Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 223734 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maringga, Fredy Rodeardo
"Latar Belakang: Di Indonesia, angka prevalensi infeksi Soil-transmitted helminths masih cukup tinggi, terutama di populasi siswa sekolah dasar dan yang menjadi faktor risiko utama terjadinya infeksi adalah faktor sosioekonomi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pekerjaan dan tingkat pendidikan orangtua terhadap infeksi STH di keluarga siswa Sekolah Dasar.
Metode: Penelitian ini dilakukan menggunakan desain potong-lintang (cross-sectional). Data pekerjaan dan pendidikan orangtua diperoleh melalui kuesioner. Status infeksi tinja diperoleh melalui pemeriksaan sampel tinja yang dikumpulkan oleh siswa SD Kalibaru (Jakarta Utara) dan MI Al Amin Batuampar (Jakarta Timur), serta keluarganya. Pemeriksaan sampel tinja menggunakan metode Kato-katz.
Hasil: Dari 207 keluarga yang memenuhi kriteria inklusi, didapatkan prevalensi STH pada keluarga siswa sekolah dasar di Kalibaru adalah sebesar 64,8% dan pada siwa sekolah dasar di Batuampar adalah sebesar 10,4%. Tidak didapatkan hubungan antara pekerjaan bapak dengan infeksi STH di keluarga (p=0,052; p>0,05) dengan OR=2,46, 95% CI = 0,97-6,20. Tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu dengan infeksi STH di keluarga (p=0,512; p>0,05) dengan OR=1,041, 95% CI = 0,511-2,12. Tingkat pendidikan bapak yang rendah menjadi faktor risiko infeksi STH di keluarga (p=0,001; p<0,05) dengan OR=2,52, 95% CI = 1,42-4,44. Demikian juga dengan tingkat pendidikan ibu yang rendah juga menjadi faktor risiko infeksi STH di keluarga (p=0,008; p<0,05) dengan OR=2,25, 95% CI = 1,234-4,105.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan bapak dan ibu dengan infeksi STH di keluarga. Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan bapak dan ibu dengan infeksi STH di keluarga.

Background: High prevalence of soil-transmitted helminthes in Indonesia, especially in elementary school students is mainly affected by the socioeconomic factors. This research was aimed to find out the relationship between parental occupation and education level towards the prevalence of STH in elementary school student?s families.
Method: This research was conducted using cross-sectional design. Parental occupation and education level was obtained from the questionnaire. The STH infection status was obtained from the examination of fecal sample collected by the students of Kalibaru Primary School and Madrasah Ibtidaiyah Al Amin Batuampar and their families. The fecal sample examination was conducted using Kato-katz method.
Result: From 207 families which fulfilled the inclusion criterias, the prevalence of STH is 64.8% in Kalibaru Primary School and 10.4% in Madrasah Ibtidaiyah Al Amin. There was no direct effect from father?s occupation toward the prevalence of STH among families (p=0.052; p>0.05) with OR=2.46, 95% CI = 0.97-6.20. There was no significant relation between the mother?s occupation and the prevalence of STH among families (p=0.008; p<0.05) with OR=2.25, 95% CI=1.234-4.105. Low father?s educational level is risk factor for STH infection in families (p=0.001; p<0,05) with OR=2.52, 95% CI = 1.42-4.44. Low mother?s educational level is also a risk factor for STH infection in families (p=0.008; p<0.05) with OR=2.25, 95% CI = 1.234-4.105.
Conclusion: There is no relationship between parental occupation and prevalence of STH among families. There is significant relationship between both of mother's and father's level of education with prevalence of STH among families.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Irma Malyana Artha
"Salah satu anggota keluarga terinfeksi soil-transmitted helminthes (STH) merupakan faktor risiko infeksi STH terutama di daerah endemis. Penelitian pola infeksi STH pada keluarga belum banyak diteliti. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola infeksi STH pada keluarga di Kalibaru, Jakarta Utara dan Batu Ampar, Jakarta Timur. Penelitian ini berdesain cross-sectional yang dilakukan di SD 07 Pagi Kalibaru dan SDI Al-Amin Batu Ampar pada Juni 2012- September 2014. Sampel penelitian sebanyak 118 keluarga (84 keluarga di Kalibaru dan 34 keluarga di Batu Ampar). Diagnosis STH dengan metode Kato-Katz. Data sosio-ekonomi keluarga diperoleh dengan kuesioner. Prevalensi A. lumbricoides pada siswa SD, ayah, dan ibu di Kalibaru berturut-turut 34,8%, 25,8%, dan 28,4%. Prevalensi T. trichiura berturut-turut 47%, 12,1%, dan 10,2%. Berbeda dengan di Batu Ampar, prevalensi A. lumbricoides berturut-turut 6,8%, 0%, dan 5,7%. Tidak ada infeksi T. trichiura di Batu Ampar. Intensitas infeksi A. lumbricoides dan T. trichiura di Kalibaru tergolong ringan dan sedang. Intensitas infeksi A. lumbricoides di Batu Ampar tergolong ringan. Pola infeksi STH pada keluarga di Kalibaru lebih bervariasi dibandingkan di Batu Ampar. Secara statistik, terdapat perbedaan bermakna pola infeksi A. lumbricoides di Kalibaru dan Batu Ampar (p<0,05) dengan nilai OR 4,62 (95% CI 1,192-17,878). Lokasi penelitian merupakan faktor proteksi infeksi STH (OR = 0,75; 95% CI 0,582-0,966). Penelitian ini menunjukkan bahwa salah satu anggota keluarga terinfeksi A. lumbricoides merupakan faktor risiko penularan A. lumbricoides di daerah endemis (Kalibaru).

An infected household is risk factor in STH infection, especially in endemic area. The research of STH infection in household has not been studied. The aim of research was to know STH infection pattern of household in Kalibaru, Jakarta Utara and Batu Ampar, Jakarta Timur. This cross-sectional study held in SD 07 Pagi Kalibaru and SDI Al-Amin Batu Ampar on Juny 2012- September 2014. This research includes 118 families (84 families from Kalibaru and 34 families from Batu Ampar). STH infection was diagnosed through Kato Katz method. Socio-economic data of family was collected through questionnaire. In Kalibaru, the prevalence of A.lumbricoides in students, father, and mother in order are 34.8%, 25.8%, 28.4%. The prevalence of T.trichiura in order are 47%, 12.1%, and 10.2%. In Batu Ampar, the prevalence of A.lumbricoides in order are 6.8%, 0%, and 5.7%. There is no T.trichiura infection in Batu Ampar. Intensity of infection of A.lumbricoides and T.trichiura in Kalibaru is mild and moderate. Intensity of infection of A.lumbricoides in Batu Ampar is mild. STH infection pattern in Kalibaru is more varies than in Batu Ampar. Statistically, there is significance result of STH infection pattern in Kalibaru and Batu Ampar (p<0.05) with OR=4.62 (95% CI 1.192-17.878). The location of this research is a protection factor of STH infection (OR=0.75; 95% CI 0.582-0.966). This research supports that A.lumbricoides infection in one of household member become risk factor of A.lumbricoides transmission in endemic area (Kalibaru)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Irvin Rembrant Holleritz
"Latar Belakang: Infeksi Soil-transmitted helminths merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Faktor risiko infeksi STH adalah jumlah anggota keluarga dan kepadatan keluarga di daerah endemis STH. Penelitian ini diadakan untuk mengetahui hubungan jumlah anggota keluarga, luas rumah, dan kepadatan keluarga terhadap prevalensi STH pada keluarga anak Sekolah Dasar.
Metode: Penelitian menggunakan desain potong-lintang dengan kuesioner untuk memperoleh data demografi, dan pemeriksaan tinja untuk menilai infeksi STH di Kalibaru dan Batu Ampar pada tahun 2012 hingga 2014.
Hasil: Prevalensi STH keluarga di Kalibaru dan Batu Ampar secara berurutan sebesar 64,8% dan 10,4%. Tidak didapatkan hubungan bermakna antara jumlah anggota keluarga dalam satu rumah dengan infeksi STH pada keluarga (p = 0,767), namun di Kalibaru, jumlah anggota keluarga sedikit merupakan faktor proteksi terhadap infeksi STH di keluarga (OR = 0,899, 95% CI = 0,445-1,817). Uji statistik menunjukkan hubungan bermakna antara luas rumah dengan infeksi STH pada keluarga (p = 0,038). Selain itu, kepadatan keluarga memiliki hubungan bermakna dengan infeksi STH pada keluarga (p = 0,003). Keluarga yang padat meningkatkan risiko terjadinya infeksi STH dalam keluarga (OR = 2,326, 95% CI = 1,332-4,062).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara jumlah anggota keluarga dengan infeksi STH di keluarga. Terdapat hubungan antara luas rumah dan kepadatan keluarga dengan infeksi STH di keluarga.

Background: Soil-transmitted helminths (STH) infection is a national health problem. The risk factors are number of family members and family density in endemic areas. This research was conducted to find the association between number of family members, house's area, and family density towards STH prevalence in school-age children?s families.
Methods: Cross-sectional method was used, with questionnaire to collect demographic data and fecal examination to gain STH infection status in Kalibaru and Batu Ampar from 2012 to 2014.
Results: Family?s STH prevalence in Kalibaru and Batu Ampar were 64.8% and 10.4%, respectively. There was no significant relation between the number of family members and STH infection in family (p = 0.767). However, in Kalibaru, lesser family member was protective against STH infection (OR = 0.899, 95% CI = 0.445-1.817). Statistics showed significant relationship between house?s area and STH infection in family (p = 0.038). There was significant relationship between family density and STH infection in family (p = 0.003). Dense family increases family?s STH infection risk (OR = 2.326, 95% CI = 1.332-4.062).
Conclussion: It is concluded that there is no relationship between the number of family members and STH infection within family. House's area and family density is associated with STH infection in family.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Istri Intan Yuniari
"Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) masih tinggi pada anak sekolah dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko yang penting untuk penularan STH dan hubungan perilaku kesehatan dengan STH. Penelitian ini dilakukan di SDN 07 Kalibaru (Jakarta Utara) sebagai daerah kumuh dan MI Al-amin Batu Ampar (Jakarta Timur) sebagai daerah tak kumuh pada Juni hingga September 2012 dengan desain cross-sectional. Data demografi responden diperoleh dengan kuesioner. Infeksi STH dideteksi dengan teknik Kato-Kaz. Sebanyak 182 responden (Daerah kumuh=138 sampel dan Daerah tidak kumuh=44) didapatkan prevalensi STH di daerah kumuh sebesar 59,4% dan di daerah tidak kumuh sebesar 4,5%. Ketersediaan toilet di daerah kumuh memperoleh nilai OR = 0,80 (95% CI 0,31-2,10). Ketersediaan sumber air minum yang berasal bukan dari sumur di daerah kumuh kemungkinan sebesar 2,08 kali (95% CI 0,21-20,6) ditemukan infeksi STH dibandingkan dengan sumur, sedangkan di daerah tak kumuh kemungkinan sebesar 1,09 kali (95% CI 0,96-1,24) ditemukan infeksi STH dibandingkan dengan sumur. Secara statistik, tidak terdapat hubungan bermakna antara kebiasaan mencuci tangan, kebersihan kuku, dan makan lalapan dengan infeksi STH. Infeksi STH lebih tinggi pada daerah kumuh, ketersediaan sumber air minum yang berasal bukan dari sumur berisiko terinfeksi STH, dan kebiasaan tidak memiliki hubungan bermakna dengan infeksi STH.

The infection of Soil Transmitted Helminths (STH) was high in elementary school students. The aim of this research was to know the risk factors of STH and the association between hygiene with STH. This research happened in SDN 07 Kalibaru (North Jakarta) as slums area and MI Al-amin Batu Ampar (East Jakarta) as non-slums area from June until September 2012 using cross sectional method. Demographic profile was collected by filling the questionnaire. The infection of STH was detected by Kato-Kaz method. This research includes 182 participants (slums area=138 samples, and non-slums area=44) found prevalence of STH in slums area was 59,4% and non-slums area was 4,5%. Household latrine in slums area got OR=0.80 (95% CI 0.31-2.10). Drinking water in slums area had risk 2.08 (95% CI 0.21-20.6) to find STH, meanwhile in non-slums area had risk 1.09 (95% CI 0.96-1.24) to find STH. Statistically, there was no significance association between washing hand, hygiene of nail, and eating fresh vegetables with STH infection. Infection of STH in slums area higher than in non-slums area, drinking water had risk factor for STH infection, and the hygiene among elementary school students had no significance association with STH infection."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patra Patiah
"ABSTRAK
Soil-transmitted heminths (STH) dapat menjangkiti anggota keluarga di daerah
endemis. Di Indonesia, prevalensi, intensitas infeksi dan faktor risiko STH pada
anggota keluarga belum diketahui. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
prevalensi, intensitas infeksi dan faktor risiko STH pada anak SD dan anggota
keluarga di Jakarta dan Cipanas. Penelitian ini dilakukan di SDN Kalibaru 07 Jakarta
dan SDN Tarigu Cipanas Jawa Barat selama Januari-Juni 2012 dengan menggunakan
rancangan penelitian cross-sectional. Total sebanyak 841 sampel tinja (241 sampel
dari Jakarta dan 600 Cipanas) diperiksa dengan metode Kato-Katz. Ascaris
lumbricoides dan Trichiuris trichiura paling umum ditemukan dan dianalisis secara
terpisah. Di Jakarta, prevalensi A. lumbricoides dan T. trichiura pada anak SD, orang
tua murid dan anggota keluarga lain berturut-turut 37,5%, 36,5%, 30,4%, 10,1%,
30,5% dan 6,8%, sedangkan di Cipanas, 2,0%, 16,7%, 2,0%, 8,7%, 0,0% dan 4,7%.
Selain itu, di Jakarta, secara total, intensitas infeksi A. lumbricoides ringan
24,1%(58/241), sedang 9,1% (22/241) dan berat 0,4% (1/241), di Cipanas,
intensitas infeksi A. lumbricoides ringan 1,1% (7/600). Di Jakarta, secara total,
intensitas infeksi T. trichiura ringan 20,3% (49/241) dan sedang 0,8% (2/241),
sedangkan di Cipanas intensitas infeksi T. trichiura ringan 8,2% (49/600). Analisis
statistik memperlihatkan di SD Kalibaru 07 Jakarta , prevalensi dan intensitas infeksi
A. lumbricoides pada anak laki-laki berbeda bermakna dengan perempuan (p<0,05)
dan terdapat korelasi positif dan bermakna antara orang tua dan anak yang terinfeksi
A. lumbricoides. Di Kalibaru Jakarta merupakan tempat berisiko untuk infeksi A.
lumbricoides (OR 23,7 95%CI 6,42-87,6), sedangkan di Cipanas tempat yang
berisiko terinfeksi T. trichiura (OR 3,9, 95%CI 1,11-13,49). Jumlah anggota
keluarga terinfeksi STH (A. lumbricoides atau/dan T. trichiura) 1-5 orang di Jakarta
dan 1-4 orang di Cipanas. Analisis regresi logistik memperlihatkan bahwa
pendidikan ibu dan ketersediaan toilet merupakan faktor risiko infeksi A.
lumbricoides di Jakarta. Penelitian ini memperlihatkan bahwa pemberian
anthelmintik dan perbaikan sanitasi sangat diperlukan untuk menurunkan infeksi
STH di Jakarta dan Cipanas.

ABSTRACT
Soil-transmitted heminths (STH) may affect among family members in an endemic
area. In Indonesia, prevalence, intensity of infection and risk factors of STH
among household are known, so far. The aim of this study is to know intensity of
infection and risk factors of STH among school children and family members in
Jakarta and Cipanas. This study was conducted SDN Kalibaru 07 Jakarta and SDN
Tarigu Cipanas West Java, in January until June 2012, using cross-sectional design.
Overall, 841 stool samples (241 stool samples from Jakarta and 600 from Cipanas)
were examined by Kato-Katz method. Ascaris lumbricoides and Trichiuris trichiura
were common found and spatial analyzed in this study. In parent, and other family
members were 37,5%, 36,5%, 30,4%, 10,1%, 30,5% and 6,8% respectively, while in
Cipanas, 2,0%, 16,7%, 2,0%, 8,7%, 0,0% and 4,7% respectively. In addition, in
Jakarta, overall, intensities of A. lumbricoides infection were 24,1% (58/241) light,
9,1% (22/241) moderate, and 0,4% (1/241) heavy , while in Cipanas, they were
1,1% (7/600) light infections . In Jakarta, overall, intensities of T. trichiura infection
were 20,3% (49/241) light and 0,8% (2/241) moderat, while in Cipanas, it was
8,2% (49/600) light infection only. The statitistical analyses showed that both the
prevalence dan intensity of A. lumbricoides infection were significant different
among male and female school children of SDN Kalibaru 07 Jakarta (p<0,05) and
significant positive correlation (p<0,05) between both parent and school children
infected by A. lumbricoides. In Kalibaru Jakarta was a risk area to have A.
lumbricoides infections (OR 23,7 95%CI 6,42-87,6), while in Cipanas was T.
trichiura risk area (OR 3,9, 95%CI 1,11-13,49). The number of family members
infected by STH (A. lumbricoides or/and T. trichiura) was 1-5 persons in Jakarta
and 1-4 persons in Cipanas. Logistic regression analyses showed taht mothers’
education and toilet were risk factors of A. lumbricoides infection in Jakarta. This
study showed that anthelminthics and improvement of sanitation are considerable
required to reduce STH infections in Jakarta and Cipanas."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Astrella
"ABSTRAK
Infeksi Soil transmitted helminths (STH) adalah salah satu jenis infeksi yang sering terjadi di negara berkembang di daerah tropis seperti Indonesia. Anak-anak dan warga yang tinggal di area perkebunan yang lebih rentan untuk terinfeksi STH. Salah satu cara efektif untuk mencegah infeksi ini ada adalah melalui edukasi kesehatan sesuai dengan tingkat pengetahuan mengenai infeksi STH. Penelitian ini diadakan di Desa Pacet, Jawa Barat dimana mayoritas penduduk dan anak-anak mudah terekspos dengan tanah. Tujuan dari penelitian cross sectional ini adalah untuk mengetahui asosiasi antara tingkat pengetahuan dalam siklus hidup STH dengan tingkat edukasi diantara murid-murid tsanawiyah dan aliyah di Desa Pacet, Jawa Barat. Data yang dikumpulkan dari kuisioner terhadap murid-murid madrasah. Analisis data diselesaikan dengan menggunakan program SPSS 11.5 dan etode chi-square. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 2,1% dari murid-murid tsanawiyah mendapatkan nilai baik, 9,1% cukup, dan 88% buruk. Sedangkan untuk murid-murid aliyah, 3,1% dari murid-murid tersebut mendapatkan nilai baik, 19,6% cukup, dan 77,3% buruk. Terdapat perbedaan yang signifikan dari data yang dikumpulkan (p=0,03). Kesimpulannya, terdapat asosiasi antara tingkat pengetahuan tentang siklus hidup STH terhadap tingkat edukasi. Edukasi mengenai kesehatan diperlukan untuk meningkatkan tingkat pengetahuan mengenai infeksi STH.

ABSTRACT
Soil transmitted helminths (STH) infection is one of the most common infection which affect most developing countries in tropical area such as Indonesia. Children and people who lived in the plantation area are more prone to have STH infection. One of the most effective way to prevent the infection is by giving health education based on the current level of knowledge about STH infection. This cross sectional research was done in Pacet village where most of the citizens and children are exposed to soil. The aim of this study is to know the association between level of knowledge on life cycle of STH and level of education among tsanawiyah and aliyah students in Pacet village, West Java. The data was collected through questionaires at madarasah students. The data analysis was done by using SPSS 11.5 program and chi-square method. The result in this study showed that 2.1% of tsanawiyah students got good score, 9.1 % and 88% poor. For the aliyah students, 3.1% of the students got good score, 196% fair score and 77.3% poor. There are significant differences in the data (p=0,03). In conclusion, there is association between level of knowledge on STH life cycle regarding STH infections and level of education. Furthermore, health education is needed to improve the knowledge level."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cecilia Anggraini
"Infeksi soil-transmitted helminths (STH) adalah penyakit yang sering dijumpai di daerah pedesaan dan perkebunan Indonesia. Anak-anak sangat rentan terkena infeksi ini dan komplikasinya adalah terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mencegah infeksi STH. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penyuluhan kesehatan tentang perilaku proteksi diri terhadap infeksi STH pada murid tsanawiyah di Madrasah X, Pacet, Cianjur. Desain penelitian adalah pre-post study. Data diambil tanggal 10 September 2011 dengan membagikan kuesioner berisi pertanyaan mengenai perilaku proteksi diri terhadap infeksi STH kepada 133 murid (total populasi). Data diolah dengan program SPSS 17.0. Hasilnya menunjukkan responden terbanyak adalah laki-laki (54,1%), kelas dua (41,4%), riwayat terinfeksi STH negatif (56,%) dan riwayat orang sekitar positif terinfeksi (78,9%). Pada uji Mann-Whitney/Kruskal-Wallis, tidak didapatkan perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan sebelum penyuluhan dan delta score dengan jenis kelamin (Mann-Whitney, p>0,05), kelas (Kruskal-Wallis, p>0,05), riwayat infeksi (Mann-Whitney, p>0,05), riwayat infeksi orang sekitar (Mann-Whitney, p>0,05). Sebelum penyuluhan, nilai median adalah 50 (10-82) dan setelah mendapat penyuluhan median menjadi 70 (20-100). Uji Wilcoxon menunjukkan perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan (p<0,05). Disimpulkan penyuluhan kesehatan memiliki effek dalam meningkatkan pengetahuan perilaku proteksi diri terhadap STH.

Soil-transmitted helminths infection is easily found in rural areas in Indonesia. Moreover, children are really prone to be infected. It can cause the worst complication for them, which is the delay of growth and development. The purpose of this research is to know the effect of health education about protective behavior related to STH among tsanawiyah students in Pacet, Cianjur. Research design was pre-post study. Data were taken at 10 September 2011 by giving questioners about protective behavior of STH to 133 students (total population). The data was analyzed by SPSS 17.0 program. Then, the result showed most students are male (54,1%), second grade (41,4%), negative infected history (56%) and positive surrounding infected history (78,9%). By analyzing the data with Mann-Whitney/Kruskal-Wallis test, there were no association between knowledge level before health education & delta score and gender (Mann-Whitney,p>0,05), grade (Kruskal-Wallis, p>0,05) ,negative infected history (Mann-Whitney,p>0,05) , surrounding infected history (Mann-Whitney,p>0,05). Before health education, median score was 50 (10-82). Then, it increased to 70 (20-100) after health education. In other words, Wilcoxon test described that there was a significant difference between health education and knowledge level. In conclusion, health education has an effect to increase knowledge of protective behavior related to STH. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edo Rezaprasga
"ABSTRAK
Soil-transmitted helminthes (STH) adalah penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama di daerah terpencil dan kumuh. Desa Pacet, Cianjur merupakan daerah pertanian yang penduduknya bekerja sebagai petani dan anak-anaknya sering membantu orang tuanya berkebun/atau kontak dengan tanah sehingga berrisiko terinfeksi STH. Tujuan riset ini adalah mengetahui hubungan perilaku membersihkan diri murid yang berhubungan dengan dengan STH dan tingkat pendidikannya. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan subyek semua murid madrasah X, di desa Pacet, Cianjur. Data dikumpulkan pada 10-11 September 2011 dengan meminta murid untuk mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai perilaku membersihkan diri. Data dianalisis dengan program SPSS versi 20 dan diuji dengan chi square. Hasilnya menunjukkan murid tsanawiyah yang berperilaku buruk adalah 11,7%, sedang 54%, dan baik 34,1% sedangkan aliyah 18%, 9.5%, dan 46%. Pada uji chi-square tidak terdapat perbedaan bermakna antara Tingkat perilaku membersihkan diri dengan tingkat pendidikan (p=0.210). Disimpulkan perilaku membersihkan diri murid tidak berhubungan dengan tingkat pendidikan di madrasah.

ABSTRACT
Soil-transmitted helminthes (STH) is a disease that has always been a health problem in Indonesia especially in the rural areas, slums, and densely-populated areas. Pacet Village, Cianjur is a plantation area in which the villager?s profession is usually agricultural-related. In addition, their children often help their parents at the plantation which cause the children to be exposed to soil and thus at risk for STH infection. The purpose of this research is to know the association between the self-hygiene behavior related to STH infection and their level of education. This study uses a cross-sectional study design with all of the students in madrasah X in Pacet Village, Cianjur as the subject. The data was collected in 10-11 September 2011. During data, all of the students are asked to fill the questionnaire to assess their level of self-hygiene behavior. The data is analyzed using SPSS 20.0 and are tested with chi-square. The result shows that tsanawiyah students that have poor self-hygiene behavior are 9.5%, tsanawiyah students that have ?fair? score are 56.8%, and tsanawiyah student that have ?good? score are 33.5% whereas 18% of aliyah students had ?poor? score, 46% of tsanawiyah student have ?fair? score and 36% of tsanawiyah student had ?good? score. Result analysis using Chi-square shows that there is no significant association between the level of self-hygiene behavior and level of education (p=0.210). In conclusion, there is no association between self-hygiene behavior and level of education in madrasah students"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Buana
"Latar belakang : Infeksi STH masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Infeksi STH dapat menyebabkan malnutrisi dan sebaliknya. Zinc merupakan salah satu mineral esensial yang konsentrasinya dapat berkurang pada infeksi STH. Belum diketahui pengaruh pengobatan antelmintik terhadap konsentrasi zinc dalam serum pada anak SD.
Tujuan : Menganalisis pengaruh pengobatan infeksi soil-transmitted helminths terhadap konsentrasi zinc dalam serum pada anak usia sekolah dasar di Jakarta.
Metodologi : Penelitian pre-eksperimental (one group pre and post study) dilakukan pada anak sekolah dasar kelas 3-5 di salah satu SDN di Jakarta Utara. Pemeriksaan FLOTAC dilakukan untuk menentukan infeksi dan intensitas STH, untuk konsentrasi zinc dalam serum dilakukan dengan pemeriksaan Atomic absorption spectrophotometer. Sampel tinja dan darah diambil dua kali yaitu sebelum dan tiga minggu sesudah pengobatan dengan albendazole 400mg selama tiga hari berturut-turut yang diberikan pada semua anak baik yang terinfeksi maupun yang tidak terinfeksi.
Hasil : Dari total 115 anak (54,8% perempuan, usia 9-11 tahun) didapatkan sebanyak 63,4% positif terinfeksi STH dengan mayoritas pada anak usia 9 tahun. Status zinc normal (konsentrasi zinc dalam serum ≥ 10,7 μmol/L) sebesar 73,9%. Mayoritas anak berstatus gizi baik dan berhubungan bermakna dengan konsentrasi zinc dalam serum (p=0,011). Anak yang terinfeksi A.lumbricoides dan T.trichiura memiliki konsentrasi zinc dalam serum sebelum pengobatan yang lebih tinggi secara signifikan (p=0,028 dan p=0,014). Konsentrasi zinc dalam serum sebelum pengobatan berkorelasi negatif secara signifikan terhadap selisih konsentrasi zinc (p=0,000).
Kesimpulan : Status gizi mempengaruhi konsentrasi zinc dalam serum sebelum pengobatan. Sebelum pengobatan, anak yang terinfeksi A.lumbricoides dan T.trichiura memiliki konsentrasi zinc yang lebih tinggi secara signifikan. Semakin tinggi konsentrasi zinc dalam serum sebelum pengobatan memiliki selisih konsentrasi zinc dalam serum yang semakin kecil. Setelah pengobatan, anak yang terinfeksi T.trichiura dan infeksi campur mengalami selisih konsentrasi zinc yang cukup besar secara signifikan. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan waktu pengawasan yang lebih lama, intensitas infeksi yang lebih berat dan kemungkinan faktor infeksi lain selain STH.

Background: STH infection is still a health problem in Indonesia. STH infection can cause malnutrition dan vice versa. Zinc is one of essensial mineral that can be depleted in infection that caused by STH. Effect of antelminthic agent to zinc serum in primary school children is unknown.
Objective: To analyze the effect of STH treatment to zinc serum concentration in primary school age children in Jakarta.
Methodology: Pre-experimental study (one group pre and post study) was carried out on the basis of grade 3-5 school children in one primary school in North Jakarta. FLOTAC examination was conducted to determine the intensity of STH infections and Atomic absorption spectrophotometer was conducted to examine zinc serum concentration. Stool and blood samples were taken twice, before and three weeks after treatment with albendazole 400 mg for three consecutive days, given to all children either infected or uninfected.
Results: 63,4% children were infected with STH. Normal zinc status (zinc serum ≥ 10,7 μmol/L) was mostly found (73,9%). Majority of children had good nutrition status and was significantly correlated with pre treatment zinc serum (p=0,011). Children who were infected with A.lumbricoides dan T.trichiura had significantly higher pre treatment zinc serum than uninfected (p=0,028 and p=0,014). Pre treatment zinc serum had significantly negative correlation with difference of zinc serum (p=0,000).
Conclusions: Nutritional status was correlating with pre treatment zinc serum. Children who are infected by A.lumbricoides and T.trichiura has higher pre treatment zinc serum. Higher pre treatment zinc serum has smaller zinc difference. Children who are infected by T.trichiura dan mixed infection has significantly bigger difference of zinc serum. Further research is needed in different locations with a larger sample size, longer time observation, heavier intensity and other possibility such as co-infection with other microorganism."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dani Muhamad Trianto
"Infeksi soil-transmitted helminths STH di Indonesia masih tinggi terutama di daerah miskin, berpendidikan rendah, dan higiene buruk seperti di Desa Pero Konda, Sumba Barat Daya. Sayangnya, Desa Pero Konda tidak pernah mendapatkan survey prevalensi serta program pemberantasan STH dari puskesmas setempat. Untuk memberantas STH di daerah berisiko tinggi, WHO menganjurkan albendazol 400mg dosis tunggal untuk pengobatan masal. Meski demikian angka kesembuhan STH setelah pemberian albendazol 400mg bervariasi di tiap-tiap daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian albendazol dosis tunggal 400mg terhadap prevalensi STH di Desa Pero Konda. Penelitian eksperimental semu ini menggunakan desain pre-post study. Subjek diwawancara dan dilakukan pemeriksaan feses sebelum dan sesudah pemberian albendazol 400mg dosis tunggal. Pengambilan data sebelum pemberian albendazol dilakukan pada bulan Agustus 2015. Evaluasi dilakukan pada bulan Januari 2016. Hasil penelitian menunjukan prevalensi Ascaris lumbricoides menurun signifikan

Soil transmitted helminthes STH infection prevalence is high in Indonesia rsquo s low educated and deprived area with poor hygiene like Pero Konda Village, South West Sumba District. Unfortunately, local community health center had never conducted STH prevalence survey and elimination program in Pero Konda Village. To eliminate STH in high risk area, WHO recommends the use of single dose albendazole 400mg mass treatment. However, the cure rate after single dose albendazole 400mg treatment varies from one place to another. The aim of this study was to assess the effect of single dose albendazole 400mg treatment towards STH infection in Pero Konda Village. This study was a quasi experimental with pre post design. Subjects were interviewed and their feces were collected before and after treatment with single dose albendazole 400mg. Pre treatment data collection and treatment were done on August 2015 and the post treatment data collection was conducted on January 2016. STH infections were assessed using fecal examination with light microscope. Result showed that Ascaris lumbricoides infection significantly."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>