Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172390 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hermawan Adi Chandra
"Peningkatan sifat mekanis baja perkakas untuk pengerjaan panas telah menjadi perhatian dunia industri sebagai prioritas untuk menghasilkan produk dengan kualitas dan efektifitas produksi terbaik. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan sifat mekanis dari proses High Impact Treatment (HIT) yang mengalami pendinginan dengan media oli pada temperatur 180oC dan pendinginan oleh angin dan sifat mekanis yang diperoleh dengan menggunakan proses High speed quenching. Hasil penelitian ini digambarkan dalam grafik laju pendinginan, harga impak dan nilai kekerasan yang menjadi parameter dalam menentukan hasil yang dianggap lebih baik. Sampel dengan penggunaan metode HIT dengan media quenching oli memiliki nilai harga impak yang paling tinggi yaitu 25 J pada permukaan dan 28 J di bagian tengah sampel. Sementara proses high speed quenching memiliki nilai kekerasan paling tinggi dengan nilai 47 HRC di permukaan dan 45 di bagian tengah. Dengan tujuan meningkatkan ketangguhan baja perkakas, metode HIT dengan media quenching oli pada temperature 180oC dianggap mampu menjadi alternatif pengganti metode High speed quenching.

Improving the mechanical properties of hot work tool steel has become one of industry’s the biggest concern to get a better product by its quality and effectiveness of production. The research was conducted by comparing the mechanical properties of the High Impact Treatment (HIT) which is quenched by oil at temperatures of 180oC and gas quenching, and the mechanical properties which is obtained by using High speed quenching process. The results of this study were illustrated in the cooling rate graph, the impact values and hardness as the parameters that are considered in determining the better process. Samples of HIT process with oil quenching have the best impact value with 25 J on the surface and 28 J on its core. On the other hand, sample of high speed quenching claims the biggest value of 47 HRC for hardness on the surface and 45 HRC in the core. For improving the toughness of tool steel, HIT process with oil quenching medium at temperatures of 180oC is considered to be an alternative High speed quenching process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Aditya Tara
"Baja perkakas AISI H13 merupakan salah satu baja yang memerlukan ketangguhan dan kekerasan yang baik agar dapat berjalan dengan optimal. Peningkatan sifat mekanis tersebut merupakan salah satu perhatian dalam industri baja perkakas maupun dies. sebuah dies dikatakan baik apabila dapat memenuhi beberapa kriteria seperti tahan suhu tinggi, tahan aus, dan tahan kejutan. Terdapat dua metode yang dapat digunakan untuk mencapai kriteria tersebut, High Speed Quenching dan High Impact Treatment. Penelitian ini akan menggunakan High Speed Quenching 10 bar dan High Impact Treatment 120ºC dan 180ºC. Lalu dibandingkan sifat mekanis antara High Speed Quenching dengan High Impact Treatment, didapat hasil bahwa metode High Impact Treatment 180ºC mempunyai sifat mekanis yang lebih baik dibandingkan metode High Speed Quenching.

AISI H13 tool steel is a steel requires good toughness and hardness in order to run optimally. Improving mechanical properties is one of the main concerns in the industry of tool steels and dies. High temperature resistant, wear resistant, and shock resistant are the main criterias that we need to make a good quality dies. There are two methods that can be used to achieve these criteria such, high speed quenching and high impact treatment. This study was conducted by using 10 bars of high speed quenching and high impact treatment at temperatures120ºC and 180ºC. Mechanical properties of the two methods are then compared. The result shows that high impact treatment method has the better mechanical properties than high speed quenching method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57111
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Nugraha
"Proses pengerasan permukaan pada dies stamping dengan metode nitriding dilakukan untuk meminimalisir efek gesekan yang ditimbulkan. Powder nitriding merupakan salah satu metode nitriding dengan biaya investasi dan proses yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan metode gas dan plasma. Pupuk urea sebagai alternatif sumber nitrogen yang memiliki konsentrasi nitrogen minimum 46% yang terdekomposisi sempurna menjadi gas amonia dan kemudian terdisosiasi menjadi nitrogen dalam bentuk mono atomik pada temperatur 500º-600ºC. Percobaan proses powder nitriding dilakukan pada baja AISI H13 yang sebelumnya telah dikeraskan didalam vacuum furnace dengan quenching gas nitrogen dengan tekanan 1.9 bar. Pada percobaan powder nitriding dilakukan variasi temperatur 500ºC, 550ºC dan 600ºC dengan waktu proses 2 jam, 4 jam dan 6 jam serta variasi konsentrasi nitrogen dalam jumlah urea 200 gram, 300 gram dan 400 gram yang kemudian dikarakterisasi dengan micro hardenss test, pengamatan struktur mikro dengan menggunakan microscope optic dan scanning electron microscope serta energy dispersive X-ray spectroscopy. Hasil pengujian sifat mekanik menunjukkan nilai uji kekerasan akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan temperatur, konsentrasi nitrogen dan waktu proses. Pengamatan struktur mikro membuktikan bahwa kedalaman zona difusi dipengaruhi oleh parameter proses yang berkorelasi dengan hasil uji kekerasan. Selain itu, hasil karakterisasi energy dispersive X-ray spectroscopy pada compound layer merupakan area yang memiliki konsentrasi nitrogen paling tinggi dan kemudian konsentrasi nitrogen menurun pada zona difusi. Fasa tunggal epsilon dengan konsentrasi nitrogen paling tinggi yaitu 28,69 at% diperoleh pada parameter temperatur 600ºC pada waktu proses 6 jam dan jumlah urea 400 gram yang juga merupakan parameter optimum yang memiliki nilai kekerasan yang paling tinggi dan kedalaman difusi yang paling dalam. Kesimpulan menunjukkan bahwa parmeter temperatur, waktu dan konsentrasi nitrogen memiliki keterkaitan yang berpengaruh terhadap pembentukkan presipitat nitrida yang berperan dalam peningkatan kekerasan permukaan.

The process of surface hardening on dies stamping using the nitriding method is carried out to minimize the friction effect. Powder nitriding is a nitriding method with a relatively lower investment and process cost compared to the gas and plasma methods. Urea fertilizer as an alternative source of nitrogen which has a minimum nitrogen content of 46% which is completely decomposed into ammonia gas and then dissociates into nitrogen mono-atomic at a temperature of 500º-600ºC. The powder nitriding process experiment was performed on AISI H13 steel which was previously hardened in a vacuum furnace with quenching nitrogen gas with a pressure of 1.9 bar. in the powder nitriding experiment, temperature variations were carried out at 500ºC, 550ºC and 600ºC with a processing time of 2 hours, 4 hours and 6 hours and variations in nitrogen concentration in the amount of urea 200 grams, 300 grams and 400 grams in the powder nitriding process for AISI H13 steel, characterized by micro hardenss test, observation micro structure using a microscope optic and scanning electron microscope as well as energy dispersive X-ray spectroscopy. The results of the mechanical properties examination indicated the hardness test will increase with increasing temperature, nitrogen concentration and processing time. Microstructure observations prove that the depth of the diffusion zone is influenced by process parameters which correlate with the hardness test results. In addition, the result of energy dispersive X-ray spectroscopy on the compound layer is the area that has the highest nitrogen concentration and then the nitrogen concentration decreases in the diffusion zone. The single-phase epsilon with the highest nitrogen concentration of 28.69 at% was obtained at a temperature parameter of 600ºC at 6 hours processing time and the amount of urea 400 grams which is also the optimum parameter which has the highest hardness value and the deepest diffusion depth. The conclusion shows that the parameters of temperature, time and nitrogen concentration have a relationship that affects the formation of nitride precipitates which play a role in increasing surface hardness."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandega Pramaditya Putra Pramuka
"Penggunaan besi baja AISI D2 telah menjadi hal yang umum dikalangan industri khususnya dalam hal pembuatan cetakan serta alat potong. Untuk meningkatkan umur pakai dalam rangka menjaga agar biaya produksi tetap rendah, baja lalu di lakukan pengerasan dengan metode quenching menggunakan nitrogen cair atau biasa disebut Sub-Zero Treatment. Metode pengerasan ini adalah fokus dari penelitian ini untuk mendapatkan nilai yang optimum dari proses pengerjaannya. Benda uji baja AISI D2 dilakukan proses perlakuan panas dimulai dengan austenisasi pada suhu 1030°C. Agar mendapatkan nilai komparasi, terdapat 3 variasi kecepatan pendinginan yaitu udara, oli, dan nitrogen cair yang menjadi fokus penelitian ini. Setelah itu dilakukan proses temper pada temperatur 550°C sebanyak 2 kali. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa baja perkakas AISI D2 mengalami peningkatan nilai kekerasan pada hasil variasi kecepatan pendinginan nitrogen cair. Volume austenit sisa juga berkurang pada laju pendinginan nitrogen cair.

The use of AISI D2 tool steel has become a common thing in the industry, particularly in terms of making molds, dies, and cutting tools. To keep production costs remain low and increase the service life, steel undergoes hardening by quenching method using liquid nitrogen or so-called Sub-Zero Treatment. This hardening method is the focus of this research to obtain the optimum value of the treatment. AISI D2 steel test specimen were heat treated, began with austenizing at a temperature of 1030°C. In order to obtain a comparative value of the steel, 3 variation of controlled cooling rate were selected. The medium were air, oil, and liquid nitrogen that are the focus of this research. The sample then double tempered at a temperature of 550°C. The results indicate that the tool steel AISI D2 has an increase of hardness value on the liquid nitrogen cooling medium followed by tempering treatment. Retained austenite also decreased on the liquid cooling medium sample.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrasari
"Untuk mendapatkan umur pakai yang panjang pada mould and die pengerjaan panas, maka yang pertama harus diperhatikan adalah kondisi operasi dari baja yang akan digunakan. Kendala yang sering dihadapi pada baja untuk pengerjaan panas Sehubungan dengan pengaruhnya terhadap umur pakai baja diantaranya adalah aus, retak dan rapuh panas. Saat ini kekurangan tersebut hanya dapat di antisipasi dengan cara meningkatkan kekerasan dan ketangguhan baja. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka dilakukan moditikasi komposisi kimia dan struktur mikro baja melalui suatu periakuan panas tertentu agar diperoleh sifat-sifat seperti di atas. Dengan kondisi proses yang tepat, maka dapat dihindari terjadinya retak akibat distorsi dan akibat pemanasan saat operasi, sehingga akan memperpanjang umur pakai. Baja DH-31 merupakan ekivaien dari AISI H-13 atau JIS SKD-61 moditikasi dengan 3.0 % unsur Mo, baja ini diproyeksikan untuk memiliki sifat ketangguhan tinggi meIaIui proses high impact value heat treatment (HIT) sebagai upaya peningkatan Icualitas baja DHA-1 yang sebelumnya biasa digunakan untuk bahan cetakan Iogam berukuran besar melalui metode pendinginan konvensional. Proses peningkatan ketangguhan dalam hal ini harga impak dilakukan dengan memberikan proses perlakuan panas melalui metode marlemperlng Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kondisi perlakuan panas optimum dengan memvariasikan temperatur austenisasi 1010°C, 1030°C dan 1050°C dengan waktu tahan 45 menit dalam dapur jenis "Pit". Sebagai bahan perbandingan di sini juga dilakukan proses full harden dengan media pendinginan udara dan oli 80°C, sedangkan untuk proses marlempering media yang dipakai untuk menyamakan temperatur sampel uji adalah oli 200°C yang diagitasi, di mana sampei uji dicelup selama 3-5 detik kemudian dilanjutkan pendinginan udara. Variasi temperatur temper ganda dilakukan pada 580°C, 610°C dan 640°C (waktu tahan 1 jam). Berdasarkan variabel yang ada, diperoleh karakteristik hasil proses pengerasan optimal untuk HIT pada temperatur austenisasi 1050"C. Hal ini didukung oleh data hasii pengujian yang terdiri dari (i) uji kekerasan menggunakan digital hardness tester dengan metode Rockwell, (ii) uji impak menggunakan mesin mark "FRANK" dengan metode Charpy (beban ayun 30OJ) pada suhu kamar 28°C, (ii) uji tarik menggunakan mesin merk "GALDABINI" dengan metode tensile load (beban tarik > 2000kg) dan (iv) uji aus memakai mesin mem "OGOSHI" dengan metode abrasi menggunakan jarak Iuncur (JL:200m), beban (P1:6,32kg, P2:12,64kg dan P3:18,96kg) dengan kecepatan Iuncur (v1:0,94m/s, v2:2,38m/s, v3:3,62m/s) serta uji struktur mikro menggunakan mikroskop optik dengan etsa nital 7%. Adapun hasil optimal yang dicapai adalah kekerasan permukaan 5BHRc dengan harga impak 3.34kgfm/cm² dan kekuatan tarik 196kg/mm serta Iaju keausan yang cukup rendah (w:0.0028mm³ untuk v3:3,62m/s dan P3:18.96kg serta JL:200m). Seoara kuantitatif dapat disimpulkan bahwa harga ketangguhan dari proses HIT mengalami kenaikan 11% dibanding hasil full harden dengan pendingin udara (57HRc dan 3,01kgfm/cm²) dan 17% untuk full harden dengan pendingin oli 80°C (59HRc dan 2,85kgfm/cm²). Dengan metoda martempering, distorsi pada baja dapat dihindari sehingga mengeliminasi kemungkinan timbulnya retak khususnya untuk benda kerja yang memiliki kompleksitas bentuk, hal ini sesuai dengan aplikasi nantinya dalam industri."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T3203
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Isabella
"Tesis ini membahas tentang pengaruh proses ani1 hasil dari canai dingin pada baja tahan karat AISI 316L menggunakan Bright Annealing Line yang bertujuan untuk mengetahui perubahan struktur mikro yang terjadi karena proses canai dingin dengan variasi persen reduksi 50% dan 75% . Struktur mikro dari hasil canai dingin reduksi 50% dan 75% terjadi deformasi butir dari bentuk persegi menjadi memanjang dan tampak butir yang terbagi menjadi beberapa butir. Selain itu, mengetahui perubahan struktur mikro yang terjadi pada proses ani1 dari hasil canai dingin setiap variasi reduksi dengan variasi temperatur 950, 1050, 1150°C yang ditandai dengan pertumbuhan butir baru dan bentuk butir menjadi bentuk persegi serta hasil optimal baik secara struktur mikro, nilai kekerasan dan uilai kuat tarik terjadi pada proses ani1 dengan waktu 27 detik dan temperatur 1150°C dari hasil 75% reduksi canai dingin dengan pencapaian nilai kekerasan 153.6 Hv, kuat tarik sebesar 646.95 MPa, kuat luluh sebesar 327.27 MPa dan elongasi 56%.

This thesis discusses the influence of the annealing process on the outcomes of cold rolled stainless steel AISI 316L using Bright Annealing Line that aims to identify changes in microstructure that occur due to process variations percent cold rolled with a reduction of 50% and 75%. Microstructure of cold rolled result of reduction of 50% and 75% deformation point of a equiaxed shape becomes elongated and looks grain split into several grains. In addition, knowing the changes in microstructure that occur in the annealing process from the cold rolled every variation reduction with temperature variation of 950, 1050, 1150°C characterized by the growth of new grains and grain shape into a equiaxed shape and optimum results both in the microstructure, hardness and tensile strength values occur in the annealing process with a time of 27 seconds and a temperature of 1150°C from the 75% reduction cold rolled with hardness 153.6 Hv, tensile strength of 646.95 MPa, yield strength of 327.27 MPa and elongation 56%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45528
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Richardo Elkana
"Pada penelitian ini membahas perbedaan pengaruh media quenching (air,air garam (5% NaCl), dan Oli SAE 5W-40) yang tidak diaduk atau diaduk dengan kecepatan 200 rpm terhadap kecepatan pendinginan,kekerasan,dan struktur mikro dari baja S45C dan D2.Penelitian ini memilih baja S45C dan D2 untuk membedakan pengaruh media pendingin yang signifikan pada baja S45C yang merupakan baja karbon sedang dan baja D2 yang merupakan baja perkakas.Pada penelitian ini sampel awalnya diuji OES untuk mengetahui komposisi baja S45C dan D2 apakah sudah sesuai standar,lalu dilakukan karakterisasi OM dan kekerasan sebelum diquenching,setelah diquenching baja di karakterisasi kecepatan pendinginan,kekerasan,dan struktur mikronya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pendingin yang di agitasi memberikan pengaruh pada kecepatan pendinginan,struktur mikro dan kekerasan baja.Kecepatan pendinginan air garam(5%NaCl) lebih tinggi dibandingkan dengan air dan oli SAE 5W-40.Proses pengadukan memberikan hasil martensit yang lebih banyak dari pada yang tidak diaduk serta homogenitas struktur mikro yang lebih baik dan mengurangi resiko retak karena distorsi martensite.Baja D2 memiliki kekerasan yang lebih tinggi dari baja S45C karena unsur karbon pada baja D2 lebih tinggi dibandingkan dengan baja S45C,ditambah unsur Paduan yang lebih banyak pada baja D2 dibandingkan S45C membuat hidung CCT diagram baja D2 jauh lebih kekanan dari pada baja S45C.Hal ini mengakibatkan baja D2 lebih mudah membentuk martensit dibandingkan dengan baja S45C.Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kombinasi media quenching dan agitasi yang tepat akan menghasilkan sifat mekanik baja yang optimal untuk aplikasi industri.

This study discusses the differences in the effects of quenching media (water, saltwater (5% NaCl), and SAE 5W-40 oil) with and without agitation at 200 rpm on the cooling rate, hardness, and microstructure of S45C and D2 steels. The study selects S45C and D2 steels to differentiate the significant effects of cooling media on S45C, a medium-carbon steel, and D2, a tool steel. In this study, the initial samples were tested using OES to determine whether the chemical composition of S45C and D2 met the standard, followed by optical microscopy (OM) and hardness characterization before dequenching. After dequenching, the steel samples were characterized for cooling rate, hardness, and microstructure. The results showed that agitated quenching media had an effect on the cooling rate, microstructure, and hardness of the steel. Saltwater (5% NaCl) had a higher cooling rate than water and SAE 5W-40 oil. The agitation process resulted in a greater amount of martensite compared to the non-agitated samples, along with better microstructural homogeneity and reduced risk of cracking due to martensite distortion. D2 steel exhibited higher hardness than S45C steel due to the higher carbon content in D2 compared to S45C, along with a greater amount of alloying elements in D2. This made the CCT diagram for D2 shift significantly to the right compared to S45C, making D2 more susceptible to martensite formation. In conclusion, the study suggests that the proper combination of quenching media and agitation can optimize the mechanical properties of steel for industrial applications. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Haikal Muhammad Heragandhi
"Perkembangan produk elektronik di era modern ini sangat pesat. Namun, perkembangan ini juga meningkatkan limbah elektronik yang dihasilkan. Salah satu komponen penting dalam produk elektronik adalah printed circuit board atau PCB. PCB dapat menghasilkan limbah yang berbahaya jika dibiarkan menumpuk menjadi e-waste. Dengan demikian, penelitian ini menggunakan bahan dasar PCB untuk dijadikan micro dispersed fluid dengan fluida air serta surfaktan Sodium Dodecylbenzenesulfonate yang akan digunakan untuk proses perlakuan panas pada baja AISI 4140. Dalam penelitian ini, partikel dikarakterisasi dengan X-Ray Fluorescence (XRD), X-Ray Diffraction (XRD), dan Particle Size Analyzer (PSA). Partikel yang digunakan adalah dengan persentase 0%, 0,1%, 0,3%, dan 0,5% dan akan disintesis menjadi micro dispersed fluid dengan metode 2 tahap, kemudian akan ditambahkan surfaktan Sodium Dodecylbenzenesulfonate (SDBS) sebesar 0%, 3%, 5% dan 7% dengan tujuan untuk menstabilkan micro dispersed fluid. Setelah itu dilakukan dispersi partikel melalui proses ultrasonifikasi selama 15 menit. Kemudian dilakukan proses pendinginan cepat menggunakan baja AISI 4140 dengan micro dispersed fluid sebagai media pendingin dengan suhu austenisasi 900oC. Karakterisasi yang dilakukan pada baja AISI 4140 adalah Optical Emission Spectroscopy (OES), Optical Microscropy (OM), dan Rockwell C. Hasil yang didapatkan adalah penambahan partikel pada micro dispersed fluid meningkatkan laju pendinginan serta kekerasan hingga 0,1% partikel. Sedangkan penambahan surfaktan SDBS menurunkan laju pendinginan serta kekerasan dari baja. Seluruh baja AISI 4140 yang dilakukan proses perlakuan panas menghasilkan struktur martensite. Namun, terdapat beberapa variabel media pendingin micro dispersed fluid yang menghasilkan juga mikrostruktur austenit sisa.

In the modern era, the development of electronic is very rapid. However, this development also increases the amount of electronic waste produced. One important component in electronic products is the printed circuit board or PCB. PCB can generate hazardous waste if left to accumulate as e-waste. Therefore, this research uses PCB as the base material to create a nanofluid with water and Sodium Dodecylbenzenesulfonate surfactant, which will be used for heat treatment processes on AISI 4140 steel. In this research, nanoparticles are characterized using X-Ray Fluorescence (XRF), X-Ray Diffraction (XRD), and Particle Size Analyzer (PSA). The nanoparticles used have percentages of 0%, 0.1%, 0.3%, and 0.5% and will be synthesized into a nanofluid using a two-step method. Then, Sodium Dodecylbenzenesulfonate (SDBS) surfactant will be added at concentrations of 0%, 3%, 5%, and 7% to stabilize the nanofluid. Afterward, the nanoparticle dispersion process is carried out through ultrasonication for 15 minutes. Subsequently, the rapid cooling process is performed using AISI 4140 steel with the nanofluid as the cooling medium at an austenitizing temperature of 900°C. The characterization techniques conducted on AISI 4140 steel are Optical Emission Spectroscopy (OES), Optical Microscopy (OM), and Rockwell C. The results show that the addition of nanoparticles to the Micro dispersed fluid increases the cooling rate and hardness up to 0.1% particle concentration. Meanwhile, the addition of SDBS surfactant decreases the cooling rate and hardness of the steel. All AISI 4140 steel samples subjected to heat treatment produce a martensite structure. However, there is retained austenite microstructure in some of the testing variables."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramzul Irham Riza
"

Proses pendinginan adalah langkah paling penting dalam perlakuan panas baja karena proses ini akan menentukan sifat-sifat baja seperti kekuatan dan kekerasan. Laju pendinginan dan konduktivitas termal yang berbeda yang disediakan oleh media pendinginan sangat mempengaruhi sifat baja tersebut. Baru-baru ini, studi untuk nanopartikel ditambahkan dalam medium quench berkembang pesat. Cairan nanopartikel yang ditambahkan ini dikenal sebagai nanofluid dan dapat mempengaruhi sifat termal media pendinginan yang akhirnya mengubah sifat-sifat baja. Komposisi nanopartikel dalam nanofluid akan mempengaruhi sifat termal. Dalam penelitian ini, karbon digunakan sebagai partikel nano. Variasi komposisi adalah 0,1, 0,3, dan 0,5 persen berat dalam 100 ml air suling. Air suling murni juga digunakan sebagai kontrol perbandingan. Ball-mill planet digunakan selama 15 jam pada 500 rpm untuk menghasilkan partikel karbon berukuran nano. Field-Emission Scanning Microscope (FE-SEM) dan Energy Dispersive X-Ray (EDX) digunakan untuk memeriksa ukuran partikel, bentuk dan kemurnian partikel karbon nanopartikel. Nanofluida ini kemudian digunakan untuk memuaskan sampel baja karbon S45C yang dianil pada 1000 ° C selama 1 jam. Sampel dilampirkan dengan termokopel yang terhubung ke data logger suhu untuk mengamati laju pendinginan medium pendinginan. Sampel yang dipadamkan diuji untuk mendapatkan informasi tentang kekerasan dan analisis metalografi untuk data pendukung. Dari percobaan setiap jumlah karbon memiliki efek terhadap kecepatan pendinginan.

 

 

 


Quenching process is the most important step in steel heat treatment as this process will determine the properties of the steel such as strength and hardness. Different cooling rate and thermal conductivity provided by the quench medium affect strongly to the mentioned steel properties. Recently, studies for nanoparticle added in the quench medium are developing rapidly. This nanoparticle added fluid is known as nanofluid and could affect the thermal property of the quench medium which ultimately changes the properties of the steel. The nanoparticle composition in nanofluid will affect its thermal property. In this research, carbon was used as the nanoparticle. The composition variations were 0.1, 0.3, and 0.5 weight percent in 100 ml distilled water. Pure distilled water was also used as a comparison control. Planetary ball-mill were utilized for 15 hours at 500 rpm to produce nano-sized carbon particle. Field-Emission Scanning Microscope (FE-SEM) and Energy Dispersive X-Ray (EDX) were used to check the particle size, shape and purity of the carbon nanoparticles. These nanofluids were then used to quench S45C carbon steels samples annealed at 1000°C for 1 hour. Samples were attached with a thermocouple which connected to temperature data logger to observe the cooling rate of the quench medium. The quenched samples were be tested to get the information of hardness and metallography analysis for supporting data. From the experiment every number of carbon has an effect to quenching speed.

"
2019
T53174
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>