Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108245 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nobian Andre
"Latar Belakang: Kanker payudara masih merupakan kanker yang paling umum pada wanita. Identifikasi sel punca kanker payudara sangat penting dalam memberantas penyakit ini dari akarnya. Beberapa riset telah mengisolasi sel punca kanker payudara berdasarkan protein membran sel CD24/CD44 dan menemukan sel punca kanker payudara pada sel CD24-/CD44+ yang menunjukkan sifat pluripotensi. Namun, beberapa riset lainnya menemukan CD24-/CD44+ tidak ditemukan pada seluruh tipe kanker payudara, dan tidak selalu berhubungan dengan perkembangan tumor. Maka dari itu, tingkat pluripotensi dari sel tersebut masih diperdebatkan. Dalam riset ini, sifat pluripotensi sel punca kanker payudara dinilai berdasarkan ekspresi gen SOX2 yang merupakan gen untuk sifat kepuncaan dimana gen ini dapat mendorong pembelahan sel dan invasi.
Metode: Sampel diambil dari situs primer kanker payudara dan difraksinasi melalui pemisahan sel magnetik. RT-qPCR dan elektroforesis digunakan untuk mempelajari tingkat ekspresi gen SOX2 antara fraksi-fraksi sel punca kanker payudara.
Hasil: Kami berhasil memisahkan sel pluripoten dari spesimen klinis kanker payudara. Fraksi CD24-/CD44- menunjukkan ekspresi gen SOX2 yang lebih tinggi secara signifikan dibanding CD24-/CD44+. Setelah melewati proses ultralow attachment, CD24-/CD44+ menunjukkan peningkatan ekspresi gen SOX2 walaupun lebih rendah dari CD24-/CD44-.
Kesimpulan: Pluripotensi yang tinggi, berdasarkan tingkat ekspresi gen SOX2, ditemukan pada fraksi CD24-/CD44-. Tingkat pluripotensi fraksi CD24-/CD44+ lebih rendah dibandingkan fraksi CD24-/CD44-.

Background: Breast cancer remains as the most prevalent cancer in women. Identification of breast cancer stem cell (CSC) is crucial in eradicating the disease from its root. Multiple research has isolated breast CSC based on CD24/CD44 surface marker and discovered that CD24+/CD44- fraction indicates stemness and pluripotent characteristics. However, it was also found that CD24+/CD44- breast CSC is not present in all breast cancer types, and not always associated with tumor progression. Therefore, its pluripotency level remains debatable. In this research, pluripotency of breast CSCs was assessed. Pluripotency was determined based on SOX2 gene expression, a gene responsible for stem-like properties, which can drive cellular proliferation and invasion.
Method: The samples were taken from primary site of breast cancer and fractionated through magnetic cell sorting. RT-qPCR with subsequent electrophoresis was used to study the expression level of SOX2 gene among breast CSC fractions.
Results: We managed to separate the pluripotent cells from the bulk clinical specimen. CSC subset CD24-/CD44- showed a significantly higher SOX2 expression in comparison to CD24-/CD44+. Following ultra-low attachment, CD24-/CD44+ showed an increase in SOX2 expression level although still lower than CD24-/CD44-.
Conclusions: A high pluripotency based on SOX2 gene expression level was found in fraction CD24-/CD44-. The pluripotency level of fraction CD24-/CD44+ was lower in comparison to fraction CD24-/CD44-.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.R. Chrysna Winandha K.
"Gen SOX2 telah dilaporkan memegang peranan penting dalam menginduksi sel punca progenitor dari sel fibroblast manusia dewasa. Peningkatan ekspresi gen SOX2 berkorelasi dengan peningkatan tingkat keparahan kanker payudara. Namun, bagaimana SOX2 memiliki sifat onkogenik belum diketahui secara pasti. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai ekspresi gen SOX2 pada sel kanker payudara CD44+/CD24-dan CD44-/CD24-yang di ko-kultur dengan Mouse Embryonic Fibroblast (MEF) berdasarkan waktu pengkulturan sel sebagai upaya untuk mempelajari ekspresi gen dan sifat dari sel punca kanker payudara pada sel kanker payudara dari pasien kanker payudara wanita Indonesia.
Tingginya ekspresi gen SOX2 diasumsikan dapat menjadi indikasi untuk menentukan kondisi optimum pada kultur sel kanker payudara. Level RNA gen SOX2 diukur dengan menggunakan reverse transcription-polymerase chain reaction (RT-PCR) dan dinormalisasi dengan menggunakan housekeeping gene PUM1 sebagai kontrol dalam. Hasil menunjukkan bahwa ekspresi gen SOX2 tertinggi di hari ketiga pada kultur sel punca kanker (CD44+/CD24-), demikian pula dengan kultur sel non punca (CD44-/CD24-), dan di hari pertama pada kultur sel kanker payudara (CD44/CD24).

SOX2 gene has been reported to play an important role in inducing stem cell progenitor cells from adult human fibroblasts. Increase in SOX2 gene expression known to correlate with the increase of breast cancer severity. However, the oncogenic properties of SOX2 has not been confirmed yet. This research aimed to obtain information about the level of SOX2 gene expression of breast cancer cells CD44+/CD24-dan CD44-/CD24-in co-culture with Mouse Embryonic Fibroblast (MEF) based on time of cell culture, in an attempt to study the gene expression and the nature of cancer stem cells in breast cancer cell in Indonesian female breast cancer patient.
High SOX2 gene expression was assumed as the indication of the optimum culture condition of breast cancer cell. SOX2 gene RNA level was measured performing reverse transcription-polymerase chain reaction (RT-PCR) and normalized using the housekeeping gene PUM1 as an internal control. Results showed that the highest SOX2 gene expression was found in day 3 for cancer stem cell cultures (CD44+/CD24-) as well as for non cancer stem cell cultures (CD44-/CD24-), and in day 1 for breast cancer cell cultures (CD44/CD24).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S359
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Aqilla Rhania
"Pendahuluan: Kanker payudara triple-negatif merupakan subset keganasan yang menantang terkait dengan prognosis buruk akibat rendahnya ekspresi HER2 dan reseptor hormon, yang mengakibatkan kurangnya modalitas terapi yang ditargetkan secara spesifik. Selain itu, bagian dari keganasan ini mempunyai tingkat kekambuhan dini dan metastasis yang tinggi. Manganese superoxide dismutase (MnSOD), suatu enzim yang sangat penting untuk keseimbangan redoks, terlibat dalam tumorigenesis karena peran gandanya. Awalnya, MnSOD bertindak sebagai penekan tumor selama tumorigenesis awal, namun perannya bergeser seiring perkembangan penyakit. Kanker payudara triple-negatif diperkaya dengan subpopulasi sel dengan potensi tumorigenik tinggi dan stres oksidatif yang dikenal sebagai sel punca kanker. Sel-sel ini mengekspresikan faktor transkripsi Oct4 dan Sox2, yang mengatur pembaruan diri dan kepuncaan. Studi ini menyelidiki efek penekanan ekspresi MnSOD melalui KO gen CRISPR/Cas9 pada sel punca kanker BCSC triple-negatif dengan mengukur ekspresi mRNA OCT4 dan SOX2. Metode: Penelitian ini menggunakan kelompok kontrol BCSC tripel-negatif BT-549 tipe wild-type dan dua kelompok BT-549 KO MnSOD yang diberi perlakuan. Untuk setiap kelompok, tiga sampel ulangan digunakan. Ekspresi mRNA OCT4 dan SOX2 di setiap kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dideteksi oleh RT-qPCR. Hasil masing-masing dihitung dengan Metode Livak untuk mengekstraksi rasio ekspresi. Uji T dua sampel dilakukan untuk menghitung signifikansinya. Hasil: Temuan ini menunjukkan tren penurunan ekspresi SOX2 dan ekspresi mRNA OCT4 yang tidak konsisten. Kesimpulan: Penekanan MnSOD dapat menjadi target potensial untuk mengubah sifat pluripotensi BCSC triple-negatif dengan memberikan efek tidak langsung pada ekspresi mRNA OCT4 dan SOX2.

Introduction: Triple-negative breast cancer represents a challenging subset of malignancy associated with poor prognosis due to low expression of HER2 and hormone receptors, resulting in the lack of specific targeted therapeutic modalities. Additionally, this subset of malignancy acquires a high rate of early recurrence and metastasis. Manganese superoxide dismutase (MnSOD), an enzyme paramount for redox balance, is implicated in tumorigenesis by its dual role. Initially, MnSOD acts as a tumor suppressor during early tumorigenesis, but its role shifts as the disease advances. Triple-negative breast cancer is enriched with a subpopulation of cells with high tumorigenic potential and oxidative stress known as cancer stem cells (CSC). These cells expressed Oct4 and Sox2 transcription factors, which regulate self-renewal and stemness. This study investigates the effect of suppressing MnSOD expression through CRISPR/Cas9 gene knockout on the stemness of triple-negative BCSCs by measuring OCT4 and SOX2 mRNA expression. Methods: This study utilized a control group of wild-type BT-549 triple-negative BCSCs and two treated groups of MnSOD-knockout BT549 BCSCs. For each group, three replicate samples were used. The mRNA expression of OCT4 and SOX2 in each control and treated group was detected by RT-qPCR. Their respective results were calculated by the Livak Method to extract the expression ratio. A two-sample T-test was performed to calculate the significance. Results: The findings demonstrate a decreasing trend of SOX2 expression and an inconsistent OCT4 mRNA expression. Conclusion: MnSOD suppression may present as a potential target for altering the pluripotency properties of triple-negative BCSCs by exerting an indirect effect on OCT4 and SOX2 mRNA expression."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Electra Amara Florence
"Latar Belakang: Kanker payudara triple negatif dikenal sebagai jenis kanker yang memiliki prognosis yang lebih buruk daripada jenis kanker payudara lainnya karena kurangnya terapi target dan tingkat kekambuhan dini dan metastasis yang lebih tinggi. Manganese superoxide dismutase (MnSOD), pertahanan utama melawan superoksida, telah ditemukan untuk memiliki peran ganda dalam kanker. Meskipun MnSOD mungkin memiliki peran penekan tumor pada tahap awal tumorigenesis, MnSOD akan kemudian mempunyai peran penting untuk kelangsungan hidup sel kanker saat tumor berkembang. Sel punca kanker, ditemukan dalam tingkat yang tinggi dalam kanker payudara triple negatif, adalah subpopulasi sel tumor yang memiliki kapasitas tumorigenisitas dan stress oksidatif yang tinggi. Sel punca kanker mengekspresikan faktor transkripsi seperti Oct4 dan Sox2 yang mengatur gen yang diperlukan untuk pembaruan diri dan pluripotensi sel punca kanker ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penekanan ekspresi MnSOD melalui gen knockout terhadap pluripotensi sel punca kanker payudara triple negatif dengan mengukur ekspresi protein Oct4 dan Sox2.
Metode: Penelitian ini menggunakan satu kelompok kontrol BT-549 sel punca kanker payudara triple negatif dan dua kelompok BT549 sel punca kanker payudara triple negatif yang telah diberi perlakuan knockout gen MnSOD. Untuk setiap kelompok sampel, tiga pasase digunakan (P2, P3, P4). Protein Oct4 dan Sox2 yang diekspresikan oleh setiap pasase dari setiap kelompok dideteksi menggunakan Western blot dan area pita masing-masing protein kemudian dianalisis menggunakan program ImageJ.
Hasil: Ditemukan adanya tren penurunan ekspresi protein Oct4 dan tren peningkatan ekspresi protein Sox2.
Kesimpulan: Penekanan ekspresi MnSOD mungkin bisa menjadi target untuk mengubah tingkat pluripotensi sel punca kanker payudara triple negatif melalui interaksi tidak langsung dengan Oct4 dan Sox2.

Introduction: Triple negative breast cancer is considered to have a poorer prognosis than other subtypes of breast cancer due to the lack of targeted therapies and its higher rate of early recurrence and distant metastasis. Manganese superoxide dismutase (MnSOD), the primary defense against superoxides, have been found to have a dual role in cancer. Although MnSOD may have a tumor-suppressing role in the early stages of tumorigenesis, it later becomes essential for the survival of the cancer cells as the tumor progresses. Cancer stem cells (CSCs), enriched in triple negative breast cancer, are a population of tumor cells that possess high capacity of tumorigenicity and oxidative stress. They express transcription factors such as Oct4 and Sox2 which regulate genes necessary for the self-renewal and pluripotency of these CSCs. This study aims to determine the impact of suppressing MnSOD expression through gene knockout on the pluripotency of triple negative breast cancer stem cells by measuring Oct4 and Sox2 protein expression.
Methods: A control group of wild type BT-549 BCSCs and two groups of treated BT549 BCSCs were used in this study, with the treated groups having their MnSOD gene knocked out. For each group of samples, three passages were used (P2, P3, P4). The Oct4 and Sox2 proteins expressed by each passage number from each group were detected using Western blot and their respective area densities were then analyzed using the ImageJ program.
Results: There was a decreasing trend in Oct4 protein expression and an increasing trend in Sox2 protein expression.
Conclusion: Suppression of MnSOD expression may be a target to alter the pluripotency of triple negative BCSCs through its indirect interaction with Oct4 and Sox2.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Santoso
"Latar belakang: Data dari World Health Organization, Centers for Disease Control and Prevention dan Kementerian Kesehatan RI menunjukan bahwa kanker payudara merupakan kanker yang paling umum pada wanita. Penyembuhan kanker melalui berbagai cara telah banyak dilakukan, namun pertumbuhan kembali dari kanker telah banyak dilaporkan. Sel punca kanker diyakini berperan dalam pertumbuhan kanker maupun rekurensi setelah pengobatan. Berdasarkan beberapa riset, CD44+/CD24- sel punca kanker memiliki potensial yang tinggi untuk menimbulkan kanker. Beberapa gen memiliki peran sebagai faktor transkripsi yang berkontribusi dalam pertumbuhan kanker dan beberapa berperan juga dalam mempertahankan tingkat pluripotensi kanker. c-Myc merupakan salah satu gen yang mempertahankan iPS (induced pluripotent stem cells) bersama dengan KLF4, Oct4, SOX2 dan Nanog. Namun demikian, selama pertumbuhan kanker, lingkungan mikro dari kanker menjadi hipoksia. Berhubungan dengan ini, pengaruh hipoksia terhadap ekspresi gen yang berfungsi dalam pluripotensi masih belum jelas. Oleh karena itu, eksperimen ini menyelidiki ekspresi gen c-Myc dalam sel punca kanker yang diinduksi hipoksia.
Metode: Sel punca kanker payudara CD44+/CD24- diinduksi oleh beberapa durasi hipoksia (0 jam, 0.5 jam, 4 jam, 6 jam dan 24 jam). Total RNA sel kemudian diekstraksi dan mRNA gen c-Myc diamplifikasi melalui one-step qRT-PCR. Ekspresi relative dari gen c-Myc dilakukan dengan formula Livak berdasarkan nilai Ct yang diperoleh dengan gen 18S. Sebagai kontrol, konfirmasi ekspresi gen c-Myc dikonfirmasi melalui elektroforesis.
Hasil: Ekspresi c-Myc pada sampel sel punca kanker payudara CD44+/CD24- yang diinduksi hipoksia selama 0.5 jam sedikit mengalami peningkatan dibandingkan dengan sampel 0 jam walaupun tidak signifikan. Ekspresi c-Myc pada sampel yang diinduksi hipoksia selama 4, 6 dan 24 jam menurun dibandingkan sampel yang tidak diinduksi hipoksia.
Kesimpulan: Ekspresi c-Myc pada sel punca kanker CD44+/CD24- yang digunakan dalam eksperimen ini cenderung menurun pada 3 durasi hipoksia yang berbeda (4 jam, 6 jam dan 24 jam) pada kondisi in vitro.

Background: Data from World Health Organization, Centers for Disease Control and Prevention and Kementerian Kesehatan RI show that breast cancer is the most common cancer among women. Eradicating cancer through several treatments have been done but there are cases in which cancer relapse is reported. Cancer stem cells have been found to develop the cancer as well as play important role in cancer regrowth. According to some researches, CD44+/CD24- breast cancer stem cells potential to cancer development is high. Several genes which have role as transcription factors may contribute to cancer growth and some act to maintain the cancer stemness and pluripotency level. c-Myc is one gene which maintains iPS (induced pluripotent stem cells) along with KLF4, Oct4, SOX2 and Nanog. However, during the cancer growth the cancer microenvironment becomes hypoxic. In accordance to this, the effect of hypoxia towards the gene expression acting in cancer pluripotency was not yet clear. Therefore c-Myc expression in hypoxia-induced breast cancer stem cells was assessed in this research.
Method: The CD44+/CD24- breast cancer stem cells (BCSCs) are induced by several hypoxia durations (0 hour, 0.5 hour, 4 hours, 6 hours and 24 hours) in hypoxia chamber. The mRNA of BCSCs is extracted through RNA isolation procedure. Following this, qRT-PCR procedure is done to amplify the mRNA. The Ct (cycle threshold) obtained from qRT-PCR are calculated using Livak formula to get the c-Myc relative expression from the samples. Ct of 18S is used to normalize the c-Myc Ct. Electrophoresis is done next to confirm the c-Myc expression.
Results: c-Myc expression in 0.5 hour hypoxia induced CD44+/CD24- breast cancer stem cells sample is slightly high than in 0 hour hypoxia induced sample, even though the increase is not significant. Meanwhile, c-Myc expression in 4, 6 and 24 hours hypoxia induced samples are lower than 0 hour hypoxia induced sample.
Conclusion: c-Myc expression from the breast cancer stem cell CD44+/CD24- samples used in this experiment tend to have gradual decrease during 3 different periods (0 hour, 0.5 hour, 4 hours, 6 hours and 24 hours) of hypoxia in vitro.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70415
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Halim
"Latar Belakang : Kanker payudara adalah kanker kedua tersering pada wanita dengan
angka kcmatian yang tinggi. Keganasan, cherno-resistance, dan kegagaJan tempi untuk menyembuhkan kanker payudara disebabkan oleb adanya sel punca kanker payudara (BCSCs). BCSCs mengekspresikan multigen untuk kelangsungan hidup, kemampuan self-renewal, dan kemampuan bennetastasis. LingkWlgan hipoksia memicu sel tumor untuk mengekspresikan gen pro-survival dan beradaptasi secara metabolik terhadap stres, sehingga memlcu pertumbuhan sel kanker.
Inhibitor of Apoptosis Prolein
(lAP), mengatur supresi apoptosis, kontrol pembelahan sel, dan promosi angiogenesis.
Ekspresi gen survivin sangat tinggi di sei tumor Wltuk kclangsungan hidup.
perkembangan tumor dan keganasan. Survivin sangat papuler dijadikan sebagai gen target kanker. Mendalami peran SUrYivin dalam kondisi hipoksia akan menjanjikan
manfaat terapeutik yang lebih baik. Dalam percobaan ini, ekspresi survivin akan diamati di BCSCs yang dibiakkan dalam media bebas serum yang diberi perlakuan hipoksia 1%dengan periode berbeda.
Mctode : Sel punca diekstrak dari kanker payudara, kemudian diberi perlakuan hipoksia. RNA kemudian diisolasi dan diukur dengan spectrophotometry Wltuk menentukan kadar kemumian sampeL Setelah itu, One-Step qRT-PCR dilakukan untuk mendapatkan hasH ekspresi relatif gen survivin. Produk peR tersebut kemudian diproses dengan electrophoresis uotuk memastikan gen yang telat diamplifikasi.
HasH : Kadar ekspresi gen survivin rnengalami penurunan di sci pWlca kanker payudara selama proses hypoxia dengan interval yang berbeda.
Kesimpulan : Sci punca kanker payudara yang diberi perlakuan hypoxia yang berbeda
menunjukkan kadar ekspresi gen survi.vin yang rendah. Ada kemungkinan bahwa seI
tersebut telah berdiferensiasi dalam popuJasi sel puncak. Penelitian tambahan perlu dilaksanakan untuk memastikan aktivitas apoptosis di sel puncak kanker payudara dalam kondisi hypoxia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70453
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrik Kurniawan
"Latar Belakang : Kanker payudara merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi akibat kanker pada wanita di Indonesia. Hal ini diantaranya disebabkan karena adanya resistensi terhadap terapi berlandaskan ROS seperti pada radioterapi maupun kemoterapi. Sel punca kanker payudara (cancer stem cells, CSCs) memiliki peran pada mekanisme resistensi ini. Penelitian terhadulu menunjukkan kemampuan CSCs untuk bertahan terhadap kondisi stress oksidatif pada pemberian rotenon. Karena itu, dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap faktor transkripsi NF-kB pada sel kanker payudara baik CSC maupun non CSC, terkait peran NF-kB dalam mempertahankan viabilitas sel kanker pada kondisi stress oksidatif.
Metode: Penelitian dilakukan pada sel punca kanker payudara manusia (CD24-/CD44+) maupun non sel punca (CD24-/CD44-) yang diberi H2O2 dengan konsentrasi 1.1µM, 11µM, dan 110µM dengan kontrol sel yang tidak diberi H2O2. Penilaian dilakukan terhadap parameter ekspresi mRNA NF-kB, dan viabilitas sel. Uji statistik dilakukan menggunakan IBM-SPSS dengan nilai α < 0.05.
Hasil: Pemberian H2O2 pada konsentrasi 11µM menunjukkan peningkatan yang signifikan pada ekspresi mRNA NFkB CSCs dibanding non CSCs (p<0.05). Sedangkan untuk hasil uji viabilitas pada seluruh konsentrasi H2O2 nampak bahwa CSCs mampu mempertahankan viabilitasnya dibandingkan dengan non CSCs yang mengalami penurunan viabilitas (p<0.05)..
Kesimpulan: Kondisi stres oksidatif akibat pemberiaan H2O2 dapat meningkatkan ekspresi mRNA NF-kB pada CSCs sehingga viabilitasnya tetap dapat dipertahankan.

Introduction: Breast cancer is one of the highest causes of death from cancer in women in Indonesia. This is partly due to the resistance to ROS-based therapies such as radiotherapy and chemotherapy. Breast cancer stem cells (cancer stem cells, CSCs) have a role in this resistance mechanism. Previous studies demonstrated the ability of CSC to survive oxidative stress conditions due to rotenone administration. Therefore, in this study an analysis was carried out on the transcription factor NF-kB in breast cancer cells, both CSCs and Non CSCs, related to the role of NF-kB in maintaining the survival of cancer cells under conditions of oxidative stress.
Methods: The study was conducted on human breast cancer stem cells (CD24-/CD44+) and non stem cells (CD24-/CD44-) which were given H2O2 at concentrations of 1.1µM, 11µM, and 110µM with control cells not given H2O2. Assessment was carried out on the parameters of NF-kB mRNA expression, and cell viability. Statistical tests were performed using IBM-SPSS with a value of α < 0.05.
Results: Administration of H2O2 at a concentration of 11µM showed a significant increase in the expression of NFk-B CSCs mRNA compared to non CSCs (p<0.05). As for the viability test results at all concentrations of H2O2 it appears that CSCs was able to maintain its viability compared to non CSCs which experienced a decrease in viability (p<0.05).
Conclusion: Conditions of oxidative stress due to administration of H2O2 can increase the expression of NF-kB mRNA in CSCs so that its viability can be maintained.
In this study, conditions of oxidative stress due to administration of H2O2 led to an increase in the expression of NF-kB mRNA in CSCs so that cell viability could be maintained.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jevi Septyani
"Latar belakang : Kanker payudara merupakan kanker dengan prevalensi tertinggi pada wanita. Di dalam suatu masa tumor, terjadi ketidakseimbangan kurangnya oksigen dengan tinggi nya kebutuhan sel tumor yang terus berproliferasi. Ketika homeostasis dari oksigen terganggu, sel akan mengekspresikan dan menstabilisasi suatu protein yang sangat sensitif terhadap oksigen, bernama Hypoxia Inducible Factor (HIF). HIF2alpha adalah subunit dari keluarga HIFalpha yang dapat mendukung aktivasi dari beberapa gen target seperti VEGF, Oct4, yang dapat mendukung proliferasi, angiogenesis, dan perubahan mekanisme glikolisis pada sel. Berbeda dengan HIF1alpha yang sudah sering diperbincangkan dalam berbagai literatur, peran dan ekspresi dari HIF2alpha ini masih diperdebatkan. HIF2alpha berperan dalam kondisi hipoksia kronik yang terdapat pada jaringan tumor, yang dapat mempertahankan proliferasi dan keganasan sel kanker, bahkan dapat memicu adanya metastasis. Beberapa hipotesis mengatakan bahwa eradikasi dari HIF2a dapat dijadikan target untuk cara penyembuhan dengan menginhibisi sel punca kanker.
Metode : Sampel diambil dari sel kanker payudara yang telah dipurifikasi sebelumnya oleh tim riset Wanandi melalui proses pemisahan sel magnetik menjadi sel punca kanker payudara. Sel diinduksi hipoksia dengan durasi yang berbeda-beda (0 jam, 30 menit, 4 jam,6 jam, dan 24 jam). Sel selanjutnya diisolasi untuk mendapatkan RNA, dan dilakukan RT-qPCR serta elektroforesis untuk mengetahui tingkat ekspresi dari HIF2alpha.
Hasil : Hasil dari eksperimen ini berbeda dengan studi literatur kami. Setelah dianalisis kuantifikasi relatif dengan gen 18s sebagai housekeeping gen, tingkat ekspresi dari HIF2a mengalami penurunan dibandingkan dengan sebelum diinduksi hipoksia (0 jam). Meningkatnya durasi hipoksia tidak berbanding lurus dengan peningkatan dari HIF2alpha, melainkan menunjukan fluktuasi.
Kesimpulan : Ekspresi HIF2alpha pada sel punca kanker payudara CD44+/CD24- menurun setelah diinduksi hipoksia.

Background: Breast cancer is the cancer with the highest prevalence in women. In a period of a tumor, there is an imbalance lack of oxygen to his high needs tumor cells continue to proliferate. When homeostasis of oxygen is interrupted, the cell will express and stabilize a protein that is highly sensitive to oxygen, called Hypoxia Inducible Factor (HIF). HIF2a is a subunit of HIF family that can support the activation of multiple target genes such as VEGF, Oct4, which can support the proliferation, angiogenesis and glycolysis mechanisms of the cell changes. Unlike the HIF1a that has often been discussed in the literature, the role and expression of HIF2a is still debated. HIF2a said to play a role in chronic hypoxic conditions found in tumor tissue, which can maintain the proliferation and the malignancy of cancer cells, it can even lead to metastasis. Some hypotheses say that the eradication of HIF2a can be targeted for healing way to inhibit cancer stem cells.
Methods: Samples were taken from breast cancer cells that had been purified previously by the Wanandi?s research group via magnetic cell separation process into breast cancer stem cells. Cells will be induced hypoxia with different duration (0 hours, 30 minutes, 4 hours, 6 hours, and 24 hours). Cells will be further isolated to obtain RNA, and performed RT-qPCR and electrophoresis to determine the level of expression of HIF2a.
Results: The results of this experiment differ from our literature study. Having analyzed the relative quantification of gene 18s as a housekeeping gene, the expression level of HIF2a decreased compared with the prior-induced hypoxia (0 hours). Increasing duration of hypoxia is not directly proportional to the increase of HIF2a, but showed fluctuation.
Conclusion : The expression of HIF2alpha in breast cancer stem cell CD44+/CD24- declines after being induced hypoxia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70376
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Tiara
"Isolasi dan ekspansi sel punca kanker payudara secara in vitro tanpa menghilangkan sifat pluripotensi sel sangat diperlukan untuk mempelajari karakteristik sel punca kanker payudara. Penelitian ini bertujuan untuk mencari suatu kondisi kultur terbaik dengan sistem ko-kultur untuk mempertahankan sifat pluripotensi. Sel tersebut diko-kultur dengan feeder layer yang terbentuk dari Mouse Embryonic Fibroblast (MEF). Pengukuran ekspresi penanda permukaan CD44+/CD24-menggunakan metode spektrofluorometri, sedangkan pengukuran ekspresi gen SOX2 dilakukan secara kuantitatif dengan metode real time polymerase chain reaction. Pada pengukuran ekspresi gen SOX2 dilakukan normalisasi menggunakan house keeping gene PUM1 sebagai kontrol dalam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi CD44+/CD24-pada sel punca kanker payudara yang diko-kultur dengan MEFs menggunakan media CM dan DMEM lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak diko-kultur dengan MEF menggunakan CM dan DMEM. Ekspresi gen SOX2 meningkat pada sel yang diko-kultur dengan MEF di CM dan sel yang diko-kultur dengan MEF dalam DMEM yaitu berturut-turut 83,28 dan 48,33 kali dari kontrol masing masing. Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi kultur terbaik untuk mempertahankan pluripotensi sel punca kanker payudara adalah ko-kultur dengan MEF menggunakan CM sebagai media.

In objective to understand the role and importance of breast cancer stem cells and the molecular and cellular events that occur during cancer development, it is essential to isolate and propagate breast cancer stem cells in long-term in vitro culture without loosing their pluripotency. This study aimed to find the best culture condition with co-cultured system to maintain the breast cancer stem cells pluripotency. The cell cultured on top of a feeder layer formed by mouse embryonic fibroblast (MEF). We observed the expression of breast stem cell markers CD44+/CD24-using spectrofluorometry and analyzed the expression of gene SOX2 using quantitative real-time polymerase chain reaction (qRT-PCR).
Fluorescence spectroscopy results showed that CD44+/CD24-expression of cancer stem cells co-cultured in CM and DMEM high glucose with MEF is higher than one cultured in CM or in DMEM high glucose without MEF only. After being normalized by using house keeping gene, PUM1, SOX2 gene expression levels in cells cultured in CM and DMEM with MEF i.e 83,28 and 48,33 times higher, respectively, compared to their control. Result showed that the best condition to maintain pluripotency of breast cancer stem cells was to co-culture the cells with MEF using CM as medium.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S198
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lee, Thung Sen
"Kanker payudara adalah kanker dengan insidensi dan tingkat mortalitas tertinggi untuk wanita di Indonesia berdasarkan Cancer Country Profile oleh WHO pada 2014. Salah satu hipotesis terbaru dalam dunia onkologi adalah keberadaan sel punca kanker yang mendorong tumorigenesis, metastasis, therapy resistance dan remission pada kasus kanker ganas. Sel punca kanker dianggap hidup dalam kondisi hipoksia in vivo, sejalan dengan keadaan sel punca pada umumnya. Kondisi inilah yang mendorong sel punca kanker untuk memiliki karakteristik stemness yang menganugerahkan mereka kapasitas self-renewal dan pluripotency hingga akhirnya memperoleh ciri malignansi. Sebagai salah satu cara untuk mendalami sifat unik ini, kultur sel punca kanker payudara yang telah difraksinasi menggunakan marker CD44 /CD24-, diekspos terhadap hipoksia dengan interval berbeda. Perubahan ekspresi dari Oct4 sebagai core regulator dan ALDH1 sebagai modulator dari stemness akan diukur dan dibandingkan dalam kondisi hipoksia dan normoksia.

Breast cancer has the highest incidence and mortality rate in Indonesian women based on WHO Cancer Country Profiles 2014. One of the emerging hypothesis in the oncology world is on cancer stem cells, which are responsible for the tumorigenesis, metastasis, therapy resistance and remission in many cancer types and cases. Similar to stem cells, cancer stem cells live around hypoxic surrounding in vivo and this condition granted the cancer stem cells pluripotency and self renewal capability, thus the characteristic of stemness and malignancy. Breast cancer has been shown to also contain cancer stem cells and so to study the unique trait under hypoxic condition, the cells, which have been fractionated by markers CD44 and CD24 , are subjected to hypoxia. The expression of Oct4 and ALDH1 as the core regulator and modulator of stemness respectively are assessed and further compared between hypoxic and normoxic groups."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>