Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163148 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Ardila Mutiara Sari
"ABSTRAK
Obesitas sentral berhubungan dengan penyakit kardiovaskular (CVD) dan infark mikardium. Keduanya berhubungan erat dengan kematian. Prevalensi obesitas sentral terus meningkat tidak hanya di perkotaan tetapi juga di pedesaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi obesitas sentral dan beberapa faktor yang terkait di kelompok perempuan dewasa Desa Ketug, Kecamatan Butuh, Jawa Tengah tahun 2015.
Penelitian ini melibatkan 120 perempuan dewasa berusia 20-59 tahun sebagai sampel penelitian. Data sosiodemografi dikumpulkan menggunakan kuesioner dan lingkar pinggang diukur langsung oleh peneliti menggunakan pita ukur.
Berdasarkan cut off ≥80cm, prevalensi obesitas sentral di kelompok perempuan dewasa Desa Ketug sebesar 47.5%. Berdasarkan analisis bivariat, secara signifikan obesitas sentral berhubungan dengan beberapa faktor berikut: umur asupan energi, asupan lemak, asupan karbohidrat, riwayat obesitas sentral orangtua dan jumlah anak yang dilahirkan. Berdasarkan analisis multivariat, asupan lemak merupakan faktor dominan (OR:9.492) terhadap kejadian obesitas sentral di Desa Ketug.
Prevalensi obesitas sentral di Desa Ketug cukup tinggi. Untuk itu, perilaku gizi seimbang harus ditingkatkan karena secara signifikan kelebihan zat gizi makro berhubungan dengan kejadian obesitas sentral. Selain itu, masyarakat harus mendukung program KB (Keluarga Berencana) untuk mengontrol jumlah kelahiran, karena jumlah anak yang dilahirkan berhubungan dengan peningkatan risiko obesitas sentral sentral di kelompok perempuan Desa Ketug.

ABSTRACT
Central obesity is associated with cardiovascular disease (CVD) and myocardial infark. There are strong indications both CVD and myocardial infark associated with increased mortality. This study set out to evaluate the prevalence of central obesity and some related factors among adult women in Ketug Village, Purworejo, Central Java in 2015.
The sample included 120 adult women, aged 20-59 years, residing the rural area of Ketug Villlage. Simple random sampling was performed to size the sample. Sociodemographic data were collected using the multidimensional questionnaire and waist circumference (WC) was measured by the researcher.
According to WC criteria (≥80cm), the prevalence of central obesity was 47.5%. Bivariate analysis revealed that central obesity was significantly associated with these factors: age, energy intake, fat intake, cabohydrate intake, central obesity history, and parity. Based on logistic regresion analysis, the factor that was most closely associated with central obesity was fat intake (OR:9.492).
This study found that prevalence of central obesity in Ketug Village was still high. These findings suggest that contraception and balance nutrition may have important role against the higher odds of central obesity associated with over macronutrients and higher parity in rural society. Further studies are necessary to reveal the mechanisms behind this association
"
2015
S59704
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farisa Lukman Gismar
"Obesitas sentral merupakan kondisi penumpukan lemak berlebih pada bagian abdomen (perut) dan terkait dengan peningkatan risiko penyakit kardiometabolik yang ditandai oleh indikator lingkar perut >80 cm untuk perempuan dan >90 cm untuk laki-laki. Prevalensi obesitas sentral di DKI Jakarta, yang merupakan ibukota negara, menempati peringkat tertinggi kedua di Indonesia, yakni 41,9% dengan prevalensi obesitas sentral pada perempuan mencapai 55,2%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral pada perempuan usia produktif (15-59 tahun) di DKI Jakarta. Desain penelitian ini adalah cross-sectional menggunakan data Riskesdas 2018. Analisis data yang dilakukan meliputi analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi, analisis bivariat menggunakan uji chi-square, dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 4307 perempuan, sebanyak 61,8% mengalami obesitas sentral. Faktor dominan obesitas sentral pada perempuan usia produktif (15-59 tahun) di DKI Jakarta adalah status pernikahan (AOR = 2,933)

Central obesity is a condition of excess fat accumulation in the abdomen (visceral fat) and is associated with an increased risk of cardiometabolic disease characterized by an abdominal circumference >80 cm for women and >90 cm for men. The prevalence of central obesity in DKI Jakarta, the nation's capital, is the second highest in Indonesia at 41.9% with the prevalence of central obesity in women reaching 55.2%. This study aims to determine the dominant factors and factors associated with central obesity in women of productive age (15-59 years) in DKI Jakarta. This research design is cross-sectional using Riskesdas 2018 data. Data analysis included univariate analysis using frequency distribution, bivariate analysis using chi-square test, and multivariate analysis using multiple logistic regression. The results showed that out of 4307 women, 61.8% had central obesity. The dominant factor of central obesity in women of productive age (15-59 years) in DKI Jakarta is marital status (AOR = 2.933)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benedicta Natalia Latif
"ABSTRAK
Prevalensi obesitas sentral global meningkat pesat beberapa dekade belakangan. Obesitas sentral, yang diukur melalui lingkar pinggang, merupakan tipe obesitas paling berbahaya karena berhubungan erat dengan penyakit kronis, komplikasi metabolik, dan tingginya tingkat infeksi COVID-19. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian obesitas sentral pada populasi dewasa. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari studi potong lintang tahun 2017 di Puskesmas Bojong Gede, Kabupaten Bogor. 85 orang pria dan wanita berusia 25-64 tahun yang dipilih secara purposif diikutsertakan sebagai sampel. Asosiasi antara faktor risiko dan obesitas sentral diukur dengan analisis bivariat chi square dan multivariat regresi logistik ganda pada aplikasi IBM SPSS versi 22. Sebanyak 70,6% responden mengalami obesitas sentral. Variabel jenis kelamin (perempuan), kadar kolesterol darah (hiperkolesterolemia), asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat (>110% kebutuhan gizi personal) berhubungan signifikan dengan obesitas sentral (p value <0,05). Hiperkolesterolemia merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan obesitas sentral (p-value= 0,032; OR=.4,21; 95% CI= 1,131-15,667) setelah dilakukan kontrol terhadap variabel perancu.

ABSTRACT
The prevalence of central obesity has been increasing rapidly since the last few decades. Central obesity, measured by waist circumference, is the most dangerous type of obesity since it closely related to chronic diseases, metabolic complications, and high COVID-19 infection rates. The objective of this study was to identify the dominant factor of central obesity among the adult population. The study used secondary data from a 2017 cross-sectional study conducted at Bojong Gede Public Health Center, Bogor District. A total of 85 men and women aged 25-64 years old were selected by purposive sampling and included in the analysis. The association between risk factors and central obesity were measured using chi-square bivariate analysis and multiple logistic regression multivariate analysis in IBM SPSS application version 22. The prevalence of central obesity was 70,6%. The result showed that sex (women), total blood cholesterol level (hypercholesterolemia), energy, protein, fat, and carbohydrate intake (>110% personal nutritional needs) were significantly associated with central obesity (p-value <0,05). Hypercholesterolemia was the most dominant risk factor for central obesity (p value= 0,032; OR=.4,21; 95% CI= 1,131-15,667) adjusted for confounders."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Divisi Kesehatan Reproduksi. Departemen Obstetri dan Ginekologi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Publikasi  Universitas Indonesia Library
cover
Wardah Hanifah
"Wanita memiliki risiko lebih tinggi mengalami obesitas sentral dibandingkan pria. Prevalensi obesitas sentral terus meningkat khususnya pada kelompok usia dewasa dan tinggal di perkotaan. Obesitas sentral dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah aktivitas fisik yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Namun, wanita cenderung kurang aktivitas fisik sehingga risiko mengalami obesitas sentral semakin besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas sentral pada wanita usia dewasa (≥ 18 tahun) di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini berdesain studi cross sectional menggunakan data Riskesdas 2018. Sebanyak 2.922 subjek memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil analisis dengan regresi cox menunjukkan perbedaan dari penelitian terdahulu yaitu tidak terdapat hubungan secara statistik antara aktivitas fisik sedang (APR=1,04 ; 95%=0,81-1,34) dan aktivitas fisik ringan (APR=0,99 ; 95% CI=0,76-1,29) dengan obesitas sentral pada wanita usia dewasa di Provinsi DKI Jakarta setelah dikontrol oleh variabel usia, pendidikan, pekerjaan, serta konsumsi buah dan sayur. Meskipun begitu, aktivitas fisik tetap memberi manfaat untuk kesehatan. Memperkuat intensitas aktivitas fisik, skrining kesehatan secara rutin khususnya pengukuran lingkar perut, serta membiasakan aktivitas fisik cukup sejak dini untuk meningkatkan aktivitas fisik dan mencegah obesitas sentral pada kelompok wanita usia dewasa. 

Women has a higher risk of developing central obesity than men. The prevalence of central obesity continues to increase, especially in the adult age group and those living in urban areas. Central obesity is influenced by many factors, one of which is physical activity which has many health benefits. However, women tend to lack physical activity and the risk of women developing central obesity is greater. This study aims to determine the relationship between physical activity and central obesity in the adult women (≥ 18 years) in DKI Jakarta Province. This research has a cross-sectional study design using Riskesdas data on 2018. A total of 2,922 subjects met the inclusion and exclusion criteria. The results of the analysis using cox regression show a difference from previous research that there is no statistical relationship between moderate physical activity (APR = 1.04 ;  95% CI =0.81-1,34) and low physical activity (APR = 0.99 ; 95% CI = 0.76-1.29) with central obesity in the adult women population in DKI Jakarta Province after controlled by the age, education, occupation, consumption of fruit and vegetables variables. Even so, physical activity still provides health benefits. Strengthening the intensity of physical activity, regular health screening especially waist circumference, and  getting used to sufficient physical activity from an early age to increase physical activity and prevent central obesity in adult women."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Amelia
"Obesitas sentral merupakan masalah pandemik yang terjadi di berbagai negara dan faktor risiko dari berbagai penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor dominan obesitas sentral pada pegawai negeri sipil Organisasi Perangkat Daerah di gedung Dibaleka II kota Depok. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan sampel sebanyak 117 responden dan dilakukan pada bulan April-Mei 2015. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran lingkar pinggang, pengisian kuesioner mandiri, dan 2x24 hours food recall. Prevalensi obesitas sentral sebesar 53%.
Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan antara kebiasaan mengemil dan durasi tidur dengan kejadian obesitas sentral dan kebiasaan mengemil merupakan faktor dominan obesitas sentral. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar pegawai mengurangi kebiasaan mengemil gorengan serta tidur malam dengan durasi yang cukup.

Central obesity is a pandemic problem in many countries and a risk factor for degenerative diseases. This study aimed to find the dominant factor of central obesity among civil servants at regional organizations in Dibaleka II building Depok City. This study used cross-sectional method involving 117 respondents and was held in April-May 2015. Data were collected with measuring waist circumference, self-administered questionnaire, and 2x24-hours food recall. The prevalence of central obesity was fifty three percent.
The result of analyses showed that there?s a significant relationship between snacking habit and sleep duration with central obesity and snacking habit is the dominant factor of central obesity. The results suggests that civil servants reduce consumption of fried foods as snacks and get the adequate amount of sleep at night.
"
Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58822
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurjihan Fakhriah
"Obesitas sentral merupakan kondisi dimana terjadi penumpukkan lemak di bagian perut. Obesitas sentral berhubungan dengan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes melitus tipe II, hipertensi, dislipidemia, sindrom metabolik, dan kanker. Prevalensi obesitas sentral diketahui meningkat baik di negara maju dan negara berkembang. Sebanyak 40,2% individu di dunia diperkirakan mengalami obesitas sentral. Indonesia termasuk negara berkembang dengan peningkatan prevalensi obesitas sentral dengan peningkatan dari tahun 2007, 2013, dan 2018 menurut data Riskesdas berturut- turut sebesar 18%, 26% , dan 31%. Peningkatan obesitas sentral dikaitkan dengan perkembangan ekonomi dan urbanisasi yang menyebabkan perubahan tidak menguntungkan dalam kebiasaan konsumsi makanan berkalori tinggi dan minuman manis, aktivitas fisik, perilaku sedentari, dan stres. Data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi obesitas sentral di daerah perkotaan lebih tinggi dari prevalensi nasional, yaitu sebesar 35%.
Penelitian bertujuan untuk menganalisis lebih lanjut mengenai faktor dominan kejadian obesitas sentral pada penduduk usia 25-64 tahun di wilayah perkotaan Indonesia. Terdapat sebanyak 194.049 responden Riskesdas 2018 yang dilibatkan dalam chi-square dan uji multivariat regresi logistik ganda pada perangkat pengolah data.
Hasil penelitian menujukkan bahwa terdapat 15 variabel yang berhubungan signifikan dengan kejadian obesitas sentral, diantaranya: usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan, status pernikahan, gangguan mental emosional, konsumsi makanna manis, konsumsi minuman manis, konsumsi makanan berlemak/gorengan, konsumsi softdrink, konsumsi alkohol, aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok (p-value <0,05). Jenis kelamin perempuan diketahui sebagai faktor dominan kejadian obesitas sentral pada penduduk usia 25-64 tahun di wilayah perkotaa Indonesia (p-value 0,0005).
OR dari kejadian obesitas sentral lebih tinggi 4,060 (95%CI: 3,947-4,175) kali pada kelompok responden berjenis kelamin perempuan, setelah dikontrol oleh variabel lainnya. Dengan demikian, masyarakat di wilayah perkotan, khususnya perempuan, dihimbau untuk lebih meningkatkan kesadaran terkait obesitas sentral . Masyarakat dihimbau untuk dapat mengurangi konsumsi makanan berisiko, melakukan olahraga secara teratur, menghindari stres, dan menghindari perilaku merokok dan konsumsi alkohol. Instansi kesehatan diharapkan dapat membantu masyarakat dengan memberikan edukasi gizi dan promosi keseatan terkait obesitas sentral.

Central obesity is a condition where there is an accumulation of fat in the abdomen. Central obesity is associated with the risk of non-communicable diseases such as type II diabetes mellitus, hypertension, dyslipidemia, metabolic syndrome, and cancer. The prevalence of central obesity is known to increase in both developed and developing countries. As many as 40.2% of individuals in the world are estimated to have central obesity. Indonesia is a developing country with an increasing prevalence of central obesity with an increase from 2007, 2013, and 2018 according to riskesdas data, respectively, by 18%, 26%, and 31%. The increase in central obesity is associated with economic development and urbanization leading to unfavorable changes in consumption habits of high-calorie foods and sugary drinks, physical activity, sedentary behavior, and stress. Riskesdas 2018 data states that the prevalence of central obesity in urban areas is higher than the national prevalence, which is 35%.
This study aims to further analyze the dominant factors in the incidence of central obesity in the population aged 25-64 years in urban areas of Indonesia. There were 194,049 riskesdas 2018 respondents who were involved in this study. Data analysis used chi-square bivariate test and multiple logistic regression multivariate test on the application.
The results showed that there were 15 variables that were significantly associated with the incidence of central obesity, including: age, gender, education level, employment status, emotional mental health, consumption of sweet foods, sugary drinks, fatty foods, soft drinks, fruit and vegetable consumption, alcohol consumption, physical activity, and smoking habits (p-value <0,05). Female gender is known as the dominant factor in the incidence of central obesity in the population aged 25-64 years in urban areas of Indonesia (p-value 0,0005).
The OR of the incidence of central obesity was 4.06 (95%CI: 3,947-4,175) higher in the female respondent group, after being controlled by other variables. Thus, people in urban areas, especially women, are urged to increase awareness regarding central obesity. The public is encouraged to reduce the consumption of risky foods, do exercise regularly, avoid stress, and avoid smoking and alcohol consumption. Health agencies are expected to help the community by providing nutrition education and promotion of health related to central obesity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uray Naviandi
"Obesitas telah ditetapkan sebagai epidemi global dengan berbagai dampak bagi kehidupan sosial, ekonomi, psikologi, serta kesehatan tidak hanya pada individu namun juga keluarga. Bahkan pada wanita, obesitas mempengaruhi siklus hidup (life cycle). Prevalensi overweight dan obesitas dewasa di Indonesia terus meningkat terutama pada wanita (32,9 persen) pada tahun 2013. Ini menjadi tantangan dalam menghadapi bonus demografi mengingat jumlah populasi wanita akan meningkat menjadi 152,6 juta pada tahun 2035 dengan populasi wanita usia produktif (15-54 tahun) diperkirakan mencapai 85,86 juta (56,2 persen dari total populasi perempuan). Tingginya obesitas wanita usia produktif mengindikasikan terdapat faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi peningkatan obesitas.
Tujuan utama dari studi ini adalah untuk menganalisis faktor sosio-demografi yang mempengaruhi terjadinya obesitas pada wanita usia produktif dengan menggunakan analisis deskriptif dan regresi logistik multinomial. Secara khusus, penelitian ini mempelajari pengaruh living arrangement dan status kawin (sebagai variabel utama) terhadap obesitas wanita dengan menggunakan data 301.119 wanita usia 15-54 tahun yang tercakup dalan Riskesdas 2013.
Adapun model regresi dikontrol oleh karakteristik sosio-ekonomi dan demografi seperti umur, tempat tinggal, pendidikan, status kerja, status ekonomi, kesehatan mental; dan gaya hidup wanita seperti merokok, konsumsi beresiko dan aktifitas fisik. Wanita yang tinggal bersama pasangan ditambah anggota rumahtangga lainnya adalah lebih berpeluang untuk obesitas dibandingkan wanita yang tinggal sendiri atau kategori living arrangement lainnya. Selain itu, status perkawinan juga berpengaruh signifikan terhadap obesitas. Wanita kawin lebih cenderung untuk obesitas dibandingkan yang cerai maupun belum kawin.

Obesity has been defined as a global epidemic with various impacts on social, economic, psychological, and health not only on individuals but also on families. It affects life cycle. The prevalence of overweight and obese adults in Indonesia was quite high, especially among women (32,9 percent) in 2013. It was a challenge for the demographic dividend considering the number of female population will reach 152,6 million in 2035 with the productive female population (age 15-54) is expected to be 85,86 millions (56,2 percent of total female population). This indicates that there are certain factors that affect the increase of obesity in women of productive age.
The primary objective of this study is to analyze the socio-demographic of obesity in women of productive age. It uses descriptive analysis and multinomial logistic regression. Specifically, the paper examined the effects of living arrangement and marital status (as the main independent wariables) on women obesity status by analysing the data of 301.119 women aged 15-54 included in Indonesia Basic Health Research 2013.
The regression is controlled for socio-economy and demography characteristics such as age, living area, education, working status, economic status, mental health; and women life style such as smoking, consumption risk, and physical activity. The preliminary results suggest that women living with a spouse plus others are more likely to be obese than women living alone or in other living arrangement. In addition, "marital status" is a significant predictor of obesity. Married woman are more likely to be obese than divorced nor single woman.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T45857
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Hardianti Arafah
"Prevalensi kanker payudara di Indonesia tahun 2013 sebesar 0,05 dan merupakanprevalensi penyakit kanker tertinggi kedua setelah kanker serviks. Salah satu faktor risikokanker payudara adalah obesitas. Prevalensi obesitas pada perempuan berdasarkanRiskesdas 2007-2013 secara signifikan mengalami peningkatan 13,9 , 15,5 , dan32,9. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan obesitas dengan kejadiankanker payudara pada wanita di Indonesia.
Berdasarkan analisis IFLS Indonesian Family Life Survey 5 yang dilakukan pada Tahun 2014 diperoleh data tentang kanker payudara,obesitas dan faktor lainnya di 13 Provinsi. Desain studi yaitu cross sectional danmenggunakan analisis data Regresi Logistik.
Hasil analisis menunjukkan bahwa proporsiwanita obesitas yang menderita kanker payudara di 13 Provinsi di Indonesia sebesar0,3. Analisis Regresi Logistik menunjukkan bahwa Wanita obesitas memiliki efekprotektif sebesar 0,5 kali terhadap penyakit kanker payudara setelah dikontrol olehvariabel usia POR= 0,4999; 95 CI 0,275-0,906.
Kesimpulan penelitian ini adalahobesitas berhubungan secara statistik merupakan efek proteksi terhadap kanker payudarapada wanita di 13 Provinsi di Indonesia Tahun 2014 setelah dikontrol oleh variabel usia.Meskipun demikian, proporsi obesitas dan kanker payudara di Indonesia cenderungmeningkat, oleh sebab itu diperlukan pengawasan yang ketat terhadap programpencegahan penyakit tidak menular di Indonesia.

The prevalence of breast cancer in Indonesia in 2013 amounted to 0.05 and is the second highest prevalence of cancer after cervical cancer. One of the risk factors forbreast cancer is obesity. The prevalence of obesity in women based on Riskesdas 2007 2013 significantly increased 13.9 , 15.5 , and 32.9. The purpose of this study is toknow the relationship of obesity with incidence of breast cancer in women in Indonesia.
Based on analysis of IFLS Indonesian Family Life Survey 5 conducted in the Year 2014 obtained data about breast cancer, obesity and other factors in 13 Provinces. The study design is cross sectional and using Logistic Regression data analysis.
The results showed that the proportion of obese women with breast cancer in 13 provinces in Indonesia was0.3. Logistic Regression Analysis showed that obese women had a protective effect of0.5 times against breast cancer after being controlled by age variables POR 0.4999 95 CI 0.275 0.906.
The conclusions of this study were obesity statistically related to the protective effect on breast cancer in women in 13 provinces in Indonesia 2014 after being controlled by age. Nevertheless, the proportion of obesity and breast cancer in Indonesia tends to increase, therefore we need to control of non communicable diseaseprevention program in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51392
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rheta Veda Nugraha
"Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor dominan terhadap kejadian obesitas balita usia 25-59 bulan di Kelurahan Kukusan Kecamatan Beji Kota Depok. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional.Uji statistik menggunakan ujichi-square untuk analisis bivariat dan uji regresi logistik ganda untuk analisis multivariat.Besar sampel yang diteliti sejumlah 96 balita.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 10,4% balita usia 25-59 bulan mengalami obesitas. Variabel yang memiliki hubungan bermakna yaitu ASI eksklusif, waktu pemberian MPASI pertama, durasi pemberian ASI, asupan energi, dan obesitas orangtua. Variabel yang menjadi faktor dominan pada kejadian obesitas balita usia 25-59 bulan di Kelurahan Kukusan adalah obesitas orangtua.

The aim was to determine the most dominant factor on the incidence of childhood obesity aged 25-59 months in Kukusan, Beji,Depok. Cross-sectional design was used in this study. The statistical test used is chi-square for bivariate analysis and multiple logistic regressions for multivariate analysis. Total samples were 96 children.
Results showed that 10,4% children aged 25-59 months are obese. Variables that significantly related were exclusive breastfeeding, timing of the first complementary foods, breastfeeding duration, energy intake, and parental obesity. Variable which became the dominant factor in childhood obesity incidence aged 25-59 months in Kukusan was parental obesity.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S60967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>