Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109823 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"This article describes information of kaba research. The information’s were gain
from library research which collects kaba bibliography from libraries. Datas were
mapped in categories by philology, literary, lingustics, and as oral traditions.
The result shows that kaba was written since 1831 and kaba research
was done since 1881. Until now, on literary critics and linguistics
study kaba's were researched with structural approach. As an oral
tradition, kaba develops to recording form as cassettes, CD'S, and VCD's."
WAE 3:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Novita Tuasuun
"Pada majalah anak Kristen AMI Anak Manis Indonesia, 1987 mdash;2010 , terdapat komik ldquo;Si Opa rdquo; yang banyak mengacu kepada teks sastra hikmat Perjanjian Lama, terutama Amsal. Sastra hikmat ini memuat nilai-nilai universal mengenai makna hidup manusia. Salah satu tema pokoknya mengenai kontras antara orang berhikmat dan orang bodoh. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud membahas: 1 bagaimana kitab Amsal sebagai bagian sastra hikmat dalam Perjanjian Lama disampaikan kepada pembaca anak-anak Indonesia dalam Majalah AMI, terutama dalam komik humor ldquo;Si Opa rdquo; 1999-2009 ?; 2 bagaimana tema kontras antara orang berhikmat dan orang bodoh dalam Kitab Amsal direpresentasikan ke dalam komik humor ldquo;Si Opa rdquo; di majalah AMI?; 3 bagaimana komik humor ldquo;Si Opa rdquo; di majalah AMI mengonstruksi pemahaman akan identitas ras dan gender dalam strategi visual dan narasinya? Melalui metode pendekatan tekstual yang mengkaji aspek visual dan verbal komik ldquo;Si Opa rdquo;, hasil penelitian menunjukkan bahwa pesan hikmat yang universal dalam kitab Amsal menjadi bergeser, bahkan berubah, karena adanya representasi yang bias ras dan bias gender. Kehadiran tokoh-tokoh stereotipikal dalam komik ini mengandung muatan humor yang dominan, tetapi sekaligus berpotensi mensosialisasikan pemahaman yang mensubordinasikan ras kulit hitam dan perempuan. Dengan demikian penelitian ini dapat menjadi kajian interdisipliner mengenai bacaan anak berdasarkan teks Alkitab.

In a Christian children magazine titled AMI Anak Manis Indonesia ndash Sweet Children of Indonesia, 1987 to 2010 there was a humorous comic ldquo Si Opa rdquo . The comic mostly referred to the Proverbs as Old Testament wisdom literature in the Bible that consists of universal values about the meaning of life and one of the main themes is the contrast between the wise and the fool. Therefore, this research aimed to examine 1 how the book of Proverbs presented to the children in Indonesia as readers in the humorous comic ldquo Si Opa rdquo 1999 2009 2 how the contrast of the wise and the fool in Proverbs is represented in ldquo Si Opa rdquo comic 3 how was ldquo Si Opa rdquo comic construct a racial and gender identity. Through the textual approach that analyzes visual and verbal aspects, this research found that the universal wisdom message in ldquo Si Opa rdquo shifts, and even changes, due to certain representations that are laden with racial and gender bias. The stereotypical characters in the comic do give humorous effects, but such characters at the same time convey viewpoint that subjugates women and people with darker skin. Therefore this thesis could contribute to interdisciplinary research of children 39 s literature based on Biblical texts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T49516
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suprapto
"Penelitian ini didorong oleh pengalaman saya bahwa penerjemahan adalah suatu kegiatan rekreatif yang menuntut usaha sangat keras dan kreatif untuk menemukan padanan optimal dalam teks sasaran (TSa) meski hal ini tidak selalu mudah. Persoalan yang dihadapi penerjemah merentang mulai dari perbedaan mekanisme gramatikal antara bahasa sumber (BSu) dan bahasa sasaran (BSa) sampai sistem kebahasaan yang lebih luas bahkan perkara yang pads dasarnya di luar bahasa. Pokok perhatian kajian ini adalah penerjemahan pemarkah kohesi (PK) yang merupakan bagian penting dalam pembentukan teks. PK adalah perangkat bahasa untuk mengikat bagian-bagian dalam teks agar menjadi satuan yang utuh sehingga penerjemahannya layak dicermati.
Penelitian ini bertujuan mengungkapkan (1) berbagai PK yang digunakan pengarang, (2) padanan yang digunakan oleh penerjemah, (3) pergeseran yang terjadi dalam penerjemahan OMS ke LTL, dan (4) implikasi pergeseran itu. Untuk itu dipilihlah novel The Old Man and the Sea (OHMS) sebagai sumber data teks sumber (TSu) dan Lelaki Tua dan Laut (LTL) sebagai sumber data TSa. Lima jenis PK yakni:PK Pengacuan, Penyulihan, Pelesapan, Konjungsi, dan Leksikal diidentifikasi dari OMS dengan mengikuti metode identifikasi PK yang dikembangkan oleh Halliday dan Hasan. PK itu diklasifikasikan menurut jenis dan subjenisnya. Karena alasan fisibilitas, PK pengacuan dan PK leksikal dibatasi hanya yang berkaitan dengan tiga tokoh utama dalam cerita Santiago (TOM), Manolin (TB), the marlin (TF). Lebih lanjut, PK pengacuan yang dikaji hanya mencakupi PK pengacuan prononuna, dan PK leksikal kolokasi mencakupi kata-kata yang berkaitan langsung dengan ketiga tokoh utama tersebut. Data pemarkah kohesi dari teks sumber, OMS, dilacak terjemahannya di dalam teks sasaran, LTL. Butir terjemahan itu dipilah untuk mendapatkan terjernahan yang mengalami suatu pergeseran yaitu yang tidak berkorepondensi formal dengan unsur TSunya. Butir TSa yang bergeser itu dianalisis keadaan pergeserannya. Pergeseran dapat melibatkan bentuk terjemahan sebagai akibat dari digunakannya prosedur penerjemahan transposisi, atau dapat pula bersifat maknawi bila penerjemah menerapkan prosedur modulasi. Pergeseran akibat transposisi dapat dibedakan menjadi pergeseran aras dan kategori di mana yang terakhir ini dapat dibagi menjadi pergeseran struktur, kolas kata, satuan, dan sistem internal. Adapun pergeseran akibat modulasi dibedakan antara yang bersifat pergeseran sudut pandang dan cakupan makna. Pergeseran sudut pandang dirinci lagi menjadi perubahan negatif-positily aktif-pasif, dan fokus. Sedangkan pergeseran cakupan makna meliputi perubahan spesifik-generik, generikspesifik, dan perubahan yang bersifat pergantian.
Hasil analisis data menunjukkan penerjemahan PK pengacuan secara relatif paling banyak mengalami pergeseran makna dengan kecenderungan pelemahan kohesi karena penggunaan padanan bahasa sasaran yang lebih rendah keeksplisitannya daripada unsur bahasa sumbernya. Pada penerjemahan PK penyulihan dan pelesapan, tcrjadi kecenderungan peningkatan kohesi karena terjemahan melibatkan unsur leksikal yang lebih lengkap (verba utama). Sebaliknya, dalam penerjemahan PK banyak digunakan bentuk lesap yakni padanan tidak hadir secara eksplisit. Penerjemahan PK leksikal juga lebih banyak menggunakan padanan yang keeksplisitannya lebih rendah.

This research was stimulated by self-experience on translating which showed that translating was indeed a recreative effort in the sense that the translator should try hard to find the best translation equivalent ever available for every piece of the source language (SL) text. The problems faced by translators lie on a wide-overwhelming area covering grammatical and lexical differences and often including non-linguistic matters such as those of culture. This study focuses on the problems of translating cohesive items, i.e. linguistic elements that link parts in a text. Cohesive items, thus, play an important role for text unity that their translation needs a careful scrutiny.
This study aims at revealing (1) the cohesive items used by the author, (2) the items used by the translator as the translation of the cohesives, (3) the shifts that may happen in the translation of the cohesive items, and (4) the implication of the shifts. The novel The Old Man and the Sea (OMS) was taken as the main source of the source language data and its translation, Lelaki Tua dan Laut (LTL), of the target language (TL) data. The five cohesives were identified from OMS following the method developed by Halliday and Hasan. Further classification was done to the data to find their specifications. For some feasibility reasons, the reference and lexical cohesive items under investigation were restricted to those items related to the three main characters in the story, namely Santiago , Manolin, and the marlin. Moreover, the reference was only limited to the pronominal whereas the collocational lexical cahesives should only include those words that had direct association with the three main characters. Then, the SL data were traced to LTL to find their equivalents used by the translator in his translation These TL data were selected and classified to screen out those which underwent translation shifts of some kind, that is having no formal correspondence. It is the data of this quality that serve as the main data of this investigation. The translation shifts can be attributed to the translating procedure used by the translator. Transpositional procedure results in level shift and category shift, the latter of which is further divided into shifts of structure, class, unit, and internal system. Meanwhile, modulation procedure yields viewpoint shifts and semantic field shifts, both of them having a number of subdivisions.
The result of the data analysis shows a tendency of a weaker cohesion upon the translation of reference due to the use of TL items which in some respects less explicit Yet, the translation of substitution and ellipsis goes to the opposite direction, strengthen the cohesion. The reason seems to be that the TL tends to use more lexical items involving the main verb or noun head, just the elements under subsitution or ellipsis in the SL text. (in the other hand, the translation of conjunctions weakens the cohesion for the reason of the their absence in the TL text. Many of lexical cohesions are translated into TL equivalents with lower explicitness. The researcher fully realizes the complexity of textual cohesion and that this study touches only a little part of it. The intertextuality and the reader's background knowledge are among others to claim to play important roles in the integrity of a text. A similar but comprehensive study of this field would be warmly welcome to get a more exhaustive result.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T8127
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tingka A. Himawan
"Masalah yang dikemukakan dalam skripsi ini adalah sebab-sebab hambatan dalam penerjemahan unsur-unsur bahasa yang mengungkapkan kenyataan-kenyataan kebudayaan dan ekologi dalam novel Royan Revolusi karya Ramadhan K-H ke dalam bahasa Prancis dan sifat padanan unsur-unsur bahasa yang mengungkapkan kenyataan-kenyataan kebudayoan don ekologi. Konsep-konsep yang digunakan dalam analisis bertumpu pada wawasan terjemahan, kebudayaan, don semantik. Korpus yang berhasil dikumpulkan terdiri dari 49 data yang padanannya memadai, 11 data yang padanannya tidak memadai, dan 26 data yang tidak diberi padanan. Setelah melakukan analisis dan berdasarkan korpus, penulis berkesimpulan bahwa penerjemah tidak menemuknn banyak hambatan dalam menerjemahkan novel Royan Revolusi de dalam bahasa Prancis. Hambatan yang ditemukan disebabkon oleh perbedaan faktor kebudayaan dan ekologi antara Indonesia dan Prancis. Jaian keluar yang biasa diambil untuk mengatasi masalah inl adalah dengan mencari padanan yang fungsi semantisnya dalam konteks kalimat sama dengan fungsi unsur-unsur bahasa Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 1987
S14570
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryadi
"Criticism of Kaba Malin Deman, a Minangkabau story."
Depok: Program Penggalakan Kajian Sumber-sumber Tertulis Nusantara. Fakultas Sastra UISUI, 1998
899.221 09 SUR n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Arni
"ABSTRAK
Tujuannya untuk mengetahui apakah Rabab Pasisia Raba Abidin dan Bainar dapat digolongkan sebagai sastra lisan dan mengetahui struktur cerita tersebut (bentuk teks, filler Sylables, pantun dan diksi (makna kata).
Data primer diperoleh dari narasumber yaitu pendukung sastra lisan ini (tukang rebab, penonton, dan toko-toko kaset). Data sokunder diperoleh dari studi ke perpustakaan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa Rabab Parisia kuba Abidin dan Bainar dapat digolongkan sebagai sastra lisan tetapi berbeda dengan sastra lisan Minangkabu lainnya dan merupakan hasil kebudayaan masyarkat Pesisir Selatan yang telah dipengaruhi kebudayaan asing. S
truktur ceritanya dari segi bentuk, berbentuk prosa liris, filler sylables ditujukan kepada penonton dan para tokoh-tokohnya, menggunakan pantun suka, duka, nasehat, dan pantun muda. Lebih banyak menggunakan makna denotasi dan boberapa makna konotasi.

"
1995
S11161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This article exposes meanings, functions, and contexts of Minangkabau
mamangan. Nature that inspirited the forms and social relationships on this
mamangan are also described. I/Wth antropolinguistics approach, this analysis
aims culture and language systems mapping to see the social system relevancies.
There are anomalous and deviations on the mamangan. Several
anomalous mamangan are formed fiom physical phenomenon and
the deviations can be seen on diversion of form and meaning. So,
mamangan junctions and meanings can be explained from the context."
WAE 3:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Oxford University Press, 2005
R 820.9 OXF
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Oxford University Press, 2006
R 820.9 OXF
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Arnizal
"Dalam masyarakat Minangkabau dikenal semacam tata krama berbicara sehari-hari antara sesama anggota masya_rakat sesuai dengan peran dan/atau status sosial sese_orang dalam masyarakat. Tata krama tersebut berupa se_buah ragam bahasa yang disebut langgam kato. Namun, ada_nya tata krama berbicara semacam itu bukanlah berarti adanya bahasa bangsawan di samping adanya bahasa rakyat biasa. Tata krama seperti itu dipakai oleh semua orang, sedangkan perbedaan pemakaianuya ditentukan oleh pem_bicara dan lawan bicaranya. Ada empat langgam kato, (1) kato mandata, (2) kato mandaki, (3) kato manurun, dan (4) kato malereng. Keempat langgam kato tersebut masing-masing memper_lihatkan perbedaan dan mempunyai aturan sendiri-sendiri, baik dalam hal kosa kata sapaan, pemakaian kata (leksi_kal), bangun kata (morfologi), atau pun dalam hal ba-ngun kalimat (sintaksis)."
Depok: Universitas Indonesia, 1987
S10740
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>