Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124846 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"[Latar Belakang : Abortus spontan merupakan salah satu penyebab kematian ibu. Prevalensi abortus yang terdeteksi di Indonesia pada tahun 2010 yaitu sebesar 4%. Hipertensi pada kehamilan diketahui menjadi salah satu faktor yang menyebabkan morbiditas maupun mortalitas ibu dan janin. Keadaan tekanan darah yang rendah pada kehamilan diduga berhubungan dengan peningkatan morbiditas dan kejadian abortus terancam. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi abortus spontan dan hubungannya dengan tekanan darah sistolik dan diastolik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) tahun 2011.
Metode : Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah cross-sectional analitik dengan data sekunder yang didapatkan dari rekam medis pasien di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSCM tahun 2011. Analisis data dilakukan menggunakan program SPSS versi 20.
Hasil : Prevalensi abortus spontan di RSCM tahun 2011 yaitu sebesar 8,1%. Kejadian hipertensi pada abortus spontan diketahui sebesar 3,1%. Besar rerata ± simpangan baku untuk tekanan darah sistolik dan diastolik pada ibu yang mengalami abortus spontan (n=195) yaitu 112,06±11,365mmHg dan 73,24±7,953 mmHg. Sedangkan pada kelompok no-abortus (n=2278) yaitu 124,09±18,965 mmHg and 80±11,961 mmHg. Hasil analisis uji Mann-Whitney didapatkan adanya perbedaan rerata yang bermakna antara abortus spontan dengan tekanan darah sistolik (p<0,001) maupun diastolik (p<0,001).
Kesimpulan :
Terdapat perbedaan rerata tekanan darah sistolik dan diastolik yang bermakna antara ibu hamil dengan abortus dan non-abortus., Background : Miscarriage is one of the cause of maternal death. In Indonesia, the prevalence of detected miscarriage in 2010 is 4%. Meanwhile, hypertension in pregnancy has been known as a contributing factor for both maternal and foetal mortality and morbidity. Hypotension in pregnancy also associated with increased morbidity and threatened miscarriage. This study conducted to determine the prevalence of miscarriage and knowing its association with systolic blood pressure (SBP) and diastolic blood pressure (DBP) in Cipto Mangunkusumo Teaching Hospital, Jakarta, Indonesia in a period of a year.
Methods : The study is a cross-sectional analytic using data obtained from medical records in Obstetrics and Gynecology Department of Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta, a tertiary national referral hospital, between January – December 2011. Blood pressure data within miscarriage women and non-miscarriage pregnant women were collected and analyzed using SPSS version 20.
Results : Of a total of 2518 pregnant women, the prevalence of miscarriage was 8,1% (203/2518 cases), 477 individuals (19,2%) were hypertensive and only 6 individuals (0,16%) were hypotension. Prevalence of hypertension within miscarriage group is 3,1%. The mean ± standard deviation values of the SBP and DBP in women with miscarriage (n=195) were 112,06±11,365mmHg and 73,24±7,953 mmHg. Meanwhile the mean SBP and DBP in non-miscarriage pregnant women (n=2278) were 124,09±18,965 mmHg and 80±11,961 mmHg. Based on Mann-Whitney U test, miscarriage was associated with SBP (p<0,001) and DBP (p<0,001).)
Conclussion : There were significant mean SBP and DBP difference between miscarriage women and non-miscarriage pregnant women.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Latar Belakang : Abortus merupakan salah satu masalah di Indonesia dengan prevalensi sebanyak 10-15%. Abortus juga berperan dalam kematian ibu sebanyak 5%. Namun pendataan prevalensi abortus tidak dilakukan secara rutin. Terdapat beberapa faktor resiko abortus, diantaranya anemia. Data Riskesdas 2013 didapatkan 37,1% itu hamil mengamai anemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi abortus spontan dan hubungan dengan anemia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tahun 2011.
Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional analitik. Data berupa data sekunder dari departemen Obstetrik dan Ginekologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada tahun 2011. Data tersebut kemudian dilakukan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan program SPSS versi 20.
Hasil : Pada penelitian ini didapatkan prevalensi abortus sebanyak 8,1%. Prevalensi anemia pada kehamilan sebesar 29,9% dan pada kelompok abortus 32,5. Kategori anemia terbanyak adalah anemia ringan sebanyak 15,2%. Hasil uji analisis bivariat dengan Chi-Square didapatkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara kategori anemia dengan kejadian abortus (P=0,069).
Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kategori anemia dengan kejadian abortus pada ibu hamil di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo 2011., Background : Abortion is one of Indonesia’s mayor health problem which is found in 10-15% of women’s population. Abortion also contributes to 5% of total maternal mortality. However, the epidemiological data for abortion itself has not been routinely conducted. One of risk factor of miscarriage is anemia. Besed on Riskesdas 2013, 37,1% pregnant women experiences anemia. This study aim to find the correlation between prevalence of spontaneous abortion with anemia in Cipto Mangunkusumo Hospital 2011
Methods : The study is a analitical cross-sectional method was applied in this study by doing univariate and bivariat analysis on the data taken from medical records in Obstetrics and Gynecology Department of Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta, 2011. SPSS version 20 aids the statistical analysis process.
Results : This study found that prevalence of miscarriage is 8,1% and prevalence of Anemia is 29,9%. Prevalence anemia in abortion population is 32,5%. Majority is found to have mild anemia (15,2%). Result of bivariate analysis with Chi-Square, was no association between miscarriage and category of anemia (P=0,069).
Conclussion : There was no association between miscarriage and category of anemia in pregnant women in Cipto Mangunkusumo Hospital 2011]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Latar Belakang : Abortus merupakan suatu keadaan dimana kehamilan yang tidak dapat dipertahankan pada usia kandungan yang kurang dari 20 minggu atau berat janin yang masih kurang dari 500 gram. Abortus merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu hamil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi abortus dan hubungannya dengan usia ibu hamil di RS Cipto Mangunkusumo tahun 2011. Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis sebanyak 2516 data ibu hamil di Departemen Obstetri dan Ginekologi dan Instalasi Gawat Darurat RS Cipto Mangunkusumo tahun 2011. Hasil : Prevalensi abortus di RS Cipto Mangunkusumo sebesar 8,1%. Rerata usia ibu hamil yang mengalami abortus (n=203) adalah 29 tahun (16 tahun-46 tahun), sedangkan rerata usia ibu hamil yang tidak mengalami abortus (n=2313) adalah 29 tahun (14 tahun – 56 tahun). Hasil uji Mann-Whitney didapatkan nilai p = 0,061 Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan bermakna rerata usia ibu antara kelompok yang mengalami abortus dengan kelompok yang tidak mengalami abortus., Background: Miscarriage is a condition in which pregnancy can not be maintained on the age of pregnancy less than 20 weeks or fetal weight is still less than 500 grams. It is one of the leading causes of death in pregnant women. The aim of this research was to know the prevalence of miscarriage and its relationship with maternal age at Cipto Mangunkusumo Hospital in 2011. Methods: The study design used in this research was cross-sectional by using secondary data from medical records. These data including 2516 pregnant women in the Department of Obstetrics and Gynecology and the Emergency Room in Cipto Mangunkusumo Hospital in 2011. Results: The prevalence of miscarriage in Cipto Mangunkusumo Hospital was 8.1%. The average age of women with miscarriage (n = 203) was 29 years (16 years-46 years), while the average age of pregnant women who did not have miscarriage (n = 2313) was 29 years (14 years - 56 years). Mann-Whitney test results obtained value of p = 0.061 Conclusions: There was no significant difference between the mean age of mothers who experienced miscariage group with the group that did not endergo miscarriage.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Kusumawardhani
"ABSTRACT
Salah satu penyebab kematian pada ibu adalah abortus. Abortus spontan yang terjadi pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah riwayat abortus. Beberapa penelitian terkait dengan abortus spontan dan hubungannya dengan riwayat abortus telah dilakukan, namun memiliki hasil yang berbeda-beda. Di Rumah Sakit Cipto Mangkunkusumo (RSCM) sendiri belum terdapat penelitian sebelumnya mengenai hubungan antara abortus spontan dan riwayat abortus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi abortus spontan di RSCM pada tahun 2011 dan hubungannya dengan riwayat abortus. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Data yang digunakan ialah data sekunder berupa rekam medis pasien Departemen Obstetri dan Ginekologi RSCM pada tahun 2011. Pada penelitian ini terdapat 2518 data rekam medis yang sesuai. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square menggunakan program SPSS for windows version 11,5. untuk mengetahui hubungan antara abortus spontan dan riwayat abortus. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan prevalensi abortus spontan di RSCM pada tahun 2011 adalah sebesar 8,06% dan terdapat perbedaan yang bermakna antara kejadian abortus spontan pada ibu hamil yang memiliki riwayat abortus dan ibu hamil tanpa riwayat abortus di RSCM pada tahun 2011 (p=0,002).

ABSTRACT
One of the cause of death of mother is abortion. A spontaneous abortion occurs basically of some factors, one of them is the history of abortion. Some research have been made on spontaneous abortion and its relationship with the history of abortion, however it has different result. At the Cipto Mangunkusumo Hospital, there is no research made before regarding the spontaneous abortion and the history of abortion. The aim of this research is to know the prevalence of spontaneous abortion and its relation with the history of abortion. This research is using the cross-sectional design. The datas used is the secondary data in the form of medical record of patients at the Department of Obstetrics and Gynaecology Cipto Mangunkusumo Hospital in 2011. This research found 2518 medical record data appropriate. The analysis of the data is done with chi-square test using SPSS for windows version 11,5 program to find the relation between the spontaneous abortion and the history of abortion. Based on this research, the prevalence of spontaneous abortion is 8,06% and there is significant difference between spontaneous abortion and the abortion history of pregnant mother at Cipto Mangunkusumo Hospital in 2011 (p=0,002)."
2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riyanti Astrid
"Angka kematian ibu pada tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu faktor yang menyebabkan kematian ibu ialah abortus (5%). Abortus sendiri dapat dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya jumlah paritas ibu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi abortus dan pengaruhnya dengan jumlah paritas ibu di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo karena saat ini belum ada data mengenai hal tersebut. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional menggunakan data rekam medis pasien Departemen Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada tahun 2011. Penelitian ini menggunakan 199 sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel tersebut diolah dengan SPSS 19 dengan uji chi-square. Didapatkan bahwa prevalensi abortus sebanyak 8,1%. Pada penelitian ini tidak ditemukan perbedaan bermakna antara jumlah paritas rendah dan tinggi dengan kejadian abortus (p=0,983).

The number of maternal death in 2007 is 228 per 100.000 live birth. One of the causes of maternal death is miscarriage (5%). Miscarriage can be cause by the number of parity of the mother. The purpose of this research is to know the prevalence of miscarriage dan its association with the number of parity in Cipto Mangunkusomo Hospital. The deasin of this research is cross-sectional. The data were obtained from the Obstetric and Gynecology Department of Cipto Mangunkusomo Hospital medical record. This research uses 199 samples that has the inclusion criteria. The samples were processed by SPSS 19 using chi-square test. The result is the prevalence of miscarriage in Cipto Mangunkusomo Hospital is 8,1%. There is no association between the number of parity with miscarriage (p = 0,983).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iha Nursolihah
"ABSTRAK
Keguguran adalah masalah kesehatan reproduksi penyebab mortalitas dan morbiditas wanita di seluruh dunia. Di dunia, terjadi 208 juta kehamilan dengan 52 juta diantaranya mengalami keguguran. Di Indonesia, keguguran menjadi penyebab kelima terbesar kematian ibu, setelah perdarahan, hipertensi, infeksi, dan partus lama. Beberapa cakupan dalam indikator kesehatan ibu mendapatkan adanya perbedaan antara wilayah perkotaan dan perdesaan. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengatahui faktor maternal yang mempengaruhi keguguran di Indonesia berdasarkan wilayah tempat tinggal. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain crossectional study. Sumber data dalam penelitian ini adalah data mencakup seluruh wilayah di Indonesia yang didapatkan dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017. Hasil penelitian mendapatkan bahwa usia dan paritas berpengaruh terhadap kejadian keguguran di wilayah perkotaan dan perdesaan, faktor lain yang berpengaruh di perkotaan adalah adanya infeksi menular seksual dan pekerjaan, sedangkan di perdesaan adalah jarak kehamilan. Risiko abortus tidak berhubungan bermakna dengan merokok, K1 ideal, kualitas ANC, Konsumsi TTD, dan kontrasepsi.

ABSTRACT
Miscarriage is a reproductive health problem that causes mortality and morbidity of women throughout the world. In the world, 208 million pregnancies occur, with 52 million having miscarriages. In Indonesia, miscarriage is the fifth largest cause of maternal death, after bleeding, hypertension, infection, and prolonged labor. Some coverage in maternal health indicators get a difference between urban and rural areas. For this reason, this study aims to know the maternal factors that affect miscarriages in Indonesia based on the area of ​​residence. This type of research is observational analytic with cross sectional study design. The source of the data in this study is that data covers all regions in Indonesia obtained from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey. The results showed that age and parity influence the incidence of miscarriages in urban and rural areas, another factor that influences in urban areas is the presence of infectious infections sex and work, while in rural areas is the distance of pregnancy. The risk of abortion is not significantly related to smoking, ideal K1, ANC quality, TTD consumption, and contraception."
2019
T54420
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Munawaroh
"ABSTRAK
Latar Belakang: Abortus spontan merupakan salah satu penyebab kematian ibu di Indonesia. Pada tahun 2007, Angka Kematian Ibu sebesar 228/100.000 kelahiran hidup dimana World Health Organization memperkirakan abortus memiliki peran 5,7% terhadap kematian ibu di Asia. Prevalensi kejadian abortus spontan di Indonesia tahun 2010 ialah sebesar 4%. Sementara itu, usia paternal diketahui sebagai salah satu faktor yang berkontribusi pada terjadinya abnormalitas kromosom, morbiditas, dan mortalitas neonatus, dan kejadian abortus.
Metode: Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional analitik. Data yang digunakan ialah rekam medis pasien hamil di Instalasi Gawat Darurat serta Departemen Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Pusat Rujukan Nasional Cipto Mangunkusumo Jakarta, bulan Januari-Desember 2011. Data usia paternal diambil dari pasien hamil yang mengalami abortus spontan dan non-abortus serta dianalisis menggunakan SPSS versi 20.
Hasil : Dari total 2518 pasien hamil, didapatkan prevalensi abortus sebesar 8,1%. Data usia paternal didapatkan pada 45,3% (1.139/2.518 kasus) dengan 21,7% usia paternal pada pasien abortus berada pada kelompok usia <35 tahun. Median (Rata-rata ± Standar Deviasi) dari usia paternal pada pasien abortus ialah 34 tahun (34,61± 8,94), sedangkan pasien non-abortus ialah 31 tahun (32,37± 7,14). Melalui uji Mann-Whitney didapatkan perbedaan rerata bermakna usia paternal pada pasien abortus dengan non-abortus (p=0,012).

ABSTRACT
Background : Miscarriage has been known to be one of the cause of maternal death. Maternal death in Indonesia, 2007, was 228/100.000 livebirths, while World Health Organization predicted that miscarriage was contributing 5,7% for maternal death in Asia. In Indonesia, the prevalence of miscarriage in 2010 is 4%. Paternal age has been known to be a contributing factor for chromosomal abnormalities, morbidity and mortality of neonates, and miscarriage.
Methods : The study is a cross-sectional analitic using medial records data from Emergency Department and Obstetric and Gynecology Department in Cipto Mangunkusumo Hospital, January ? December 2011. Paternal age data collected from miscarriage woman and non-miscarriage pregnant woman then analyzed using SPSS version 20.
Results : From total 2518 pregnant woman, the prevalence of miscarriage was 8,1% (203/2518 cases). Paternal age data perform in 45,3% (1139/2518 cases) in
Which 21,7% of paternal age in miscarriage patients are in range <35 years old. The median (mean ± standard deviation) from paternal age in miscarriage woman was 34 years old (34,61 ± 8,94) and non-miscarriage pregnant woman was 31 years old (32,37 ± 7,14). Using Mann-Whitney U test, there was a strong difference of paternal age in miscarriage and non-miscarriage pregnant woman (p=0,012)."
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Luthfiyah
"Kematian janin merupakan masalah kesehatan yang cukup besar tetapi sering diabaikan. Banyak faktor risiko yang dapat menyebabkan kematian janin, salah satunya yaitu kondisi tekanan darah ibu saat hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kematian janin dan hubungannya dengan tekanan darah ibu di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tahun 2011. Penelitian menggunakan desain cross-sectional dan data diambil dari rekam medis pasien. Ibu hamil yang memiliki data tekanan darah sistolik dan diastolik di dalam rekam medisnya sebanyak 866 orang. Data diolah menggunakan program SPSS versi 21.0 dan dianalisis dengan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kematian janin sebesar 5,5% (48 per 866 kelahiran). Uji Chi-square menunjukkan tidak terdapat perbedaan proporsi kematian janin berdasarkan tekanan darah (p=0,388) secara bermakna. Rasio prevalensi untuk pre-hipertensi adalah 0,7, hipertensi tahap 1 1,4, dan hipertensi tahap 2 1,2 (IK 95%). Disimpulkan bahwa prevalensi kematian janin di atas 20 minggu di RSCM tahun 2011 adalah 5,5% dan tidak berhubungan dengan status tekanan darah ibu, dengan pre-hipertensi sebagai faktor protektif sedangkan hipertensi tahap 1 dan 2 sebagai faktor resiko.

Fetal death is a health problem that is quite large but often overlooked. Many risk factors can cause fetal death, one of them is state of the maternal blood pressure during pregnancy. This study aimed to determine the prevalence of fetal death and its association with the maternal blood pressure at General Hospital Cipto Mangunkusumo in 2011. The study used a cross-sectional design and the data taken from the patient's medical record. Maternal who have data systolic and diastolic blood pressure in medical records were 866 people. Data were managed with SPSS version 21.0, and analyzed with Chi-square test. The results showed that the prevalence of fetal death was 5.5% (48 per 866 total births). Chi-square test have shown no significant difference between the prevalence of fetal death with maternal blood pressure (p = 0.388), with a ratio prevalence was 0.7 for pre-hypertension, 1.4 for stage 1 hypertension, and 1.2 stage 2 hypertension (IK 95%). In conclusion, the prevalence of fetal death at RSCM in 2011 was 5.5% and there was no association between the prevalence of fetal death with state of maternal blood pressure; the pre-hypertension was a protective factor, while stage 1 and 2 hypertension was a risk factor."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Fitriyani
"ABSTRAK
Latar belakang dan tujuan. Abortus spontan merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi yang cukup sering dialami oleh pekerja wanita di PT.T Jakarta. Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian abortus spontan, salah satunya postur kerja statis berdiri ataupun duduk. Dari survey awal ditemukan 5,5 kasus abortus pada 400 pekerja wanita. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa postur kerja berdiri lama lebih berpengaruh terhadap terjadinya abortus daripada postur duduk pada pekerja di PT.T Jakarta.Metode. Penelitian ini menggunakan desain kasus control, pada 78 orang pekerja wanita di unit produksi sebuah pabrik garmen di Jakarta. Kasus adalah pekerja subyek yang pernah hamil dan mengalami abortus spontan selama kurun 2012-2017. Kontrol adalah subyek yang pernah hamil namun tidak pernah mengalami abortus spontan selama kurun waktu yang sama. Kelompok kasus dan kontrol diambil dari departemen sewing dan cutting, dengan perbandingan 1 kasus dipadankan dengan 2 kontrol.Hasil dan kesimpulan. Postur kerja berdiri lama berpengaruh terhadap terjadinya kejadian abortus spontang dibandingkan dengan postur kerja duduk. Dari hasil penelitian terbukti ada pengaruh bermakna antara postur kerja jenis pekerjaan OR 303,34; p.

ABSTRACT
Spontaneous abortion is one of reproductive health problem which oftenly happens among female workers at garment factory at PT.T Jakarta. Many factors could cause spontaneous abortion in female workers, one of them is the prolonged standing posture. The incidence is 5,5 from early survey in September 2016 among 400 female workers. The objective of this study is to get overview about the case and influence factors, especially prolonged standing posture.Methods. This research use case control study design at 78 female workers at sewing and cutting unit at garment factory in Jakarta. Case is subject which have pregnant and spontaneous abortion during 2012 2017. Control is subject which have pregnant but have never got spontaneous abortion at the same time. Group of case and control taken from cutting and sewing department, 1 case compared with 2 controls. Result and conclusion. There was a relationship between prolonged standing posture OR 303,34 p"
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Pebrianti
"Tesis ini membahas kecemasan ibu hamil dengan riwayat keguguran di Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk. Ibu hamil dengan riwayat keguguran sebelumnya memiliki tingkat kecemasan dalam kehamilan lebih tinggi daripada ibu hamil tanpa riwayat keguguran. Tujuan penelitian yaitu mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan ibu hamil dengan riwayat keguguran. Desain penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni-Agustus 2020. Tempat penelitian di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk Kota Jakarta Barat. Analisis bivariat menggunakan uji Kai Kuadrat sedangkan analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian didapatkan ibu hamil dengan riwayat keguguran yang mengalami kecemasan sebesar 65,4%. Analisis multivariat menunjukkan variabel yang berhubungan bermakna terhadap kecemasan ibu hamil dengan riwayat keguguran adalah variabel interval kehamilan, dukungan sosial, dan usia kehamilan (p-value <0,05). Hasil analisis didapatkan OR tertinggi pada variabel interval kehamilan yaitu 5,9 (95% CI 2,119-16,447), artinya ibu yang memiliki interval kehamilan pendek (<6 bulan) berisiko mengalami kecemasan hampir 6 kali lebih tinggi dibandingkan ibu yang memiliki interval kehamilan panjang (≥6 bulan). Variabel paling dominan yang berhubungan pada kecemasan ibu hamil dengan riwayat keguguran adalah interval kehamilan.

This thesis discusses the anxiety of pregnant women with a history of miscarriage at the Puskesmas Kebon Jeruk District. Pregnant women with a history of previous miscarriage have higher levels of anxiety during pregnancy than women without a history of miscarriage. The research objective was to determine the factors associated with anxiety of pregnant women with a history of miscarriage. The research design used a quantitative approach with a cross-sectional method. Data collection was carried out in June-August 2020. The research site was in the work area of Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk, West Jakarta City. The bivariate analysis used a Chi-Squared test while multivariate analysis used logistic regression.The results showed that 65.4% of pregnant women with a history of miscarriage experienced anxiety. Multivariate analysis showed that the variables significantly related to the anxiety of pregnant women with a history of miscarriage were pregnancy interval, social support, and gestational age (p-value <0.05). The results of the analysis obtained the highest OR on the pregnancy interval variable, namely 5.9 (95% CI 2.119-16.447), meaning that mothers who have a short pregnancy interval (<6 months) were at risk of experiencing anxiety almost 6 times higher than mothers who have long pregnancy intervals ( ≥6 months). The most dominant variable related to the anxiety of pregnant women with a history of miscarriage was the pregnancy interval."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>