Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142411 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"[Lingkungan padat penghuni seperti pesantren merupakan faktor risiko pedikulosis kapitis sehingga santri perlu diberikan pengetahuan mengenai siklus hidup Pediculus humanus capitis agar dapat melakukan pencegahan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan santri mengenai siklus hidup P.h.capitis. Desain penelitian adalah pre-post study dengan intervensi penyuluhan kesehatan. Pengambilan data dilakukan di sebuah pesantren, Jakarta Timur pada bulan Mei 2012 dengan meminta semua santri (total sampling) mengisi kuesioner yang berisi enam pertanyaan mengenai siklus hidup P.h.capitis sebelum dan sesudah penyuluhan. Setiap soal mempunyai skor maksimal lima dan minimal nol. Data skor sebelum dan sesudah penyuluhan diolah dengan uji marginal homogeneity pada program SPSS versi 20. Hasil penelitian menunjukkan santri berusia 11-19 tahun, 109 orang (60,2%) laki-laki dan 72 orang (39,8%) perempuan. Sebelum penyuluhan, 154 santri (85,1%) memiliki tingkat pengetahuan kurang, 20 santri (11%) berpengetahuan sedang, dan 7 santri (3,9%) berpengetahuan baik. Setelah penyuluhan, 19 santri (10,5%) memiliki pengetahuan kurang, 45 santri (24,9%) berpengetahuan sedang, dan 117 santri (64,6%) berpengetahuan baik. Uji marginal homogeneity (p<0,01) menunjukan perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan santri sebelum dan sesudah penyuluhan. Disimpulkan bahwa penyuluhan berpengaruh dalam meningkatkan tingkat pengetahuan santri mengenai siklus hidup P.h.capitis., Crowded environment such as islamic boarding school is a risk factor of pediculosis capitis, thus the students should be given the knowledge about life cycle of Pediculus humanus capitis in orther to prevent the disease. The aim of this research was to know the influence of health promotion in improving students knowledge about the life cycle of P.h.capitis. This pre-post study with health promotion intervention was held on May 2012 at Islamic Boarding School, East Jakarta by giving the students a questionnaire with six questions about the life cycle of P.h.capitis before and after health promotion. Score before and after the health promotion was analyzed using marginal homogeneity test on SPSS version 20. The result showed that the students were 11-19 years old, 109 male students (60,2%), and 72 female students (39,8%). Before health promotion, 154 students (85,1%) had poor knowledge level, 20 students (11%) had fair knowledge and 7 students (3,9%) had good level. After health promotion, 19 students (10,5%) had poor level, 45 students (24,9%) had fair knowledge level, and 117 students (64,6%) had good level. Marginal homogeneity test (p<0,01) showed that there were significant difference of students knowledge level before and after health promotion. In conclusion, the health prom]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Wartati
"ABSTRACT
Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala yang banyak terdapat pada orang yang tinggal di daerah padat penghuni. Untuk merencanakan pemberantasan pedikulosis, diperlukan pengetahuan pencegahan pedikulosis. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dampak penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan santri mengenai pencegahan pedikulosis. Survey dilakukan di sebuah pesantren di Jakarta Timur. Desain penelitian pre-post study dengan metode total sampling dan intervensi penyuluhan kesehatan. Data diambil pada Mei 2012 menggunakan kuesioner berisi lima pertanyaan mengenai pengobatan dan pencegahan pedikulosis kapitis. Data diproses dengan SPSS versi 20 dan dianalisis dengan uji marginal homogeneity. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 205 santri, sebanyak 181 ikut dalam penelitian; laki-laki 109 (60,2%) dan 72 (39,8%) perempuan dengan usia 11-19 tahun. Jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik 14 orang (7,7%), sedang 46 orang (25,4%), dan kurang 121 orang (66,9%). Setelah penyuluhan, jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik meningkat menjadi 39 orang (21,5%) dan sedang 89 orang (49,2%); pengetahuan kurang menurun menjadi 53 orang (29,3%). Uji marginal homogeneity menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,01) pada tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan. Disimpulkan, penyuluhan berhasil meningkatkan pengetahuan santri mengenai pencegahan pedikulosis kapitis.

ABSTRACT
Pediculosis capitis is frequently found in people who live in a crowded area. It is necessary to have knowledge about prevention of pediculosis in order to eradicate pediculosis. The purpose of this research was to know about the impact of health promotion in improving the student?s knowledge about prevention of pediculosis. The survey was conducted at a Islamic boarding school in East Jakarta . The research design was pre-post study with a total sampling methods and health promotion interventions. Data was collected on May 2012 by giving a questioner consist of five questions about treatment and prevention of pediculosis. Data was processed by SPSS version 20 and analyzed with the marginal homogeneity test. The results showed that 181 of 205 students participated; 109 male students (60.2%) and 72 female students (39.8%), age 11-19 years old. The number of good knowledge students were 14 (7.7%), fair knowledge 46 (25.4%) and poor knowledge 121 (66.9%). After health promotion, the number of good knowledge students were 39 (21.5%), fair knowledge 89 (49.2%), poor knowledge 53 (29.3%). Marginal homogeneity test showed significant difference of knowledge before and after the health promotion (p<0.001). In conclusion, health promotion was effective in increasing knowledge about prevention of pediculosis capitis students."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Tiffany
"Pedikulosis kapitis merupakan penyakit yang banyak dijumpai pada orang yang hidup di lingkungan yang padat misalnya santri yang tinggal di pesantren. Agar dapat mencegah pedikulosis, santri perlu diberikan pengetahuan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan santri mengenai penularan pedikulosis. Desain penelitian ini adalah pre-post study dan metode total sampling. Pengambilan data dilakukan pada Mei 2012 dengan memberikan kuesioner pada 181 santri yang terdiri atas 110 santri Madrasah Tsanawiyah dan 71 santri Madrasah Aliyah. Kuesioner berisi lima pertanyaan mengenai penularan pedikulosis kapitis yang diberi skor.
Hasilnya menunjukkan sebelum penyuluhan jumlah santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik 24 (13,3%) santri, tingkat pengetahuan sedang 71 (39,2%) santri, dan 86 (47,5%) santri memiliki tingkat pengetahuan kurang. Sesudah penyuluhan jumlah santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik meningkat menjadi 87 (48,1%) santri, pengetahuan sedang 80 (44,2%) santri, dan 14 (7,7%) santri memiliki tingkat pengetahuan kurang. Terdapat perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan (uji marginal homogeneity, p<0,01). Disimpulkan penyuluhan memberikan efek dalam meningkatkan pengetahuan santri mengenai penularan pedikulosis.

Pediculosis capitis often find in people who live in crowded environment such as boarding schools. In order to prevent pediculosis capitis, students should be given sufficient knowledge. The purpose of this study was to know the effects of health promotion in improving student’s knowledge about the transmission of pediculosis. This pre-post study with a total sampling method was held on May, 2012 by giving questionnaires to 181 students that consist of 110 junior high school students and 71 senior high school students in islamic boarding school. Questionnaire consists of five questions about transmission of pediculosis which were given score.
The results showed that before the health promotion, there were 24 (13.3%) student who had a good level of knowledge, 71 (39.2%) students had a fair level of knowledge, and 86 (47.5%) students had a poor level of knowledge. After the health promotion, the number of students who had a good level of knowledge increased to 87 (48.1%) students, fair level of knowledge were 80 (44.2 %) students, and 14 (7.7%) students had a poor level of knowledge. There were significant differences in the level of knowledge before and after health promotion (marginal homogeneity test, p<0.01). In conclusion, health promotion affects in improving student’s knowledge about the transmission of pediculosis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Permatasari
"Pengetahuan mengenai pedikulosis kapitis yaitu penyebab dan gejala yang ditimbulkannya penting untuk diketahui masyarakat supaya kasus pedikulosis bisa dideteksi dan ditangani secara dini Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas penyuluhan dalam meningkatkan pengetahuan responden mengenai pedikulosis kapitis Bentuk penelitian ini adalah studi pre post Data penelitian diambil pada 22 Januari 2011 di Pesantren X Jakarta Timur Seluruh santri diikutsertakan dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai penyebab dan gejala pedikulosis Survei dilakukan sebelum dan sesudah penyuluhan Data diolah menggunakan program SPSS versi 11 5 dan diuji dengan marginal homogeneity Responden terdiri atas 151 orang berusia 11 18 tahun Responden laki laki 88 orang 58 3 dan perempuan 63 orang 41 7 Sebelum penyuluhan 13 orang 8 6 responden memiliki tingkat pengetahuan sedang dan 138 orang lainnya 91 4 memiliki tingkat pengetahuan kurang Setelah penyuluhan responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik menjadi 3 orang 2 0 sedang 47 orang 31 1 dan tingkat pengetahuan kurang menjadi 101 orang 66 9 Melalui uji marginal homogeneity didapatkan nilai p.

Knowledge about pediculosis capitis especially about the causative agent and the symptoms generated are important for public in order to detect and manage pediculosis early if it happened This research is purposed to observe the effectivity of health promotion in increasing respondents rsquo knowledge about pediculosis capitis This research is a pre post study The data was taken on January 22 2011 at lsquo X rsquo Islamic High School East Jakarta All of the students were included in this study by filling the questionnaire about pediculosis capitis causative agent and symptoms The survey was taken before and after the health promotion The data was processed using SPSS program version 11 5 and checked using marginal homogeneity test There were 151 respondents aged between 11 18 years old The respondents consisted of 88 boys 58 3 and 63 girls 41 7 Before the health promotion 13 respondents 8 6 had fair knowledge and the remaining 138 91 4 had poor knowledge After the health promotion the amount of respondents who had good knowledge increase to 3 respondents 2 0 fair knowledge 47 respondents 31 3 and poor knowledge decreases to 101 respondents 66 9 Using marginal homogeneity test the value of p."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Anindya
"Agar bisa berperilaku baik seseorang harus mempunyai pengetahuan yang baik. Untuk mempunyai pengetahuan yang baik, perlu diberikan penyuluhan. Oleh karena itu, diperlukan survey untuk mengetahui efektivitas penyuluhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan santri mengenai pencegahan trikuriasis. Pencegahan trikuriasis penting karena trikuriasis menyebabkan anemia dan diare. Penelitian ini menggunakan metode pre-post study. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner pada 154 responden yang terdiri dari 81 orang santri Madrasah Tsanawiyah dan 73 orang santri Madrasah Aliyah yang dipilih dengan total sampling. Responden memiliki usia yang beragam dari 12 hingga 20 tahun dengan persebaran laki-laki sebanyak 91 orang (59,1%) dan perempuan 63 orang (40,1%). Sebelum penyuluhan jumlah santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai pencegahan trikuriasis sebanyak 8 orang (5,2%), yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 28 (18,2%), dan 118 orang memiliki tingkat pengetahuan kurang (76,6%). Sesudah penyuluhan jumlah santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai pencegahan trikuriasis sebanyak 28 orang (18,2%), yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 45 (29,2%), dan 81 orang memiliki tingkat pengetahuan kurang (52,6%). Dengan uji marginal homogenity didapatkan p<0,01 yang berarti terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan.

People must have a good knowledge to have a good behavior. In order to have a good behavior, health promotion should be given. That’s why a survey is needed to know the effectiveness of health promotion. The purpose of this research is to know about the effectiveness of health promotion in improving the student’s knowledge about prevention of trichuriasis. Prevention of trichuriasis is important because trichuriasis cause anemia and diarrhea. The design used in this research is pre-post study. The data collecting was held on 22nd of January 2011 by giving a questioner to 154 students (81 students of junior high school and 73 students of senior high school) in Islamic boarding school. There are 91 female students (59,1%) and 63 male students (40,1%) with various ages (12-20 years old). Before health promotion, 8 students (5,2%) has poor level, 28 students (18,2%) has fair level, and 118 students (76,6%) has good level of knowledge. After health promotion was applied, 28 students (18,2%) has poor level, 45 students (29,2%) has fair level, and 81 students (52,6%) has good level of knowledge. Based on the marginal homogenity test, there’s a significant improvement of knowedge before and after the health promotion (P<0,01)."
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Diana Nurfitri
"ABSTRACT
Pedikulosis kapitis banyak terdapat pada orang yang hidup berkelompok seperti di pesantren sehingga santri perlu diberikan edukasi mengenai gejala klinisnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penyuluhan terhadap pengetahuan santri tentang gejala pedikulosis. Desain penelitian menggunakan pre-post study dengan intervensi penyuluhan kesehatan. Data diambil di sebuah Pesantren, Jakarta Timur bulan Mei 2012 dengan memberikan kuesioner yang berisi enam pertanyaan gejala pedikulosis kepada 181 santri (total sampling). Jumlah responden tersebut terdiri dari 109 responden laki-laki dan 72 perempuan, berusia 11-19 tahun, dengan tingkat pendidikan madrasah aliyah 71 responden dan madrasah tsanawiyah 110 responden. Skor pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan diuji dengan uji marginal homogeneity pada program SPSS versi 20. Hasil penelitian menunjukkan sebelum penyuluhan tingkat pengetahuan responden: 4 (2,2%) orang baik, 19 (10,5%) cukup dan 158 (87,3%) kurang. Setelah penyuluhan, responden berpengetahuan baik 18 (9,9%), cukup 51 (28,2%) dan kurang 112 (61,9%). Uji marginal homogeneity menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,01) pada tingkat pengetahuan mengenai gejala pedikulosis sebelum dan sesudah penyuluhan. Disimpulkan bahwa penyuluhan efektif meningkatkan pengetahuan santri mengenai gejala pedikulosis.

ABSTRACT
Pediculosis capitis is often found in group-based population such as pesantren, thus students should be given an education about its symptoms. The purpose of this study was to investigate the effectiveness of health education on student?s knowledge improvement about the symptoms of Pediculosis. The pre-post study design was used. Data was taken from the pesantren, East Jakarta on May 2012. The questionnaire was distributed which consist of 6 questions about pediculosis symptoms to 181 students. The students consisted of 109 male students and 72 female students, aged 11-19 years old, with level education of students were 71 Madrasah Aliyah and 110 Madrasah Tsanawiyah. Score of knowledge before and after health education was calculated statistically using Marginal homogeneity test at SPSS version 20 software. The result showed the level of knowledge before health education was 4 (2.2%) good, 19 (10.5%) average, and 158 (87.3%) poor. After health education was held, there was improvement on the result: 18 (9.9%) good, 51 (28.2%) average, and 112 (61.9%) poor. Marginal homogeneity test shows significant difference (p<0.01) on level of knowledge before and after the health education was held. This finding concludes that health education effectively improved student?s knowledge on symptoms of pediculosis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifda Luthfi Afina
"Pedikulosis kapitis adalah penyakit kulit yang mudah menular dalam lingkungan padat seperti pesantren. Pemberantasan pedikulosis membutuhkan perilaku yang tepat, sehingga dibutuhkan pengetahuan yang baik yang dapat diperoleh melalui penyuluhan. Karakteristik demografi dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan sehingga penyuluhan perlu disesuaikan dengan karakteristik tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan mengenai penularan dan pemberantasan pedikulosis dengan karakteristik demografi. Penelitian menggunakan desain cross sectional. Pengambilan data dilakukan pada 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner kepada 151 santri pesantren X yang dipilih dengan metode total populasi. Data diolah dengan program SPSS 11.5.
Hasil penelitian ini menunjukkan responden terbanyak adalah santri berusia 16-18 tahun (47%), laki-laki (58,3%), madrasah Tsanawiyah (50,3%). Tidak ada santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik, 23,2% santri memiliki tingkat pengetahuan sedang dan 76,8% santri memiliki tingkat pengetahuan buruk. Dari uji chi-square tidak didapatkan perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai penularan dan pemberantasan pedikulosis dengan usia (p=0,587), jenis kelamin (p=0,814) dan tingkat pendidikan (p=0,358). Disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan santri tergolong buruk dan tidak berhubungan dengan karakteristik santri.

Pediculosis capitis is a skin disease that could be transmitted easily in a crowded environment like Islamic boarding school. Eradication of pediculosis needs appropriate behavior which requires good knowledge which can be given through health promotion. Demographic characteristics might influence the knowledge level, therefore health promotion needs to be adjusted according to the characteristic. This study aims to know the relationship between students? knowledge level about transmission and eradication of pediculosis capitis and their demographic characteristic. This study was conducted on January 22 2011 by giving questionnaire to 151 students (total population method). The data was processed using the SPSS 11.5 program.
The result showed that the majority of respondents are students aged 16-18 years old (47%), males (58,3%), Tsanawiyah students (50,3%). No student had good knowledge, 23,2% had fair knowledge, and 76,8% had poor knowledge. Based on chi-square test, there were no significant differences between knowledge level of transmission and eradication of pediculosis and age (p=0,587), sex (p=0,814) and grade of study (p=0,358). It was concluded that the students? knowledge about transmission and eradication of pediculosis was poor and had no association with their characteristics."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Ramadhani Putri
"Pengetahuan yang baik dapat menghasilkan perilaku yang baik pula. Pengetahuan yang baik dapat diberikan melalui metode penyuluhan. Metode penyuluhan perlu dievaluasi dalam bentuk survei untuk menilai efektivitasnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan santri mengenai penularan pedikulosis. Penelitian ini menggunakan metode pre-post study. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 22 Januari 2011 dengan cara pemberian kuesioner. Kuesioner diberikan pada santri Tsanawiyah (50,3%) dan Aliyah (49,7%) yang terdiri atas 88 (58,3%) orang santri laki-laki dan 63 (41,7%) santri perempuan. Santri-santri tersebut berada dalam rentang umur 13-18 tahun. Sebelum penyuluhan, jumlah santri yang memiliki pengetahuan baik mengenai penularan pedikulosis sebanyak 9 orang (6,0%), santri dengan pengetahuan cukup sebanyak 37 orang (24,5%), dan santri dengan pengetahuan kurang sebanyak 105 orang (69,5%). Setelah penyuluhan, santri yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai penularan pedikulosis sebanyak 39 orang (25,8%), yang memiliki pengetahuan yang sedang sebanyak 51 orang (33,8%), dan sebanyak 61 orang (40,4%) memiliki pengetahuan yang kurang. Uji yang digunakan adalah uji marginal homogenity pada program SPSS versi 11.5 dengan nilai (p<0,01) yang berarti terdapat perbedaan bermakna tingkat pengetahuan santri sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.

Good knowledge delivers a good behavior. Good knowledge can be given by the method of seminar. Seminar needs to be avaluated by doing survey.The aim of this study is to know the effectiveness of health promotion in improving Islamic Boarding School Students’ knowledge on the spreading of pediculosis. This study used pre-post study method. This study was held on January 22th, 2011 and data was collected by giving questionnaire. The questionnaire was given to students of Tsanawiyah (50,3%) and Aliyah (49,7%) which consisted of 88 (58.3%) male students and 63 (41.7%) female students. All the students was in the range of 13-18 years old. Before health promotion seminar, students that have good knowledge level about the spreading of pediculosis were only 9 students (6,0%), number of students with fair knowledge level were 37 students (24,5%), and number of student with poor knowledge level were 105 students (69,5%). After health promotion, students that have good knowledge level were 39 students (25,8%), 51 students (33,8%) have fair knowledge level, and 61 (40,4%) students have poor knowledge level of the spreading of pediculosis. Statistic test which is used on this study is marginal homogenity test on SPSS version 11.5 with p<0,01, means that there is significant knowledge improvement before and after health promotion seminar was given."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeffrey Ryano Sandakh
"Infestasi tuma kepala sering dijumpai pada penduduk di lingkungan kumuh, padat dan pengetahuan yang kurang. Dengan demikian untuk memberantas kutu kepala, penduduk yang berisiko terinfestasi perlu diberikan pengetahuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penyuluhan kesehatan mengenai pedikulosis kapitis pada siswi di sebuah pesantren, di Jakarta Timur.
Metode: Desain penelitian adalah pre-poststudy dan data diambil pada 8 Maret 2014. Semua siswi pesantren yang datang pada pengumpulan data dijadikan subjek penelitian. Data dikumpulkan dengan kuesioner yang terdiri atas 10 pertanyaan cara penularan kutu kepala. Data diolah dengan SPSS versi 20 dan diuji dengan marginal homogeneity.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebelum penyuluhan hanya 13 siswi 17,57 yang memiliki pengetahuan baik sedangkan ada 27 36,49 siswi pengetahuan sedang dan 34 45,9 siswi yang mendapat nilai kurang. Setelah penyuluhan, pengetahuan meningkat menjadi 34 siswi 45,9 berpengetahuan baik, sedangkan pengetahuan sedang 20 siswi, sama dengan yang berpengetahuan kurang yaitu 20 siswi 27 . Uji marginal homogeneity menunjukkan perbedaan signifikan pada pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan.

Head lice infestation is common in the population in a seedy neighborhood, dense and less knowledge. Thus, to eradicate head lice, people at risk should be given knowledge infested. This study aims to determine the effectiveness of health education about pediculosis capitis in students at a pesantren in East Jakarta.
Method: The study design is a pre poststudy and data taken on March 8, 2014. All the girls pesantren coming on data collection used as research subjects. Data were collected by a questionnaire consisting of 10 questions mode of transmission of head lice. The data was processed with SPSS version 20 and tested with marginal homogeneity.
Results: The results showed, before the extension was only 13 female students 17.57 who have a good knowledge, while there were 27 36.49 were female students knowledge and 34 45.9 students who scored less. After counseling, knowledge increased to 34 students 45.9 good knowledge, while knowledge was 20 students, together with knowledgeable less that 20 students 27 . Marginal homogeneity test showed significant differences in knowledge before and after counseling p
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahar Salim Saleh Alatas
"Pedikulosis kapitis sering dijumpai di lingkungan padat penghuni seperti di pesantren. Pengobatan pedikulosis mudah dilakukan, tetapi reinfeksi mudah terjadi jika setelah pengobatan tidak diikuti dengan perilaku hidup bersih sehat (PHBS). Agar dapat melakukan PHBS dengan baik dan benar diperlukan survei pengetahuan terlebih dahulu sehingga jika tingkat pengetahuan kurang dapat diberikan penyuluhan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat pengetahuan santri mengenai pedikulosis kapitis dengan karakteristik demografinya (usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan). Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan metode total populasi berupa pengisian kuesioner yang dilakukan pada tanggal 22 Januari 2011 dengan jumlah sampel 151 santri. Data diolah dengan program SPSS versi 11,5. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik, 9,9% santri memiliki tingkat pengetahuan cukup, dan 90,1% santri memiliki pengetahuan kurang. Pada uji chi-square, terdapat perbedaan bermakna antara pengetahuan santri dengan jenis kelamin (p=0,019), tetapi tidak terdapat perbedaan bermakna antara pengetahuan santri dengan usia (p=0,566) dan tingkat pendidikan (p=0,806). Disimpulkan tingkat pengetahuan santri tergolong kurang dan berhubungan dengan jenis kelamin tetapi tidak berhubungan usia dan tingkat pendidikan.

Pediculosis capitis is often found in a crowded environment such as in boarding school. Eradication of pediculosis capitis is easy, however reinfection easily occurs if treatment is not followed by healthy living habit. A survey to determine the knowledge level is needed; if the level is low, health promotion can be given. This study aims to find the relationship between students? knowledge on pediculosis capitis and their demography characteristic (age, sex, and grade of study). This cross-sectional study with total population method was conducted on January 22nd, 2011 by giving questionnaires to all 151 students of X islamic boarding school, East Jakarta. Data from questionnaires were analyzed using SPSS version 11,5. The result showed that no student had good knowledge, 9,9% had fair knowledge, and 90,1% had poor knowledge. Based on chi-square test, there was significant difference between the knowledge level of characteristics and symptoms of pediculosis capitis and sex (p=0,019), but there were no significant differences between the knowledge level and age (p=0,566) and the knowledge level and grade of study (p=0,806). It was concluded that the students? knowledge about pediculosis capitis was poor, was associated with sex but not associated with age and study grade."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>