusion: Harapan Kita scoring system valid externally to predict in hospitalmortality and morbidity in patients undergoing valvular heart surgery
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T55651
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>