Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 72871 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saeful Pranata
"Bio-oil production from biomass has a disadvantage because it cannot be used as fuel since it contains a lot of oxygenates, so that the heating value is low and cannot be used as fuel. This study aims to generate oil palm empty fruit bunch-based bio-oil with better quality by adding plastic waste so that can produce Bio-oil with qualified specification as a fuel. The method used in this study is slow co-pyrolysis, where a mixture of biomass and plastic materials is pyrolyzed with the heating rate is low (5°C/min). With the addition of plastic, slow pyrolysis will behave like fast pyrolysis in which a high yield of Bio-oil as a result of increased heat transfer from the heater to the reactor for biomass materials. The independent variables in this study are type of plastic (PP and HDPE) and plastic-biomass composition in the mix, while the dependent variables in this study are Bio-oil’s viscosity, color, pH, and yield. In the pyrolysis reactor, plastic materials and biomass are mixed into cracking boat. Biomass, plastics, and Bio-oil produced were analyzed using GC-MS. The result obtained is addition of plastic waste can improve the quality of bio-oil in pH, viscosity, color stability, and oxygenate compounds.

Produksi bio-oil berbasis biomassa memiliki kendala dalam kualitas karena tidak dapat digunakan sebagai bahan bakar karena bio-oil yang dihasilkan masih mengandung banyak oxygenates (senyawa yang mengandung oksigen), sehingga heating value-nya rendah dan belum dapat digunakan sebagai bahan bakar. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bio-oil berbasis tandan kosong kelapa sawit dengan kualitas yang lebih baik melalui penambahan limbah plastik sehingga dapat menghasilkan Bio-oil yang dengan spesifikasi yang sesuai untuk digunakan sebagai bahan bakar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah slow co-pyrolysis, di mana campuran biomassa dan bahan plastik dipirolisis dengan heating rate yang rendah (5oC/menit). Dengan penambahan plastik, slow pyrolysis akan berkelakuan seperti fast pyrolysis di mana yield Bio-oil tinggi sebagai akibat dari peningkatan perpindahan panas dari pemanas pada reaktor ke bahan biomassa. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis plastik (PP dan HDPE) dan komposisi plastik-biomassa dalam campuran (0:100, 10:90, 25:75, 50:50, 75:25, 100:0), sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah viskositas, pH, warna, dan yield Bio-oil. Dalam reaktor pirolisis, bahan plastik dan biomassa dicampur ke dalam cracking boat. Biomassa, plastik, dan Bio-oil yang dihasilkan dianalisis menggunakan GC-MS. Hasil yang didapatkan adalah penambahan limbah plastik dapat meningkatkan kualitas bio-oil dari segi pH, viskositas, kestabilan warna, dan kandungan oksigenat.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S59434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Monica
"ABSTRACT
Kebutuhan akan furfural meningkat setiap tahunnya, namun masih sedikit pabrik yang memproduksi furfural. Produksi furfural dapat ditingkatkan salah satunya dengan mengoptimasi waktu retensinya. Waktu retensi dipengaruhi oleh laju reaksi pembentukan, yang dalam penelitian ini akan diteliti lebih lanjut mengenai konstanta laju reaksi pembentukan furfural berbasis TKKS. Di penelitian ini, TKKS dihidrolisis dengan menggunakan katalis H2SO4 dan diberi variasi suhu 170oC, 180oC, 190oC serta diberi variasi waktu, yaitu 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit, 25 menit, 30 menit, 35 menit, 40 menit, dan 45 menit. Kondisi optimum pada penelitian dicapai pada suhu 170oC pada waktu 35 menit. Konstanta laju reaksi yang didapatkan pada suhu 170oC, 180oC dan 190oC untuk pembentukan furfural berturut-turut adalah 0,034 s-1; 0,042 s-1 dan 0,02 s-1. Konstanta laju reaksi untuk pembentukan decomposition product adalah 0,009 s-1; 0,067 s-1 dan 0,039 s-1. Pada penelitian ini energi aktivasi yang ditentukan untuk pembentukan furfural dan pembentukan decomposition product berturut-turut adalah -44.629,6 J/mol dan 126.606 J/mol.

ABSTRACT
The need for furfural increases every year, but still a little factory producing furfural. Furfural production can be increased either by optimizing the retention time which in this study done by determining the reaction rate constant of furfural formation from TKKS. In this study, TKKS hydrolysed using H2SO4 catalyst and by variations in temperature of 170oC, 180oC, 190oC and given the variation of time, which are 5 min, 10 min, 15 min, 20 min, 25 min, 30 min, 35 min, 40 min, and 45 minute. The optimum conditions in the study achieved at a temperature of 170oC in 35 minutes. Reaction rate constants for furfural formation obtained at a temperature of 170oC, 180oC and 190oC respectively 0,034 s-1; 0,042 s-1 dan 0,02 s-1. Meanwhile, the reaction rate constants for decomposition product formation at a temperature of 170oC, 180oC and 190oC respectively 0,009 s-1; 0,067 s-1 dan 0,039 s-1. In this study, the activation energy used for furfural formation and decomposition product respectively are -44.629,6 J/mol and 126.606 J/mol."
2016
S63730
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alien Olifitria Ningrum
"Kelapa sawit sebagai sumber energi terbarukan dapat diproses menjadi biooil yang nantinya dapat dijadikan bahan bakar alternatif pada kendaraan bermotor. Kelapa sawit sebagai umpan dicacah hingga diameter 0,1-2 mm, selanjutnya umpan diproses menggunakan metode fast pyrolysis, dan yang terakhir dilakukan pengujian pada produk cair. Penelitian ini menggunakan variasi bahan baku kelapa sawit (cangkang, tandan, dan serat) dengan kondisi suhu operasi 450, 550, dan 650°C.
Faktor utama yang mempengaruhi jumlah biooil adalah komposisi biopolimer umpan. Jumlah kandungan biopolimer dari masing-masing umpan adalah : cangkang 94,2%; tandan 90%; dan serat 80%. Sesuai dengan banyaknya kandungan biopolimer, hasil dari eksperimen didapat bahwa umpan cangkang menghasilkan biooil dengan jumlah terbesar (62% pada suhu optimum 550°C) disusul oleh tandan (58% pada suhu optimum 550°C) dan serat (38% pada suhu optimum 650°C)

Palm oil waster as a source renewable energy can be processed into biooil that can later be used as alternative diesel fuels. Palm oil waste is crushed up to diameter 0,1-2 mm, then feed from palm oil waste is processed using fast pyrolysis method to produced biooil, and latter liquid product is carried out for tests. This study uses variation of raw material palm oil waste (EFB, shell, and fiber) with operating temperature conditions of 450, 550, and 650°C.
Biopolimer content is the main factor that can influence the quantitiy of liquid product. Quantitiy of biopolimer content from each feedstock are: shell 94,2%; EFB 90%; and fiber 80%. In accordance with the quantity of biopolimer content, the results from experiments showed that shell produces biooil with largest number (62% at the optimum temperature of 550°C), followed by EFB (58% at the optimum temperature of 550oC), and fiber (38% at the optimum temperature of 650°C)
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S898
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Haisa Yuana
"Pengembangan terhadap pemanfaat biomassa sebagai sumber bahan bakar alternatif harus dilakukan, mengingat bio-oil yang dihasilkan dari pirolisis biomassa masih mengandung kadar senyawa oksigenat yang tinggi, yang menyebabkan bio-oil bersifat korosif, memiliki nilai kalor rendah, viskositas yang tinggi dan kurang stabil. Penggunaan limbah plastik sebagai bahan baku tambahan menjadi salah satu metode alternatif yang dapat menaikkan nilai kalor bio-oil, menurunkan sifat korosivitas, menurunkan viskositas dan meningkatkan kestabilannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan limbah plastik dalam meningkatkan kualitas bio-oil yang dihasilkan dari pirolisis batang jagung sehingga dapat menghasilkan bio-oil yang mempunyai kadar senyawa oksigenat yang rendah dan dapat digunakan sebagai biofuel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah slow co-pyrolysis, dengan jenis reaktor fixed bed. Bahan baku yang digunakan adalah batang jagung dan limbah plastik HDPE dan PP. Slow co-pyrolysis dilakukan dengan temperatur akhir 5000C, laju pemanasan 50C/menit, laju N2 sebesar 750 ml/menit, dan waktu penahan 30 menit.
Karakterisasi dilakuakn hanya terhadap fraksi minyak (bio-oil) yang mencakup analisis Gas Cromatrograph Mass Spectrometer (GC-MS), uji viskositas dan uji pH. Dengan penambahan plastik sebanyak 75%berat, kandungan senyawa non-oksigenat pada bio-oil mencapai 47,17 % sedangkan kandungan senyawa oksigenat 52,83%. Penggunaan plastik HDPE menghasilkan yield bio-oil yang lebih tinggi yaitu mencapai 28,05 %berat, dibandingkan dengan plastik PP yang mencapai 25,85 %berat. Penambahan limbah plastik menghasilkan bio-oil dengan pH 5 dan viskositas 4,2 cSt yang menyebabkan bio-oil menjdai tidak korosif dan lebih mudah menglair sehingga dapat dimanfaatkan lebih lanjut sebagai bahan bakar.

The development of biomass utilization for alternative fuel source needs to be done, considering the bio-oil produced from biomass pyrolysis still containts high level of oxygenate compounds, which causes the bio-oil to be corrosive, has a low heating value, and less stable. The use of plastic waste for bio-oil production is one of the alternative methods that can increase the heating value of bio-oil by reducing the oxygenates compounds on it.
This study aims to determine the effect of using plastic waste to improve the quality of bio-oil from corn cob, so that it has a lower oxygenate compounds. The method used in this study is slow co-pyrolysis, using fixed bed reactor. The raw materials are corn cob and HDPE and PP plastic wastes. Slow co-pyrolysis is done with final temperatur of 5000C, heating rate 50C/min, N2 flow rate 750 ml/min, and pirolysis time 30 minutes.
The bio-oil oil produced will be characterized using Gas Chromatpgraph Mass Spectometer (GC-MS), viscosity, and pH. With the addition of 75 %wt plastics, non-oxygenates compound in bio-oil reach 47,17 while the oxygenates compound are reduced to 52,33 %wt. The addition of HDPE plastic waste produces hihger bio-oil yield (28,05 %wt) than PP plastic waste (25,85 %wt). The bio-oil produced from biomass and plastic wastes become less corrosive ( pH 5) and viscos (4,2 cSt), so that it can be use as alternative fuel source.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59086
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tegar Maulana
"ABSTRAK
Senyawa Annonaceous acetogenin (asetogenin) dari daun sirsak telah terbukti memiliki sifat antikanker. Gugus asetogenin terdiri dari berbagai senyawa, salah satunya adalah Annonacin yang banyak terdapat di bagian daun tanaman sirsak. Adapun tujuan dari isolasi ini adalah untuk mendapatkan senyawa annonacin yang dapat digunakan sebagai standar untuk penelitian lebih lanjut. Isolasi annonacin terdiri dari tiga tahap yaitu maserasi, fraksinasi, dan isolasi. Pelarut yang digunakan antara lain etanol, etil asetat, heksana, kloroform, dan air. Hasil isolasi tersebut diuji dengan menggunakan kedde reagent untuk mengetahui ada atau tidaknya gugus lakton serta jumlah konsentrasi lakton yang dikandung. Hasil uji reagen kedde menunjukkan adanya gugus lakton dengan perubahan warna menjadi pink-ungu. Jumlah konsentrasi lakton terkandung dari F4.4 241,86 mg/gr. Sitotoksisitas annonacin diuji menggunakan metode Brine Shrimp Test dengan menghitung LC50. Didapat nilai LC50 sebesar 1,04 ppm. Analisis kualitatif hasil isolasi dilakukan menggunakan HPLC dan LC-MS menghasilkan terdapat senyawa annonacin dari F4.4 dengan berat molekul 597,23.

ABSTRACT
Compounds of Annonaceous acetogenin (asetogenin) from soursop leaf has been shown to have anticancer properties. Asetogenin group consists of a variety of compounds, one of which is that many Annonacin located on the leaves of the soursop plants. The purpose of isolation is to get annonacin compounds that can be used as a standard for further research. Isolation of annonacin consists of three phases, namely maceration, fractionation, and isolation. Solvents used include ethanol, ethyl acetate, hexane, chloroform, and water. isolation results were tested using kedde reagent to determine the presence or absence of the lactone group and the number concentration of lactones contained. Kedde reagent test results indicate the presence of the lactone group to change into a pink-purple color. Total concentrations of F4.4 lactone contained 241.86 mg / g. Annonacin cytotoxicity was tested using Brine Shrimp Test method by calculating the LC50. Obtained LC50 values of 1.04 ppm. Qualitative analysis of the results was performed using HPLC isolation and LC-MS produces compounds contained annonacin F4.4 with a molecular weight of 597.23.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55081
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita
"Limbah glasir dari industri keramik mengandung logam berat yang berasal dari proses pewarnaan keramik dan berpotensi mencemari lingkungan. Kandungan logam berat pada limbah glasir PT.X yaitu Cd 0,013 mg/L; Cu 0,033 mg/L; Pb 1,200 mg/L; dan Zn 7,003 mg/L. Limbah tanah liat yang dihasilkan industri keramik berpotensi dijadikan adsorben untuk mengolah logam berat dalam limbah glasir. Penelitian ini dilakukan dalam skala laboratorium menggunakan metode batch adsorpsi untuk menentukan dosis adsorben dan waktu kontak yang optimum dalam mengolah limbah glasir. Hasil penelitian menunjukan dosis optimum adsorben sebesar 5 g/L dan waktu kontak 15 menit dengan kondisi pH 8 dan kecepatan pengadukan 150 rpm. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2008 tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan industri keramik kadar efluen Pb memiliki ambang batas sebesar 1 mg/L. Kadar logam setelah diadsorpsi telah mencapai baku mutu yaitu sebesar 0,614 mg/L dan 2,07 mg/L untuk Pb dan Zn dengan efisiensi pengurangan kadar logam Pb sebesar 61% dan Zn sebesar 9,8%. Dari hasil penelitian ini digunakan untuk mendisain pengolahan limbah glasir pada industri keramik PT.X menggunakan koagulasi dan sedimentasi dalam satu bak.

Glaze wastewater from ceramic industry contains heavy metal which can potentially cause severe pollution problems. Glaze wastewater typically contains Cd 0.013 mg/L; Cu 0.033 mg/L; Pb 1.2 mg/L; and Zn 7.003 mg/L. Clay waste generated from ceramic industry can be utilized as an adsorbent to remove heavy metals in glaze wastewater. The present study investigates in bench scale and uses batch adsorption method to determine optimum adsorbent amount and contact time in removing heavy metals in glaze wastewater. The results showed that the optimum adsorbent amount and contact time respectively are 5 g/L and 15 minutes with pH 8 and stirring speed of 150 rpm. Based on regulation of the Minister of Environment No 16/2008 concerning effluent water standard for ceramic industries, the lead (Pb) concentration must be less than 1 mg/L. Under optimum operating condition, the concentration of lead (Pb) and zinc (Zn) in treated wastewater was reduced to 0.614 mg/L and 2.070 mg/L. The removal efficiency achieves 61.0% for Pb and 9.8% for Zn. Both fulfill the discharge requirement based on the referred regulation. The results of the study are then used to design wastewater treatment plant in PT.X using coagulation and sedimentation in multifunctional tank. The tank can be used as storage tank and wastewater treatment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47772
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Puti Minanga
"Ester sukrosa dengan derajat substitusi 1-3 dapat digunakan sebagai emulsifier non-ionik yang ramah lingkungan. Pada penelitian ini, ester asam lemak sukrosa disintesis melalui reaksi esterifikasi antara sukrosa dengan asam lemak hasil hidrolisis minyak kelapa sawit menggunakan lipase Candida rugosa yang terimmobilisai pada matriks zeolit. Lipase Candida rugosa terimmobilisasi menunjukkan % aktivitas hidrolisis terbesar yaitu 11,0032 % pada perbandingan enzim dengan zeolit yaitu 2:3. Sintesis ester asam lemak sukrosa ini dilakukan pada suhu 40oC, waktu inkubasi selama 32 jam, dengan memvariasikan jumlah lipase imobil pada matriks zeolit. Produk esterifikasi dapat dihasilkan pada penggunaan lipase immobil pada matriks zeolit sebanyak 2400 mg dengan nilai % konversi asam lemak sebesar 9,750 %. Spektrum FTIR produk esterifikasi menunjukkan adanya puncak serapan pada bilangan gelombang 1742,71 cm-1 yang merupakan serapan vibrasi regangan dari gugus fungsi ester C=O. Hasil uji emulsi sederhana terhadap produk hasil esterifikasi menunjukkan bahwa emulsi memiliki ketahanan selama lebih dari 24 jam.

Sucrose fatty acid esters with substitution degree between 1-3 are used as enviroment friendly non-ionic emulsifier. In this research , sucrose fatty acid esters can be synthesized with esterification reaction between sucrose and fatty acid obtained from hydrolyzed palm oil by using immobilized Candida rugosa lipase on zeolite. Immobilized Candida rugosa lipase showed the highest immobilizing activity 11,00 % with the ratio between enzyme and zeolite 2:3. Synthesis of sucrose fatty acid ester was carried out at a temperature of 40 ° C, the incubation time for 32 hours, by varying the amount of immobilized lipase on zeolite. Esterification products was produced using 2400 mg immobilized enzymes on zeolite with fatty acid conversion value of 9.750%. FTIR spectrum of the esterification product showed absorption peak at wave numbers 1742.71 cm-1 which is the stretch vibration absorption of the ester functional group C = O. The reults of the simple emulsion test for the esterification product showed that the emulsion was stable for more than 24 hours."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44345
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Muthia
"Penelitian berupa peningkatan kualitas bio-oil dengan bahan baku tandan kosong kelapa sawit merupakan sebuah kontribusi untuk merealisasikan pemanfaatan biooil sebagai bahan bakar alternatif. Hingga saat ini, terdapat beberapa kendala yang menghalangi penggunaan bio-oil di tengah masyarakat, yaitu rendahnya nilai heating value, tingginya tingkat keasaman, korosif, dan tidak stabilnya produk. Permasalahan tersebut bersumber dari tingginya kandungan senyawa oksigenat di dalam bio-oil.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bio-oil dengan kadar oksigenat yang lebih rendah. Dalam penelitian ini, digunakan metode fast pyrolysis pada temperatur 550o C, dengan empat perlakuan, yaitu produksi bio-oil tanpa katalis, dengan katalis RCC komersial, dengan katalis zeolit alam lampung teraktivasi, dan dengan katalis nanokristal ZSM-5 yang disintesis di laboratorium.
Dari hasil sintesis katalis tidak terbentuk kristal SiO2, Al2O3, dan kristal mineral zeolit tertentu sehingga diperoleh beberapa evaluasi dari sintesis yang dijalankan. Produk bio-oil memiliki properti fisik dan kimia yang berbeda satu sama lain. Katalis zeolit terbukti mampu mereduksi senyawa oksigenat. Selain itu, katalis tersebut meningkatkan sejumlah kadar fenol yang mampu menaikkan nilai heating value.
Secara berurutan, kandungan senyawa oksigenat dan fenol pada bio-oil tanpa katalis, dengan RCC komersial, dengan ZAL teraktivasi, dan dengan katalis sintesis adalah 42,48% dan 10,74%; 31,79% dan 29,1%; 33,26% dan 26,49%; serta 36,09% dan 22,94%. RCC komersial merupakan katalis yang memberikan produk bio-oil terbaik dengan penurunan senyawa oksigenat. Hal ini disebabkan karena kekuatan kristal yang lebih baik dibandingkan katalis zeolit alam teraktivasi dan katalis yang disintesis di laboratorium.

Research in increasing quality of bio-oil with empty fruit bunch of palm as raw materials was a contribution to realize the utilization of bio-oil as an alternative fuel. There were several obstacles that inhibit the use of bio-oil, namely low heating value, high levels of acidity, corrosive, and unstable products. Those problem were due to the high content of oxygenate compounds in the bio-oil.
Purpose of the research is to get bio-oil product with less oxygenate compounds. This study uses methods of fast pyrolysis at 550o C, with four treatments: production of bio-oil without catalyst, with commercial RCC, with activated lampung zeolite catalyst, and with nanocrystal ZSM-5 catalyst synthesized in the laboratory.
Synthesis catalyst did not form crystal SiO2, Al2O3 and specific zeolite mineral, so it brings some evaluations. Bio-oil products have different physical and chemical properties. Zeolite catalyst can reduce oxygenate compounds. Besides, it is able to increase phenol quantity that makes effect for increasing of heating value.
Sequentially, oxygenates and phenol content in bio-oil produced without catalyst, with commercial RCC, with activated lampung zeolite catalyst, and with nanocrystal ZSM-5 catalyst synthesized are 42.48% and 10.74%; 31.79% and 29.1%; 33.26% and 26.49%; 36.09% and 22.94%. Commercial RCC gives best quality bio-oil with less oxygenates. It is caused by better crystalline strength compared with activated lampung zeolit catalyst and synthesized catalyst at laboratory.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1536
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yahdiana
"Congo Red sebagai salah satu bahan kimia organik sintetik yang banyak digunakan untuk industri tekstil mencemari lingkungan air dan tanah. Zat warna tekstil ada beberapa macam, pada penelitian ini menggunakan zat warna congo red. Percobaan ini bertujuan untuk mengurangi limbah zat warna congo red dengan metode fotokatalitik menggunakan katalis suspensi TiO2. Proses fotokatalisis yang melibatkan partikel-partikel semikonduktor TiO2 di bawah iluminasi sinar UV-Vis akan menghasilkan radikal hidroksil yang dapat mendegradasi zat warna congo red.
Hasil yang didapat menunjukkan konsentrasi TiO2 optimum untuk mendegradasi zat warna congo red adalah 4,5 mg dan waktu optimum yang didapat 150 menit. Penggunaan jumlah TiO2 Optimum (4,5 mg) dengan lama waktu radiasi yang optimum (150 menit), pada berbagai konsentrasi. TiO2 optimum dan waktu optimum adalah sebesar 48,90 %. Sedangkan CODnya sebesar 84,1 %. Penggunaan penjumlahan TiO2 optimum (4,5 mg) dengan lama waktu radiasi yang optimum (150 menit), pada berbagai variasi konsentrasi masih cukup effektif pada konsentrasi congo red 50 ppm absorbansi berkurang sebesar 62,5 % COD berkurang sebesar 10,71 %.

Congo Red as one of the synthetic organic chemicals that widely used for textile industries has been contributed on water and soil polution. In this experiment, congo red dye is used as subtrate. The purpose of this experiment is to reduce congo red dye by photocatalytic process, using TiO2 as catalyst. Photocatalysis process involving TiO2 semiconductor particles under illumination of UV-Vis will produce hydroxyl radicals that can degrade the dye congo red.
The results showed the optimum concentration of TiO2 to degrade the dye congo red was 4.5 mg and obtained the optimum time 150 minutes. Optimum use of the TiO2 (4.5 mg) with the optimum duration of radiation (150 minutes), at various concentrations. TiO2 optimum and optimum time amounted to 48.90 %. While COD of 84.1 %, optimum use of the sum of TiO2 (4.5 mg) with the optimum duration of radiation (150 minutes), at various concentrations are still quite effective at 50 ppm concentration of congo red absorbance was reduced by 62.5% COD was reduced by 10.71 %.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S945
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aqilah Widyayu
"Senyawa turunan dihidropirimidin (DHPM) merupakan senyawa organik yang memiliki banyak manfaat diantaranya sebagai antikoagulan, antihipertensi, antiinflamasi, antimikroba, antibakteri, antifungi, dan antioksidan. Pengembangan sintesis turunan DHPM dapat disintesis melalui reaksi Biginelli. Modifikasi pereaksi dan metode reaksi ini terus dilakukan untuk memperoleh hasil yang paling baik dan ramah lingkungan. Pada penelitian ini, telah dilakukan sintesis senyawa turunan DHPM yaitu 5-acetyl-6-methyl-4-(2-(prop-2-yn-1-yloxy)phenyl)-3,4-dihydropyrimidin-2(1H)-one, dan 1-(6-methyl-4-(2-(prop-2-yn-1-yloxy)phenyl)-2-thioxo-1,2,3,4-tetrahydropyrimidin-5-yl)ethanone melalui reaksi Biginelli dengan metode refluks dengan jus belimbing sayur sebagai katalis asam. Reaktan aldehid yang digunakan adalah 2-(2-propun-1-iloksi)benzaldehid sedangkan reaktan 1,3-dikarbonil yang digunakan adalah asetilaseton. Perbedaan sintesis senyawa turunan DHPM terletak pada komponen urea yang digunakan yaitu urea dan tiourea. Rendemen yang dihasilkan untuk senyawa 5-acetyl-6-methyl-4-(2-(prop-2-yn-1-yloxy)phenyl)-3,4-dihydropyrimidin-2(1H)-on sebesar 93%. Kemurnian senyawa target diuji dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan dilakukan kromatografi kolom untuk medapatkan senyawa target yang murni. Senyawa hasil sintesis kemudian dikarakterisasi dengan uji LC-MS/MS, FTIR, dan NMR yang menandakan bahwa produk 5-acetyl-6-methyl-4-(2-(prop-2-yn-1-yloxy)phenyl)-3,4-dihydropyrimidin-2(1H)-on berhasil disintesis, namun tidak berhasil didapatkan produk 1-(6-methyl-4-(2-(prop-2-yn-1-yloxy)phenyl)-2-thioxo-1,2,3,4-tetrahydropyrimidin-5-yl)ethenone dari sintesis Biginelli menggunakan jus belimbing sayur.

Dihydropyrimidine (DHPM) and its derivatives are organic compounds that have many benefits including anticoagulant, antihypertensive, anti-inflammatory, antimicrobial, antibacterial, antifungal, and antioxidant properties. The synthesis of DHPM derivatives can be achieved through the Biginelli reaction. Modifications in the reactants and reaction methods are continuously explored to achieve optimal and environmentally friendly results. In this study, the synthesis of dihydropyrimidine derivatives, specifically dihydropyrimidinones, 5-acetyl6-methyl-4-(2-(prop-2-yn-1-yloxy)phenyl)-3,4-dihydropyrimidin-2(1H)-one and dihydropyrimidinethiones, 1-(6- methyl-4-(2- (prop-2-yn-1-yloxy)phenyl)-2-thioxo-1,2,3,4-tetrahydropyrimidin-5-yl)ethanone was conducted using the Biginelli reaction with starfruit juice as an acid catalyst. The difference in the synthesis of DHPM derivatives lies in the urea component used, namely urea and thiourea. Substrates such as 2-(2-prop-1- enyloxy)benzaldehyde, acetylacetone, and urea/thiourea were used to form the dihydropyrimidine derivative compounds. The synthesized product of dihydropyrimidinone compound was obtained in 93% yield, whereas the dihydropyrimidinethione product was not successfully obtained."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>