Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171807 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Doria Putri Anny
"ABSTRAK
Masalah efek paparan formalin terhadap kesehatan manusia masih belum mendapat perhatian khusus di Indonesia terutama terhadap para individu yang terpapar formalin akibat kerja seperti mahasiswa kedokteran yang terpapar formalin dari kadaver praktikum. Hal ini terlihat dari kurangnya penelitian mengenai keluhan subjektif yang timbul akibat penggunaan formalin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan timbulnya keluhan subjektif menggunakan preparat kering (tanpa formalin) dan preparat basah (berformalin). Metode penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan subjek penelitian yaitu semua mahasiswa (total sampling; n=154). Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan keluhan subjektif mahasiswa secara bermakna ( Marginal Homogenity test; p<0,05) antara penggunaan preparat kering (82/154 atau 53,2%) dan penggunaan preparat basah (130/154 atau 84,4%). Keluhan subjektif terbanyak (81,2%) terjadi selama praktikum dengan preparat basah. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan proporsi mahasiswa yang mengeluhkan adanya keluhan subjektif pada penggunaan preparat basah.

ABSTRACT
Until now, the effects of formaldehyde exposure on human still become coexistence occupational health problem in Indonesia, especially for medical student who frequently exposed to formaldehyde used in anatomy laboratory for cadaver embalming. Lack of research on subjective complaints arising from the use of formaldehyde shown that special attention has not given on this problem. The aim of this research was to know the different effects of wet (with formaldehyde) and dry (without formaldehyde) preparations to student’s subjective complaints during work in anatomy laboratory. The method was cross-sectional study included all medical students (total sampling; n=154) who were working in anatomy laboratory during musculosceletal module in 2012. The result of this study showed that there was significance difference (Marginal homogenity test; p<0,05) of subjective complaining between using wet (130/154 or 84,4%) and dry (82/154 or 53,2%) preparations. Furthermore, it showed that most of subjective complaint of wet preparation is in a mild degree 81,2%. From this study, it concluded that there was an increase proportion of students who have subjective complaint from using wet preparation."
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Agung Asari
"ABSTRAK
Formalin merupakan larutan fiksasi utama cadaver untuk praktikum anatomi. Karena mudah menguap, formalin dapat menimbulkan beberapa keluhan subjektif seperti iritasi mata, bau yang menyengat, hidung berair, dan keluhan di tenggorokan. Amonium karbonat, zat tidak berwarna yang beraroma amoniak, diketahui dapat menetralisir formalin dan mengurangi keluhan-keluhan subjektif mahasiswa selama mengikuti praktikum anatomi. Namun, dalam aplikasinya dengan cara menyemprotkan pada sediaan anatomi berformalin belum diketahui berapa kadar yang tepat. Penelitian ini merupakan studi quasi-eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pada jumlah mahasiswa yang mempunyai keluhan subjektif dan tingkatan keluhannya selama mengikuti praktikum anatomi dengan menggunakan sediaan anatomi (cadaver) berformalin yang telah disemprot dengan amonium karbonat kadar 10% dan 20%. Keluhan subjektif didata dengan kuisioner, dikumpulkan dan diolah dengan SPSS versi 20. Dari 147 responden, 95(64,6%) adalah perempuan dan 52(35,4%) adalah laki-laki; 111(75,5%) berasal dari kelas reguler dan 36(24,5%) dari kelas khusus internasional, yang berusia 16-20 tahun. Terdapat penurunan keluhan subjektif total (jumlah subyek dan derajat keluhannya) responden secara bermakna (p=0,013; McNemar) pada penggunaan ammonium karbonat kadar 20% dibandingkan kadar 10%. Disimpulkan bahwa 20% amonium karbonat dapat menurunkan keluhan subjektif mahasiwa lebih signifikan dibandingkan 10% amonium karbonat.

ABSTRACT
Formaldehyde is the main preservative solution for cadaver used in practical anatomy. Due to rapid evaporation, formaldehyde may cause several subjective complains, such as eye irritation, stingy odor, runny nose, and throat discomfort. Ammonium carbonate ((NH4) 2CO3,) a colorless substance with ammoniac odor, is known to neutralize the formaldehyde gas and subsequently students subjective complaints during practical anatomy. On the other hand, the concentration needed to neutralize the effect of formaldehyde is still unknown. This quasi-experimental study aimed to know the difference of medical students’ subjective complains during practical anatomy with 10% and 20% ammonium carbonate sprayed on the anatomy preparations. The subjective complains were assessed through questionnaire and processedwith SPSS ver 20. Among 95 female respondents (64,6%) and 52 male respondents (35,4%), 111 followed the regular class (75,5%), and aged 16-20 years. There was a significant decrease in students’ total subjective complaints, both event and degree of complain (p=0,013; McNemar). Thus, it is concluded that the use of 20% ammonium carbonate can lower the subjective complaints of students during practical anatomy greater than 10% ammonium carbonate."
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Charity Monica
"ABSTRAK
Formaldehid yang terkandung di dalam formalin telah diketahui dapat berefek negatif baik pada kondisi fisik maupun psikologis. Pada neuropsikologis seseorang, formaldehid dapat menyebabkan penurunan kemampuan kognitif (kosakata dan kemampuan berpikir abstrak). Walaupun demikian, kedudukannya sebagai pengawet utama kadaver yang merupakan salah satu sediaan utama pembelajaran anatomi tubuh manusia dalam praktikum anatomi belum dapat tergantikan. Oleh karena itu, untuk pemantauan pelaksanaan praktikum anatomi di Laboratorium Anatomi FKUI, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui efek formalin pada kondisi psikis mahasiswa FKUI selama mengikuti praktikum anatomi. Penelitian ini merupakan studi cross-sectional pada seluruh mahasiswa FKUI (total sampling) yang mengikuti praktikum anatomi di Modul Muskuloskeletal tahun akademik 2012-2013. Pengambilan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada 231 mahasiswa. Berdasarkan data sebaran jumlah mahasiswa pada tiap poin kondisi psikis, ditemukan perbedaan jumlah yang cukup besar antara mahasiswa yang merasakan keluhan dengan yang tidak merasakan keluhan, yakni pada poin sedih, tidak nyaman, dan gelisah. Setelah diuji lebih lanjut dengan uji McNemar, didapatkan bahwa perbedaan ini bermakna secara statistik (p= <0,05). Sehingga, dapat disimpulkan bahwa paparan formalin memang dapat berpengaruh pada kondisi psikis mahasiswa selama mengikuti praktikum anatomi, yakni pada kondisi psikis sedih, tidak nyaman, dan gelisah.

ABSTRACT
Formaldehyde has been known for its effects to the human’s health, not only physical but also psychological effects. In human neuropsychological condition, this substance could decrease someone’s cognitive ability, including vocabularies and abstract thinking. However, this chemical substance cannot be substituted with another substance because it has been used for years as a good embalming fluid for cadavers. Thus, in order to maintain a good anatomy practice for all students, this research is conducted, to know the effects of formalin to psychological conditions of FMUI (Faculty of Medicine, University of Indonesia) students while attending anatomy practice. This research is a cross sectional study and the data needed are obtained from all students (total sampling). These students are FMUI students who were attending anatomy practice in musculoskeletal module for academic year 2012-2013. The method for obtaining data is by giving questionnaires to 231 students. Using McNemar test, just three of all psychological conditions are significantly different (p= <0,05) between anatomy practice using dry and wet preparation. These are sad, uncomfortable, and anxious. Thus, it can be concluded that formaldehyde has some effects to psychological conditions of FMUI students while attending anatomy practice, but only for “sad”, “uncomfortable”, and “anxious” conditions."
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Ramadhani
"ABSTRACT
Formalin merupakan larutan yang mengandung 37-50% formaldehid yang digunakan dalam pembalseman kadaver.1,2 Mahasiswa kedokteran secara rutin mengikuti praktikum anatomi dan akan terpapar oleh formaldehid yang memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang yang berbahaya bagi kesehatan.3-6 Paparan terus menerus dapat membuat tubuh beradaptasi sehingga jika terjadi paparan formalin yang berlebihan bisa terabaikan.7,8 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya keluhan pada mahasiswa akibat paparan formalin selama mengikuti praktikum anatomi dan ada tidaknya perbedaan keluhan fisik secara subjektif antara mahasiswa yang baru pertama kali dan mahasiswa lama yang sudah berulang kali terpapar formaldehid selama mengikuti praktikum anatomi. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional. Data diambil di Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada bulan Mei-Juni 2012 dengan membagikan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai keluhan subjektif yang dirasakan responden selama mengikuti praktikum anatomi. Kuesioner dibagikan kepada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkatan 2010 yang sedang mengikuti praktikum anatomi Modul Kardiovaskular dan angkatan 2011 yang sedang mengikuti praktikum anatomi Modul Neurosains. Hasilnya menunjukkan 96.3% mahasiswa mengeluhkan keluhan mata, 86.5% mengeluhkan keluhan hidung, 67.3% mengeluhkan keluhan tenggorokan dan 98% mengeluhkan keluhan lainnya.Hasil uji analisis dengan chi square keluhan subjektif antara mahasiswa lama dan baru yang muncul akibat paparan formalin selama mengikuti praktikum anatomi menunjukkan nilai p>0.05 pada keluhan subjektif mata, hidung, tenggorokan dan keluhan lainnya. Disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna keluhan subjektif yang muncul akibat paparan formalin selama mengikuti praktikum anatomi antara mahasiswa lama dan baru.

ABSTRACT
Formalin is a solution containing 37-50% of formaldehyde used in embalming cadavers.1,2 Medical students routinely follows the anatomy lab and will be exposed to formaldehyde in cadavers. Exposure to formaldehyde has the effect of short-term and long-term subjective complaints which hazardous for one's health3-6. Continuous exposure can make the body adapt so that the body will neglect and no longer able to responds to excessive exposure to formalin.7,8 The purpose of this study was to determine whether there is a complaint from the students as a result of exposure to formaldehyde during the anatomy lab session. This study also monitored the presence or absence of differences in subjective physical complaints between first-time students, who had never been exposed to formaldehyde before, and senior students, who have been repeatedly exposed to formaldehyde during the anatomy lab session. This study used a cross-sectional study design. Data was taken at the Department of Anatomy, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia(FMUI) in May-June 2012 with distributing a questionnaire containing questions about subjective complaints that respondents felt during the anatomy lab session. Questionnaires were distributed to FMUI’s students 2010 who were following the Cardiovascular anatomy lab module and class of 2011 who were following the Neuroscience anatomy lab module. The results showed 96.3% of the students complained of eye complaints, 86.5% complained of nasal complaints, 67.3% complained of throat complaints and 98% complained of other types of complaints. The chi square test analysis with subjective complaints between senior and new students arising from exposure to formaldehyde during the anatomy showed p > 0.05 on the subjective complaints of the eyes, nose, throat and other complaints. It was concluded that there was no significant differences in subjective complaints arising from exposure to formaldehyde between the senior and new students during the anatomy lab session"
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Nurlaila Shoffa
"ABSTRACT
Kondisi psikis mahasiswa selama mengikuti praktikum anatomi dapat mempengaruhi hasil pembelajaran. Kondisi psikis dapat dipengaruhi oleh efek formalin yang digunakan sebagai pengawet kadaver, pengalaman dengan kadaver, suasana laboratorium, serta faktor lain. Sebuah studi cross-sectional dilakukan untuk mengetahui perbedaan kondisi psikis antara mahasiswa lama dengan mahasiswa baru. Kondisi psikis positif dan negatif dinilai menggunakan kuesioner Positive and Negative Affect Schedule (PANAS) yang telah dimodifikasi. Data mahasiswa baru diambil pada sesi praktikum anatomi pertama, sedangkan data mahasiswa lama diambil pada sesi praktikum ketujuh. Sebanyak 151 mahasiswa laki-laki dan 222 mahasiswa perempuan berpartisipasi dalam penelitian, terdiri dari 206 mahasiswa baru dan 167 mahasiswa lama. Psikis positif terbanyak pada mahasiswa lama adalah tertarik, sedangkan pada mahasiswa baru adalah fokus. Psikis negatif terbanyak pada kedua kelompok adalah rasa tidak nyaman. Dengan uji chi square didapatkan hubungan yang bermakna antara rasa bangga dengan status mahasiswa (p=0,002), sementara psikis negatif dan psikis positif lainnya tidak menunjukkan hubungan yang bermakna (p>0,05).

ABSTRACT
Students’ psychical condition during anatomy laboratory session could affect learning process. These psychical conditions are influenced by effects of formaldehyde used on cadaver, the experience of seeing cadaver, laboratory condition, and other factors. A cross-sectional study was done to seek the differences of psychical conditions between old and new students during anatomy laboratory session. Students’ positive and negative psychical conditions were examined by using modified Positive and Negative Affect Schedule (PANAS) questionnaire. The data of new students were obtained on the first anatomy laboratory session, while those of old students on the seventh session. A total of 151 male and 222 female students participated in this study, which consisted of 206 new students and 167 old students. The most common positive psychical condition found in old students was interested, while in new students was focus. On the other hand, the most common negative psyhical condition in both old and new students were uncomfortable. The chi square test showed that there was a relationship between proud feeling with students’ status (p=0.002). On the contrary, no relationship was found between negative psychical and other positive psychical conditions with students’ status (p>0.05)."
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Muliawati Putri
"ABSTRAK
Mahasiswa kedokteran sering terpapar formalin akibat penggunaannya sebagai bahan pengawet utama sediaan praktikum anatomi. Kegiatan pembelajaran di laboratorium anatomi juga diketahui mempengaruhi kondisi psikologis mahasiswa, seperti menimbulkan rasa takut, ansietas, tidak tega, dan stress/tertekan. Penelitian Kawamata dan Kodera (2004) menunjukkan bahwa kadar formalin di udara dan pada kadaver dapat dikurangi dengan menggunakan amonium karbonat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kondisi psikologis mahasiswa selama mengikuti praktikum anatomi dengan menggunakan ammonium karbonat 10% dan 20%. Segera setelah perlakuan kondisi psikologis positif dan negatif mahasiswa dinilai melalui modifikasi kuesioner Positive and Negative Affect Schedule (PANAS), dengan hasil output berupa perhitungan skor. Pada perlakuan pertama, sediaan praktikum anatomi disemprot dengan ammonium karbonat 10%, sedangkan pada perlakuan kedua sediaan praktikum anatomi disemprot dengan ammonium karbonat 20%. Sebanyak 62 mahasiswa laki-laki dan 119 mahasiswa perempuan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dilibatkan dalam studi kuasi eksperimental ini. Responden rata-rata berusia 18,6±0,7 tahun. Berdasarkan uji Wilcoxon tidak ditemukan perbedaan rerata bermakna antara skor kondisi psikologis positif mahasiswa selama mengikuti praktikum anatomi dengan menggunakan ammonium karbonat 10% maupun 20% (p>0,05). Sementara skor kondisi psikologis negatif mahasiswa menunjukkan perbedaan rerata yang bermakna (p=0,003). Skor kondisi psikologis mahasiswa ini tidak berhubungan dengan jenis kelamin dan usia (p>0,005).

ABSTRACT
Medical students are often exposed to formaldehyde due to its use as the primary preservative solution for anatomy preparation. Learning activities in the anatomy lab is also known to affect the psychological
condition of students, such as fear, anxiety, guilty, and stress. A study by Kawamata and Kodera (2004) showed that the level of formaldehyde in the air and on cadavers can be reduced by using ammonium carbonate. This study aimed to determine the differences in the psychological condition of the students during practical anatomy using 10% and 20% ammonium carbonate. Immediately after intervention, students positive and negative psychological condition were assessed with a modified Positive and Negative Affect Schedule (PANAS) questionnaire, with total score as the output. In the first intervention, anatomy preparations were sprayed with 10% ammonium carbonate, while in the second intervention the anatomy preparations were sprayed with 20% ammonium carbonate. A total of 62 male students and 119 female students of the Faculty of Medicine Universitas Indonesia (FMUI) were involved in this quasi-experimental study. Respondents had age average of 18.6 ± 0.7 years. Based on the Wilcoxon test, there was no significant mean difference between the scores of students’ positive psychological condition during the practical anatomy using 10% and 20% ammonium carbonate (p> 0.05). While the negative psychological condition score of students showed a significant mean difference (p = 0.003). This scores is not related to gender and age (p> 0.005)."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laode Rudita
"Maraknya penyalahgunaan bahan kimia formalin sebagai pengawet makanan dewasa ini bukanlah merupakan hal yang baru lagi. Penggunaan formalin (dalam bahasa kimianya disebut juga formaldehide) tersebut terbukti berdampak buruk bagi kesehatan konsumen, mulai dari iritasi ringan sampai dengan gangguan kesehatan yang mengakibatkan kematian. Tentunya hal ini tidak boleh dibiarkan terus berlanjut, melihat telah menyebar dan maraknya penyalahgunaan bahan kimia tersebut ditanah air. Untuk itu penulis mencoba melakukan penelitian dalam hal ini.
Penulisan ini dibuat dengan menggunakan metode penelitian hukum yuridis normatif, yaitu suatu penelitian terhadap norma atau hukum, antara lain peraturan perundang-undang yang terkait maupun putusan-putusan pengadilan. Data yang diperlukan dalam penelitian ini mencakup; Peraturan perundangundangan terkait, Putusan-putusan pengadilan, serta pendapat para ahli hukum.
Cara pengumpulan data yaitu-dengan menggunakan metode studi pustaka, dan menggunakan metode analisis data secara Kualitatif Larangan terhadap penggunaan formalin sebagai pengawet makanan sebenarnya sudah lama diterapkan, yaitu dalam Permenkes No. 722 1 MENKES 1 PER I IX l 1988 tentang Bahan Tambahan Makanan sebagaimana telah diubah dengan Permenkes No. 1168 / MENKES 1 PER 1 X I 1999, namun penyalahgunaan bahan kimia tersebut dewasa ini masih banyak ditemukan.
Hal ini membuktikan bahwa tidak efektifnya peraturan perundang-undangan tersebut, dan penegakan hukumnya pun masih dipertanyakan. Pelaku usaha yang memasarkan makanan dengan menggunakan formalin sebagai bahan pengawet makanannya tentunya melanggar ketentuan UUPK, UU Pangan, dan UU Kesehatan, untuk itu kepada pelaku usaha dapat dikenakan sanksi yang seberat-beratnya.
Selain mengeluarkan regulasi baru dan mengenakan sanksi yang berat kepada pelaku usaha yang rela meracuni konsumen untuk memperoleh keuntungan semata, kondisi ini tentunya harus juga diantisipasi dengan pembinaan dan pengawasan yang ketat, serta memberikan alternatif lain pengganti formalin yang lebih baik bagi pelaku usaha dalam mengawetkan makanannya."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
T16600
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kentari Septiasih
"Formaldehyde adalah zat kimia yang berbentuk gas atau cair. Di dalam perdagangan berbentuk larutan dikenal dengan nama Formalin yang bersifat sangat volatile. Disamping itu Formaldehyde sangat iritatif dan dikategorikan sebagai bahan kimia kategori A2 ( carcinogen) yaitu tergolong bahan yang dapat menyebabkan kanker Sehingga dengan demikian akan merugikan para pekerja dan dapat menyebabkan timbulnya masalah ketenaga kerjaan. Untuk itu kandungan Formaldehyde di udara lingkungan kerja diatur sesuai dengan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Transkop No.SE. 02 / MEN / 1978, bahwa Nilai Ambang Batas (NAB) untuk Formaldehyde adalah tidak boleh melampaui 2 ppm.
Disain penelitian yang digunakan bersifat deskriptif yang menggambarkan konsentrasi Formaldehyde pada industri sweater yang memakai bahan baku benang cotton 100% dan pada industri sweater yang memakai bahan baku benang bukan cotton ( acrylic 100% ).
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan konsentrasi Formaldehyde pada dua industri sweater yang memakai benang cotton dengan industri sweater yang memakai benang bukan cotton . Sistem ventilasi pada industri tersebut adalah sistem natural ventilation dan tidak menggunakan exhaust fan . Sehingga konsentrasi rata-ratanya meskipun masih dibawah NAB akan tetapi konsentrasi tersebut telah melebihi baik TLV untuk TWA maupun Ceiling. Dengan didukung oleh hasil penelitian yang telah dilakukan baik diluar maupun dari dalam negeri, bahwa pada konsentrasi dibawah NAB telah dapat menyebabkan gangguan terhadap kesehatan, maka disarankan untuk meninjau kembali NAB yang telah ditetapkan.

The Formaldehyde is a chemicals which has the form of gas or liquid . It is certificate available in commercial in the form of a solution known as Formalin which is very volatile. Besides , the Formaldehyde is very irritative and categorized as A2 chemicals ( carcinogen ) that is classified as material which may cause cancer. Thus, it will be harmfull for workers and may cause labor problems. Therefore , the Formaldehyde content in the environment of the work are should be regulated with the Circular Letter of the Minister of Labor and Cooperatives No. SE.02/MEN/1978 , that the Threshold Value ( NAB) of the Formaldehyde may not exceeds 2 ppm.
The research design is a descriptive one which describe the Formaldehyde concentration in the sweater industry which uses the raw material of 100 % cotton thread and in the sweater industry which uses the ram material of non cotton ( 100% acrylic ).
The results of the research indicates the difference of Formaldehyde concentration on both industries which used the cotton thread and the sweater industry which use the non cotton thread. The ventilation system in the industry is a natural ventilation and exhaust fan is not used. As a results, the average concentration, however, it is still below the Threshold Value ( NAB), however, the concentration have exceeded the TLV for TWA and Ceiling. I suggest to review again the fixed NAB, with the support of the research results which have been done domestically and abroad, that at the concentration is below the NAB has already cause a health disturbance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T7266
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Kunti Surya Andari
"Penyetelan ulang pengendali proporsional-integral dilakukan pada proses produksi formaldehida di PT X. Penyetelan ulang dilakukan untuk meningkatkan kinerja controller, karena penyetelan pengendali PI pada pabrik seringkali masih menggunakan metode ziegler-nichols close-loop yang kurang optimal. Model proses akan diestimasi dengan first order plus dead time model (FOPDT), dan kemudian parameter pengendali disetel ulang menggunakan Ziegler-Nichols (PRC), Wahid-Rudi-Victor (WRV), Cohen-Coon, autotuning, dan fine tuning. Kinerja pengendali diuji menggunakan set point (SP) tracking dan disturbance rejection. Integral of square error (ISE) akan digunakan sebagai indikator kinerja. Ada tiga pengendali yang diuji, yaitu, pengendali laju alir steam (FIC-102), pengendali temperatur udara (TIC-101), dan pengendali level tangki (LIC-102). Metode fine tuning memberikan kinerja pengendali yang paling baik untuk FIC-102 dan TIC-101, sedangkan metode autotuning memberikan kinerja pengendali yang lebih baik untuk LIC-102 dibandingkan dengan setelan di lapangan. Peningkatan kinerja untuk set point (SP) tracking adalah 81,59% (FIC-102), 94,11% (TIC-101), dan 85,61% (LIC-102). Sedangkan peningkatan kinerja untuk disturbance rejection adalah 95,5% (FIC-102), 94,53% (TIC-101), dan 93,16% (LIC-102). Pengujian penurunan kapasitas produksi sebesar 12,5% juga dilakukan, dan didapatkan bahwa controller masih mampu mencapai SP. Dengan demikian, penyetelan ulang pengendali PI berfungsi dengan baik.

A proportional-integral controller retuning is performed on formaldehyde production process at PT X. Retuning is carried out to improve the control performance, because PI controller in the factory often still uses ziegler-nichols close-loop tuning method which is not optimal. The process model is estimated by a first order plus dead time model (FOPDT), and then the controller parameters is tuned using the Ziegler-Nichols (PRC), Wahid-Rudi-Victor (WRV), Cohen-Coon, autotuning, and fine tuning. The control performance is tested using set point (SP) tracking and disturbance rejection with integral of square error (ISE) as performance indicator. There are three controllers that are tested, i.e., the steam flow controller (FIC-102), air temperature controller (TIC-101), and tank level controller (LIC-102). Fine tuning method give the better control performance for FIC - 102 and TIC-101, while autotuning method gives the better control performance for LIC-102 compared to the previous settings in the field. Performance improvement for set point (SP) tracking are 81.59% (FIC-102), 94.11% (TIC-101), and 85.61% ( LIC-102). While performance improvement for the disturbance rejection are 95.5% (FIC-102), 94.53% (TIC-101), 93.16% ( LIC-102). A test using reduction in production capacity of 12.5% was also carried out, and it was found that the controller was still able to reach SP. Thus, retuning PI controllers work well.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Permata Sari
"Pencemaran makanan oleh zat aditif seperti formalin dan melamin merupakan hal yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pengembangan metode yang mudah, cepat, dan sensitif untuk mendeteksi formalin dan melamin sangat penting, salah satunya dengan nanopartikel Au (AuNP). Dalam sintesis AuNP seringkali digunakan bahan yang mencemari lingkungan. Pada penelitian ini berhasil dikembangkan green synthesis AuNP dengan ekstrak kulit manggis (EKM) (Garcinia Mangostana L.) yang berpotensi sebagai pendeteksi formalin dan melamin.
Hasil partisi, kromatografi kolom, KLT, dan karakterisasi dengan spektrofotometer FTIR dan LC-MS menunjukkan bahwa senyawa aktif yang terkandung dalam EKM yang diusulkan adalah senyawa aktif turunan flavonoid. Pada kondisi optimum sintesis AuNP@EKM diperoleh λmaks 531 nm (22 nm). AuNP@EKM stabil selama 17 hari dengan λmaks 530-532 nm. Hasil karakterisasi spektrofotometer UV-Vis dan PSA menunjukkan AuNP@EKM berpotensi mendeteksi formalin dan melamin ditandai dengan pergeseran λmaks dan perubahan warna koloid AuNP@EKM akibat adanya interaksi hidrogen.

Contamination of food additives such as formaldehyde and melamine is familiar in this recent cases. Developments of easy, rapid, and sensitive methode to detect formaldehyde and melamine are precisely very important and one of the methodes is detection with gold nanoparticles (AuNP). In synthesis of AuNP, often used materials that pollute the environment. This research has successfully developed green synthesis AuNP with mangosteen peel extract (MPE) (Garcinia Mangostana Contamination of food additives such as formaldehyde and melamine is familiar in this recent cases. Developments of easy, rapid, and sensitive methode to detect formaldehyde and melamine are precisely very important and one of the methodes is detection with gold nanoparticles (AuNP). In synthesis of AuNP, often used materials that pollute the environment. This research has successfully developed green synthesis AuNP with mangosteen peel extract (MPE) (Garcinia Mangostana L.) that had potentiality as detector for formaldehyde and melamine.
The results of the partition, column chromatography, TLC, and characterization by FTIR spectrophotometer and LC-MS showed that the active compound contained in MPE is flavonoid derivative active compound. The optimum condition of AuNP@MPE synthesis was obtained at λmaks 531 nm (22 nm). AuNP@MPE stable for 17 days with λmaks 530-532 nm. The results of characterization of UV-Vis spectrophotometer and PSA showed that AuNP@MPE has potentiality to detect formaldehyde and melamine. It characterized by shifting of λmaks and discoloration of the colloidal AuNP@MPE due to the interaction of hydrogen.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>