Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151066 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Titi Afriyanti
"Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia, serta dapat meningkatkan risiko komplikasi dari penyakit pembuluh darah. Salah satu pendekatan terapi untuk mengurangi hiperglikemia postprandial pasien diabetes yaitu dengan memperlambat penyerapan glukosa melalui penghambatan enzim yang menghidrolisis karbohidrat dalam saluran pencernaan, seperti a-glukosidase dan a-amilase.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase dan enzim α-amilase dari ekstrak daun Garcinia mangostana, serta mengidentifikasi golongan senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak teraktif daun Garcinia mangostana. Pengujian dilakukan pada ekstrak metanol, etil asetat, dan n-heksana. Pada uji penghambatan aktivitas α-amilase, digunakan Spektrofotometer UV-Vis dengan λ=490 nm.
Hasil menunjukkan bahwa ekstrak metanol memiliki persen penghambatan tertinggi (93,76 %) dengan nilai IC50 sebesar 2,33 µg/mL. Sementara itu, pada penghambatan α-glukosidase digunakan Microplate Reader dengan λ=405 nm. Hasil menunjukkan ekstrak metanol juga memiliki IC50 terkecil, yaitu 48,97 µg/mL yang dibandingkan dengan nilai IC50 Akarbose sebesar 91,17 µg/mL sebagai kontrol positif. Pada penapisan senyawa kimia, ekstrak metanol daun Garcinia mangostana mengandung alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, dan tannin.

Diabetes mellitus consists of disorders altered metabolism of carbohydrates, lipids, and proteins; characterized by hyperglycemia and an increased risk of complications from vascular disease. One therapeutic approach to reduce postprandial hyperglycemia in diabetic patients is to slow the absorption of glucose by inhibiting enzymes that hydrolyze the carbohydrates in the digestive tract, such as a-glucosidase and a-amylase.
This research aims to determine the inhibitory activity of the α-glucosidase and α-amylase enzyme from leaf extracts of Garcinia mangostana, and to identify the class of chemical compounds contained in the most active extract of Garcinia mangostana. The tests carried out at methanol, ethyl acetate, and n-hexane extracts. In the test of α-amylase inhibitory activity, using UV-Vis Spectrophotometer with λ = 490 nm.
The results showed that the methanol extract had the highest inhibition percentage (93.76%) with IC50 values is 2.33 μg/mL. Meanwhile, the inhibition of α-glucosidase was tested by Microplate Reader with λ = 405 nm. The results showed methanol extract also has the smallest IC50, 48.97 μg/mL, was compared with the value of acarbose IC50 = 91.17 μg/mL as positive control. At the screening of chemical compounds, methanol extract of Garcinia mangostana leaves contain alkaloids, flavonoids, glycosides, saponins, and tannins.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S59489
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Gumilang
"Senyawa aktif yang terkandung di dalam tanaman memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai obat antidiabetes. Salah satu strategi pengobatan diabetes melitus adalah dengan cara mempertahankan kadar glukosa postprandial melalui penghambatan aktivitas enzim alfa-amilase dan alfa-glukosidase. Penelitian ini melaporkan penghambatan aktivitas alfa-amilase dan alfa glukosidase dari tiga sampel ekstrak daun Garcinia rigida Miq. yang diekstraksi dengan pelarut berbeda, yaitu n-heksan, etil asetat, dan metanol. Pengukuran penghambatan aktivitas enzim alfa-amilase dilakukan dengan mengukur serapan asam 3-dinitrosalisilat tereduksi secara spektrofotometri menggunakan kuvet pada λ = 490 nm dan penghambatan aktivitas enzim alfa-glukosidase dilakukan dengan mengukur serapan p-nitrofenol sebagai produk reaksi dari substrat PNPG menggunakan microplate reader pada λ = 405 nm. Ekstrak yang memiliki daya hambat tertinggi pada enzim alfa-glukosidase adalah ekstrak etil asetat dengan nilai IC50 = 46,331 µg/mL. Sedangkan ekstrak yang memiliki daya hambat tertinggi pada enzim alfa-amilase adalah ekstrak etil asetat dengan nilai IC50 = 33,446 µg/mL. Penapisan fitokimia pada ekstrak menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat daun tanaman Garcinia rigida Miq. mengandung flavonoid dan glikosida.
Active compounds contained in the plant have the potential to be developed as an antidiabetic drug. One of the strategies for the treatment of diabetes mellitus is to maintain the postprandial glucose levels by inhibiting the activity of alpha-amylase and alpha-glucosidase. This study reported the activity inhibition of alpha-amylase and alpha-glucosidase from three samples of leaf extract of Garcinia rigida Miq. that were extracted with different solvents, n-hexane, ethyl acetate and methanol. Measurement of the activity inhibition of alpha-amylase is carried out by measuring the absorbance of reduced 3-dinitrosalicylic by spectrophotometry using cuvette at λ = 490 nm and activity inhibition of alpha-glucosidase is carried out by measuring the absorbance of p-nitrophenol as the product of the PNPG substrate reaction using microplate reader at λ = 405 nm. Extract which has the highest enzyme inhibition of alpha-glucosidase is ethyl acetate extract with IC50 value = 46.331 mg / mL. While the extract that has the highest enzyme inhibition of alpha-amylase is ethyl acetate extract with IC50 value = 33.446 mg / mL. Phytochemical screening on extract showed that the ethyl acetate extract of Garcinia rigida Miq. leaves contains flavonoids and glycosides."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60256
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jauza Nurrianti
"Diabetes melitus merupakan gangguan kelenjar endokrin kronis yang ditandai dengan hiperglikemia yakni kadar gula darah meningkat akibat pankreas tidak dapat memproduksi insulin yang cukup atau sel-sel tubuh tidak dapat merespon insulin yang dihasilkan. Kondisi hiperglikemia juga dapat menghasilkan radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan oksidatif pada biomolekul seperti protein, lipid, dan DNA yang secara signifikan dapat menjadi penyebab penyakit diabetes maupun memperparah komplikasinya. Oleh karena itu, diperlukan senyawa obat yang dapat memberikan efek dalam menurunkan kadar glukosa darah sekaligus bermanfaat sebagai antioksidan.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara in vitro efek penghambatan α-glukosidase, yaitu enzim yang berperan dalam pencernaan karbohidrat, serta mengetahui aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH pada ekstrak n-heksana, etil asetat, dan metanol daun Garcinia fruticosa Lauterb. Kedua uji dilakukan dengan menggunakan Microplate Reader.
Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat memiliki nilai IC50 teraktif, yaitu 25,314 μg/mL untuk uji penghambatan α-glukosidase dan 12,369 μg/mL untuk uji aktivitas antioksidan. Selanjutnya, dilakukan penapisan fitokimia pada ekstrak etil asetat daun Garcinia fruticosa dan didapat kandungan beberapa golongan senyawa kimia seperti alkaloid, flavonoid, glikosida, tanin, dan saponin.

Diabetes mellitus is a chronic endocrine disorder characterized by hyperglycemia, which blood sugar levels rise due to the pancreas unable to produce enough insulin or the body's cells can?t respond to the insulin that is produced. Hyperglycemic conditions can also generate free radicals which can cause oxidative damage to biomolecules such as proteins, lipids, and DNA which can significantly cause diabetes or worsen the complications. Therefore, it is necessary to find drug compounds that can give an effect in lowering blood glucose levels while giving antioxidant benefits at the same time.
This study aims to test the in-vitro inhibitory effect of α-glucosidase, an enzyme involved in the digestion of carbohydrates, and determine the antioxidant activity using DPPH method of Garcinia fruticosa Lauterb leaves n-hexane, ethyl acetate, and methonal extract. Both tests were done by using the Microplate Reader.
The test results showed that the ethyl acetate extract had the most actuve IC50 values, ie 25.314 mg/mL of α-glucosidase inhibition test and 12.369 mg/mL on the antioxidant activity test. Furthermore, the phytochemical screening was done on the ethyl acetate extract of Garcinia fruticosa leaves and several some classes of phytochemical compounds were found, which were alkaloids, flavonoids, glycosides, tannins and saponins.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S64819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tazkia Khairina Fathin
"Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah. Salah satu terapi diabetes melitus adalah dengan menurunkan kadar glukosa post-prandial melalui penghambatan enzim yang menghidrolisis karbohidrat yaitu α-amilase dan α-glukosidase.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penghambatan aktivitas enzim pada kulit batang Garcinia hombroniana Pierre serta kandungan pada ekstrak teraktif. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi bertingkat dengan pelarut yang kepolarannya meningkat, yaitu n-heksana, etil asetat dan metanol. Uji penghambatan α-amilase dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-Vis (λ=490 nm). Sedangkan, uji penghambatan α-glukosidase dilakukan menggunakan microplate reader (λ=405 nm).
Hasil menunjukkan bahwa ekstrak metanol kulit batang Garcinia hombroniana Pierre memiliki memiliki aktivitas penghambatan α-amilase terbaik dengan nilai IC50 8,91μg/mL. Sedangkan hasil penghambatan α-glukosidase menunjukkan bahwa ekstrak metanol kulit batang Garcinia hombroniana Pierre memiliki memiliki aktivitas penghambatan terbaik dengan nilai IC50 37,18 μg/mL. IC50 dari standar akarbose adalah sebesar 91,17 μg/mL. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa pada ekstrak metanol kulit batang Garcinia hombroniana Pierre mengandung golongan senyawa flavonoid, glikosida, saponin, dan tannin.

Diabetes mellitus is a chronic metabolic disorder characterized by high blood glucose levels. One therapy for treating diabetes mellitus is to decrease postprandial glucose levels by inhibition of carbohydrates-hydrolysing enzymes, α-amylase and α-glucosidase.
The aim of this research was to determine enzyme inhibition activity of Garcinia hombroniana Pierre barks and to identify chemical constituent group in the most active extract. Extraction was done by maceration with n-hexane, ethyl acetate and metanol. α-Amylase inhibition was tested using spectrophotometer UV-Vis (λ=490 nm). Meanwhile, α-glucosidase inhibition was tested using microplate reader (λ=405 nm).
The result showed that methanol extract of Garcinia hombroniana Pierre barks had the best inhibition α-Amylase activity with IC50 of 8.91 μg/mL. Methanol extract of Garcinia hombroniana Pierre barks also had the best inhibition α-glucosidase activity with IC50 of 37.18 μg/mL. Acarbose as a standard had IC50 of 91.17 μg/mL Phytochemical screening showed metanol extract of Garcinia hombroniana Pierre barks generally contain flavonoids, glycosides, saponins, and tannins.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S61300
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Fadhilah
"Diabetes melitus merupakan kelainan metabolik kronis yang dapat ditandai dengan kondisi hiperglikemia, atau tingginya kadar gula pada darah pada pasien. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya kerusakan pada sel penghasil insulin, kurangnya sekresi insulin, atau adanya resistensi terhadap insulin. Tingginya kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus dapat diturunkan dengan beberapa cara, salah satunya dengan penghambatan enzim pengkatalis karbohidrat, seperti enzim α-amilase dan α-glukosidase.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek antidiabetes dari daun Garcinia kydia melalui penghambatan aktivitas enzim α-amilase dan α-glukosidase. Pada penghambatan α-amilase, digunakan Spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 490 nm dan pada penghambatan α-glukosidase digunakan Microplate Reader dengan panjang gelombang 405 nm. Hasil pada uji penghambatan α-amilase menunjukkan bahwa ekstrak metanol memiliki persen penghambatan tertinggi, sebesar 89,06% dengan IC50 15,67μg/mL.
Hasil pada uji penghambatan α-glukosidase menunjukkan ekstrak metanol juga memiliki IC50 terkecil, yaitu 22,89μg/mL. Pada kedua uji menunjukkan bahwa ekstrak metanol nilai IC50 terrendah, oleh karena itu dilakukan penapisan senyawa kimia pada ekstrak, hasilnya yaitu ekstrak metanol daun Garcinia kydia mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, glikosida, saponin, dan terpenoid.

Diabetes mellitus is a chronic metabolic disorder characterized by hyperglycemia condition, or an increasing of sugar blood levels in patient. This condition was caused by β-cell destruction, insufficient insulin secretion, and resistance to the action of insulin. Hyperglycemia in diabetes mellitus patients could be reduced by several ways, which one of them is by inhibition of carbohydrate hydrolyzing enzymes, such as α-amylase and α-glucosidase.
This research was aimed to identify antidiabetic effect of Garcinia kydia Roxb leaves through inhibition of α-amylase and α-glucosidase. Inhibition of α-amylase was tested by Spectrophotometer UV-Visible (λ=490 nm), meanwhile inhibition of α-glucosidase was tested by Microplate Reader (λ=405 nm).
The result showed methanol extract had the highest inhibition percentage of α-amylase, 89.06% and has IC50 15.67μg/mL, and methanol extract also had the highest IC50, for inhibiting α-glucosidase, which is 22.89μg/mL. Methanol extract of Garcinia kydia leaves showed the lowest IC50 value of both tests. Phytochemical screening showed that in methanol extract of Garcinia kydia Roxb leaves contains alkaloids, flavonoids, tannins, glycosides, saponins, and terpenoids."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60961
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nusaibah Zahratunnisa
"Penghambatan α-glukosidase dapat mengatasi kondisi hiperglikemia setelah makan yang terjadi pada penderita diabetes melitus tipe 2. Penambahan antioksidan pada terapi diabetes melitus ditujukan untuk mengurangi komplikasi yang terjadi akibat stres oksidatif. Beberapa tanaman dari marga Garcinia telah terbukti dapat menghambat α-glukosidase dan memiliki aktivitas antioksidan, namun belum ada penelitian terhadap Garcinia fruticosa Lauterb. Pada penelitian ini, kulit batang Garcinia fruticosa Lauterb. diekstraksi dengan cara maserasi bertingkat. Uji penghambatan α-glukosidase dilakukan secara in vitro terhadap ekstrak kental pada suhu 39oC dan pH 6,8. Pengukuran produk dilakukan dengan microplate reader pada panjang gelombang 400 nm.
Pengujian antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode peredaman DPPH dan diukur menggunakan microplate reader pada panjang gelombang 519 nm. Ekstrak etil asetat merupakan ekstrak teraktif pada kedua uji tersebut. Nilai IC50 yang didapatkan pada uji penghambatan α-glukosidase adalah 20,18 μg/mL. Nilai ini lebih rendah dari standar (akarbose) yang memiliki nilai IC50 141,55 μg/mL. Sementara itu, nilai IC50 yang didapat pada uji antioksidan adalah 8,93 μg/mL. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan standar (kuersetin) yang memiliki nilai IC50 2,51 μg/mL. Hasil penapisan fitokimia pada ekstrak etil asetat kulit batang Garcinia fruticosa Lauterb. menunjukkan bahwa ekstrak ini mengandung golongan senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, dan tanin.

Inhibition of α-glucosidase can ameliorate postprandial hyperglycemia condition that occurs in patients with type 2 diabetes mellitus. Adding antioxidants in the therapy of diabetes mellitus is intended to reduce complications caused by oxidative stress. Some species of genus Garcinia have been proven to inhibit α-glucosidase and have antioxidant activity, but there is no research on Garcinia fruticosa Lauterb. In this research, Garcinia fruticosa Lauterb. stem bark was extracted by multistage maceration. Inhibition of α-glucosidase test has been done in vitro on concentrated extracts at temperature of 39oC and pH 6,8. Products was measured by microplate reader at wavelength 400 nm.
Antioxidant test has been done using DPPH scavenging method and absorbance was measured by microplate reader in wavelength 519 nm. Ethyl acetate extract is the most active extract for both test. IC50 values from inhibition of α-glucosidase is 20,18 μg/mL that is lower than standard (acarbose) which has IC50 value 141,55 μg/mL. Meanwhile, IC50 value from antioxidant test is 8,93 μg/mL that is higher than standard (quercetine) which has IC50 value 2,51 μg/mL. Phytochemical screening shows that ethyl acetate extract of Garcinia fruticosa Lauterb. stem bark contains alkaloids, flavonoids, glycosides, saponins, and tannins.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S64493
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhiyasa Darojatun
"Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme berupa hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Salah satu terapi untuk menurunkan hiperglikemia postprandial adalah penghambat aktivitas α-glukosidase yang dapat menghambat pelepasan glukosa dari disakarida sehingga memperlambat penyerapan karbohidrat di saluran usus. Penelitian terdahulu telah dilaporkan bahwa ekstrak etanol 80% daun manggis hutan (Garcinia daedalanthera Pierre) memiliki aktivitas penghambatan yang kuat terhadap α-glukosidase.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh fraksi teraktif dan mengetahui golongan senyawa kimia dari fraksi tersebut. Ekstraksi dilakukan dengan metode refluks menggunakan pelarut etanol 80%. Ekstrak kemudian dipartisi menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol.
Pengujian aktivitas antidiabetes dari fraksi n-heksana, etil asetat, dan metanol daun manggis hutan menggunakan microplate reader pada panjang gelombang 405 nm. Fraksi etil asetat memiliki aktivitas penghambatan terkuat dengan nilai IC50 128,81 μg/mL dengan mekanisme penghambatan secara kompetitif terhadap α-glukosidase. Golongan senyawa kimia yang terdapat dalam fraksi etil asetat daun manggis hutan adalah senyawa flavonoid, tanin, fenol, dan gula sebagai glikon dari glikosida.

Diabetes mellitus (DM) is a hyperglycemia condition which is related to fat, carbohydrate, and protein metabolism. α-Glucosidase inhibitor is one of the diabetes mellitus therapy which delays the releasing of glucose from disaccharides, so the absorption of carbohydrate in gastrointestinal tract delayed. The previous research showed that the ethanolic extract of manggis hutan (Garcinia daedalanthera Pierre) leaves had a good inhibitory activity to α-glucosidase.
This research aims to get the most active fraction and to know what phytochemical compounds within. Reflux was used as the extraction method by using 80% ethanol as the solvent. The fluid extract of ethanol was then partitioned using the following solvents: n-hexane, ethyl acetate, and methanol.
The antidiabetic activity of each fraction of manggis hutan leaves was determined by using a microplate reader instrument at 405 nm wavelenght. The ethyl acetate fraction had the strongest inhibitory activity among others, which had the IC50 value 128,81 μg/mL as a competitive inhibitor to α-glucosidase. Phytochemical screening of ethyl acetate fraction showed that flavonoids, tannins, phenols, and sugars as a glycon subtituent were contained.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S47776
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uqie Shabrina Hasyyati
"Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit dengan prevalensi yang tinggi dan terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu pengobatan DM adalah dengan penghambatan α-glukosidase dan α-amilase. Efek samping pada saluran cerna dan biaya pengobatan yang mahal mendorong ditemukannya sumber penghambat α- glukosidase dan α-amilase lain yang lebih efektif, aman, dan terjangkau. Penelitian ini dilakukan untuk menguji adanya aktivitas penghambatan α-glukosidase dan α- amilase pada 11 ektrak etanol tanaman Indonesia secara in vitro. Uji penghambatan α-glukosidase dilakukan menggunakan p-Nitrofenil-α-D glukopiranosida sebagai substrat yang akan menghasilkan p-nitrofenol. Produk tersebut diukur serapannya menggunakan microplate reader (λ = 405 nm). Uji penghambatan α-amilase dilakukan menggunakan amilum soluble sebagai substrat yang menghasilkan maltosa yang akan mereduksi reagen warna. Produk tersebut diukur serapannya dengan Spektrofotometer UV-Vis (λ = 540 nm). Hasil uji menunjukkan ekstrak daun Syzygium polyanthum (Wight) Walp memiliki penghambatan aktivitas α-glukosidase (IC50=19,507 ppm) dan α-amilase (90,263% pada 500 ppm) terbesar. Golongan senyawa kimia yang kemungkinan berperan dalam penghambatan α-glukosidase dan α-amilase adalah tanin, flavonoid, dan senyawa polifenol.

Diabetes mellitus (DM) is a disease with high and increasing prevalence every year. Inhibition of α-glucosidase and α-amylase is one of DM treatments. Gastrointestinal side effects and high cost treatment encourage the discovery of α- glucosidase and α-amylase inhibitor from other sources that are more effective, safer, and affordable. The aim of this research was to determine in vitro inhibitory activity of α-glucosidase and α-amylase from 11 ethanolic extracts of selected Indonesian plants. α-Glucosidase inhibition test was performed using p-nitophenyl-α-Dglucopyranoside as substrate that will produce p-nitrophenol. p-Nitophenol were measured using microplate reader (λ = 405 nm). α-Amylase inhibition test was performed using soluble starch as substrate that will produce maltose. Maltose will reduce the color reagent. These products were measured using Spectrophotometer UV-Vis (λ = 540 nm). The test results showed Syzygium polyanthum (Wight) Walp has highest inhibitory activity of α-glucosidase (IC50=19,507 ppm) and α-amylase (90,263% at 500 ppm). Chemical compounds that possibly take a role in the inhibition of α-glucosidase and α-amylase are tannin, flavonoids, and polyphenols. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S54992
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyan Oktavia Rindhu Shinta Rini
"Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah. Salah satu terapi diabetes melitus adalah menjaga kadar glukosa post-prandial melalui penghambatan enzim yang menghidrolisis karbohidrat yaitu α-amilase dan α-glukosidase. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi golongan senyawa kimia dan mengetahui penghambatan aktivitas enzim pada ekstrak tanaman Garcinia hombroniana Pierre Ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi dengan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol. Pengukuran aktivitas α-amilase dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 490 nm, sedangkan untuk pengukuran aktivitas α-glukosidase dilakukan pada panjang gelombang 405 nm. Ekstrak yang memiliki penghambatan tertinggi untuk kedua enzim adalah ekstrak metanol dengan persen penghambatan sebesar 61,64% pada konsentrasi 20 μg/mL, IC50 = 23,70 μg/mL pada α-amilase, sedangkan pada α-glukosidase memberikan nilai IC50 = 34,45 μg/mL. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa pada ekstrak metanol Garcinia hombroniana Pierre yang diuji mengandung golongan senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tanin, dan antrakuinon.

Diabetes mellitus is a chronic metabolic disorder characterized by high blood glucose levels. One of strategies in treatment diabetes mellitus is to maintain postprandial glucose levels by inhibition of carbohydrates-hydrolysing enzymes, α-amylase and α-glucosidase. The aim of this research was to identify chemical constituent group and determine enzyme inhibition activity from extract of Garcinia hombroniana Pierre. Extraction was done by maceration with solvent n-hexane, ethyl acetate, and methanol. Measure activity of α-amylase was tested using spectrophotometer UV-Vis at wavelength λ=490 nm, and activity of α-glucosidase was tested at wavelenght λ=405 nm. An extract which has the highest inhibition to both enzymes was the methanol extract with the percent inhibition was 61.64% at concentration 20 μg/mL, IC50 = 23.70 μg/mL in α-amylase activity, meanwhile an α-glucosidase activity it provided IC50 = 34.45 μg/mL. Phytochemical screening showed that in methanol extracts of leaves from Garcinia hombroniana Pierre contain alkaloids, flavonoids, glycosides, saponins, tannins, and antrakuinon."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S63581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Aulia Alyani
"Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia. Salah satu pengobatan untuk diabetes adalah dengan menghambat enzim alfa-glukosidase sehingga dapat mengurangi kadar glukosa darah post prandial. Garcinia daedalanthera Pierre adalah salah satu tanaman yang berasal dari Famili Clusiaceae yang sebelumnya diketahui memiliki aktivitas penghambatan alfa glukosidase dan antioksidan pada bagian daunnya.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji penghambatan alfa-glukosidase serta uji antioksidan dengan metode DPPH pada ekstrak n-heksana, etil asetat dan metanol dari kulit batang Garcinia daedalanthera Pierre yang sebelumnya diperoleh melalui maserasi bertingkat. Sebelum dilakukan uji, terlebih dahulu dilakukan beberapa optimasi suhu untuk memperoleh kondisi optimum pengujian. Untuk uji penghambatan alfa-glukosidase digunakan λ 400 nm, pH 6,8, suhu 39ºC, substrat 5 mM dan enzim 0,045 U/mL untuk pengujian sesuai hasil optimasi. Sedangkan untuk uji antioksidan, digunakan λ 519 nm.
Hasil menunjukan bahwa ekstrak teraktif yang memiliki kemampuan untuk menghambat aktivitas enzim alfa-glukosidase adalah ekstrak etil asetat dengan nilai IC50 sebesar 21,881 μg/mL yang juga merupakan ekstrak teraktif dalam uji antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 14,486 μg/mL. Pada uji penapisan fitokimia menunjukan bahwa, ekstrak etil asetat sebagai ekstrak teraktif memiliki kandungan senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, tanin dan antrakuinon.

Diabetes mellitus is a metabolic disorder disease characterized by hyperglycemic condition. One of the medicinal treatment to cure diabetes is to inhibit the alpha-glucosidase enzyme activity, so it will reduce post-prandial blood sugars level. Garcinia daedalanthera Pierre is one of Clusiaceae Family plants which is known having an alpha-glucosidase and antioxidant activity on that leaves part.
This research was aimed to test the inhibition of alpha-glucosidase and antioxidant activity using DPPH method from n-heksan, ethyl acetate and methanol extracts of Garcinia daedalanthera Pierre stem barks which obtained from extraction with maceration before. The optimization have been done before the test to get an optimum condition for the tests. A wavelength of 400 nm, pH 6,8, temperature 39ºC, substrat concentration of 5 mM, and unit enzyme concentration of 0,025 U/mL were used for an alpha-glucosidase inhibition test. In the other hand, a wavelength of 519 nm was used for antioxidant test.
The result showed that ethyl acetate extract is both the most active extract that inhibit alpha-glucosidase activity with IC50 21,881 μg/mL and on antioxidant test with IC50 value 14,486 μg/mL. Phytochemical screening showed that ethyl acetate as the most active extract contains alkaloids, flavonoids, glycosides, tannins and anthraquinones.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S64129
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>