Ditemukan 55583 dokumen yang sesuai dengan query
"The major focus of international media towards processes of change in frontier are asison the victim isation of the indigenous people.They are subject to macro changes and can only follow along. In Kiham Batang, a village in Central Kalimantan, Indonesia,the villagers are coping with recent developments in the area due to the establishment of a logging concession. The concession owners, PTSBK, have opened up the area for the villagers to engage with new types of livelihoods like gold mining and rubber cultivation. At the same time, foreign traders create a high demand for rare animals that can be hunted close to the village. Due to a high demand for arable land and a highland scarcity, the villagers engage in a resource frenzy toen sure their place in the future.This paper argues that structural changes and agency of villagers are both
responsible for change,and that rumours and future fantasies play an active role in the decision making of the villagers to engage in new market opportunities. "
JORI 2:1 (2014)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Berton, Pierre
Toronto: McClelland and Stewart, 1978
971 BER w
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Tivy, Louis
Toronto: University of Toronto Press, 1972
929.2 TIV y
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Every, Dale Van
London: A Mentor Book, 1963
973.3 EVE c
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Kamariah M.
"
ABSTRAKDalam periode Revolusi 1945 - 1949 Bangsa Indonesia berjuang mempertahankan kemerdekaannya dari Bangsa Belanda yang ingin berkuasa kembali di Indonesia. Belanda dengan berbagai cara berusaha menghancurkan pemerintah RI. Untuk manandingi pemerintah RI, Belanda memecah belah kesatuan wilayah RI dengan membuat negara-negara bagian dan daerah otonom yang berdiri sendiri. Di Kalimantan, Belanda atas gagasan Van Mook ingin membentuk sebuah negara bagian yang dinamakan Negara Kali-mantan. Beberapa konperensi diadakan untuk mewujudkan ga_gasan tersebut, tetapi selalu gagal karena sebagian besar rakyat pro RI dan tidak ingin daerahnya terpisah dari ke-satuan wilayah RI. Akhirnya, Belanda mengambil cara lain yaitu dengan membentuk beberapa daerah otonom di-Kaliman_tan. Maksud Belanda membentuk daerah-daerah otonom ini agar kelak dapat menggabungkannya menjadi satu negara. Dalam kenyataannya, daerah-daerah otonom bentukan Be_landa ini tidak membantu Belanda dalam merealisir pemben_tukan Negara Kalimantan. Sebaliknya, Dewan-Dewan daerah o-tonom bersama partai politik yang ada berusaha menggagalkan pembentukan Negara Kalimantan. Akhirnya sampai RIS terben_tuk, Negara Kalimantan belum berhasil didirikan. Rencana Belanda untuk membentuk Negara Kalimantan gagal karena setelah terbentuknya RIS, rakyat menuntut pembubaran Dewan-Dewan Daerah yang ada dan segera bergabung dengan RI."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yusri Darmadi
Yogyakarta: Kepel Pess, 2017
959.84 YUS n
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1972
959.83 IND s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, 1983/1984
959.84 SEJ
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Anita Chandra
Pontianak: Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, 2004
959.83 ANI i
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Ikhsan
Pontianak: Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, 2004
959.83 IKH i
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library