Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161183 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Umar
"Anemia merupakan masalah yang sering ditemukan pada ibu hamil, terutama di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan anemia pada ibu melahirkan dengan APGAR score bayi yang dilahirkannya pada pasien ibu hamil di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 2011. Metode penelitian yang dipakai adalah cross-sectional; data diambil dari rekam medis ibu seluruh ibu melahirkan di RSCM pada tahun 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 28,7% ibu melahirkan di RSCM menderita anemia berdasarkan kriteria anemia pada ibu hamil menurut World Health Organization (WHO). Sedangkan persentase bayi dengan APGAR score yang buruk untuk menit ke-1 dan ke-5 masing-masing adalah 11,5% dan 3,6%. Uji chi-square menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0.05) proporsi bayi dengan APGAR score buruk antara kelompok ibu anemia dengan tidak anemia, baik menit ke-1 maupun menit ke-5. Disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara anemia pada ibu dengan APGAR score baik menit pertama maupun menit kelima.

Anemia is a worldwide problem, including Indonesia, especially in pregnant women because of high prevalence among them. The goal of this study was to know the relationship between maternal anemia and APGAR score among Cipto Mangunkusumo Hospital`s patients in 2011. The study design was cross-sectional; data was gathered from all medical record of women whom give birth in Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM) in 2011. From the study it was known that 28,7% of pregnant women in RSCM was anemic, according to the criterion of maternal anemia from WHO. Total numbers of baby born with poor APGAR score were 11,5% for the 1st minute and 3,6% for the 5th minute. Result of chi square test showed that there was not significant different in proportion of poor APGAR score between group of maternal with anemia and without anemia (p>0.05). In conclusion, Maternal anemia has not significant relation with the APGAR score both for the 1st minute and 5th minute.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fildzah Hilyati
"Ketuban pecah dini (KPD) menempati peringkat ke-11 dari 20 penyebab morbiditas pada ibu melahirkan di dunia. Kasus KPD di Indonesia mencapai 10% dari jumlah kelahiran dan berpotensi untuk meningkatkan morbiditas dan mortalitas neonatal. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi karakteristik sosiodemografi pasien di rumah sakit Cipto Magunkusumo (RSCM), prevalensi KPD di RSCM, serta hubungannya dengan APGAR score buruk bayi yang dilahirkan. Desain yang digunakan adalah studi potong lintang dengan menggunakan data rekam medis pasien Departemen Obstetri dan Ginekologi RSCM tahun 2011 (n=2171). Proporsi kasus KPD di RSCM diketahui sebesar 25% serta APGAR score buruk menit 1 sebesar 11% dan menit 5 sebesar 3,3%. Hasil uji Chi-square menunjukkan tidak ada perbedaan proporsi APGAR score buruk secara bermakna antara kelompok KPD dan tanpa KPD, yakni p=0,477 untuk menit 1 dan p=0,332 untuk menit 5. Disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara ibu melahirkan dengan KPD dengan APGAR score buruk menit 1 dan menit 5 bayi yang dilahirkan.

Premature rupture of membranes (PROM) is the 11th rank out of 20 most common causes of death during labor. PROM cases affect 10% labor in Indonesia and increase morbidity and mortality of neonates. The aim of this study was to achieve information about sociodemographic characteristics of obstetric patients, prevalence of PROM, and relationship between PROM and low APGAR score in RSCM in 2011. The method of this study was cross sectional using data obtained from all medical records of patients in Obsteric and Gynecology Department RSCM in 2011 (n= 2171). From this study, we obtained the proportion of PROM in RSCM in 2011 was 25% while proportion of low minute-1 APGAR score was 11% and low minute-5 APGAR score was 3,3%. Data analysis using Chi-square test showed there was no significant difference of PROM and low APGAR score in minute 1 (p=0,477) and minute 5 (p=0,332). In conclusion, there is no relationship between PROM and low APGAR score in minute 1 and minute 5 of neonates.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Istiani
"Skor Apgar digunakan untuk menilai secara cepat kondisi bayi yang baru lahir. Skor Apgar yang rendah berhubungan dengan prognosis yang buruk pada bayi. Salah satu faktor yang dianggap sebagai faktor risiko prognosis buruk pada bayi adalah usia kehamilan. Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia kehamilan dengan skor Apgar buruk bayi. Desain penelitian ini adalah cross-sectional. Data adalah data sekunder dari rekam medis seluruh pasien melahirkan di rumah sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) tahun 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bayi preterm (usia kehamilan <37 minggu) memiliki skor Apgar menit 1 buruk sebesar 25% dan skor Apgar menit 5 buruk sebesar 9,5%. Analisis uji Chi-Squre menunjukkan adanya perbedaan proporsi skor Apgar buruk antara usia kehamilan preterm dan aterm secara bermakna (p<0.01). Rasio prevalensi usia kehamilan preterm terhadap aterm pada menit pertama dan kelima adalah 4.2 dan 9.6. Disimpulkan bahwa skor Apgar berhubungan dengan usia kehamilan. Usia kehamilan preterm berisiko lebih tinggi terhadap skor Apgar buruk bayi baru lahir dibandingkan usia kehamilan aterm.

Apgar score is used as a quick tool to assess newborn condition. Low Apgar score has relation with poor prognosis in newborn. Gestational age is considered as one of the risk factor for poor prognosis in newborn. This study aimed to determine the relation between gestational age and low Apgar score. The study design was cross-sectional using secondary data taken from medical records of all labor patients at Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM) in 2011. This study found that 25% of preterm newborn (<37 weeks gestational age) had low 1-minute Apgar score and 9,5% had low 5-minute Apgar score. Based on Chi-Square test, there was a significant difference in proportion of low Apgar score between preterm and aterm gestational age. The prevalence ratio for 1-minute and 5-minute Apgar score consecutively are 4,2 and 9,6. In summary, there was relation between gestational age and Apgar score at RSCM in 2011. Preterm newborn had higher risk of having low Apgar score compare to the aterm newborn.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rendra Hadi
"Omega-3 dan omega-6 berperan penting dalam kehamilan, asam lemak esensial yang saling terkait ini, berperan penting dalam penentuan masa gestasi ibu, pertumbuhan perilaku serta pembentukan saraf pusat janin, sehingga perlu dijaga rasio kadarnya. Angka gizi lebih semakin meningkat di Indonesia, dan diduga berpengaruh terhadap kadar omega-3 dan omega-6. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan kadar omega-3 dan omega-6 serum dengan status gizi berdasarkan indeks massa tubuh ibu hamil trimester satu dalam rangka menurunkan angka kurangnya keseimbangan omega-3 dan omega-6 di Indonesia. Jumlah subjek penelitian adalah 70 ibu hamil trimester satu, menggunakan desain studi potong lintang dan simple random sampling. Dari penelitian ini diperoleh 57,1% subjek mengalami gizi lebih dan 7,1% mengalami gizi kurang. Kadar ALA 173,37 (1,18-724) μg/ml, EPA 9,74 (0,06-166) μg/ml, DHA 15,45 (1,2-96) μg/ml, total n-3 199,65 (22,7-776,51) μg/ml, LA 1849,93 (119-8986) μg/ml, ARA 263,48 (21-993) μg/ml, total n-6 2114,24 (210-9643) μg/ml dan perbandingan n-3:n-6 1:10 (1:20-1:2,7). Uji Spearman menunjukkan tidak ada korelasi bermakna antara kadar omega-3 dan omega-6 dengan indeks massa tubuh, Uji chi square antara rasio omega-3:omega-6 dengan Indeks massa tubuh tidak menunjukkan korelasi bermakna, p 0,307. Perlu perubahan asupan makanan lebih kaya omega-3 untuk mengatasi kekurangan rasio omega-3 dan omega-6 seiring mengurangi angka gizi lebih.

Omega-3 and omega-6 are important for pregnant mother. Those essential fatty acid affect gestation time, fetal behavior and central nervous system development. Overnutrition is becoming problem in Indonesia and nutritional status seems to have role in determining omega-3 and omega-6 serum level. This research observe the association between nutritional status and the serum level of omega-3 and omega-6 with the goal to reduce omega-3 and omega-6 deficiency in Indonesia. There are 70 subject of first semester pregnant woman. This study is done using cross sectional design with simple random sampling. It is found that 57.1% have overweight and 7.1% have underweight. Serum level of ALA 173.37 (1.18-724) μg/ml, EPA 9.74 (0.06-166) μg/ml, DHA 15.45 (1.2-96) μg/ml, total n-3 199.65 (22.7-776.51) μg/ml, LA 1849.93 (119-8986) μg/ml, ARA 263.48 (21-993) μg/ml, total n-6 2114.24 (210-9643) μg/ml and ratio of n-3:n-6 1:10 (1:20-1:2.7). Spearman correlation test shown no significant correlation between any omega-3 and omega-6 serum level with BMI. Chi square between omega-3 and omega-6 ratio does not shown significant correlation with BMI category, p 0.307. Modification of food intake with higher omega-3 is needed to reduce deficiency in omega-3 and omega-6 ratio while reducing overweight case.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Latar Belakang : Abortus merupakan salah satu masalah di Indonesia dengan prevalensi sebanyak 10-15%. Abortus juga berperan dalam kematian ibu sebanyak 5%. Namun pendataan prevalensi abortus tidak dilakukan secara rutin. Terdapat beberapa faktor resiko abortus, diantaranya anemia. Data Riskesdas 2013 didapatkan 37,1% itu hamil mengamai anemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi abortus spontan dan hubungan dengan anemia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tahun 2011.
Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional analitik. Data berupa data sekunder dari departemen Obstetrik dan Ginekologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada tahun 2011. Data tersebut kemudian dilakukan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan program SPSS versi 20.
Hasil : Pada penelitian ini didapatkan prevalensi abortus sebanyak 8,1%. Prevalensi anemia pada kehamilan sebesar 29,9% dan pada kelompok abortus 32,5. Kategori anemia terbanyak adalah anemia ringan sebanyak 15,2%. Hasil uji analisis bivariat dengan Chi-Square didapatkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara kategori anemia dengan kejadian abortus (P=0,069).
Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kategori anemia dengan kejadian abortus pada ibu hamil di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo 2011., Background : Abortion is one of Indonesia’s mayor health problem which is found in 10-15% of women’s population. Abortion also contributes to 5% of total maternal mortality. However, the epidemiological data for abortion itself has not been routinely conducted. One of risk factor of miscarriage is anemia. Besed on Riskesdas 2013, 37,1% pregnant women experiences anemia. This study aim to find the correlation between prevalence of spontaneous abortion with anemia in Cipto Mangunkusumo Hospital 2011
Methods : The study is a analitical cross-sectional method was applied in this study by doing univariate and bivariat analysis on the data taken from medical records in Obstetrics and Gynecology Department of Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta, 2011. SPSS version 20 aids the statistical analysis process.
Results : This study found that prevalence of miscarriage is 8,1% and prevalence of Anemia is 29,9%. Prevalence anemia in abortion population is 32,5%. Majority is found to have mild anemia (15,2%). Result of bivariate analysis with Chi-Square, was no association between miscarriage and category of anemia (P=0,069).
Conclussion : There was no association between miscarriage and category of anemia in pregnant women in Cipto Mangunkusumo Hospital 2011]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selvi Nafisa Shahab
"Kelahiran preterm merupakan penyebab tertinggi kematian pada bayi. Angka preterm di negara berkembang masih tinggi dan terus meningkat. Oleh sebab itu, dibutuhkan penelitian untuk mengetahui prevalensi kelahiran preterm di Indonesia beserta anemia pada ibu sebagai salah satu faktor risiko. Desain penelitian ini adalah potong lintang menggunakan data sekunder yang diperoleh dari rekam medis ibu yang melahirkan di RSCM tahun 2011. Data diambil dengan jumlah sampel 2.184 ibu dan diuji dengan uji kai-kuadrat untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan kelahiran preterm dan anemia pada ibu.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi anemia pada ibu melahirkan di RSCM tahun 2011 adalah 29,1% dan prevalensi kelahiran preterm di RSCM tahun 2011 adalah 26,9%. Pada uji kai-kuadrat, didapatkan terdapat perbedaan bermakna (nilai p<0,001) antara kelahiran preterm dengan anemia pada ibu melahirkan di RSCM tahun. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara anemia pada ibu dengan kelahiran preterm.

Preterm labor is one of the highest causes of babies’ mortality. Prevalence of preterm in developing countries is still high and keeps growing. Therefore, we need a research to find out prevalence of preterm labor in Indonesia with maternal anemia as one of the risk factors. Research design used is cross-section using secondary data from medical record of patients delivering in RSCM in year 2011. The data had been taken with 2184 mothers as the samples and was tested with chi-square test to reveal if there is association between preterm labor and maternal anemia.
Result of this research shows that prevalence of maternal anemia of patients delivering in RSCM in year 2011 is 29,1% while prevalence of preterm labor in RSCM in year 2011 is 26,9%. From chi-square test, there is significant difference (p<0,001) between preterm labor with maternal anemia of patients delivering in RSCM in year 2011. We conclude that there is significant difference between maternal anemia and preterm labor.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifan Ghalib Haryawan
"ABSTRAK
Masa-masa kehamilan merupakan masa-masa penting bagi ibu dan bayi yang dikandungnya. Pada masa kehamilan, kebutuhan nutrisi ibu meningkat, termasuk kebutuhan zat besi. Apabila tidak terpenuhi, defisiensi zat besi meningkatkan risiko kelahiran preterm dan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara asupan zat besi dengan indikator zat besi pada ibu hamil trimester pertama. Metode penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan mengukur data sekunder dalam satu waktu. Asupan zat besi dihitung dengan metode food frequency questionnaire. Indikator zat besi yang diperiksa meliputi kadar hemoglobin, kadar ferritin, jumlah eritrosit dan nilai MCV. Data penelitian dianalisis dengan uji normalitas data Kolmogorov-Smirnov dan uji korelasi Spearman dengan SPSS versi 20.00. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 35,5% responden obese dan 19,4% memiliki berat badan lebih. Responden dengan asupan zat besi rendah sebesar 82,3% . Hasil penelitian ini untuk indikator zat besi menunjukkan bahwa 11,3% responden menderita anemia (Hb< 11 mg/dL), 27,4% responden memiliki jumlah eritrosit rendah (<4,2 juta/dL), 14,5% memiliki nilai MCV mikrositik (<80 fl) dan 6,5% responden memiliki kadar ferritin yang rendah (<15 μg/L). Uji korelasi antara asupan zat besi dengan kadar hemoglobin, kadar ferritin, jumlah eritrosit dan nilai MCV pada ibu hamil trimester pertama tidak menunjukkan korelasi yang signifikan (p>0,05).

ABSTRACT
Pregnancy is one of the most important moment for the mother and her child. In pregnancy, the mother nutritional need increase, including iron. Had the nutritional need is not fulfilled, it will increase the risk of preterm birth and low weight born baby. This study analyzed correlation between iron uptake and iron status in first trimester pregnant woman. This study used cross-sectional design to assess secondary data in one time. Iron intake was measured with food frequency questionnaire. Iron indicator used in this study were haemoglobin concentration, ferritin concentration, amount of erythrocyte and MCV value. This data was analyzed with test of normality Kolmogorov-Smirnov and Spearman correlation test with SPSS for Windows version 20.00. The result shows that 35.5% of respondent are obese and 19.4% are overweight. Also 82.3% of the respondents have inadequate iron uptake. For iron indicator 11.3% of respondent are anemic (Hb< 11 mg/dL), 6.5% have low ferritin concentration (<15 μg/L), 27.4% have low amount of erythrocyte (<4.2 million/dL) and 14.5% have microcytic value (<80 fl). No correlation is found between iron uptake and haemoglobin concentration, ferritin concentration, amount of erythrocyte and MCV value."
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saskia Azizah
"Kehamilan merupakan proses alami yang terjadi pada seorang wanita. Pengalaman ini akan dihadapi oleh seorang ibu, perlu persiapan yang maksimal baik secara mental maupun fisik sehingga dapat meminimalkan kondisi yang abnormal. Kehamilan yang terjadi pada seorang ibu akan mempengaruhi kondisi fisiologis maupun psikososial, sehingga ibu hamil akan menlalui proses adaptasi, salah satu yang perlu diperhatikan yakni nutrisi yang baik untuk ibu dan janin. Selain itu, perubahan fisiologis pada ibu hamil terjadi peningkatan volume darah yang lebih cepat dari pembentukan sel darah merah. Apabila tidak diimbangi dengan konsumsi nutrisi yang cukup dapat menimbulkan anemia. Anemia merupakan suatu keadaan kadar Hemoglobin (Hb) darah yang lebih rendah dari kadar normal sesuai umur dan jenis kelamin. Sebagai akibat dari ketidakmampuan jaringan membentuk sel darah merah guna mempertahankan kadar hemoglobin pada tingkat normal. Seseorang wanita hamil yang memiliki Hb kurang dari 10g/dl barulah disebut anemia dalam kehamilan. Intervensi yang dilakukan adalah dengan pemberian jus bayam dan tomat yang mengandung kaya zat besi dan vitamin C. Intervensi ini dilakukan selama 7 hari. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa klien mengalami peningkatan kadar hemoglobin sebesar 9,4 g/dl.

Pregnancy is a natural process that occurs in a woman. This experience will be faced by a mother, it needs maximum preparation both mentally and physically so as to minimize abnormal conditions. Pregnancy that occurs in a mother will affect physiological and psychosocial conditions, so that pregnant women will go through a process of adaptation, one of which needs to be considered is good nutrition for the mother and fetus. In addition, physiological changes in pregnant women include an increase in blood volume that is faster than the formation of red blood cells. If it is not balanced with adequate nutritional consumption, it can cause anemia. Anemia is a condition of blood hemoglobin (Hb) levels that are lower than normal levels according to age and gender. As a result of the inability of tissues to form red blood cells to maintain hemoglobin levels at normal levels. A pregnant woman who has an Hb of less than 10g/dl is then called anemia in pregnancy. The intervention was carried out by giving spinach and tomato juice containing rich iron and vitamin C. This intervention was carried out for 7 days. The results showed that the client had an increase in hemoglobin levels of 9.4 g/dl."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Etty Rekawati
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Debby Rosita
"ABSTRAK
Pengaruh Pemberian Tablet Zat Besi Fe Terhadap KejadianAnemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas Karang Asam Kota Samarinda Tahun2015 - 2017Salah satu masalah gizi yang banyak terjadi pada ibu hamil adalah anemiagizi, yang merupakan masalah gizi mikro terbesar dan tersulit diatasi di seluruhdunia. Anemia pada wanita hamil dapat menimbulkan dampak sejak kehamilan,setelah lahir, usia sekolah hingga masa dewasa. Tujuan dari penelitian ini untukmengetahui pengaruh pemberian tablet zat besi Fe pada ibu hamil terhadapkejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas karang Asam Kota Samarinda Tahun2015 ndash; 2017. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif mixmethod . Adapun penelitian kuantitatif menggunakan desain penelitian KohortRetrospektif penelitian kuantitatif difokuskan pada pengambilan data pemberiantablet zat besi Fe , kejadian anemia, usia, pendidikan, pekerjaan, paritas dankunjungan ANC. Sedangkan jenis penelitian kualitatif yang digunakan adalahpenelitian eksplanatory sekuensial. Dalam penelitian ini data penelitian kualitatifmelengkapi data kuantitatif. Pengolahan dan analisis data menggunakan uji chisquare bivariat . Hasil uji statistik variabel umur, pendidikan, pekerjaan, paritasdan kunjungan ANC menunjukkan hasil tidak berhubungan dengan anemia secarastatistik. Sedangkan secara kualitatif hal tersebut mempengaruhi anemia. Dari hasilterlihat gambaran kejadian anemia pada ibu hamil setelah diberikan Tablet Feberdasarkan pemeriksaan HB 2 menunjukkan proporsi ibu yang masih anemiasetelah di beri tablet Fe adalah 26,9 . Saran: diharapkan petugas meningkatkanmutu pelayanan KIA dan pemantauan minum tablet Fe.Kata kunci: Pemberian Tablet Fe, anemia, Ibu Hamil.

ABSTRACT
The Influence of Iron Tablet Fe on Anemia in Pregnant Womenat Puskesmas Karang Asam of Samarinda City 2015 ndash 2017One of the most common nutritional problems in pregnant women isnutritional anemia, which is the largest and most difficult micronutrient problemresolved worldwide. Anemia in pregnant women can have an impact frompregnancy, after birth, school age to adulthood. The purpose of this research is toknow the effect of giving iron tablet Fe on pregnant mother to the occurrence ofanemia in pregnant woman at Puskesmas Kayu Asam Samarinda in 2015 2017.The research is done by qualitative and quantitative method mix method . Thequantitative research using the research design Cohort Retrospective quantitativeresearch focused on taking data of iron tablet Fe , anemia, age, education,occupation, parity and ANC visit. While the type of qualitative research used issequential eksplanatory research. In this study qualitative research data complementthe quantitative data. Processing and data analysis using chi square test bivariate .The result of statistic test of ANC age, education, work, parity and visit variablesshowed that the results did not correlate with anemia statistically. Whilequalitatively it affects anemia. From the results seen the picture of the incidence ofanemia in pregnant women after given Fe tablet based on HB 2 examination showedthe proportion of anemic mothers after giving Fe tablet was 26,9 . Suggestion itis expected that the officer will improve the quality of KIA service and monitor thedrinking of Fe tablets.Keywords Giving of tablet Fe, anemia, Pregnant mother"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49839
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>