Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162613 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurmala Sari
"Dampak lingkungan yang diakibatkan oleh pembangunan bangunan sangatlah besar, sebuah bangunan akan memerlukan energi yang besar, listrik, air, dan juga menghasilkan limbah dalam jumlah yang cukup besar. Untuk mencegah hal tersebut, dibutuhkan suatu konsep pembangunan yang meperhatikan keadaan lingkungan. Konsep inilah yang dikenal dengan konsep green building.
Penulisan Tugas Akhir ini dilakukan untuk membandingkan berdasarkan kondisi green yang ada dalam Greenship Existing Building yang dibuat oleh GBCI dengan keadaan pada gedung S dan gedung EC Fakultas Teknik Universitas Indonesia, dengan cara observasi langsung dan wawancara verifikasi. Pengukuran pada Greenship terbagi atas enam aspek yang terdiri dari : Tepat Guna Lahan, Efisiensi Energi &Konservasi, Konservasi Air, Sumber & Siklus Material, Kualitas Udara & Kenyamanan Udara, Manajemen Lingkungan Bangunan.
Hasil dari penelitian ini berupa perbandingan antara kondisi green dengan keadaan aktual pada gedung gedung S dengan metode GAP Analysis, serta rencana tindak untuk mencapai kondisi green yang diharapkan sesuai dengan Greenship Existing Building yang dibuat oleh GBCI.

The environmental impact caused by the construction of the building is very large, a building will require great energy, electricity, water, and also produces large amounts of waste. To prevent that, a concept of development that caring the state of the environment is needed. The concept is known as the green building concept.
This final project was conducted to compare the green conditions in Existing Building Greenship made by GBCI with the actual condition of campus S and EC, Faculty of Engineering, University of Indonesia, by direct observation and interview. Greenship Measurement divided into six aspects, consist of: Appropriate Site Development (ASD), Energy Efficiency & Conservation (EEC), Water Conservation (WAC), Material Resources & Cycle (MRC), Indoor Air Health & Comfort (IHC), Building & Environment Management (BEM).
The results of this research are comparison between the green conditions and actual conditions of the buildings using GAP Analysis method, and action plans to achieve the expected green conditions according to Existing Building Greenship."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58887
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Priyambodo
"Rancangan gedung Manufacturing Research Center FTUI yang dikatakan sebagai gedung hemat energi perlu adanya pembuktian secara sistematis. Pembuktian tersebut salah satunya dengan dilakukan simulasi pemakaian energi menggunakan software EnergyPlus. Tujuan lain dari penelitian ini selain melakukan pengkajian pemakaian energi, juga dilakukan pemilihan upaya-upaya atau metode-metode penghematan pemakaian energi terutama pada sistem mechanical dan electrical yang digunakan pada gedung. Dengan simulasi software ini, akan didapatkan sebuah sistem mechanical dan electrikal gedung yang paling hemat energi sehingga dapat menambah efisiensi bangunan pada sektor biaya energi.

Manufacturing Research Center FTUI building design which is claimed by the designer as a green building has to be proved systematically. One of the method to prove that the building design is a green building is by auditing the energy consumption of the building by using EnergyPlus software simulation. Beside the energy consumption audit of the building, this research also focus on searching the methods specifically for mechanical and electrical building to get better energy efficiency. The result of this research is a mechanical and electrical system of the building which has the best efficiency energy consumption so that the building also has better energy cost efficiency."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1477
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mandalika Driva Notraini
"Green retrofit menjadi salah satu solusi yang dilakukan untuk mengurangi emisi karbon oleh bangunan. Di Indonesia, terdapat beberapa penilaian yang digunakan untuk pekerjaan green retrofitting diantaranya Greenship rating tools dan Permen PUPR No.21 Tahun 2021. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan struktur WBS berdasarkan kedua sumber literatur tersebut. Terdapat 3 tahapan pekerjaan, 23 proses tahap pekerjaan, 62 metode dan pendukung proses, serta 250 aktivitas pada susunan WBS pekerjaan green retrofitting untuk aspek IHC berdasarkan GBCI dan Permen PUPR No. 21 Tahun 2021. Perencanaan sumber daya yang akurat juga diperlukan untuk mencapai sertifikasi green building. Melalui sejumlah pengujian, penelitian ini mengidentifikasi aktivitas yang berpengaruh terhadap akurasi perencanaan sumber daya.

Green retrofitting is one of the solutions to reduce carbon emissions by buildings. In Indonesia, there are several assessments used for green retrofitting work including Greenship rating tools and Permen PUPR No.21 of 2021. This research aims to develop a WBS structure based on these two literature sources. There are 3 stages of work, 23 work stage processes, 62 methods and supporting processes, and 250 activities in the WBS structure of green retrofitting work for the IHC aspect based on GBCI and Permen PUPR No. 21 of 2021. Accurate resource planning is also required to achieve green building certification. Through a number of tests, this research identifies activities that affect the accuracy of resource planning.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusup Arjuna
"Di Indonesia, pekerjaan green retrofitting mengacu pada Peraturan Menteri PUPR Nomor 21 Tahun 2021 dan rating tools GBCI. Digunakan pendekatan WBS untuk membagi pekerjaan menjadi tingkatan yang lebih sederhana, dengan menggabungan 2 (dua) standar pekerjaan green retrofitting bangunan kantor bertingkat tinggi dari aspek konservasi dan efisiensi energi menjadi 5 tingkatan yang mudah untuk dikelola. Melakukan retrofitting bangunan dapat menghemat penggunaan energi sebesar 50% - 70%. Upaya pemaksimalan pekerjaan green retrofitting dipengaruhi oleh akurasi perencaan WBS serta akurasi perencaan sumber daya pada proyek. Penelitian yang dilakukan dibatasi untuk pekerjaan green retrofitting bangunan gedung kantor bertingkat tinggi aspek konservasi dan efisiensi energi (EEC). Data dikumpulkan menggunakan metode studi literatur, analisis arsip, analisa deskriptif, dan kuesioner yang diuji mengunakan analisa delphi, serta analisa statistik mengunakan uji homogenitas, uji kecukupan data, validitas internal, reliabilitas data, dan validitas eksternal. Hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui indikator/aktivitas pada struktur WBS yang penting dan berpengaruh terhadap akurasi perencanaan sumber daya.

In Indonesia, the term "green retrofitting" refers to Minister of Public Works Regulation Number 21 of 2021 and the GBCI rating tools. The Work Breakdown Structure (WBS) approach is utilized to divide the work into simpler levels,by combining two green retrofitting standards for high-rise office buildings, focusing on conservation and energy efficiency, into five manageable levels. Retrofitting buildings can result in energy savings of 50% - 70%. The effectiveness of green retrofitting efforts is influenced by the accuracy of WBS planning and resource planning in the project. The research is limited to green retrofitting of high-rise office buildings, specifically focusing on conservation and energy efficiency aspects (EEC). Data is collected using literature study, archival analysis, descriptive analysis, and questionnaires tested with Delphi analysis, as well as statistikal analysis using tests for homogeneity, data adequacy, internal validity, data reliability, and external validity. The results of this research aim to identify the important indicators/activities in the WBS structure that significantly affect resource planning accuracy.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purnama Santy
"Bertambahnya bangunan gedung di Indonesia tidak diikuti dengan bertambahnya populasi green building. Sertifikasi Greenship dari Green Building Council Indonesia telah ada sejak tahun 2011 dan sampai tahun 2015 hanya 16 gedung yang telah mendapatkan sertifikasi. Dari penelitian sebelumnya, diketahui green building memberikan keuntungan bagi pemilik gedung dengan penghematan biaya perawatan dan operasional, namun pada awal pembangunan membutuhkan biaya yang lebih besar untuk membangun gedung dan instalasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengembangkan insentif bangunan gedung untuk menambah populasi green building. Kebijakan insentif bagi bangunan gedung sendiri belum berjalan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi literatur, benchmarking dan wawancara pakar untuk mengetahui jenis-jenis intensif yang dapat diaplikasikan di Indonesia. Studi kasus dilakukan untuk mengetahui perbedaan biaya pembangunan green building dan non-green building. Besaran insentif yang diusulkan didapat dengan membuat model, memperoyeksikan besaran pajak dan menghitung proyeksi keuntungan pemilik gedung. Diharapkan kebijakan insentif gedung dari pemerintah akan mendorong penyelenggaraan green building oleh pemilik gedung sehingga akan meningkatkan populasi green building di Indonesia.

Rapid growth of new buildings in Indonesia is not in compliance with green building growth. Greenship certification from Green Building Council Indonesia has been establish since 2011 and until 2015 only 16 building get the certification. From previous research, it is known that green building gives its benefit to building owner by saving in the operation and maintenance phase, but in the initial phase it need premium cost to build. This research aims to acknowledge and develop building incentives to promote green building population. There is no building incentive policy in Indonesia yet, so from literature review, bench marking and interviews we will find out the appropriate incentive system which is applicable in Indonesia. Case study is done to find out the green premium cost. The proposed amount of incentives is get by doing model, tax projection and projecting the building owner benefit. Like in other countries, government incentive policy will encourage building owner to develop more green building in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadi Surya
"Fakta peningkatan penduduk yang tinggal di perkotaan merupakan tantangan penting bagi industri konstruksi dalam merancang dan mengembangkan kota. Industri bangunan dan konstruksi menjadi penyebab terbesar emisi terkait gas, sehingga industri ini ditekankan untuk memiliki prinsip pembangunan konstruksi yang berkelanjutan. Karena hal tersebut, beberapa negara maju menerapkan Green Building Rating Systems (GBRS) untuk menilai pencapaian Green Building. Di Indonesia GBRS yang bisa digunakan untuk penilaian kinerja Green Building yaitu Peraturan mengenai penilaian kinerja Green Building dalam Permen PUPR nomor 21 Tahun 2021. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi variabel yang dapat diintegrasikan dengan BIM dengan pengelompokkan data berdasarkan studi literatur kemudian dilakukan pengembangan sistem penilaian Green Building yang berbasis BIM dengan benchmarking dan dilakukan Validasi Pakar dengan Purposive sampling. Green Building mewujudkan berbagai disiplin teknis dengan tingkat saling ketergantungan dan keterkaitan yang tinggi serta persyaratan dan spesifikasi yang terperinci sehingga Pendekatan BIM digunakan sebagai alternatif untuk mewujudkan pencapaian pembangunan keberlanjutan yang lebih mudah diimplementasikan. Didalam penelitian ini juga dilakukan Pengembangan sistem peringkatan Green Building Indonesia pada tahap perencanaan yang berbasis BIM. Kebijakan teknologi BIM dapat bermanfaat pada tahap perencanaan untuk meminimalisasi dampak dari terlambatnya pekerjaan, penambahan biaya, serta kegagalan konstruksi. Penggunaan BIM untuk Green Building dapat memberikan manfaat lebih dan bisa diimplementasikan.

The fact that more people are living in cities is an important challenge for the construction industry in designing and developing cities. The building and construction industry is the biggest cause of gas-related emissions, so the industry is emphasised to have sustainable construction development principles. Because of this, some developed countries apply Green Building Rating Systems (GBRS) to assess the achievement of Green Buildings. In Indonesia, the GBRS that can be used for Green Building performance assessment is the Regulation on Green Building performance assessment in Permen PUPR number 21 of 2021. The purpose of this research is to identify variables that can be integrated with BIM by classifying data based on literature studies, then developing a BIM-based Green Building Rating system with benchmarking and Expert Validation with Purposive sampling. Green Building embodies various technical disciplines with a high level of interdependence and interrelationship as well as detailed requirements and specifications so that the BIM approach is used as an alternative to realise the achievement of sustainable development that is easier to implement. In this research, the development of an Indonesian Green Building rating system at the planning stage based on BIM was also carried out. BIM technology policy can be useful at the planning stage to minimise the impact of late work, additional costs, and construction failures. The use of BIM for Green Building can provide more benefits and can be implemented."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Van Basten
"Perkembangan green building relatif banyak memberikan tantangan kepada stakeholder bangunan gedung secara khusus adaptasi perubahan konsep gedung konvensional menjadi konsep green building. Beberapa negara maju membuat kebijakan insentif pada green building sebagai upaya mempercepat adaptasi stakeholder bangunan gedung terhadap Konsep Green Building. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk membuat suatu model insentif pada green building untuk meningkatkan daya tarik green building pada negara berkembang seperti studi kasus di Negara Indonesia. Selain itu, penelitian terdahulu belum membahas pemodelan insentif bangunan gedung berdasarkan kebutuhan seluruh stakeholder green building secara khusus di negara berkembang.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui focus group discussion dan in-depth interview. Selain itu, metode kuantitatif juga digunakan melalui analisis SEM-PLS dan studi kasus, untuk membetuk model insentif sesuai kebutuhan wilayah yang ditinjau berdasarkan peningkatan biaya inisial green building. Penelitian ini menghasilakn suatu model penilaian pemberian insentif eksternal green building yaitu melalui fase evaluasi finansial, evaluasi insentif internal, evaluasi nasional, dan evaluasi insentif eksternal (Teori BALEY). Seluruh evaluasi ditinjau dari manfaat yang diterima stakeholder bangunan gedung pada siklus hidup bangunan gedung.

Green building concept development is relatively a lot of challenges for building stakeholders especially in new concept adaptation from conventional concept into green building concept. Several developed countries made green building incentive regulation as an effort to accelerate the new concept adaptation of building stakeholders. Therefore, the purpose of this study is to create an incentive model on green building to increase the attractiveness of green building in developing countries which Indonesia country as the case study. In addition, previous studies have not discussed building incentive modeling based on the needs of all green building stakeholders specifically in developing countries.
This study used the qualitative method through focus group discussion and in-depth interview. Furthermore, the quantitative method was used through SEM-PLS analysis method and case study to develop the incentive model according to the region's needs which are reviewed based on the cost of the green building. The results od this study was a strategy for determining the green building external incentive model, namely through the phase of financial evaluation, internal incentives evaluation, national evaluation, and external incentive evaluations (BALEY Theory). All of the evaluations are viewed from the benefits received by building stakeholders on the life cycle of the building.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
D2774
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Schröpfer, Thomas
"In this book, academics, policy makers, developers, architects and landscape architects provide a systematic review of the environmental, social, economic and design benefits of dense and green building types in high-density urban contexts and discuss how these can support higher population densities, higher standards of environmental sustainability and enhanced live ability in future cities."
Singapore: Springer Singapore, 2019
e20501790
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Alfin Imadul Haq
"Menteri Lingkungan Hidup telah mengeluarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 8 tahun 2010 tentang kriteria dan sertifikasi bangunan ramah lingkungan. Tujuan utamanya yaitu sebagai bentuk pelaksanaan dan pengelolaan pembangunan yang menerapkan prinsip lingkungan dan aspek penting dalam penanganan dampak perubahan iklim. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah perencanaan gedung bertingkat yang bersertikat green dengan sertifikasi dari Greenship Building Council Indonesia (GBCI). Sertifikasi Green Building merupakan sebuah sistem penilaian bangunan gedung hijau di Indonesia yang mensyaratkan suatu proyek untuk memenuhi serangkaian prasyarat dan untuk meraih kredit di beberapa kategori yang telah ditentukan. Dalam proses sertifikasi ada beberapa kriteria yang memang menjadi syarat diantaranya adalah ASD (Appropiate Site Development), EEC (Energy Efficiency And Conservation), WAC (Water Conservation), MRC (Material Resources and Cycle), IHC (Indoor Air Health dan Comfort) and BEM (Building Enviroment Management). Dalam penelitian ini tidak semua kriteria GBCI dibahas tetapi hanya membahas yang berhubungan dengan effisiensi penggunaan air dan listrik tetapi masih memenuhi standart SNI. Dalam sertifikasi Green Building, ada beberapa tingkatan penilaian diantaranya Bronze, Gold dan Platinum. Dalam penilaiannya di gunakan system scoring mengacu pada standart yang sudah di tetapkan oleh pihak GBCI (Green Building Council Indonesia). Dan setelah dilakukan evaluasi WAC dan EEC untuk melihat effisiensi air dan listrik maka diperoleh penghematan biaya listrik dan air sebesar 5 milyar per tahunnya atau setera dengan 61 persen dari Baseline (Mengacu kepada Standart SNI). Dengan waktu pay back periode dengan biaya investasi selama 2 tahun 8 bulan 46 hari.

Minister of Environment and Forestry has issued a regulation of the State Minister for the Environment No. 8 of 2010 about criteria and certification of the Green Building. Its main objective is to implement and manage a building that applies environmental principles and important concept to prevent the impact of climate change. Therefore, a building plan with certification from the Greenship Building Council Indonesia (GBCI) is required. Green Building Certification is a green assessment system in Indonesia that requires a building to meet several prerequisites and to obtain credit in predetermined categories. In the certification process, several criteria are required, including ASD (appropriate site development), EEC (Energy Efficiency and Conservation), WAC (Water Conservation), MRC (Material Resources and Cycles), IHC(Indoor Air Health and Comfort), and BEM(Building Environment Management). In this research, not all of the GBCI criteria were discussed but only those related to the efficient use of water and electricity but still met SNI standards. In Green Building certification, there are several levels of assessment include Bronze, Gold, and Platinum. In the assessment, a scoring system is used referring to the standards that have been set by the GBCI (Green Building Council Indonesia). After evaluating the WAC and EEC to assess the efficiency of water and electricity, obtained that it can save about 5 billion rupiahs per year of the electric and water costs or equal to 61 percent of the baseline (referring to the SNI Standard). The payback period for this investment is about 2 years, 8 months, and 46 days."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laelatus Zahro
"Sebagai bahan penelitian adalah gedung Pusat Inovasi dan Pengembangan Sumber
daya Manusia milik kementrian perindustrian yang merupakan salah satu gedung
bertingkat di Jakarta. Mulai dibangun pada awal 2020, terdiri dari 8 lantai dengan fungsi
utamanya adalah kantor dan pusat inovasi serta pengembangan sumber daya manusia. Dari
segi struktur dan arsitekturnya telah diteliti oleh tim pelaksana teknis di lapangan, dimana
60% sudah memenuhi konsep green building. Sedangkan dari segi konservasi energinya
beberapa perlu dikaji ulang, seperti: pencahayaan, pendingin ruangan, penghawaan dan
energi terbarukan yang pasti membantu dalam proses penghematan energinya. Dari
perhitungan ulang desain awal perencanaan didapatkan Indeks Konsumsi Energinya adalah
11 kWh/m²/bulan. Sesuai standar Permen ESDM No. 13/2012 sudah termasuk cukup
efisien (8.5 - 14 kWh/m²/bulan). Namun dengan investasi sebesar Rp. 2,842,540,600,-
yaitu dengan pemanfaatan pencahayaan alami melalui teknologi sensor cahaya dan sensor
gerak, penggantian pendingin udara menggunakan Chiller, tidak menggunakan AC pada
area-area tertentu seperti: lobby Lift, koridor, toilet dan tangga darurat. Penambahan dan
penggantian material, instalasi dan teknologi tersebut dihitung Return of Investment nya
dan dibandingkan terhadap manfaat yang didapatkan. Hasilnya nilai Indeks Konsumsi
Energinya turun menjadi 7.6 kWh/m²/bulan (sangat efisien). Nilai investasi yang
dikonversikan terhadap nilai keekonomian tiap tahunnya Rp. 682,676,662,- maka Return
of Investment yang didapatkan adalah 4.2 tahun

As research material, the Ministry of Industry's Center for Innovation and Human
Resources Development is one of the high rise buildings in Jakarta. This building began to
be built in early 2020, consisting of 8 floors with the main function of being an office and
a center for innovation and human resource development. In terms of structure and
architecture, it has been researched by a technical implementation team in the field, where
60% have fulfilled the green building concept. Meanwhile, in terms of energy
conservation, several things need to be reviewed, such as: lighting, air conditioning,
ventilation and renewable energy which definitely help in the process of saving energy.
From the recalculation of the initial design planning, the Energy Consumption Index was
obtained as 11 kWh / m² / month. In accordance with the standard Permen ESDM No.
13/2012 is quite efficient (8.5 - 14 kWh / m² / month). However, with an investment of
2,842,540,600 rupiah namely by utilizing natural lighting through light sensor technology
and motion sensors, replacing air conditioning using a chiller, not using air conditioning in
certain areas such as: lobby lifts, corridors, toilets and emergency stairs. The Return of
Investment and the addition and replacement of materials, installations and technology are
calculated and compared to the benefits obtained. The result is that the Energy
Consumption Index value drops to 7.6 kWh / m² / month (very efficient). The investment
value which is converted to the economic value each year is 682,676,662 rupiah then the
Return of Investment obtained is 4.2 years
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>