Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123349 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"[Dalam sistem transportasi dari Kota Depok menuju DKI Jakarta, moda
transportasi publik yang bersifat massal memiliki peran sangat penting terutama
kereta api. Dengan adanya kereta api, penglaju tidak perlu menggunakan
kendaraan pribadi. Mereka dapat melakukan pergantian moda di stasiun kereta
api. Pergantian moda ini dilakukan dengan mudah karena adanya tempat penitipan
motor atau mobil di sekitar stasiun kereta api. Gagasan menitipkan kendaraan
pribadi di stasiun kereta api merupakan bentuk aplikasi dari konsep park and ride
yang dipahami sebagai suatu fasilitas perpindahan antar moda. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui asal tempat tinggal pengguna dan pola keruangan
park and ride Stasiun KA Depok dan Stasiun KA Depok Baru. Variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah asal tempat tinggal, titik rawan
kemacetan, dan trayek angkutan kota. Pengumpulan data menggunakan metode
survei berupa wawancara dan observasi lapangan. Pengolahan data dlakukan
dalam dua tahap, yakni pengklasifikasian data yang selanjutnya diolah dalam
bentuk gambar (informasi spasial). Analisis menggunakan metode pendekatan
keruangan yang membandingkan pola keruangan antar lokasi dan menemukan
persamaan juga perbedaan dari gejala yang terjadi. Dari analisis yang dilakukan
didapatkan hasil bahwa mayoritas asal tempat tinggal pengguna adalah dari
kelurahan yang tidak berbatasan langsung dengan wilayah DKI Jakarta dan tidak
memiliki akses langsung dengan pintu tol Cibubur (sisi Timur Laut) atau Tanjung
Barat (sisi Utara). Area tangkapan park and ride Stasiun KA Depok Baru lebih
luas cakupannya dibandingkan Stasiun KA Depok., Mass transportation infrastructure has an important role in serving
dwellers from Depok City to DKI Jakarta, especially train. By the existence of
train, commuters do not have to use their private vehicles. They can shift on a
railway station. The modal shift activity can be done easily because there are
several motorcycle or car parking areas around the railway stations. The idea of
parking private vehicles on a train stations is an application of park and ride
concept which is understood as an intermode shifting facility. The objective of
this research is to find out the residential location of park and ride customers and
the spatial pattern of park and ride Depok Railway Station and Depok Baru
Railway Station. Variables that been applied in this research are residential
location, traffic congestion point, and public transportation route. Data collecting
was done by using survey method which consists of interviewing key informants
and observing the park and ride locations. Data processing done by dividing the
tabular data into two classes using range formula and processing the spatial data.
Spatial approach method, which was done by comparing spatial patterns between
location and discovering similarities and differences among locations, was used in
analyzing information. At the end, this research found out that the majority of
residential location of the park and ride customers are from districts which are not
located directly next to DKI Jakarta province and do not have direct access to
Cibubur toll gate (North East of Kota Depok) or Tanjung Barat toll gate (North of
Kota Depok). The catchment area of park and ride on Depok Baru Railway
Station is larger than Depok Railway Station.]"
Universitas Indonesia, 2011
S58580
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Amirah Syahroel
"Dalam sistem transportasi dari Kota Depok menuju DKI Jakarta, moda transportasi publik yang bersifat massal memiliki peran sangat penting terutama kereta api. Dengan adanya kereta api, penglaju tidak perlu menggunakan kendaraan pribadi. Mereka dapat melakukan pergantian moda di stasiun kereta api. Pergantian moda ini dilakukan dengan mudah karena adanya tempat penitipan motor atau mobil di sekitar stasiun kereta api. Gagasan menitipkan kendaraan pribadi di stasiun kereta api merupakan bentuk aplikasi dari konsep park and ride yang dipahami sebagai suatu fasilitas perpindahan antar moda.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asal tempat tinggal pengguna dan pola keruangan park and ride Stasiun KA Depok dan Stasiun KA Depok Baru. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah asal tempat tinggal, titik rawan kemacetan, dan trayek angkutan kota. Pengumpulan data menggunakan metode survei berupa wawancara dan observasi lapangan.
Pengolahan data dlakukan dalam dua tahap, yakni pengklasifikasian data yang selanjutnya diolah dalam bentuk gambar (informasi spasial). Analisis menggunakan metode pendekatan keruangan yang membandingkan pola keruangan antar lokasi dan menemukan persamaan juga perbedaan dari gejala yang terjadi.
Dari analisis yang dilakukan didapatkan hasil bahwa mayoritas asal tempat tinggal pengguna adalah dari kelurahan yang tidak berbatasan langsung dengan wilayah DKI Jakarta dan tidak memiliki akses langsung dengan pintu tol Cibubur (sisi Timur Laut) atau Tanjung Barat (sisi Utara). Area tangkapan park and ride Stasiun KA Depok Baru lebih luas cakupannya dibandingkan Stasiun KA Depok.

Mass transportation infrastructure has an important role in serving dwellers from Depok City to DKI Jakarta, especially train. By the existence of train, commuters do not have to use their private vehicles. They can shift on a railway station. The modal shift activity can be done easily because there are several motorcycle or car parking areas around the railway stations. The idea of parking private vehicles on a train stations is an application of park and ride concept which is understood as an intermode shifting facility.
The objective of this research is to find out the residential location of park and ride customers and the spatial pattern of park and ride Depok Railway Station and Depok Baru Railway Station. Variables that been applied in this research are residential location, traffic congestion point, and public transportation route. Data collecting was done by using survey method which consists of interviewing key informants and observing the park and ride locations.
Data processing done by dividing the tabular data into two classes using range formula and processing the spatial data. Spatial approach method, which was done by comparing spatial patterns between location and discovering similarities and differences among locations, was used in analyzing information.
At the end, this research found out that the majority of residential location of the park and ride customers are from districts which are not located directly next to DKI Jakarta province and do not have direct access to Cibubur toll gate (North East of Kota Depok) or Tanjung Barat toll gate (North of Kota Depok). The catchment area of park and ride on Depok Baru Railway Station is larger than Depok Railway Station.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S58580
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi David Pakia Rizki
"Spillar (1997) dalam bukunya Park and Ride Planning and Design Guidelines, mendefinisikan park and ride sebagai suatu sistem transportasi di mana pengguna dapat menitipkan kendaraan pribadi mereka (mobil atau sepeda motor) di fasilitas parkir, lalu melanjutkan perjalanannya menggunakan moda transportasi umum. Idealnya, dengan tersedianya fasilitas park and ride diharapkan dapat menekan angka penggunaan angkutan pribadi dan meningkatkan penggunaan angkutan umum sehingga angka kemacetan dapat menurun. Namun, fakta lapangan yang terjadi di Kota Bekasi mengatakan sebaliknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sekaligus memetakan pola area tangkapan park and ride stasiun yang terbentuk di Kota Bekasi dan menganalisis pola perjalanan pengguna park and ride di Kota Bekasi dalam memilih fasilitas park and ride. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis spasial deskriptif dan analisis tabulasi silang. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwasanya pola area tangkapan park and ride stasiun di Kota Bekasi dominan berasal dari wilayah yang didominasi oleh jenis penggunaan tanah berupa pemukiman. Namun, hal ini tidak berlaku untuk pengguna yang berasal dari zona dengan radius 0-2 km dari lokasi stasiun. Hal tersebut dikarenakan pengguna yang berasal dari zona dengan radius 0-2 km tersebut memiliki pilihan lain untuk tidak melakukan park and ride tetapi juga bisa melakukan kiss and ride dikarenakan jaraknya yang dekat dengan stasiun tersebut sehingga tidak perlu memerlukan biaya tambahan untuk membayar parkir. Pola perjalanan pengguna park and ride di Kota Bekasi Bekasi dalam memilih fasilitas parkir dipengaruhi oleh karakteristik demografi pengguna dan karakteristik perjalanan pengguna tersebut. Pengguna yang memilih fasilitas park and ride yang resmi lebih mementingkan faktor kenyamanan dan keamanan sedangkan pengguna yang memilih fasilitas park and ride yang non resmi lebih mementingkan faktor biaya.

Spillar (1997) in his book “Park and Ride Planning and Design Guidelines”, defines park and ride as a transportation system where users can leave their vehicles (cars or motorbikes) in a parking facility, and then continue their journey using public transportation modes. Ideally, the availability of park and ride facilities is expected to reduce the use of private transport and increase the use of public transport so that the number of congestion can be reduced. However, the facts on the ground that occurred in Bekasi City say otherwise. This study aims to determine the catchment area patterns of park and ride stations formed in Bekasi City and to analyze the patterns of park and ride users in Bekasi City in choosing park and ride facilities. The analytical method used in this research is spatial descriptive analysis and cross-tabulation analysis. The results of this study indicate that the park and ride station catchment area pattern in Bekasi City is dominantly derived from areas dominated by land use types in the form of settlements. However, this does not apply to users from a zone with a 0-2 km radius of the station location. This is because users who come from a zone with a radius of 0-2 km have other options not to park and ride but can also do kiss and ride because they are close to the station so there is no need to incur additional costs to pay for parking. The travel pattern of park and ride users in Bekasi Bekasi City in choosing parking facilities is influenced by the demographic characteristics of the users and the characteristics of the user's journey. Users who choose official park and ride facilities prioritize comfort and safety factors, while users those who choose non-official prioritize cost factors."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asrovi Nur Ihsan
"Cakupan pelayanan suatu fasilitas P&R merupakan gambaran mengenai seberapa jauh jarak seseorang dari titik asalnya masih mau menggunakan fasilitas tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun model empiris untuk mengestimasikan cakupan pelayanan fasilitas P&R. Model cakupan pelayanan dikembangkan dalam nilai breakeven distance (BED). Model yang dikembangkan meliputi origin BED. Model dikembangkan melalui kalibrasi terhadap variabel-variabel penting pada karakteristik perjalanan, sosial-ekonomi, parkir dan angkutan umum dengan menggunakan teknik regresi linear. Total jarak dan total waktu tempuh dari titik asal ke titik tujuan akhir dengan pola perjalanan P&R merupakan variabel yang memiliki pengaruh besar pada model yang dihasilkan. Variabel yang berpengaruh pada model terbaik adalah total waktu tempuh dari titik asal ke titik tujuan akhir dengan pola perjalanan menggunakan fasilitas P&R.

Catchment area of a P&R facility can explain how far the users are willing to travel from their origin to this facility. The purpose of this study is to develop an empirical model of the P&R facility’s catchment area. The (model) of catchment area is developed by the value of breakeven distance (BED). The developed model covers BED origin. The model was developed through calibration of important variables correlated with the characteristics of the trip, socioeconomic, parking and public transportation utilizing linear regression method. Total travel distance and travel time with P&R from the origin to the destination are variables that have a major influence from the resulted model. Variable that have the best affects is total travel time with P&R from the origin to the destination.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T36072
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akmal Kurnia Ramadhan
"Transportasi publik, khususnya kereta api, merupakan kendaraan yang banyak digunakan masyarakat sebagai alat transportasi dan, pada umumnya, berjalan kaki menjadi pilihan pergerakan dalam penggunaan transportasi publik. Keberadaan ruang gerak pejalan kaki menjadi penting sebagai penghubung antar moda transportasi maupun tempat tujuan. Tulisan ini membahas pengaruh aksesibilitas dan permeabilitas ruang gerak tersebut dalam mobilitas kawasan stasiun. Aksesibilitas dan permeabilitas ruang gerak merupakan kemudahan dan kontinuitas ruang yang dilengkapi dengan fasilitasnya. Hal ini berkaitan dengan kemampuan lingkungan menghadirkan kondisi yang ramah pejalan kaki (walkability). Walkability mengakomodasi lingkungannya dengan beberapa aspek yang dipertimbangkan dalam faktor lingkungan.

Public transportation, especially trains, is widely used by the community as a mean of transportation and, generally, people walk as a part of using public transportation modes. The existence of pedestrian space is important as a connector between modes of transportation or destinations. This writing discusses the effect of space accessibility and permeability in mobility of train stations. Space accessibilty and permeability is the convenience and continuity of space equipped with its facilities. This is related to the ability of the environment to present a pedestrian-friendly environment known as walkability. Walkability accommodates its environment with several aspects considered in environmental factors."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiz Muhammad Alfatih
"ABSTRAK
Adanya fasilitas Park and Ride (P&R) di stasiun-stasiun KRL kota satelit DKI Jakarta membuat adanya potensi penggunaan kembali kendaraan pribadi di kota satelit tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi penggunaan kembali kendaraan pribadi di Stasiun Bogor, Stasiun Bekasi, dan Stasiun Tangerang akibat adanya P&R di stasiun-stasiun tersebut dan mengetahui apakah perlu dilakukan studi Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin). Analisis dilakukan menggunakan model logit yang dibangun dengan hasil survei Stated Preference terhadap pengguna KRL yang memiliki kendaran pribadi. Berdasarkan hasil uji korelasi, diketahui bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap pilihan penggunaan P&R adalah selisih waktu, selisih biaya, dan fasilitas tambahan. Fungsi utilitas didapatkan melalui berbagai uji statistik dan model logit yang dibangun terdiri dari P&R mobil dan P&R motor. Uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa model pada P&R motor Stasiun Bogor dan Stasiun Tangerang dapat digabung. Uji validasi menunjukkan sebagian model sesuai kondisi faktual, kemudian uji sensitifitas menunjukkan besaran penghematan waktu merupakan parameter yang paling sensitif bagi pengguna P&R. Penggunaan model untuk mengetahui potensi besaran penggunaan kembali kendaraan pribadi di stasiun-stasiun tersebut pada tahun 2019. Studi Andalalin perlu dilakukan pada lalu lintas sekitar stasiun dikarenakan adanya potensi penggunaan kembali kendaraan pribadi sebesar lebih dari 500 kendaraan per hari pada stasiun-stasiun tersebut.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Riyadi Fitriyan
"Transportasi online saat ini menjadi pilihan moda yang diminati oleh masyarakat perkotaan di indonesia, namun dengan semakin sibuknya aktifitas antar jemput penumpang terutama di kawasan stasiun kereta api menyebabkan permasalahan kemacetan. Hadirnya shelter ojek online diharapkan dapat mengatasi solusi permasalahan tersebut. Namun sampai saat ini belum ada ketentuan yang pasti penempatan lokasi shelter yang tepat. Akibatnya beberapa shelter harus dibongkar dan dipindahkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis indikator apa saja yang dibutuhkan dalam penyediaan shelter ojek online dalam sebuah panduan. Penelitian ini menggunakan metode Analitycal Hierarchi Process (AHP) agar didapatkan faktor kepentingan untuk masing-masing indikator dan kriteria yang terbentuk berdasarkan preferensi pengemudi dan pengguna layanan ojek online. Panduan penyediaan shelter ojek online ini diaplikasikan di kawasan stasiun kota Tegal dengan pihak penilai lokasi pemerintah Kota Tegal, operator transportasi online dan PT KAI Daop IV Semarang stasiun tegal. Penilaian ini dilakukan dengan metode skoring berdasarkan indikator dan pembobotan yang telah terbentuk. Hasil survei yang telah dilakukan menunjukan bahwa aksesibilitas shelter menjadi indikator dengan prioritas tertinggi yaitu sebesar 21,54 % disusuldengan indikator keselamatan (19,19%), demand (14,52%), keamanan (12.87%), kenyamanan (12,14%), keteraturan (11,85%), dan kesetaraan (7,89%). Setelah dilakukan penilaian lokasi oleh calon penyedia layanan diketahu bahwa lokasi shelter di Jl Kolonel Sugiono merupakan lokasi paling optimal untuk dijadikan shelter ojek online di kawasan stasiun Kota Tegal dengan nilai total sebesar 12,718. Dengan penempatan shelter yang terukur ini dapat mengakomodir berbagai pihak yang terkait sebagai solusi permasalahan yang timbul dari aktifitas antar jemput ojek online. Panduan ini diharapkan dapat diaplikasikan di berbagai lokasi yang membutuhkan penyediaan fasilitas shelter ojek online.

Online transportation is currently a means of choice that is in demand by urban communities in Indonesia, but with increasing activity between passengers, especially in the area of the railway station causes problems of congestion. The presence of an online shelter is expected to solve this problem. So far, however, there is no definitive location for the shelter. As a result, some shelters have to be dismantled and moved. The aim of this study is to analyze what indicators are needed in the provision of online shelter in a guide. This research uses the Analitycal Hierarchy Process (AHP) method to obtain factors of interest for each indicator and criteria that are formed based on the preferences of drivers and users of online check services. The guidelines for the provision of online shelter are applied in the area of the city station of Tegal with the assessment of the location of the government of Kota Tegal, the online transport operator and PT KAI Daop IV Semarang tegal station. This assessment is done using the scoring method based on the indicators and weighing that have been formed. The results of the survey showed that shelter accessibility was the indicator with the highest priority of 21.54%, followed by indicators of safety (19,19%), demand (14,52%), safety (12.87%), comfort (12.14%), regularity (11.85%), and equality (7.89%). After an assessment of the location by the candidate service provider, it is known that the location of the shelter at Jl Kolonel Sugiono is the most optimal location to be used as an online Shelter in the area of the city station of Tegal with a total value of 12,718. With this measured shelter placement can accommodate various related parties as a solution to the problems arising from the online pick up and drop off activity. This guide is expected to be applied in various locations that require the provision of online shelter facilities."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuki Piti Tola
"Penelitian ini bertujuan untuk menyusun program pencapaian transportasi barang kota yang berkelanjutan untuk kota Depok. Penyusunan program menggunakan optimasi pendekatan subjektif dengan analisis AHP yang dibantu piranti lunak Expert Choice 11 serta optimasi pendekatan kombinatorial. Penyusunan dilakukan program dihitung dengan mempertimbangkan dua aspek yaitu: aspek operasional dan sustainable serta mempertimbangkan dua pendapat pemangku kepentingan yaitu: Pemerintah Kota dan Swasta, yang disusun dalam hirarki AHP. Hasil penelitian menunjukan urutan program prioritas I yaitu kendaraan ramah lingkungan, pembatasan akses/zona dan terminal barang, program prioritas II yaitu, konsolidasi pengiriman dan pengiriman malam hari dan program prioritas III yaitu, Distribution Center dan pengaturan parkir.

This research to compile programs achievement of sustainable urban freight transport of Depok. The preparation of program using optimization subjective approach with the AHP analysis assisted software Expert Choice 11 and optimization combinatorial approach. Preparation of programs be calculated by considering two aspects: operational aspects and sustainable as well as consider two opinions of stakeholders: Local Government and Company/Private, which are arranged in a hierarchy AHP. The sequence results showed that the first priority programs is green vehicle, restriction zone and goods terminal, the second priority programs is consolidation and night delivery and the third priority programs is Distribution Center and parking regulation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44558
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ryandika
"Populasi penduduk DKI Jakarta setiap tahunnya terus mengalami peningkatan sehingga mendorong terjadinya fenomena urban sprawl yaitu meluasnya kawasan perkotaan ke wilayah sekitar (Jabodetabek). Salah satu permasalahan yang timbul dari fenomena tersebut adalah kemacetan akibat masifnya penggunaan kendaraan pribadi. Untuk meningkatkan penggunaan angkutan umum massal, diperkenalkan sebuah konsep Transit Oriented Development (TOD) sebagai konsep pengembangan yang terpusat pada simpul transit salah satunya pada Stasiun KRL Depok Baru. Penelitian ini bertujuan untuk menilai dan menganalisis konsep TOD Stasiun Depok Baru sesuai dengan standar dan prinsip TOD. Instrumen penilaian yang digunakan untuk menganalisis adalah TOD Standard dari Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) dan Indikator Kesiapan TOD (Iskandar et al., 2021). Dengan melakukan penilaian dan analisis, didapatkan hasil bahwa TOD Stasiun Depok Baru belum memenuhi semua aspek terdapat dalam TOD Standard dan Indikator Kesiapan TOD sehingga nilai yang didapatkan tidak maksimal. Perlu adanya perbaikan atau peningkatan pada beberapa aspek untuk mencapai fungsi TOD yang maksimal.

The population of DKI Jakarta continues to increase every year, causing the phenomenon of urban sprawl, or the expansion of urban areas into the surrounding area (Jabodetabek). One of the problems arising from this phenomenon is congestion due to the massive use of private vehicles. To increase the use of public transportation, a Transit-Oriented Development (TOD) concept was introduced as a development concept centered on transit nodes, one of which is located at the Depok Baru KRL Station. This study aims to assess and analyze the TOD concept at Depok Baru Station in accordance with TOD standards and principles. The assessment instrument used to analyze is the TOD Standard from the Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) and the Readiness Indicators for Transit-Oriented Areas. An assessment and analysis found that the TOD of Depok Baru Station did not meet all the aspects contained in the TOD Standard and the TOD Readiness Indicator, so the value obtained was not optimal. There needs to be improvements in several aspects to achieve maximum TOD function."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Masyhud
"
ABSTRAK
Kendaraan umum jenis mikrolet merupakan kendaraan penumpang paratransit yang banyak beroperasi di Jakarta. Jumlah armada dan trayek yang dilayaninya memiliki variasi yang cukup banyak.
Dalam operasinya, jumlah mikrolet yang menaikkan dan menurunkan penumpang di sembarang tempat pada ruas jalan cukup tinggi. Hal ini akan menimbulkan gangguan terhadap arus lalu lintas.
Mikrolet yang berhenti pada ruas jalan juga akan mengurangi kapasitas lajur, hal ini tergantung pada lamanya penutupan lajur jalan dan banyaknya kendaraan yang terhambat oleh mikrolet berhenti.
Akibat kondisi di atas, maka perlu diperhitungkan tingkat gangguan mikrolet terhadap kapasitas jalan yang dinyatakan dengan angka koefisien.
Skripsi ini membahas tingkat gangguan yang ditimbulkan oleh mikrolet yang berhenti di sembarang tempat pada ruas jalan perkotaan, untuk mendapatkan angka satuan mobil penumpang dan faktor penyesuai kapasitas akibat kondisi tersebut.
Angka satuan mobil penumpang disesuaikan dengan faktor karakteristik lalu lintas, geometri jalan dan kondisi lingkungan. Untuk perhitungan diperlukan data senjang waktu (headway), dan karakteristik volume lalu lintas. Perhitungan dilakukan berdasarkan pendekatan teori arus lalu lintas dan teori statistik.
Dari analisis perhitungan data diperoleh angka satuan mobil penumpang menurut tipe jalan dan faktor penyesuai kapasitas serta grafik hubungan antara faktor penyesuai dengan data-data hasil pengamatan.
"
1997
S34620
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>