Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85480 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mitchell Edbert Suryanto
"ABSTRAK
Retail hadir sebagai penyedia kebutuhan barang konsumsi. Pada era ini, tingkat konsumsi manusia semakin meningkat mengakibatkan kehadiran ruang ekonomi (retail) informal. Ruang retail informal terbentuk melalui proses transformasi ruang yang disebut sebagai retailising space (mengubah ruang awal menjadi ruang retail). Keberhasilan retailising space ditentukan oleh teritori yang menghadirkan fungsi baru sebagai retail. Kemudian, wujud teritori ini dipertahankan melalui peran material dan ritme (waktu dan kegiatan). Skripsi ini membahas bagaimana proses retailising space terjadi dan bekerja pada ruang retail informal serta menunjukkan perbedaan proses antara retail formal dan retail informal. Ruang lingkup yang dibahas dalam skripsi ini adalah pedestrian precinct di Malmo, Swedia sebagai retail formal dan pasar temporer di Kukusan Teknik, Depok sebagai retail informal.

ABSTRACT
Retail is present as a provider of consumer goods needs. In this era, the increasing rate of human consumption resulted in the presence of economic space (retail) informal. Informal retail space is formed through a process known as retailising space (changing the initial space into a space of retail). Retailising space’s success is determined by territory that presents a new function as a retail. This territory form is maintained through the role of material and rhythm (time and activities). This paper discusses how the process of retailising space occurs and works in the informal retail as well as showing the difference between the retail process of formal and informal retail. The scope is discussed in this paper is the pedestrian precinct in Malmo, Sweden as formal retail and temporary market in Kukusan Teknik, Depok as an informal retail.
"
2015
S60197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Immanuel
"Dalam aktivitasnya manusia tidak terlepas dari aktivitas berjalan kaki. Berjalan kaki merupakan moda transportasi yang cukup ringan dan dapat dirasakan. Jalur pedestrian merupakan sebuah jawaban bagi manusia pengguna moda jalan kaki tersebut. Dalam kenyataannya, jalur pedestrian dapat menarik manusia untuk melakukan aktivitas disana dan tidak tertutup kemungkinan terjadi interaksi antara pejalan kaki, dan juga antara pejalan kaki dengan lingkungannya. Berkembangnya jalur pedestrian dapat menjadikan para pejalan kaki semakin banyak melalui jalur tersebut. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan aktivitas dan interaksi di sekitar lokasi jalur pedestrian tersebut. Namun, lama-kelamaan aktivitas maupun interaksi yang terjadi disana menjadi berdampak terhadap kualitas jalur pedestrian itu sendiri. Para pengguna jalur pedestrian dan aktor sekitarnya menjadi mengesampingkan tujuan utama dari jalur pedestrian tersebut dan lebih mengutamakan kepentingan individu, sehingga kualitas pedestrian menjadi kearah yang buruk.

Human activity can not be separated from the activity of walking. Walking is a simple transportation system which is commonly done by human activity. Pedestrian path is the right answer for that kind of this activity. In fact, pedestrian path can attract people to do activities, and it possibly happens to pedestrian to have interaction among them, and also between a pedestrian and their environment. The development of pedestrian paths can make pedestrian more and more through the pathways. It can be utilized to improve the activity and interaction around the pedestrian path. However, the activities and interactions will have an impact for the quality of the pedestrian itself. Pedestrian will be more individual and ignore the important thing of pedestrian path. Therefore, the quality of pedestrian goes into a bad situation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59382
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saputri Nur Barlian
"Jalur pejalan kaki atau yang biasa kita sebut sebagai ?trotoar? memiliki peranan yang sangat penting untuk membentuk satu komunitas yang berkelanjutan, efisien, dan sehat. Hal ini dikarenakan jalur trotoar merupakan salah satu elemen penting dalam sistem transportasi dan perencanaan sebuah kota atau kawasan.
Di UI sendiri, kampus UI Jakarta di Salemba telah pindah ke Depok yang mengakibatkan jumlah mahasiswa bertambah. Hal ini memberi dampak adanya kebutuhan akan perencanaan sistem transportasi yang lebih efektif dan lebih mudah dijangkau. Kita tahu di UI terdapat dua moda transportasi yang bisa diakses oleh umum baik oleh sivitas UI maupun non UI, yaitu bis kuning dan sepeda kuning. Akan tetapi, kedua moda transportasi di atas memiliki batasan yaitu pada waktu operasional, lokasi jangkauan, dan jumlahnya. Oleh karena itu, berjalan masih menjadi pilihan utama bagi sivitas UI ketika menuju ke kampus atau kembali dari kampus.
Sebagai salah satu Kampus Hijau di Indonesia, Universitas Indonesia telah memberikan perhatiannya kepada jalur pejalan kaki. Akan tetapi, sudahkah efektif jalur pejalan kaki di UI? Dalam skripsi ini, saya membuat sebuah kesimpulan dari hasil pengamatan tentang sejauh mana UI mengakomodasi kebutuhan pejalan kaki dan sejauh mana efektivitas trotoar di Kampus UI Depok serta bagaimana pandangan sivitas UI tentang jalur pejalan kaki di UI.

Sidewalks or usually we call it ?trotoar? have very important role in making efficient, healthy, and sustainable community. Sidewalks or trotoar are one of the essential elements in transportation system which is often forgotten or not even be a part in planning of a city or region.
As time passed by, Universitas Indonesia has moved their campus from Jakarta to Depok and the numbers of students also has been increasing significantly. This implies on the need of more effective and easily-accessible transportation system. As we know, Universitas Indonesia has two public transportation, those are yellow busses and yellow bikes. However, these two tranportation modes still have limited regarding their operational hours, scope, and numbers. Therefore, walking still remain as an option for students to go and back from campus.
As one of green campus in Indonesia, Universitas Indonesia has given concerns on sidewalks. But, do those sidewalks effective? This thesis has been concluded an observation on how far UI accomodates the needs of pedestrians and also what do UI students generally view about sidewalks in UI?
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61200
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Himmatul Asyrofah
"Setiap pejalan kaki memiliki right to the city untuk menggunakan trotoar, tetapi trotoar justru digunakan untuk aktivitas lain yang menyebabkan ketidakadilan bagi pejalan kaki. Oleh karena itu, skripsi ini mencoba melihat keadilan spasial bagi pejalan kaki di ruang publik. Penulis memilih studi kasus di sekitar Terminal Depok dan Bundaran Hotel Indonesia saat Car Free Day yang dianalisis dengan teori keadilan spasial (Soja), produksi ruang (Lefebvre), dan spatial practice (de Certeau). Teori keadilan spasial digunakan sebagai dasar dalam melihat dan menganalisis studi kasus. Hal ini terkait dalam melihat praktek kesetaraan pada kehidupan sehari-hari dalam mewujudkan keadilan bagi pejalan kaki dalam konteks spasial di dalam ruang tersebut. Teori produksi ruang digunakan untuk menjelaskan tentang bagaimana ruang tersebut diproduksi, dan teori spatial practice digunakan untuk melihat dan menganalis perilaku user. Dari kedua studi kasus tersebut, ditemukan bahwa keadilan spasial dipengaruhi oleh praktek meruang dari setiap user sebagai bagian dari proses produksi ruang tersebut.

Each pedestrian has the right to the city to use the sidewalk, but the sidewalk was used instead for other activities which cause injustice to the pedestrian. Therefore, this thesis tried to look spatial justice for pedestrians in public spaces. The author chose case studies around Depok Terminal and the Bundaran Hotel Indonesia at Car Free Day which analyzed with the theory of spatial justice (Soja), the production of space (Lefebvre), and spatial practices (de Certeau). The theory of spatial justice is used as a basis for seeing and analyzing case studies. It is related to look the practice of equality in everyday life to create justice for pedestrians in a spatial context in these space. The theory of production of space is used to explain how these space is produced, and the theory of spatial practice is used to look and analyze user behavior. From both the case studies, it was found that spatial justice influenced by the spatial practice of each user as part of the process of these production of space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46791
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadra Iovanny
"Pejalan kaki di kawasan ini mempunyai banyak halangan dalam berjalan yang disebabkan oleh penggunaan fasilitas penunjang (street furniture). Fasilitas-fasilitas penunjang ialah tiang listrik, boks telepon, pepohonan dan pot bunga, halte/peneduh, tempat duduk, kios atau pedagang kaki lima, papan informasi, hydrant dan lainnya. Bila penggunaan fasilitas penunjang ini tidak baik maka lebar jalur pejalan kaki yang menjadi korban karena penggunaan fasilitas dan halangan tersebut.
Studi ini menganalisa suatu kawasan pejalan kaki dilihat dari lebar efektif trotoar. Lebar efektif trotoar adalah lebar jalur yang digunakan secara penuh oleh pejalan kaki. Lokasi studi dilakukan di JI.H.O.S Cokroaminoto tepatnya di salah satu kawasan CBD Menteng.
Dalam mencapai lebar efektif digunakan data distribusi pejalan kaki, yaitu mencari lebar jalur pejalan yang sering dilewati oleh pejalan kaki sehingga bisa didapat nilai reduksi lebar efektit Dengan nilai reduksi lebar efektif trotoar mengurangi lebar trotoar pakai (disebabkan adanya pengurangan lebar trotoar sebenarnya dengan fasilitas dan/atau halangan yang ada) maka didapat lebar efektif trotoar."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 2000
S34869
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Surya Putra
"Pertumbuhan pedagang sektor informal yang tidak terdukung oleh tempat untuk menampung kegiatan berdagangnya merupakan salah satu masalah perkotaan. Hal lni menyebabkan· pengunaan ruang publik dan sarana .pedestrian sebagai tempat usaha berdagang oleh para pedagang informal. Jembatan penyeberangan sebagal salah satu sarana pedestrian, tidak terlepas dari masalah penggunaan tempat untuk berdagang, sehingga melahirkan fungsi baru bagi jembatan penyeberangan selain sebagai sarana penyeberangan pedestrian dengan aman juga digunakan sebagai tempat berdagang kaki lima. Mengapa penggunaan ruang sebagai tempat berdagang pada jembatan penyeberangan dapat terjadi? Faktor faktor apa yang mendukung terjadinya fenomena ini "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48594
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhohirul Fauzi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34900
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marbun, Saut Parasian
"Salah satu kebijakan pemerintah Jakarta untuk mengatasi kemacetan adalah dengan pembangunan bus rapid transit. Agar tercapainya tujuan pembangunan tersebut harus didukung oleh sarana maupun prasarana penunjang yang memadai. Jembatan penyeberangan merupakan sarana penunjang untuk kebutuhan para penumpang, dimana jembatan penyeberangan adalah fasilitas pejalan kaki yang mana jika tidak disediakan dengan baik, masyarakat tidak akan pernah menggunakan bus rapid transit. Jembatan penyeberangan harus mempunyai kriteria keselamatan dan kenyamanan serta keamanan para pejalan kaki. Selain itu jembatan penyeberangan ini harus mendukung kapasitas pejalan kaki, baik pejalan kaki sebagai penumpang bus rapid transit ataupun pejalan kaki biasa yang hanya melintas di jembatan penyeberangan tersebut.
Untuk itu dilakukan suatu analisa terhadap jembatan penyeberangan yang terdapat di stasiun bus rapid transit, dalam hal ini adalah Stasiun Harmoni Central Busway. Untuk menunjang kebutuhan analisa maka dibutuhkan data yang diperoleh dari hasil survei pejalan kaki. Adapun data yang diperlukan merupakan karakteristik pejalan kaki yaitu jumlah pejalan kaki dan kecepatan pejalan kaki. Dari data tersebut diolah dan menghasilkan tingkat pelayanan pejalan kaki di jembatan penyeberangan.
Hasil analisa menunjukkan bahwa tingkat pelayanan di jembatan penyeberangan adalah C berdasarkan Highway Capacity Manual, yang berarti bahwa jalur jembatan penyeberangan masih menyediakan ruang yang cukup bagi pejalan kaki untuk memilih kecepatan berjalan normal dan mendahului pejalan kaki lain terutama yang bergerak searah, dan konflik antar pejalan kaki relatif minim. Perolehan tingkat pelayanan C ini disebabkan berkurangnya lebar total jalur pejalan kaki akibat adanya halangan di sepanjang jalur pejalan kaki. Untuk mendapatkan tingkat pelayanan yang lebih baik, maka perlu adanya peningkatan lebar efektif jalur pejalan kaki hingga mencapai lebar totalnya. Untuk lebar efektif sesuai dengan tingkat pelayanannya terangkum dalam tabel.

One of the policies of Jakarta's government decrease traffic jam is to develop bus rapid transit. To reach of the development target have to be supported by adequate supporter or facilities. Overpass is a facilities support for passenger's requirement, where if pedestrian facility like overpass not provided better, society never use bus rapid transit. Overpass must have pedestrian safety, trip patterns, and convenience. And it has to support pedestrian capacities, even pedestrian as passenger of bus rapid transit or pedestrian which only passing by in overpass.
So, it have to analysis the overpass in bus rapid transit station, in this case is Harmony Central Busway Station. It required obtained data of survey pedestrian to support the analysis. The data are pedestrian characteristics, such as pedestrian volume and pedestrian walking speed. Data will process to evaluated level of service in overpass.
Analysis result indicate that the level of service in overpass is C which depends on Highway Capacity Manual, it means the sufficient area in overpass is available to select normal walking speeds, and to bypass other pedestrians in primarily unidirectional streams, where reverse direction or crossing movements exist, minor conflicts will occur, and speeds and volume will be somewhat lower. Acquirement level of service C caused by decreasing of total walk away width effect of existence of barrier alongside pedestrian path. To get better level of service, it needs to increase the effective walk away width till reach total walk away width. Effective walk away width according to the level of service presents in tables.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35729
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Budi Santoso
"Pejalan kaki merupakan salah satu cara berlalu lintas dalam sistem transportasi, dan sangat dominan di daerah perkotaan atau lokasi yang memiliki permintaan tinggi dengan periode pendek. Karakteristik Pejalan Kaki adalah salah satu factor utama dalam perancangan, perencanaan maupun pengoperasian dari fasilitasfasilitas transportasi. pola perjalanan dan tingkat pelayanan fasilitas pejalan kaki dijadikan pertimbangan penting dalam lalu lintas multimoda dan dalam penelitianpenelitian transportasi. Kecerobohan yang dilakukan tanpa mempertimbangkan aspek-aspek/kaidah-kaidah keilmuan dibidangnya akan berdampak ke ekonomi biaya tinggi dan menjadi mubazir.
Penelitian ini menggunakan analisis mikroskopik dalam mengkaji kinerja arus dan pola pergerakan pejalan kaki yang terjadi berdasarkan karakteristik pejalan kaki akibat konflik antar pejalan kaki di simpang tiga kaki pada jembatan penyeberangan Harmoni Central Busway, baik pejalan kaki sebagai penumpang Trans Jakarta ataupun pejalan kaki yang hanya melintas pada jembatan tersebut. Peninjauan secara mikroskopik ini diambil dikarenakan ingin melihat perilaku perjalanan yang terjadi pada setiap individu.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan terjadinya konflik antar pejalan kaki, dan Peluang akan terjadinya konflik tersebut ketika kepadatan pejalan kaki cukup tinggi, oleh karena itu dalam perhitungan kecepatan dan kinerja arus akibat konflik dilakukan pada saat peak. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan terjadi perubahan kecepatan dan kinerja arus yang terjadi akibat konflik antar pejalan kaki, akibat perubahan itu menimbulkan tundaan dan ketidaknyamanan pejalan kaki yang melintas pada jembatan penyeberangan Harmoni Central Busway.

Pedestrian represent one of the way transportation mode, and very dominant in urban area or location with high demand with short period. Characteristics of Pedestrian are one of the primary factor in scheme, operation and also planning from transportation facility, journey pattern and pedestrian facility service level made by important consideration in multimoda traffic and in research of transportation.
This research applies microscopic analysis in studying current performance and movement pattern of pedestrians based on pedestrian conflicts at Busway Central Harmony junction, both Trans Jakarta passengers and passing pedestrian over the bridge. Microscopic analisys is utilized in this study to obtainindividual behaviours of pedestrians with in conflicts.
The study is carried out based on the prevailing conflicts between pedestrians and also the probality of conflict occurrence when the density is high. Therefore survey was carred out during peak haurs. Analisys shows that changes in speed and flow cause dellay and incconveniences of pedestrians crossing on the Harmoni Cental Busway.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35749
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Nur Abdul Gafur
"Jalan dan Sistem transportasi merupakan bagian penting dari satu komunitas, Hal ini adalah sesuatu yang dapaf dilihat dengan jelas di perkotaan, karena kebutuhan akan status sosial dan tempat tinggal tidak terlepas dari aspek transportasi terulama jaIan. Baik menggunakan kendaraan ataupun berjalan kaki. setiap individu memerlukan pergerakan ini untuk beraktivitas sebagai sebuah pemenuhan kebutuhan aspek kehidupan dalam bentuk arus manusia ataupun barang. Oleh karena ilu pertambahan penduduk dan jumlah kendaraan yang tidak di imbangi dengan pembangunan / pengembangan kawasan yang memadai akan menciptakan banyak masalah.
Jalan (dalam pengertian ini termasuk pedestrian) adalah suatu bagian utama dari keberadaan sebuah kota. Dilihat dari segi elemen pembentuk kota mereka menyediakan struktur yang menjadi wadah untuk interaksi yang kompleks secara arsitektur dan kelompdk manusia. Jalan juga secara sosial menciptakan apa yang disebut dengan kualitas vitalitas dari sebuah kota. Street life, secara tidak Iangsung dapat meningkatkan faktor land-value dari sebuah tempat. Tidak sama dengan bangunan bahkan sebuah public art, jalan merupakan elemen yang dapat berubah dengan sendirinya dan tunduk kepada perubahan yang dilakukan oleh lingkungan alaupun sebaIiknya.
Jalan juga sebagai sebuah elemen tumbuhnya sebuah kota merupakan bukti yang baik mengenai hubungan antara jalan dan lingkungan, tanpa lerlepas dari faktor manusia yang mengangkat aspek street Iife dari jalan tersebut. Kalau dilihat dari ramainya pergerakan pedestrian di suatu jalan, tersirat kebutuhan yang beragam akan hadirnya mereka. Lalu apakah kebutuhan yang beragam ini menjadi faktor penting dalam pedestrian dan apakah masing-masing kebutuhan menimbulkan efek tertentu lerhadap street life?"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48583
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>