Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167183 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yoksandi
"Natural Deep Eutetic Solvent (NADES) telah mendapatkan perhatian karena potensinya sebagai solven ektraksi yang ramah lingkungan. Zat antioksidan banyak terdapat pada kulit buah manggis (Gracinia mangostana L.) untuk diektraksi, yang selama ini hanya menjadi limbah dan tidak dimanfaatkan. Kulit buah manggis mengandung senyawa bioaktif mangostin yang tinggi dan dapat dikemas menjadi obat anti-kanker dalam bentuk pelepasan obat terkendali. Dalam penelitian ini, ekstraksi untuk memperoleh senyawa mangostin murni dilakukan dengan menggunakan natural deep eutectic solvent (NADES) sebagai pelarut yang ramah lingkungan sekaligus aman bagi kesehatan. Garam digunakan dalam penelitian ini adalah betain yang akan dicampurkan dengan berbagai macam senyawa HBD dari golongan alkohol yaitu propanediol. Pencampuran antara betain dengan senyawa HBD dilakukan dengan berbagai variasi komposisi, dan ekstraksinya dilakukan dalam berbagai variasi waktu dan variasi suhu. Dari penelitian ini akan dihasilkan data konsentrasi senyawa mangostin dan dilakukan analisis menggunakan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) untuk mengetahui kondisi ektraksi yang optimum. Kemudian untuk memperoleh senyawa mangostin murni dilakukan separasi dengan pelarut organik non-polar etil asetat. Hasil akhir menunjukkan waktu terbaik ekstraksi pada suhu ruang adalah 4 jam dan suhu ekstraksi terbaik dari rentang 27-75oC adalah 55oC.Selain itu, perolehan kembali dengan senyawa NADES ini adalah sebesar 88%.
Natural Deep Eutectic Solvents (NADES) have received considerable attention due to their potential as green solvent substituting conventional organicsolvents which are high in toxicity and harmful to the environment. NADES haveunique properties, such as negligible volatility at room temperature, high solubility for wide range of compounds, low toxicity profile, and adjustable selectivity. In this study, NADES were being evaluated for their application as extraction solvents for bioactive compound, α-mangostin, from mangosteen (Garcinia mangostana L.). Mangosteen is chosen as object of study due to itshighly beneficial bioactive compounds for health and its high availability in Indonesia. NADES were made by mixing quaternary ammonium salt withhydrogen bond donor (HBD) in various ratios. Extraction was done by shakingin room temperature and ultrasonikation. The extracts were analysed by HighPerformance Liquid Chromatography (HPLC). α-mangostin successfully extracted by NADES, with highest yield obtained by NADES composed of betaine and 1,2-propanediol. Separation is done by using ethyl acetate. This study shows thepotential of NADES for application in extraction of bioactive compounds fromnatural sources. The result is that the best extraction time is 4 hours and the best extraction temperature between 27-75oC is 55oC. Besides, the best recovery percentage of NADES tested is 88%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59375
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Hidayat Abdullah
"Mikroalga dapat digunakan sebagai bahan baku bioenergi. Namun, kultivasi mikroalga perlu dioptimalkan agar biaya produksi biodiesel minimal. Pada penelitian ini, Nannochloropsis sp. dan Chlorella vulgaris dikultivasi masing-masing pada medium ekstrak cair kompos daun kering dengan variasi konsentrasi yang berbeda. Laju pertumbuhan diamati selama 198 jam periode kultivasi. Akumulasi lipid diuji pada akhir periode kultivasi. Kultivasi Nannochloropsis sp. pada medium ekstrak cair kompos menunjukkan hasil biomassa sebesar 1,52 g/L, laju pertumbuhan 0,0193 jam-1 dan akumulasi lipid sebesar 4,66%. Kultivasi Chlorella vulgaris vulgaris menunjukkan hasil biomassa sebesar 0,41 g/L, laju pertumbuhan 0,0359 jam-1 dan akumulasi lipid sebesar 13,35%.

Microalgae can be used as raw material for bioenergy. However, cultivation of microalgae still need to be reduce production cost. In this study, Nannochloropsis sp. and Chlorella vulgaris are cultivated in liquid extract of leaf compost medium. The rate of growth is monitored during the cultivation period of 198 hours. Lipid accumulation is examined at the end of the cultivation period. Nannochloropsis sp. cultivation on leaf compost medium showed biomass yield 1,52 g/L, growth rate of 0,0193 1/hour and lipid yield of 4,66%. Chlorella vulgaris vulgaris cultivation showed biomass yield 0,41 g/L, growth rate of 0,0359 hour-1 and lipid yield of 13,35%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59082
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haqqyana
"Untuk meningkatkan bio-oil baik dari segi kualitas dan kuantitas, co-pyrolysis jerami padi dengan plastik HDPE dan PP, yang mengandung kadar hidrogen tinggi, dapat menjadi salah satu solusi. Prosedur slow co-pyrolysis dilakukan pada reaktor batch dengan laju pemanasan 5℃ /menit hingga suhu 500℃ dan laju aliran nitrogen yang digunakan adalah 750 mL/menit. Produk cair selanjutnya dianalisis dengan menggunakan GC-MS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar rasio berat plastik/biomassa menghasilkan yield char yang rendah serta yield oil dan yield gas yang cenderung meningkat dengan hasil bio-oil maksimum diperoleh melalui co-pyrolysis PP/jerami padi dengan rasio berat 25:75, yakni 12,88%. Besarnya rasio berat plastik/biomassa juga mempengaruhi penurunan senyawa aldehid dan fenol pada kandungan bio-oil. Adapun lama waktu penahanan menunjukkan adanya reaksi cross-linking sehingga meningkatkan yield waxy solid.

To improve the quality and quantity of bio-oil derived from rice straw pyrolysis, the idea of incorporating plastics (HDPE and PP) containing higher hydrogen contents can be considered. Slow co-pyrolysis performed in a batch reactor with a heating rate of 5℃ /min up to a temperature of 500℃ with nitrogen flow rate 750mL/min. Liquid products were than analyzed by GC/MS.
The results showed that the greater the weight ratio of plastic/biomass produces low char yield with oil and gas yield are likely to increase. The maximum yield of bio-oil obtained (12,88%) through co-pyrolysis of PP/rice straw with a weight ratio of 25;75. Upon increasing weight ratio of plastic/biomass, the decline of aldehyde and phenol compunds in bio-oil were observed. The increasing holding time thus further promotes cross-linking reaction thereby increasing the amount of waxy solid obtained.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S62624
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clarissa
"[Keji Beling (Strobilanthes crispus) merupakan tanaman potensial dengan kandungan antioksidan tinggi yang dapat melindungi sel dari radikal bebas. Paparan radikal bebas secara terus menerus dapat menyebabkan berbagai macam penyakit seperti serangan jantung, kanker, katarak, atau stroke. Keji Beling memiliki banyak zat aktif, namun ekstrak daun Keji Beling mengandung 54,5% quercetin. Quercetin di dalam ekstrak daun akan melalui proses enkapsulasi untuk melindunginya dari faktor eksternal dan memberikan profil pelepasan yang baik. Metode enkapsulasi yang digunakan adalah penguapan pelarut dengan 4 variabel bebas, yaitu variasi jenis enkapsulator (PDLLA atau Kitosan-TPP), jenis emulgator (Tween 80 atau PVA), jumlah penggunaan emulgator dan jumlah enkapsulator yang dilakukan berurutan. Partikel hasil enkapsulasi dengan menggunakan 1% PDLLA sebagai enkapsulator dan 0,1 % PVA sebagai emulgator memberikan persentase loading capacity (49,79%) dan persentase efisiensi enkapsulasi (99,08%) terbaik. Determinasi analitis dengan spektrofotometer FTIR menunjukan bahwa ekstrak telah terenkapsulasi yang dibuktikan dengan adanya gugus O-H, C-H alkana, C=O karbonil, C-C aromatik, dan C-O eter. Untuk analisis morfologi menggunakan FE-SEM diketahui bahwa ukuran partikel yang didapatkan berada pada rentang 16,24!m sampai 112,7 !m. Penelitian ini menunjukan untuk mendapatkan aktivitas antioksidan yang sama dengan vitamin C murni di dalam suplemen vitamin C komersial (Vit C IPI), jumlah partikel ekstrak daun Keji Beling di partikel hasil enkapsulasi yang dibutuhkan lebih banyak 3 kali dari jumlah vitamin C murni.
, Exposure to free radicals continuously can cause various diseases such as heart attack, cancer, cataracts, or stroke. Antioxidant can protect cells from free radicals. Strobilanthes crispus is a potential plant which contains high antioxidants. Strobilanthes crispus extract containing 54.5% quercetin. Quercetin is the most active antioxidant substance in Strobilanthes crispus. Quercetin will go through encapsulation process to protect it from external factors and provide good release profile. The Encapsulation method used in this experiment is the solvent evaporation with four independent variables. The first variable is the type of encapsulator (PDLLA or chitosan-TPP), second is the type of emulgator (Tween 80 or PVA), third is the concentration of emulgator in continuous phase, and fourth is the concentration of encapsulator. These variations will performed sequentially. This study showed that the particles which made by 1% PDLLA as encapculator and 0,1% PVA as emulgator gave the best percentage of loading capacity (49.79%) and the percentage of encapsulation efficiency (99.08%). FTIR Analysis is used to prove that the quercetin in extract had been encapsulated. It can be proven by the existence of O-H groups, C- H alkane, C = O carbonyl, C-C aromatic, and C-O ether. FE-SEM Analysis is used for morphological analysis. FE-SEM Analysis showed that the size of particle is in the range of 16,24 μm to 112,7 μm, so this encapsulation called microencapsulation. This study also showed that to get the same antioxidant activities with ascorbic acid in vitamin C supplements, we needs 3 times more Strobilanthes crispus particle extract than the amount of Vitamin C commercial.]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62039
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Nur Hidayati
"[Linear alkilbenzena sulfonat (LAS) adalah surfaktan dalam deterjen yang bersifat toksik terhadap organisme aquatik dan menurut Kepmenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 kadar maksimum surfaktan dalam air adalah sebesar 0,5 mg/L. Degradasi LAS dilakukan dengan adsorpsi yang disimultan dengan peranan biofilm dari bakteri Acinetobacter baumanii yang terbentuk di atas permukaan karbon aktif jerami. Acinetobacter baumanii terbukti dapat membentuk biofilm diatas karbon aktif jerami dalam nutrient broth (NB), hal ini dibuktikan dengan adanya EPS (Extracellular Polymer Substance) pada Uji SEM dan FTIR. Analisis penurunan konsentrasi LAS dilakukan dengan menggunakan teknik MBAS (methylene blue active substance). Pada penelitian ini dilakukan degradasi LAS dengan dua variasi yaitu pertama variasi konsentrasi LAS 10 ppm, 20 ppm dan 30 ppm serta kedua variasi massa karbon aktif jerami yaitu 60 g, 100 g dan 150 mg. Hasil percobaan menunjukkan bahwa degradasi dengan konsentrasi 20 ppm pada massa karbon 150 gram memberikan hasil persen degradasi yang lebih besar, mencapai 96% pada hari ke-4 diikuti oleh degradasi LAS dengan konsentrasi 10 ppm yang mencapai 95% dan terkahir konsentrasi 30 ppm mencapai 56,25%.
;Linear Alkylbenzene Sulfonates (LAS) one of a kind surfactants in detergents and which is toxic to aquatic organisms, and according to Kepmenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 the maximum levels of surfactant in water are 0.5 mg/L. LAS degradation conducted by adsorption simultaneously with the role of bacteria Acinetobacter baumannii biofilms formed on the surface of activated carbons straw. Acinetobacter baumannii shown to form biofilms on activated carbon straw in nutrient broth (NB), proven by the EPS (Extracellular Polymer Substance) presence in SEM and FTIR test. Degradation Analysis of LAS concentration was conducted by MBAS (Methylene Blue Active Substance). This research conducted with two variations: first variation is LAS concentration there are 10 ppm, 20 ppm and 30 ppm, and a second variation of the mass of activated carbon straw which are 60 g, 100 g and 150 g. The results showed that the LAS degradation with concentration 20 ppm at 150 grams have percentage degradation higher, reached 96% on day 4 followed by 95% for 10 ppm and the last 30 ppm, that is 56,25%.
;Linear Alkylbenzene Sulfonates (LAS) one of a kind surfactants in detergents and which is toxic to aquatic organisms, and according to Kepmenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 the maximum levels of surfactant in water are 0.5 mg/L. LAS degradation conducted by adsorption simultaneously with the role of bacteria Acinetobacter baumannii biofilms formed on the surface of activated carbons straw. Acinetobacter baumannii shown to form biofilms on activated carbon straw in nutrient broth (NB), proven by the EPS (Extracellular Polymer Substance) presence in SEM and FTIR test. Degradation Analysis of LAS concentration was conducted by MBAS (Methylene Blue Active Substance). This research conducted with two variations: first variation is LAS concentration there are 10 ppm, 20 ppm and 30 ppm, and a second variation of the mass of activated carbon straw which are 60 g, 100 g and 150 g. The results showed that the LAS degradation with concentration 20 ppm at 150 grams have percentage degradation higher, reached 96% on day 4 followed by 95% for 10 ppm and the last 30 ppm, that is 56,25%.
, Linear Alkylbenzene Sulfonates (LAS) one of a kind surfactants in detergents and which is toxic to aquatic organisms, and according to Kepmenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 the maximum levels of surfactant in water are 0.5 mg/L. LAS degradation conducted by adsorption simultaneously with the role of bacteria Acinetobacter baumannii biofilms formed on the surface of activated carbons straw. Acinetobacter baumannii shown to form biofilms on activated carbon straw in nutrient broth (NB), proven by the EPS (Extracellular Polymer Substance) presence in SEM and FTIR test. Degradation Analysis of LAS concentration was conducted by MBAS (Methylene Blue Active Substance). This research conducted with two variations: first variation is LAS concentration there are 10 ppm, 20 ppm and 30 ppm, and a second variation of the mass of activated carbon straw which are 60 g, 100 g and 150 g. The results showed that the LAS degradation with concentration 20 ppm at 150 grams have percentage degradation higher, reached 96% on day 4 followed by 95% for 10 ppm and the last 30 ppm, that is 56,25%.
]"
2015
S59374
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Kurniawan
"Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) sebagai pelarut dalam ekstraksi senyawa bioaktif dapat menggantikan pelarut organik konvensional yang bersifat toksik bagi lingkungan dan kesehatan. NADES memiliki volatilitas yang dapat diabaikan pada suhu ruang, solubilitas tinggi, toksisitas rendah dan bersifat biodegradable. Pada penelitian ini, kemampuan NADES dalam mengekstraksi -mangostin dari kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dievaluasi. NADES dibuat dari campuran antara betain dengan donor ikatan hidrogen dari berbagai jenis alkohol dalam berbagai variasi rasio molar. Pada NADES dilakukan analisa struktur kimia, uji polaritas, uji viskositas, dan uji perilaku termal, untuk mengetahui karakteristik fisis dan kimianya. Ekstraksi dilakukan dengan metode pengadukan pada suhu ruang. Kuantitas hasil ekstraksi dianalisa dengan high performance liquid chromatography. Hasil ekstraksi α-mangostin menggunakan NADES berbasis betain dengan 1,4-butanediol (rasio molar 1:3) serta 1,2-propanediol (rasio molar 1:3) mencapai 3,07% massa dan 3,02% massa, lebih tinggi dibandingkan hasil ekstraksi α-mangostin dengan pelarut etanol yakni 2,99% massa. Penelitian ini memperlihatkan potensi yang bagus dari NADES sebagai pelarut alternatif untuk mengekstraksi berbagai senyawa bioaktif dari alam.
Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) as an extraction solvent of bioactive compounds can replace the conventional organic solvents which are toxic for environment and human health. NADES has a negligible volatility at room temperature, high solubility, and low toxicity. In this research, the ability of NADES to extract α-mangosteen from the mangosteen (Garcinia mangostana L.) pericarp is evaluated. NADES is made from a mixture of betaine with hydrogen bond donors of some types of alcohols, and in some varieties of molar ratios. There are chemical structure analysis, polarity test, viscosity test, and thermal behavior test, to determine the physical and chemical characteristics of NADES. The extraction method used is shaking method at room temperature. The quantities of extraction yield were tested by using high performance liquid chromatography. The extraction yield of α-mangosteen using betain based NADES with 1,4-butanediol (1:3 molar ratio) and 1,2-propanediol (1:3 molar ratio) give 3,07% mass and 3,02% mass, higher than the extraction yield of α-mangosteen using ethanol, 2,99% mass. This research shows a good potential of NADES as an alternative solvent for extraction of bioactive compounds from nature."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59291
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hismiaty Bahua
"Penelitian ini mengaplikasikan natural deep eutectic solvent NADES sebagai pelarut hijau alternatif untuk ekstraksi ?-mangostin dari kulit buah manggis. NADES yang merupakan hasil kompleks dari garam ammonium kuartener dengan donor ikatan hidrogen HBD menarik banyak perhatian karena sifatnya yang unik seperti tidak volatil, tidak toksik, biodegradable, mudah disintesis dan dapat diatur polaritas serta selektivitasnya sesuai kebutuhan.
Untuk mengetahui apakah NADES dapat mengekstraksi ?-mangostin dengan kapasitas ekstraksi setara dengan pelarut organik konvensional, maka NADES dipreparasi menggunakkan betain sebagai penerima ikatan hidrogen HBA dan HBD dari golongan senyawa diol, asam karboksilat, gula dan amida dalam beberapa variasi rasio molar. Sebelum digunakan, NADES dikarakterisasi polaritas, densitas dan viskositasnya kemudian dievaluasi pengaruhnya terhadap kemampuan solvasi NADES kepada ?-mangostin. Selanjutnya metode recovery berupa fractional freezing, presipistasi dengan penambahan antisolvent dan ekstraksi balik menggunakan virgin coconut oil VCO diaplikasikan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam pemisahan komponen bioaktif dan perolehan kembali NADES setelah ekstraksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa NADES Betain ndash; Levulinic Acid rasio molar 1:2 dan Betain ndash; 1.2 Propanadiol rasio molar 1:3 mampu mengekstraksi ?-mangostin dengan yield ekstraksi yang paling tinggi yaitu 3.10 g/g dan 3.42 g/g, mendekati yield ekstraksi dengan etanol yaitu sebesar 3.87 g/g. Evaluasi terhadap hubungan antara yield ekstraksi ?-mangostin dengan hasil karakterisasi NADES menunjukkan bahwa kemampuan ekstraksi NADES polanya dominan mengikuti perubahan polaritas dari NADES yang digunakan. Sementara itu untuk proses pemisahan ?-mangostin dan perolehan kembali NADES, metode ekstraksi cair-cair VCO sebanyak 5 tingkatan ekstraksi menghasilkan recovery ?-mangostin terbesar yaitu 62.90. Metode ekstraksi cair-cair dengan VCO ini efisien untuk digunakan karena VCO yang mengandung ?-mangostin dapat langsung diformulasi untuk sediaan akhir kosmetika atau sebagai suplemen makanan.

This research applied natural deep eutectic solvents NADES as an alternative green solvent for extraction of mangostin from mangosteen pericarp. NADES, which is a complexion of quaternary ammonium salts with hydrogen bonding donors HBD attracts much attention because of its unique properties such as non volatile, non toxic, biodegradable, easy to prepare and adjustable polarity and selectivity. To evaluate extraction capacity of NADES to mangostin compare with conventional organic solvent, NADES were prepared using betaine as the hydrogen bond acceptor HBA and HBD from groups of diols, carboxylic acids, sugars and amides in several molar ratios.
Furthermore, NADES were characterized by their polarities, densities and viscosities prior to use and evaluated their influences on extraction capacity of NADES. Moreover, recovery methods consist of fractional freezing, precipitation with addition of antisolvent and back extraction using virgin coconut oil VCO were applied to overcome the problems encountered in the separation of bioactive components and recovery of NADES after extraction.
The result showed that NADES Betain Levulinic Acid molar ratio 1 2 and Betain 1.2 Propanadiol molar ratio 1 3 exhibit the highest extraction capacity of mangostin with yield of extraction 3.10 g g and 3.42 g g respectively, closed to yield of extraction using ethanol 3.87 g g . The extraction capacity of NADES were following the polarity changes of NADES used. Furthermore, For the separation of mangostin and NADES recovery, a liquid liquid extraction method using VCO by 5 levels of extraction steps, showed the largest recovery of mangostin by 62.90 . The liquid liquid extraction method with VCO is efficient to use because VCO containing mangostin can be directly formulated for cosmetic or as a dietary supplement
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51510
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Richana
"Tingkat konsumsi beras yang tinggi dan melonjaknya impor terigu dan gula merupakan masalah utama dalam memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia. Teknologi bioproses dengan cara enzimatis maupun mikrobiologis untuk beras nonpadi ataupun tepung-tepungan dari bahan lokal mampu meningkatkan mutu produk sehingga sehingga dapat bersaing dengan beras dan terigu. Demikian juga gula cair dapat dibuat dengan cara enzimatis dan mempunyai prospek yang menjanjikan untuk mengurangi impor gula. Pengembangan teknologi bioproses dapat meningkatkan cita rasa, citra, dan daya saing produk pangan dari jagung dan ubi kayu sebagai pengganti beras, terigu, dan gula tebu. Untuk mengurangi kompetisi pemanfaatan produk pertanian untuk pangan dan energi, percarian sumber energi alternatif menjadi sangat penting. Limbah hasil pertanian merupakan sumber bahan bakar yang menjanjikan. Dengan teknologi bioproses, limbah jagung dan ubi kayu dapat diolah menjadi bioetanol sebagai bahan bakar nabati. Pengadaan energi dari limbah pertanian tidak mengganggu pengadaan pangan sehingga mendukung ketahanan pangan"
Kementerian Kementerian RI, 2014
630 PIP 7:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Geraldi Andika Pangestu
"ABSTRAK
Pelarut yang paling umum digunakan dalam proses ekstraksi adalah pelarut organik konvensional. Namun, sebagian besar pelarut organik konvensional ini telah terbukti memiliki sifat yang berbahaya terhadap kesehatan manusia dan volatilitas yang tinggi. Berbagai usaha telah banyak dilakukan untuk mengembangkan pelarut jenis lain, seperti ionic liquid IL dan deep eutectic solvent DES . Yang cukup mendapat perhatian tinggi saat ini adalah deep eutectic solvent DES yang memiliki karakteristik fisis yang mirip dengan IL, namun ramah lingkungan. DES merupakan campuran dua atau lebih senyawa padat yang terdiri dari golongan garam dengan pendonor ikatan hidrogen Hydrogen Bond Donors / HBD , yang saling membentuk ikatan hidrogen intermolecular. Pelarut DES yang menggunakan senyawa golongan garam dari metabolit primer sel makhluk hidup disebut sebagai natural deep eutectic solvent NADES .Pada penelitian ini, dilakukan optimasi pada penggunaan NADES untuk ekstraksi senyawa vitexin dan total fenolik dari daun binahong. Penelitian difokuskan kepada formulasi NADES berbasis betain dengan berbagai variasi jenis HBD. Variasi HBD yang digunakan berasal dari senyawa golongan alkohol, yaitu 1,2 propanediol, 1,3 propanediol, 1,2 butanediol, dan 1,3 butanediol dengan suhu ekstraksi 27?C dan waktu pengadukan 4 jam yang didasarkan pada penelitian sebelumnya. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi ekstraksi, seperti viskositas, polaritas, struktur molekul, dll. Pada penelitian ini, faktor yang paling mempengaruhi hasil ekstraksi dari vitexin adalah struktur molekul dari HBD yang digunakan. HBD yang memiliki struktur molekul dengan jarak gugus OH berjauhan dan tidak bercabang memberikan hasil ekstraksi tertinggi. Dalam hal ini adalah HBD jenis 1,3-propanediol yang memiliki struktur molekul terbuka sehingga tegangan permukaan rendah dan yield vitexin tertinggi.

ABSTRACT
The most common used solvent in extraction process is conventional organic solvent. However, most of these organic solvents have been evident for having hazardous properties for human health and high volatility. Lot of effort has been done to develop other type of solvent, such as ionic liquid IL dan deep eutectic solvent DES . The type of solvent which gain a lot of scientist rsquo awareness is deep eutectic solvent DES , having similar properties with IL, but environmentally friendly. DES is a mixture of two or more solid compounds consist of salt and Hydrogen Bond Donors HBD , which form intermolecular hydrogen bond. DES solvent using salt compound which come from primary metabolite cell of organism is called natural deep eutectic solvent NADES .This research optimize the using of NADES for vitexin and total phenolic extraction from binahong leaves. Research will be focusing on NADES formulation based on betaine and HBD type variation. The variety of HBD comes from alcohol group, such as 1,2 propanediol, 1,3 propanediol, 1,2 butanediol, dan 1,3 butanediol. Temperature and mixing period of extraction are 27 C and 4 hours, based on the previous research. There are few factors affecting extraction yield, such as viscosity, polarity, molecular structure, etc. In this research, the most influential factor is molecular structure of HBD. Type of HBD having distance OH group and few branches on its structure will give higher vitexin yield. 1,3 propanediol has fair molecular structure resulting low surface tension and highest vitexin yield.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67168
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felita Irene Sumarli
"Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) semakin banyak menarik perhatian sebagai alternatif ramah lingkungan pengganti pelarut organik konvensional yang toksik dan berbahaya bagi lingkungan. NADES memiliki volatilitas yang dapat diabaikan pada suhu ruang, solubilitas tinggi, toksisitas rendah, dan selektivitas yang dapat diatur. Pada studi ini, NADES dievaluasi kemampuannya untuk ekstraksi senyawa bioaktif α-mangostin dari buah manggis (Garcinia mangostana L.). Buah manggis dipilih karena kandungan senyawa bioaktifnya yang bermanfaat tinggi bagi kesehatan dan ketersediaannya yang cukup melimpah di Indonesia. NADES dibuat dengan mencampurkan garam ammonium kuartener dengan pendonor ikatan hidrogen dari berbagai senyawa yang terdapat di alam dalam berbagai variasi rasio. Pada NADES dilakukan uji polaritas, uji viskositas, analisa struktur kimia, dan analisa perilaku termal, untuk mengetahui karakteristik fisika dan kimianya. Ekstraksi dilakukan dengan metode shaking pada suhu ruang dan metode ultrasonikasi. Hasil ekstraksi diuji dengan high performance liquid chromatography (HPLC). Senyawa α-mangostin berhasil diekstrak dengan NADES, dengan hasil tertinggi diperoleh menggunakan NADES campuran kolin klorida dan 1,2-propanediol. Metode ultrasonik memberikan hasil lebih tinggi dalam waktu lebih singkat dibandingkan metode shaking, namun metode shaking memberikan reprodusibilitas lebih baik. Studi ini memperlihatkan potensi NADES untuk aplikasi di bidang ekstraksi senyawa bioaktif dari alam.

Natural Deep Eutectic Solvents (NADES) have received considerable attention due to their potential as green solvent substituting conventional organic solvents which are high in toxicity and harmful to the environment. NADES have unique properties, such as negligible volatility at room temperature, high solubility for wide range of compounds, low toxicity profile, and adjustable selectivity. In this study, NADES were being evaluated for their application as extraction solvents for bioactive compound, α-mangostin, from mangosteen (Garcinia mangostana L.). Mangosteen is chosen as object of study due to its highly beneficial bioactive compounds for health and its high availability in Indonesia. NADES were made by mixing quaternary ammonium salt with hydrogen bond donor (HBD) in various ratios. Physiochemical properties of NADES are being investigated, including polarity test, viscosity test, chemical structure analysis, and thermal behavior analysis. Extraction was done by shaking in room temperature and ultrasonikation. The extracts were analysed by High Performance Liquid Chromatography (HPLC). α-mangostin successfully extracted by NADES, with highest yield obtained by NADES composed of choline chloride and 1,2-propanediol. It was also observed that ultrasonikation gives high extraction yield in shorter period of time compared to shaking method, although shaking method gives better reproducibility. This study shows the potential of NADES for application in extraction of bioactive compounds from natural sources.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54891
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>