Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101374 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nanlohy, Vinensia Meisclin
"ABSTRAK
Diterapkannya sistem Bus Rapid Transit (BRT) di Jakarta pada persimpangan sebidang menyebabkan terjadinya konflik lalu lintas, tundaan yang cukup lama, dan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Simpang Harmoni merupakan salah satu persimpang sebidang yang cukup kompleks di Jakarta. Sehingga, pada kajian ini dilakukan analisa penyebab kecelakaan dan kinerja dari simpang tersebut. Kemudian dilakukan beberapa alternatif perubahan dan dianalisa dengan menggunakan program TRANSYT untuk memperoleh simpang yang efisien dan berkeselamatan. Dari hasil kajian ini diperoleh bahwa dengan mengubah waktu siklus pada simpang Harmoni, perubahan lajur untuk pergerakan lalu lintas dari ruas jalan Hayam Wuruk, dan pengaturan pergerakan belok kiri dari ruas jalan Majapahit dan jalan Suryo Pranoto menggunakan sinyal lalu lintas, maka dapat menghasilkan efisiensi nilai tundaan dan antrian sebesar 37,82% dari kondisi mendekati eksisting. Selain efisien, dengan alternatif ini juga dapat meminimalkan pola kecelakaan seperti tabrakan antar kendaraan yang searah dan juga tabrakan tegak lurus di simpang Harmoni.

ABSTRACT
Implementation of Bus Rapid Transit (BRT) in Jakarta at the intersection cause traffic conflicts, delay, and traffic accidents. Harmoni intersection is one of the complex intersections in Jakarta. This study is to analyze the causes of accidents and the performance of this intersection. Then some alternatives are conducted using TRANSYT program to obtain efficient and safety intersection. From the results of this study showed that by changing the cycle time at the Harmoni intersection, change lanes for traffic movement on the road Hayam Wuruk, and setting the left turn movement of the road Suryo Pranoto and Majapahit using traffic signals, it can carry out the efficiency of the delay and queue for 37,82% of the existing condition. In addition to efficient, with these alternatives can also minimize the pattern of accidents such as collisions between vehicles in the same direction and also perpendicular collision at the Harmoni intersection."
2015
S59844
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S39388
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridha
"ABSTRAK
Perekonomian Negara-negara Baltic Sea Region BSR bergantung pada aktivitas transportasi maritim yang rawan akan terjadinya kecelakaan dan polusi di laut sehingga membawa dampak negatif bagi ekosistem Laut Baltik. Untuk mengurangi risiko tersebut the HELCOM Helsinki Commission menetapkan strategi the BSAP Baltic Sea Action Plan dan Uni Eropa menetapkan the EUSBSR European Union Strategy for Baltic Sea Region Action Plan. Tesis ini membahas strategi yang ditempuh the HELCOM dan Uni Eropa dalam meningkatkan manajemen dan kontrol lalulintas di Laut Baltik tahun 2007 sampai 2018. Peningkatan tersebut dapat dicapai dengan menerapkan prosedur keselamatan navigasi dan kapasitas tanggap darurat yang efektif, antara lain mengembangkan re-survei rute pelayaran, e-navigation dan teknologi baru, navigasi musim dingin, awak kapal yang terlatih dan penanggulangan situasi darurat. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan metode eksploratori dan induktif. Analisis penelitian diuraikan dengan menggunakan tiga teori meliputi teori identitas menjelaskan keterkaitan kerusakan lingkungan dengan identitas regional BSR yang memiliki kesamaan letak geografis, pemanfaatan sumber daya alam dan tantangan lingkungan. Ketidakseimbangan ekologis di Laut Baltik diasosiasikan dengan beberapa aspek meliputi karakter geografis, pemukiman, tumpahan minyak, perikanan tangkap serta kandungan nutrien dan senyawa toksin di perairan Baltik; teori institusional menjelaskan elemen-elemen institusional the HELCOM dan the EUSBSR terdiri dari formalisasi, tujuan, keanggotaan, struktur organisasi, legislasi, kebijakan, prosedur, finansial dan kerjasama; dan teori keamanan lingkungan menjelaskan unsur-unsur keamanan lingkungan dari strategi the HELCOM BSAP segmen aktivitas maritim dan the EUSBSR Action Plan PA Safe termasuk implementasi dan pencapaiannya. Pencapaian the HELCOM BSAP didasarkan pada dua indikator yaitu pengendalian jumlah kecelakaan kapal dan jumlah tumpahan minyak yang masih perlu peningkatan kultur keselamatan. Sedangkan pencapaian the EUSBSR Action Plan berupa sejumlah Flagship Projects yang telah selesai dilaksanakan antara lain ESABALT, MONA LISA, BMSP, MIMIC, EfficienSea dan MARSUNO.

ABSTRACT
The economy of Baltic Sea Region BSR considerably depends on maritime transportation activities troubled by marine accidents and marine pollution which bring negative impact to the Baltic Sea Ecosystem. The HELCOM Helsinki Commission sets the BSAP Baltic Sea Action Plan and the European Union sets the EUSBSR European Union Strategy for Baltic Sea Region Action Plan to reduce the risks. The thesis discusses strategies that undertaken by the HELCOM and the European Union to enhance traffic management and traffic control of Baltic Sea during 2007 to 2018. By applying efficiently safety navigation and preparedness and response capacity procedures could gain improved those measures, among others, developing resurveying of shipping routes, e navigation and new technology, winter navigation, well trained crew onboard vessels and preparedness for emergency situations. Data processing of this research uses exploratory and inductive methods. The research analysis described by three theories, identity theory explaining the linkage between environmental damage and BSR regional identity which have similar geographical, the usage of natural resources and environmental challenge. Ecological imbalances in the Baltic Sea associated with several aspects including natural geographic caracter, settlement, oil spill, fishing and nutrient content and toxin compound in the Baltic Water the institutional theory explains the institutional elements of the HELCOM and the EUSBSR consisting of formalization, objectives, membership, organizational structure, legislation, policies, procedures, financial and cooperation and environmental security theory explains its components of the HELCOM BSAP strategy on the maritime activity segment and the EUSBSR Action Plan PA Safe including both implementation and achievement. The achievement of the HELCOM BSAP consists of two indicators, controlling the number of ship accidents and the number of oil spills which need safety culture improvement. While the achievement of the EUSBSR Action Plan based on a number of completed Flagships Projects namely ESABALT, MONA LISA, BMSP, MIMIC, EfficienSea and MARSUNO."
2018
T51135
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Sujarwati
"Penelitian ini membahas evaluasi program kerjasama pencegahan ppenyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) dengan lembaga pemerintah dan lembaga non pemerintah. Salah satu faktor penting dalam pengelolaan program kerjasama tersebut adalah monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan program kerjasama. Evaluasi tersebut berfokus pada empat indikator yang relevan antara lain mencakup: a)Sumber Daya Manusia; b) Koordinasi; c) Insfrastruktur; d) Finansial. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif naratif dengan desain deskriptif.
Hasil penelitian menyarankan bahwa selama ini kecenderungan krjasama dilaksanakan dengan lembaga pemerintah dan lembaga non pemerintah yang telah eksis, oleh karena itu pelaksanaan kerjasama dengan komponen masyarakat terutama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), pesantren-pesantren, dan sekolah-sekolah perlu ditingkatkan karena di lingkungan tersebut sangat potensi akan adanya bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba dan Kerjasama yang telah disepakati seyogyanya tidak hanya pusat yang melaksanakan tetapi diinformasikan juga ke BNN Provinsi dan BNN Kab/Kota untuk ditindaklanjuti.

This research discusses about the evaluation of prevention programs cooperation Drug abuse and illegal trafficking conducted by the National Narcotics Agency(BNN) with government agencies and non-governmental organizations. Most important factorin the cooperation program management is monitoring andevaluation of the implementation of the cooperation program it self. The evaluation focused on four relevant indicators include the following of :a)Human Resources; b) Coordination; c) infrastructure; d) Financial. This research is aqualitative research design with a descriptive narrative.
This research suggest, atthistrend, during cooperation implemented by government agencies and non-governmental agencies that have existed, such as the implementation component of the community, especially cooperation with Governmental Organization(NGO), boarding schools, and the schools need to be improved. This is because in such environments is a potential for Drugab use and illegal trafficking. Agreed cooperation should not only be implementedb y the central government but also to be informed to BNN Province an dRegency/City to follow up.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1991
S21574
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Fauzi
"Layanan web streaming sekarang ini merupakan salah satu layanan yang banyak diminati oleh pengguna Internet, hal tersebut dibuktikan dengan semakin banyak bermunculan berbagai situs yang menyediakan layanan tersebut seperti contohnya Youtube http://www.youtube.com) dan Metacafe http://www.metacafe.com). Adapun teknik untuk mengatur kuota alokasi bandwidth untuk setiap pengguna yang terkoneksi dengan server masih manual. Dan bahkan alokasi untuk setiap pengguna tidak terlintas dipikiran kita, padahal dengan melakukan pengaturan/ reservasi untuk setiap pengguna, selain dapat menghemat uplink bandwidth juga dapat meredam terjadinya fluktuasi trafik bandwidth yang tidak teratur.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatur alokasi bandwidth secara otomatis disisi web streaming server terhadap setiap pengguna yang terkoneksi dengannya. Adapun metode yang digunakan untuk memperoleh harga alokasi bandwidth adalah logika fuzzy. Sebagai deteksi awal (event trigger), server akan melakukan sniffing melalui Ethernet untuk memperoleh data berupa IP Address, MAC Addrress beserta port pengguna. Dari data tersebut, server kemudian melakukan polling (query) melalui traceroute terhadap setiap IP Address yang terkoneksi untuk memperoleh parameter input logika fuzzy yaitu round-trip time, jumlah hop dan loss ratio, dan selanjutnya melakukan traffic shaping.
Ujicoba yang dihasilkan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kekurangan TCP/IP yang best effort dapat diminimalkan dengan melibatkan traffic shaping. Hal tersebut dikarenakan salah satu parameter kinerja jaringan terpenting yaitu bandwidth dapat diatur melalui pemberian reservasi koneksi untuk pengguna dari sisi server. Fluktuasi sendiri sangat berpotensi terhadap kenyamanan pengguna dalam berinteraksi dengan layanan multimedia. Program Fuzzy Traffic Shaper (FTS) yang melibatkan logika fuzzy dan traffic shaping merupakan media untuk mengalokasikan bandwidth berdasarkan polling (atau query) untuk mengetahui packet delay dan jauh dekat pengguna berada. Dengan mengalokasikan bandwidth untuk pengguna berdasarkan packet delay trafik icmp, maka diharapkan dapat memberikan solusi keterbatasan uplink bandwidth untuk provider layanan streaming dan memberikan kepuasan layanan untuk pengunjung streaming server. Selain itu logika fuzzy sendiri adalah fleksibel. Jika terdapat upgrade bandwidth pada sisi server, maka tidak perlu merubah keseluruhan data input output program aplikasi FTS yang dibuat. Hal tersebut mengurangi maintenan cost untuk provider layanan streaming.

Streaming web services today is one of service by Interner users, It is proved by the increasing numbers of visitors various sites that provide such services like Youtube (http://www.youtube.com) and Metacafe (http://www.metacafe.com). The technology to manage bandwidth allocation for each user is performed manually. In many cases, bandwidth allocation is beyond our thinking, eventhough it is one way to save bandwidth uplink and to shape bandwidth fluctuation.
The goal of this research is to manage bandwidth allocation automatically on the web streaming server side. The method of fuzzy logic approach is used to allocate the bandwidth. First, as early detection (event trigger), the server performs Ethernet sniffing to obtain some data such as IP Address, MAC Address and port of connected users. Second, server performs polling (or query) by tracerouting to obtain round-trip time, numbers of hop and loss ratio that will be data input for fuzzy logic, the result of the fuzzy processing is weight of bandwidth. Lastly, the system perform traffic shaping.
Our test show that traffic shaping is capable to minimalizing fluctuation of bandwidth. Fluctuation negatively affect user?s convenience to enjoy multimedia services. Fuzzy Traffic Shaper (FTS) which involve fuzzy logic and traffic shaping is media to allocate bandwidth, based on polling (or query). Polling is performed to obtain delay of packet and information of distance users location. By appropriating bandwidth allocation for users in limited bandwidth capacity, it can improve the convenience of users to enjoy multimedia streaming services. Furthermore, implementing dynamic fuzzy logic method makes sysadmin easier and reduce maintenance cost.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26662
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Charisha Mahda Kumala
"Latar Belakang: Faktor kunci yang dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan dan
pencegahaan kecelakaan adalah iklim keselamatan. Berdasarkan dari data PLN
mayoritas pelaporan INSPEKTA adalah perilaku tidak aman. Iklim keselamatan dapat
diukur dengan beberapa dimensi dan beberapa penelitian menilai dimensi-dimensi pada
iklim keselamatan yang memiliki hubungan dengan perilaku untuk mengurangi
terjadinya kecelakaan. Tujuan : Menganalisis hubungan dimensi pada iklim keselamatan
dengan perilaku keselamatan pada pekerja di PLN PUSMANPRO di project
pembangunan kelistrikan PST JATENG I. Metode: Penelitian cross sectional ini
melibatkan 120 orang pekerja pada Project PLN PUSMANPRO PST JATENG I. Data
primer diperoleh menggunakan kuesioner skala likert yang mengacu pada kuesioner
dari beberapa penelitian sebelumnya. Hasil: Pada dimensi iklim keselamatan hasil
analisis univariat semua dimensi lebih banyak berkategori rendah dan analisis bivariat
menghasilkan pada dimensi komitmen dan nilai-nilai dengan P value = 0,000 dan nilai
korelasi 0,268, dimensi pelatihan dengan P value = 0,000 dan nilai korelasi 0,318,
dimensi komunikasi P value = 0,002 dan nilai korelasi 0,274, persiapan kondisi darurat
P value = 0,000 dan nilai korelasi 0,362, dimensi prioritas keselamatan P value = 0,001
dan nilai korelasi 0,318, dimensi justifikasi risiko P value = 0,000 dan nilai correlation
0,503, dimensi keterlibatan subkontraktor P value = 0,000 dan nilai korelasi 0,390,
dimensi insentif keselamatan P value = 0,001 dan nilai korelasi 0,309, dimensi
manajemen program keselamatan P value = 0,000 dan nilai korelasi 0,435, dimensi
pengetahuan keselamatan P value = 0,000 dan nilai korelasi 0,372, dimensi motivasi
keselamatan P value = 0,000 dan nilai korelasi 0,416 dapat diketahui pada nilai tersebut
memiliki hubungan positif dengan perilaku keselamatan kecuali dimensi lingkungan
kerja dengan P value = 0,904 dan nilai correlation 0,011. Kesimpulan: Terdapat
hubungan yang positif antara dimensi iklim keselamatan dengan perilaku keselamatan
sehingga penerapan keselamatan kerja pada PLN PUSMANPRO PST JATENG I untuk
membentuk perilaku keselamatan pada pekerja dapat melalui peningkatan iklim
keselamatan serta fasilitas yang mendukung program keselamatan yang dapat
mengurangi terjadinya kecelakaan pada proyek.

Background: The key factor needed to achieve success and prevent accidents is the
safety climate. Based on PLN data, the majority of INSPEKTA reports are unsafe
behavior. Safety climate can be measured by several dimensions and several studies
assess the dimensions of safety climate that have a relationship with behavior to reduce
the occurrence of accidents. Objective: To analyze the relationship between dimensions
of safety climate and safety behavior of workers at PLN PUSMANPRO in the PST
JATENG I electricity development project. Methods: This cross sectional study
involved 120 workers at the PLN PUSMANPRO PST JATENG I Project. Primary data
were obtained using a Likert scale questionnaire that referring to the questionnaires
from several previous studies. Results: In the dimension of safety climate, the results of
the univariate analysis of all dimensions are more in the low category and bivariate
analysis results in the dimensions of commitment and values with P value = 0.000 and
correlation value 0.268, training dimension with P value = 0.000 and correlation value
0.318, communication dimension P value = 0.002 and correlation value 0.274,
emergency preparation P value = 0.000 and correlation value 0.362, safety priority
dimension P value = 0.001 and correlation value 0.318, risk justification dimension P
value = 0.000 and correlation value 0.503, subcontractor involvement dimension P
value = 0.000 and the correlation value is 0.390, safety incentive dimension P value =
0.001 and the correlation value is 0.309, the safety program management dimension P
value = 0.000 and the correlation value is 0.435, safety knowledge dimension P value =
0.000 and the correlation value is 0.372, safety motivation dimension P value = 0.000
and a correlation value of 0.416 can be seen at the value of it has a positive relationship
with safety behavior except for the work environment dimension with P value = 0.904
and a correlation value of 0.011. Conclusion: There is a positive relationship between
the dimensions of safety climate and safety behavior so that the application of work
safety at PLN PUSMANPRO PST JATENG I to shape safety behavior in workers can
be through improving the safety climate and facilities that support safety programs that
can reduce accidents on the project.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Muhammad
"Selama ini, untuk penghitungan kinerja simpang digunakan Manual Kapasitas Jalan (MKJI) yang diterbitkan pada tahun 1997. Namun, kondisi dan perilaku lalu lintas saat ini sudah tidak sama dengan saat penyusunan MKJI. Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Bina Marga menerbitkan Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) pada tahun 2022. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginvestigasi nilai kinerja simpang eksisting, menganalisis perbedaan kinerja simpang serta meningkatkan kinerja simpang. Penelitian dilakukan di simpang Arion, Jakarta Timur dengan kondisi lalu lintas yang didapatkan secara primer pada jam sibuk pagi pada hari kerja. Hasil penelitian didapatkan nilai derajat kejenuhan pada simpang Arion dalam kondisi eksisting, yaitu 0,87 (MKJI) dan 0,81 (PKJI) pada pendekat utara; 0,4 (MKJI) dan 0,38 (PKJI) pada pendekat barat; 0,81 (MKJI) dan 0,74 (PKJI) pada pendekat selatan; 0,68 (MKJI) dan 0,64 (PKJI) pada pendekat timur. Berdasarkan RMSE perhitungan panjang antrian menggunakan PKJI lebih cocok daripada MKJI jika divalidasi dengan hasil pengukuran di lapangan. Pada skenario peningkatan kinerja, derajat kejenuhan berkurang sebesar 18,39 % (MKJI) dan 17,28 % (PKJI) pada pendekat utara. Pada pendekat selatan terjadi penurunan sebesar 4,9 % (MKJI) dan 4,05 % (PKJI).

To date, Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) which was published in 1997 was used to calculate intersections performance. However, the current traffic conditions and behavior are not the same as when the MKJI was drafted. Therefore, the Direktorat Jenderal Bina Marga issued Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) in 2022. The goal of this study are to investigate the performance of existing intersections, analyze differences in intersection performance and improve intersection performance. The research was conducted at the Arion intersection, Jakarta Timur with traffic conditions obtained primarily during the morning rush hour on weekdays. The results showed that the degree of saturation at the Arion intersection in the existing condition are 0.87 (MKJI) and 0.81 (PKJI) in the north approach; 0.4 (MKJI) and 0.38 (PKJI) in the western approach; 0.81 (MKJI) and 0.74 (PKJI) on the southern approach; 0.68 (MKJI) and 0.64 (PKJI) in the eastern approach. Based on the RMSE, the queue length calculation using PKJI is more suitable than MKJI if it is validated with field measurement results. In the performance improvement scenario, the degree of saturation decreases by 18.39% (MKJI) and 17.28% (PKJI) in the north approach. In the southern approach there is a decrease of 4.9% (MKJI) and 4.05% (PKJI)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gede Arya Satya Dharma
"Pertumbuhan industri penerbangan telah mendorong peningkatan permasalahan runway allocation dan gate assignment di bandara. Permasalahan tersebut mendorong terjadinya permasalahan kelebihan kapasitas dan akan sangat berpengaruh pada tingkat pelayanan bandara tersebut, salah satunya Terminal 1 Bandara Soekarno Hatta. Pada penelitian ini dibuat formulasi model optimasi stokastik yang merupakan kombinasi model runway allocation dan gate assignment, dengan menggunakan 4 fungsi tujuan yaitu maksimalisasi lalu lintas pesawat, minimalisasi keterlambatan, minimalisasi jumlah ungated flights, dan minimalisasi total jarak jalan penumpang.
Model ini dibangun menggunakan genetic algorithm dengan output berupa runway and gate assignment order yang optimal. Dari solusi tersebut dapat dilihat bahwa saat simulasi model mampu menampung rata-rata 98% dari total lalu lintas pesawat, serta penurunan rata-rata sebesar 52% untuk total waktu keterlambatan, penurunan rata-rata sebesar 36% untuk jumlah ungated flights, dan penurunan rata-rata sebesar 13% untuk total jarak jalan penumpang. Kedepannya, diperlukan pengembangan penelitian meliputi pengembangan model berbasis real time, penggunaan algoritma stokastik lainnya, serta pembangunan model berdasarkan persepektif maskapai.

The growth of the aviation industry has enhanced the increase of airport runway allocation and gate assignment problem. Those problems led to the overcapacity problem and will affect on the level of service of the airport, Terminal 1 Soekarno Hatta International Airport. This research constructed a model formulation of stochastic optimization model, which is basically the combination of runway allocation and gate assignment, with the objectives are to maximize the aircraft traffic, to minimize the flight tardiness, to minimize the number of ungated flights, and to minimize the total passenger travelling distance.
This model was constructed using genetic algorithm, which the model outputs are the optimal runway and gate assignment order. Based on the optimal solution generated, the model was successfully to accommodate in average 98% of total flights and also was contributed to the 52% average decreasing of flight tardiness, 36% average decreasing of ungated flights, and 13% average decreasing of total passenger travelling distance. This research may be developed in the future by constructing real time based model, using another stochastic algorithm, and building the model by the airline perspective.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44605
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Nugraha
"Dalam bidang penerbangan, radar banyak digunakan oleh pesawat tempur, menara ATC pada bandara, dan lain-lainnya. Salah satu aplikasi radar yang digunakan pada bandara adalah untuk mendeteksi serpihan objek asing atau FOD (Foreign Object Debris) pada lingkungan bandara, khususnya pada landasan pacu pesawat terbang. FOD atau Foreign Object Debris adalah segala jenis objek asing baik benda hidup maupun mati, besar ataupun kecil, yang tidak semestinya terletak pada lingkungan tersebut, karena berpotensi menyebabkan bahaya kecelekaaan, contohnya plat besi, mur, baut, dan lain-lainnya. FOD menjadi salah satu masalah yang cukup penting untuk diperhatikan, khususnya untuk bandara-bandara di Indonesia karena berpotensi membahayakan pesawat terbang yang sedang melintas, baik saat pesawat lepas landas maupun saat mendarat. Ditambah lagi aktivitas penerbangan domestik di Indonesia telah meningkat sebesar 40%dari tahun 2006 hingga 2019, sehingga perlu dilakukan tindakan pencegahan untuk meninimalisir resiko ini. Mekanisme pendeteksian FOD pada landasan pacu dengan teknologi radar yang telah ada di pasaran umumnya menggunakan modulasi FMCW dan menggunakan frekuensi yang sangat tinggi, berkisar dari 76 GHz (FODetect® by XSight Tech.) hingga yang tertinggi 96 GHz (Tarsier by QinetiQ), karena belum banyak alat penguji yang mampu mencapai frekuensi tersebut di Indonesia, sehingga perlu alternatif lain dengan frekunesi yang lebih rendah. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dirancang sepasang antena radar FMCW yang bekerja pada frekuensi 37,5 – 38,5 GHz, gain 32 dB yang di desain untuk memiliki performa serupa dengan produk pasaran yaitu radar FODetect® yang menggunakan modulasi FMCW dengan frekunesi kerja 75.5-76.5 GHz, gain 32 dB. Antena yang di desain ini menggunakan model rectangular waveguide WR-28 dan reflektor parabola sebagai model acuannya dan mampu bekerja pada beberapa rentang frkeuensi di rentang 37.5 – 38.5 GHz yaitu frekuensi 37.5 – 37.55 GHz, 37.64 – 37.72 GHz, 37.82 – 37.88 GHz, 37.95 – 38.39 GHz, dan 38.49 – 38.5 GHz, dengan total bandwidth yang tercapai adalah 0.64 GHz, dan memiliki Isolation Between Port sebesar ≤ −60 dB, dengan hasil lainnya secara simulasi yaitu Gain sebesar 31.9 – 32.2 dB, pola radiasi directional, polarisasi linear dan beamwidth sebesar 3,6°.

In an aviation field, radar is widely used for many applications such as the fighter jets, ATC tower in airport, etc. One of the applications of radar technology is used to detect FOD or Foreign Object Debris in the airport environment, especially in the runaway area. FOD or Foreign Object Debris are every kinds of objects, living or inanimate object, small or big, that located in an inappropriate location in airport, which may cause hazard to the aviation operations, i.e.: iron plate debris, nuts, bolts, etc. FOD becomes one of important issue that must be considered, especially in the most airports in Indonesia, because it will potentially dangerous to every aircraft in the runaway, either during take-off or landing moments. Moreover, the activity of domestic flight in Indonesia from 2006 to 2019 increased by 40 %, so it is necessary to take precautions or mitigation act to minimize this risk. The current’s commercials FOD detection mechanism with radar commonly use FMCW modulation of very high frequency, range form 76 GHz (FODetect® by XSight Tech.) to the highest of 96 GHz (Tarsier by inetiQ), because the measuring instruments that can reach those frequencies are rarely found in Indonesia, so it’s necessary to find other alternative which use lower frequency. Therefore, in this research, a pair of antennas is designed which expected to operate with frequency of 37.5 – 38.5 GHz and gain of 32 dB with FMCW operation-mode. This pair of antennas is based from one of the commercial product: FODetect®’s radar that also work with FMCW operation-mode, with operating frequencies are 75.5 – 76.5 GHz, and gain of 32 dB. The designed antenna uses rectangular waveguide and parabolic reflector as the reference model and successfully to work on frequency ranges of 37.5 – 37.55 GHz, 37.64 – 37.72 GHz, 37.82 – 37.88 GHz, 37.95 – 38.39 GHz, and 38.49 – 38.5 GHz with the total bandwidth of 0.64 GHz and Isolation Between Port of ≤ −60 dB, and the others simulated results: gain of 31.4 – 32.2 dB, has directional radiation pattern, linear polarization and beamwidth of 3,6°."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>