Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174019 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jauhari Santo Rihat
"[ABSTRAK
Analisa perkembangan ekonomi dari sisi pengeluaran yaitu dengan mengukur variabel konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan selisih ekspor dengan impor. Ruang lingkup penelitian tesis ini selain untuk membahas perkembangan ekonomi juga untuk fokus pada variabel investasi. Dengan menggunakan data sekunder dari berbagai sumber yang relevan dan legal dari tahun 1980 sampai dengan 2012. Penelitian ini adallah penelitian kuantitatif dengan metode analisis persamaan simultan. Hasil penelitian ini yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara berbagai variabel dengan mendorong pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di provinsi DKI Jakarta dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu konsumsi RT, pembentukan PMTDB, pengeluaran pemerintah dan net eskpor, investasi fasilitas, investasi non fasilitas dan investasi pemerintah. Faktor yang mempengaruhi peningkatan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN): yaitu faktor UMP dan panjang jalan, dummy variabel Pembentukan PTSP dan dummy variabel krisis ekonomi. Faktor yang mempengaruhi peningkatan Penanaman Modal Asing (PMA) adalah yaitu faktor UMP dan panjang jalan serta dummy variabel pembentukan PTSP. Faktor yang mempengaruhi peningkatan investasi non fasilitas adalah pengaruh UMP dan pertambahan panjang jalan serta periode krisis ekonomi memberikan pengaruh signifikan terhadap aliran investasi non fasilitas. Faktor yang mempengaruhi peningkatan Investasi Pemerintah yaitu faktor penerimaan pemerintah, PDRB dan periode krisis ekonomi.
ABSTRACT
Analysis of economic development from expenditure side is by measuring the variables of consumption, investment, government spending and net exports. The scope of thesis research in addition to discuss economic development is also to focus on the variable investment. This research is using secondary data from a variety of relevant sources from 1980 to 2012 and kind a quantitative study with simultaneous quations analysis method. The result of this research is the discovery of significant influence of the various variables in driving economic growth in Jakarta. The research describe that economic growth in the province of Jakarta influenced by factors; House hold consumption, investment, Government Spending and Net Exports, Facility Investment, non Facility Investment and Government Investment. Factors affecting the increase in Domestic Investment (DI): the provincial minimum wage factor, GDP, length of roads, Dummy variables establishment of PTSP and Dummy variables of economic crisis. Factors affecting the increase in Foreign Direct Investment (FDI) is the provincial minimum wage factor, GDP, length of roads, Dummy variables establishment of PTSP. Factors affecting the increase in non facility investment is the provincial minimum wage factor, length of roads, GDP and dummy variables economic crisis. Factors affecting the increase in the Government Investment: Government revenues Factor, GDP and dummy variables economic crisis;Analysis of economic development from expenditure side is by measuring the variables of consumption, investment, government spending and net exports. The scope of thesis research in addition to discuss economic development is also to focus on the variable investment. This research is using secondary data from a variety of relevant sources from 1980 to 2012 and kind a quantitative study with simultaneous quations analysis method. The result of this research is the discovery of significant influence of the various variables in driving economic growth in Jakarta. The research describe that economic growth in the province of Jakarta influenced by factors; House hold consumption, investment, Government Spending and Net Exports, Facility Investment, non Facility Investment and Government Investment. Factors affecting the increase in Domestic Investment (DI): the provincial minimum wage factor, GDP, length of roads, Dummy variables establishment of PTSP and Dummy variables of economic crisis. Factors affecting the increase in Foreign Direct Investment (FDI) is the provincial minimum wage factor, GDP, length of roads, Dummy variables establishment of PTSP. Factors affecting the increase in non facility investment is the provincial minimum wage factor, length of roads, GDP and dummy variables economic crisis. Factors affecting the increase in the Government Investment: Government revenues Factor, GDP and dummy variables economic crisis, Analysis of economic development from expenditure side is by measuring the variables of consumption, investment, government spending and net exports. The scope of thesis research in addition to discuss economic development is also to focus on the variable investment. This research is using secondary data from a variety of relevant sources from 1980 to 2012 and kind a quantitative study with simultaneous quations analysis method. The result of this research is the discovery of significant influence of the various variables in driving economic growth in Jakarta. The research describe that economic growth in the province of Jakarta influenced by factors; House hold consumption, investment, Government Spending and Net Exports, Facility Investment, non Facility Investment and Government Investment. Factors affecting the increase in Domestic Investment (DI): the provincial minimum wage factor, GDP, length of roads, Dummy variables establishment of PTSP and Dummy variables of economic crisis. Factors affecting the increase in Foreign Direct Investment (FDI) is the provincial minimum wage factor, GDP, length of roads, Dummy variables establishment of PTSP. Factors affecting the increase in non facility investment is the provincial minimum wage factor, length of roads, GDP and dummy variables economic crisis. Factors affecting the increase in the Government Investment: Government revenues Factor, GDP and dummy variables economic crisis]"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T43009
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Jauhari Santo Rihat
"ABSTRAK: Analisa perkembangan ekonomi dari sisi pengeluaran yaitu dengan mengukur variabel konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan selisih ekspor dengan impor. Ruang lingkup penelitian tesis ini selain untuk membahas perkembangan ekonomi juga untuk fokus pada variabel investasi. Dengan menggunakan data sekunder dari berbagai sumber yang relevan dan legal dari tahun 1980 sampai dengan 2012. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode analisis persamaan simultan. Hasil penelitian ini yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara berbagai variabel dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di provinsi DKI Jakarta dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu konsumsi RT, pembentukan PMTDB, Pengeluaran Pemerintahdan Net Ekspor, Investasi Fasilitas, Investasi non fasilitas dan Investasi pemerintah. Faktor yang mempengaruhi peningkatan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN): yaitu Faktor UMP dan Panjang jalan, Dummy variable Pembentukan PTSP dan Dummy variabel Krisis ekonomi. Faktor yang mempengaruhi peningkatan Penanaman Modal Asing (PMA) adalah yaitu Faktor UMP dan Panjang jalan serta Dummy variabel pembentukan PTSP.
Faktor yang mempengaruhi peningkatan Investasi Non fasilitas adalah Pengaruh UMP dan pertambahan panjang jalan serta Periode krisis ekonomi memberikan pengaruh signifikan terhadap aliran investasi non fasilitas. Faktor yang mempengaruhi peningkatan Investasi Pemerintah yaitu Faktor Penerimaan Pemerintah, PDRB dan Periode krisis ekonomi.

ABSTRACT: Analysis of economic development from expenditure side is by measuring the variables of consumption, investment, government spending and net exports. The scope of thesis research in addition to discuss economic development is also to focus on the variable investment. This research is using secondary data from a variety of relevant sources from 1980 to 2012 and kind a quantitative study with simultaneous quations analysis method. The result of this research is the discovery of significant influence of the various variables in driving economic growth in Jakarta.
The research describe that economic growth in the province of Jakarta influenced by factors; House hold consumption, investment, Government Spending and Net Exports, Facility Investment, non Facility Investment and Government Investment. Factors affecting the increase in Domestic Investment (DI): the provincial minimum wage factor, GDP, length of roads, Dummy variables establishment of PTSP and Dummy variables of economic crisis. Factors affecting the increase in Foreign Direct Investment (FDI) is the provincial minimum wage factor, GDP, length of roads, Dummy variables establishment of PTSP.
Factors affecting the increase in non facility investment is the provincial minimum wage factor, length of roads, GDP and dummy variables economic crisis. Factors affecting the increase in the Government Investment: Government revenues Factor, GDP and dummy variables economic crisis.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Ignatia Rohana
"Penelitian ini akan melihat bagaimana pola struktur ekonomi dan pola penyerapan tenaga kerja sektoral di 30 propinsi pada kurun waktu I980-2000 di Indonesia. Fokus penelitian ini diarahkan pada analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja di wilayah tersebut dan pada analisis kebijakan perencanaan tenaga kerja di Indonesia.
Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan pendekatan demometrik guna membangun model makro demoekonomi regional yang dimodifikasi dari model penyerapan tenaga kerja yang digunakan oleh J.Ledent. Secara prinsip, model demometrik ini menggabungkan model ekonometri dan model demografi. Dalam hal ini, variabel seperti jumlah penyerapan tenaga kerja regional dihubungkan dengan variabel populasi (dengan memperhatikan unsur tingkat kelahiran dan kematian), netmigration, output, dan upah melalui suatu model ekonometri di 30 propinsi pada 9 sektor.
Ditemukan hasil bahwa struktur ekonomi Indonesia secara nasional mengalami perubahan dari sektor pertanian ke sektor-sektor lainnya. Akan tetapi, berdasarkan propinsi, propinsi-propinsi Bengkulu, Gorontalo, Jambi, Kalbar, Kalsel, Kalteng, Lampung, Maluku, Malut, NTB, NTT, Sulsel, Sulteng, Sultra, Sulut, Sumbar, dan Sumut masih bertumpu pada sektor pertanian; dan propinsi-propinsi Babel, Bali, Banten, DIY, DKI Jaya, Jabar, Jateng, Jatim, Kaltim, NAD, Papua, Riau, dan Sumsel sudah bertumpu pada sektor manufaktur, sektor perdagangan-hotel-restoran, sektor jasa, dan sektor bangunan. Sektor pertanian paling banyak menyerap tenaga kerja walaupun dengan upah yang lebih rendah dan upah di sektor-sektor lainnya. Namun di propinsi-propinsi Bali, Banten, DIY, DKI Jaya, Jabar, Jateng, Jatim, dan Kaltim, ke-9 sektor sudah saling mendekat. Adanya peningkaran dan penurunan dalam jumlah penyerapan tenaga kerja ini disebabkan oleh perubahan populasi, net migration, output, dan juga upah. Bahkan terjadi pergeseran penyerapan tenaga kerja antar sektor dan antar propinsi."
2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rus`an Nasrudin
"Combining regional growth model and integration of financial institution model, this paper evaluates whether intermediary development influences growth in Indonesia. Recent research has proved that not only banks development influence economic growth positively but also its exogenous components.
However, there are several different assumptions during adopt this model in Indonesia. Especially regional approach is differing than national approach in growth model. The point is the existence of intermediary integration across region whit causes the economic agent move freely within a nation.
The data show that integration of financial intermediation was not always associated with economic growth. Only four of twenty six provinces which proved strong influence of financial intermediation on economic growth. Labor condition and average annual wages are not exogenous variables which explain growth due to financial intermediation in Indonesia. At least during 1987-1998."
2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ghozali Maski
"The economic growth of the country is inseparable from the development of its financial sector. Therefore, this research attempted to prove the existence of causality between financial sector and economic growth in Indonesia using data between Q1 of 1996 to Q4 of 2006. The variables used as proxy for financial sector are monetization, private credit, total deposits, stock market capitalism, and stock market value traded?while the real GDP is used as a proxy for economic growth. This research aims to determine which variable is the most dominant influence in the shock given in causality result.This research methodology used Vector Error Correction Model (VECM) and Granger causality. VECM is used to find out the dominant variable that gave shock, while Granger causality is used to detect the causality between variables. Granger causality test shows the existence of one way causality between real GDP and private credit, total deposit, and stock market value traded. These causalities come from three sources. First, from real GDP to private credit; second, from real GDP to stock market value traded; and the last, from total deposit to real GDP. Meanwhile, VECM test shows the result that the economic growth can be a boosting factor for Indonesian financial sector growth. Moreover, the dominant variable in creating shock on economic growth is stock market value traded.
The Granger causality estimation shows that there are one-way causalities between real GDP and private credit, total deposit, and stock market value traded."
2010
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gatot Subroto
"ABSTRAK
Kinerja suatu perekonomian baik nasional maupun regional dapat dilihat dari pertumbuhan output dan struktur output menurut sektor ekonomi. Keadaan tersebut ditunjukkan oleh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atau Produk Domestik Bruto (PDB). PDRB atau PDB pada dasarnya adalah penjumlahan nilai tambah brutto (NTB) atau output sektor-sektor ekonomi yang bersangkutan. Output perekonomian yang dihasilkan oleh suatu daerah atau negara secara teoritis, merupakan kombinasi teknis dari faktor-faktor produksi yang terlibat didalam proses produksi yang bersangkutan. Secara matematis sederhana digambarkan melalui fungsi Y = f (K, L).

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kecenderungan ketenagakerjaan dan melakukan proyeksi serta menganalisa perubahan struktur ketenagakerjaan di propinsi Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan. Dengan melihat kesempatan kerja dan PDRB masing-masing sektor berhubungan secara posistif, serta hubungan kesempatan kerja di sektor pertanian, industri, dan perdagangan dan PDRB di sektor produksi lainnya berhubungan secara posistif.

Proyeksi pergeseran strukur tenaga kerja dengan menggunakan model ketenagakerjaan secara regional pada dasarnya merefleksikan proyeksi pergeseran struktur ekonomi daerah yang bersangkutan. Oleh sebab itu, proyeksi perubahan sruktur tenaga kerja tersebut dapat dijadikan acuan dalam mengambil kebijakan untuk investasi sumber daya manusia di daerah yang bersangkutan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, untuk semua sektor produksi menggambarkan adanya peningkatan yang cukup tinggi di masing-masing propinsi. Namun untuk sektor pertanian, menunjukkan adanya kecenderungan relatif yang semakin menurun di masa-masa yang akan datang. Dari data yang disajikan telah memberikan indikasi adanya pergeseran kesempatan kerja dari sektor primer (khususnya pertanian) ke sektor nonprimer (khususnya industri). Hal ini menggambarkan adanya pergeseran struktur ekonomi (dalam hal ini kesempatan kerja), sebagai saiah satu konsekuensi logis dari pembangunan ekonomi nasional.

"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saruhian, Aryan
"Ilmu ekonomi regional tidak membahas kegiatan individual melainkan menganalisis suatu wilayah (atau bagian wilayah) secara keseluruhan atau melihat berbagai wilayah dengan potensinya yang beragam dan bagaimana mengatur suatu kebijakan yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi seluruh wilayah. Artinya unit analisis ekonomi regional adalah wilayah ataupun sektor. Jadi secara ringkas, persoalan utama yang dibahas dalam ekonomi regional adalah menjawab pertanyaan dimana lokasi dari berbagai kegiatan tersebut dilakukan.
Pusat pertumbuhan (growth centre) dapat diartikan dengan dua cara, yakni secara fungsional dan geografis. Secara fungsional pusat pertumbuhan adalah suatu lokasi konsentrasi kelompok usaha atau cabang industri yang karena sifat hubungannya memiliki unsur-unsur kedinamisan sehingga mampu menstimulasi kehidupan ekonomi balk ke dalam maupun ke iuar (daerah beiakangnya). Secara geografis, pusat pertumbuhan adalah suatu lokasi yang banyak memiliki fasilitas clan kemudahan sehingga rnenjadi pusat daya tarik (pole of attraction), yang menyebabkan berbagai macam usaha tertarik untuk berlokasi disitu dan masyarakat senang datang memanfaatkan fasilitas yang ada di wilayah tersebut.
Pembangan wilayah yang dikonsentrasikan pada pusat-pusat pertumbuhan dengan industri padat modal adalah sangat penting untuk dilakukan, karena hal tersebut akan merangsang pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya merangsang kegiatan pembangunan wilayah.
Berkaitan dengan letaknya yang strategis dan luasnya wilayah yang dimiliki dengan berbagai macam potensi sumberdaya alam yang dimiliki dad masing-masing wilayah serta berbagai corak kegiatan perekonomian, maka beberapa kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan berpotensi untuk dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, dan untuk itu diperlukan suatu kajian dan konsepsi perencanaan yang komprehensif dan matang dalam jangka menengah dan panjang terutama dalam rangka pengembangan wilayah.
Dalam kaitan dengan pusat pertumbuhan, Perroux (1955) berpendapat bahwa pembangunan ekonomi tidak merata terjadi diberbagai daerah, tetapi mempunyai kecondongan untuk mengelompok pada pusat-pusat pertumbuhan. Dalam konteks yang sama Sukirno (2001), mengatakan bahwa pusat-pusat pertumbuhan tersebut akan menentukan perkembangan daerah Iainnya. Begitu pula menarik tidaknya suatu wilayah dijadikan pusat pertumbuhan ekonomi akan sangat bergantung pada keadaan sarana prasarana serta sumberdaya alam yang dimilikinya.
Penelitian ini bertujuan: (1) mengetahui atau mengidentifikasi kecamatan yang berpeluang atau berpotensi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten lampung Selatan; (2) mengetahui interaksi (tingkat keterkaitan) antara pusat pertumbuhan (growth centre) dengan hinterland-nya; (3) mengetahui arah atau fokus pengembangan kegiatan ekonomi dengan melihat komoditas unggulan tiap kecamatan.
Adapun alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis scalogram untuk mengetahui pusat pertumbuhan ekonomi berdasarkan ketersediaan fasilitas ekonomi, sosial dan pemerintahan, analisis interaksi untuk melihat keterkaitan pusat pertumbuhan dengan hinterland-nya (daerah pendukung), dan analisis location quotient yang digunakan untuk mengetahui sektor unggulan di Kabupaten Lampung Selatan dan komoditas unggulan ditiap kecamatan gura !pendukung spesialisasi masing-masing kecamatan.
Sedangkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) di Kabupaten Lampung Selatan teridentitikasi sebanyak enam kecamatan yang mempunyal hirarki Iebih tinggi sebagai pusat pertumbuhan, karena ketersediaan fasilitasnya Iebih bervariasi dan banyak jumlahnya, yaitu Kecamatan: Kalianda; Natar; Penengahan; Kat;bung; Padang Cermin; dan Sidomulyo. (2) pengembangan wilayah dengan menempatkan pada pusat-pusat pertumbuhan memiliki daerah cakupan atau hinterland-nya masing-masing. (3) dari sembilan sektor yang dianalisis, menunjukkan bahwa hanya ada tiga sektor yang dapat dikategorikan sebagai sektor unggulan di Kabupaten Lampung Selatan yaitu: sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian: sektor pengangkutan dan komunikasi. Sedangkan subsektor yang termasuk unggulan yaitu subsektor: tanaman bahan makanan; peternakan; perikanan; pertarnbangan tanpa migas; penggalian; pengangkutan; komunikasi; bank; persewaars; dan subsektor hiburan dan rekreasi. (4) masing-masing wilayah pusat pertumbuhan didukung oleh wilayah pengembangan dengan berbagai komoditas dominan yang dapat dikategorikan sebagai komoditas unggulan dari masing-masing wilayah kecamatan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20154
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonny Harry Budiutomo Harmadi
"The economy of Jakarta which vastly grows has changed its area into a complex and highly dense urbanized area, indicated almost all covered by office blocks, manufacturing activities, and residential area while left relatively small for non-urban activity area. Furthermore, in the last decade, the economy of Jakarta has not only influenced in its administrative area, but also has moved across its surrounding area, such as Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi. As a consequence, it has changed the allocation of land using in those areas, from the exertion of rice field using to office, manufacturing and residential activities in such a way that going to show a city face. This process is often called urban sprawl. According to the urban economics theory, there are 3 sectors that can change a region as a new urbanized area which are office, manufacturing, and residential activities. This research try to find how those sectors of the economy of Iakarta influence the land allocation process of its surrounding area. Furthermore, this research will show the sprawling direction from those sectors. For instance, it is found that the office sector sprawls to nowhere."
2008
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yayan Alfian
"RINGKASAN
Dengan semakin pesatnya pertumbuhan penduduk, meningkatnya perekonomian, meningkatnya pendapatan per kaplta dan taraf hldup masyarakat, maka semakin banyak kebutuhan-kebutuhan yang harus dlpenuhi, sehingga semakin banyak pula keglatan pemerintah yang harus dilaksanakan. Hal ini menyebabkan pengeluaran pemerintah semakin tlnggi,.. sedangkan dl pihak lain sumber-sumber penerimaan daerah terbatas. Untuk' mengurangi kesenjangan itu harus diusahakan menutupinya melalul penyusunan program yang efektif dan perencanaan anggaran yang efislen. Untuk itu perlu pengelolaan dan pengalokaslan sumber dana yang terbatas pada program atau proyek yang dapat memberikan benefit (manfaat) kepada masyarakat dalam pembangunan ekonomi.
Bertolak dari pemikiran tersebut penulis tertarik untuk melakukan analisis lebih lanjut tentang perencanaan kebijakan anggaran untuk pembangunan ekonomi di Propinsi Bengkulu, maka permasalahan yang perlu dlcarikan jawabannya dan dibahas dalam penelitlan ini adalah; mellhat struktur perekonomian dan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi daerah Propinsi Bengkulu, potensi sektor-sektor ekonomi, struktur dan pertumbuhan APBD, kemampuan APBD dalam membiayai pembangunan ekonomi daerah, pengalokasian anggaran belanja daerah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta proyeksi pertumbuhan sektor-sektor unggulan dan APBD tahun 2001-2005 serta implikasinya terhadap perencanaan kebijakan anggaran untuk pembangunan ekonom! Propinsi Bengkulu. Dengan demikalan penelltaan dapat dilakukan langkah langkah dalam penelitlan ini yaitu; (1) Menganalisis struktur perekonomian dan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi daerah, (2) Menganalisis potensi sektor-sektor ekonomi daerah dan proyekslnya dalam lima tahun ke depan, (3) Menganalisis struktur dan pertumbuhan serta kemampuan APBD Propinsi Bengkulu dalam membiayai pembangunan ekonomi daerah, (4) Menganalisis pengalokasian anggaran daerah berdasarkan identifikasi sektor-sektor unggulan, (5) Memberikan rekomendasi untuk perencanaan anggaran belanja pembangunan untuk mengembangkan sektor-sektor unggulan di masa datang
Hasll kajian ekonomi daerah tersebut dEpadukan dengan manganalisis kebiajakan anggaran untuk perencanaan pembanguinan ekonomi dl Propinsi Bengkulu tersebut, digunakan beberapa alat analisls yaitu (1) Analisls Struktur dan Pertumbuhan Sektor-sektor Ekonomi dalam PDRB selama tahun 1993-2000, (2).Analisis Sektor Unggulan dengan cara mengldentiflkasi Sektor Basis dengan LQ (Location Quotient) dan mengldentiflkasi sektor unggulan dengan analisis shift share. (3) Analisls Struktur dan Pertumbuhan APBDselama delapan tahun (1993-2000) akan dlhltung dengan menggunakan persamaan trend exponential. (4) Analisis Kemampuan APBD dengan mellhat raslo penerimaan terhadap PDRB dan raslo penerimaan terhadfcp anggaran belanja
in
pembangunan. (5) Analisis Sektor-sektor Unggulan dan APBD Lima Tahun ke depandengan menggunakan alat anallsis trend linier.
Dari hasil analisis tersebut dlketahui bahwa Struktur ekonomi Propinsl Bengkulu didominasl oleh sektor primer (pertanian) dan sektor tersier, yaitu sektor jasa-jasa, perdagangan, dan angkutan, dengan sektor tersier siap menggeser sektor pertanian dalam jangka panjang. Sektor lain diluar empat sektor yang dibicarakan di atas dikategorikan sebagai sektor bukan basis yang dlanggap kurang berpotensi untuk dlkembangkan lebih lanjut di Bengkulu (LQ<1). Berdasarkan analisis shift share periode tahun 1997-2000 menunjukkan bahwa dalam masa krisls ekonomi, pertekonomian Bengkulu dapat terselamatkan. Kenyatannya pertumbuhan ekonomi Bengkulu lebih cepat bila dibandingkan dengan nasional, karena dalam struktur perekonomian daerah berspesialisasi pada sektor primer, terutama sektor pertanian yang tumbuh cepat dibanding sektor yang sama di tlngkat nasional. Sehlngga masa krisis dapat menolong perekonomian secara umum. Hasil analisis shift share dapat dilihat dari nilai G>R serta Sp dan Sd-nya posltif, dengan demikian Propinsi Bengkulu termasuk wilayah dalam kategorl I (Sp posltif dan Sd positlf), yaitu wilayah yang tumbuh sangat cepat karena pada umumnya daya saing sektor-sektornya yang kuat (kompetitif)-
Dalam struktur APBD, dari sisi penerimaan daerah menunjukkan struktur yang rapuh sebagian besar ditunjang oleh bagian subsfdl pusat. Sedangkan peranan PAD semakin kecil, dari kinerja APBD kelihatan kurang efektif, hal Itu tampak pada pengelolaan kuangan daerah seharusnya sumberdaya keuangannya setiap tahun anggaran dapat teralokasikan dalam program secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari besarnya sisa lebih anggaran tahun lalu yang cenderung menlngkat. Dari Rasio APBD terhadap PDRB tahun 2005 menunjukkan bahwa kemampuan keuangan menjadi lebih baik sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah. Perencanaan aloksi anggaran belanja pembangunan sektor-sektor ekonomi tetap berpegang pada kebutuhan sektor yang perpotensi untuk dikembangkan berdasarkan hasil analisis perekonomian daerah. Dengan analisis kinerja perekonomian daerah, untuk perencanaan kedepan diketahui porsi yang ideal serta besarnya dana yang akan di realisasikan kepada setiap program pembangunan ekonomi, dalam hal ini disesuaikan dengan sektor-sektor dalam struktur PDRB 2005 terutama untuk keempat sektor-sektor yang dominan yang telah teridentifikasi sebagai sektor unggulan yang memberikan kontrlbusi yang besar terhadap perekonomian daerah.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T336
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonny Harry Budiutomo Harmadi
"Adanya faktor skala ekonomi dalam pemilihan lokasi menyebabkan beberapa perusahaan yang sejenis memilih berada pada lokasi yang berdekatan, sehingga membawa dampak menurunnya biaya produksi perusahaan. Aglomerasi industri ini dapat menjelaskan mengapa suatu kota memiliki perusahaan yang jenisnya sama lebih dari satu, dan adanya kecenderungan bahwa kota akan berkembang di sekitar lokasi industri. Suatu kota industri yang besar terbentuk karena adanya aglomerasi ekonomi dalam produksi, dimana terdapat dua jenis aglomerasi ekonomi, yaitu localization economies dan urbanization economies.
Analisis regresi data panel menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil yang mendasar antara industri dengan klasifikasi ISIC 2 digit dengan industri berdasarkan klasifikasi ISIC 3 digit. Sub-sektor industri di DKI Jakarta yang mengalami aglomerasi industri ialah subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, dan Kulit, Industri Kertas dan Barang-Barang dari Kertas, Percetakan dan Penerbitan, Industri Kimia dan Barang-Barang dari Kimia, Petroleum, Batu Bara, Karet, dan Barang dari Plastik, Industri Barang-Barang dari Logam, Mesin dan Perlengkapannya, Industri Pengolahan Lainnya. Sedangkan sub-sektor Industri Makanan, Minuman Serta Tembakau, Industri Kayu dan Barang-Barang dari Kayu, Termasuk Alat-Alat Rumah Tangga dari Kayu, Industri Barang-Barang Galian Bukan Logam, dan Industri Dasar Logam tidak mengalami aglomerasi. Pada golongan pokok industri teridentifikasi tidak terjadi aglomerasi industri."
2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>