Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149876 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Berdasarkan UU Nomor 20/2001 Jo 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, korupsi didefinisikan sebagai perbuatan melawan atau melanggar hukum dengan kesempatan, sarana yang ada pada seseorang karena jabatan kewenangan, atau kedudukannya (abuse of power) untuk memperkava diri sendiri yang menyebabkan kerugian keuangan negara. Instani pendidikan, lembaga sosial, dan masyarakat sedang menggencarkan perbaikan moral melalui pendidikan karakter. Banyak ahli yang berpendapat bahwa pendidikan karakter merupakan cara yang ampuh, cepat, dan tepat sasaran untuk memperbaiki karakter moral sejak dini. Soal Cerita Anti Korupsi merupakan soal cerita yang berhubungan dengan kasus korupsi kehidupan sehari-hari dengan materi dasar persamaan linier satu variabel. Pengaplikasian pendidikan karakter pada materi kelas VIll di SMPN 1 Yogyakarta membuat siswa semakin mudah dalam memahami materi persamaan linier satu variabel dan dapat dijadikan media pendidikan karakter dalam menanamkan jiwa anti korupsi. Lembar Kerja Siswa Soal Cerita Antikorupsi dikategorikan Baik artinya LKS tersebut memiliki kelayakan untuk menanamkan pendidikan karakter pada materi persamaan linier satu variabel kelas VIll di SMPN 1 Yogyakarta. Sehingga diharapkan Soal Cerita Antikorupsi ini dapat media pendidikan karakter dalam memberikan pengaruh penanaman jiwa antikorupsi melalui pemaknaan dari soal cerita."
JPAN 4:4 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zamzam Muharamsyah
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global. Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aryatama Wicaksana
"Skripsi ini membahas bagaimana proses pendidikan yang berjalan di sekolah karakter berbasis konsep pendidikan metode kuttab dapat membentuk karakter moral pada santri yang merupakan anak berusia 5-12 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif yang digali melalui sebelas orang informan kunci (key informan) yang terdiri dari pekerja, orang tua, dan santri di Kuttab Ummul Quro Cibinong.
Hasil temuan lapangan menggambarkan bahwa pemberian pendidikan moral melalui kegiatan pendidikan karakter iman dan adab yang melibatkan pengetahuan, alasan, perasaan, dan tindakan moral memberikan dampak positif pada peningkatan moral santri. Faktor pendukung yang dimiliki lembaga ialah ikatan antar guru, terdapat sumber daya bebas pakai di sekitar lembaga, serta kesungguhan dari orang tua. Faktor penghambat yang dihadapi muncul dari kurangnya pengalaman pengajar terkait pemahaman metode kuttab, belum adanya kerikulum yang terperinci, sikap orang tua yang kurang kooperatif, serta pengaruh lingkungan rumah santri yang tidak mendukung.

This undergraduate thesis explains how the educational process that runs in education-based character schools which uses the kuttab method, can shape the moral character of students who are children aged 5-12 years. This research is a qualitative research with descriptive design which was explored through eleven key informants (key informants) consisting of several workers, parents, and students in the Kuttab Ummul Quro Cibinong.
The results of field research on moral education through character education activities of faith and manners that involve knowledge, reasons, feelings, and moral actions have a positive influence on increasing the moral of student. Supporting factors needed by institutions related to the bondness between teachers, are free resources around the institution, as well as seriousness from parents. The inhibiting factor arises from the lack of experience of teachers related to the understanding of the kuttab method, not having a detailed curriculum, the attitude of parents who are less cooperative, and affecting the home environment of students who do not support.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratnayu Sitaresmi
"Tesis ini menjelaskan pemahaman anak-anak anggota Sanggar Kukuruyuk, tentang ajaran moral triguna, yang merupakan bagian dari norma masyarakat Bali yang berlandaskan ajaran agama Hindu Dharma, yang mereka terima melalui simbol dalam fabel "Katuturan Kambing Takutin Macan". Asumsi yang disusun adalah fabel, yang merupakan cerita yang mengajarkan moral dan terdiri dari wacana yang menyampaikan pesan tentang moral tersebut dengan menggunakan simbol bahasa, menjadi alat transmisi yang mewariskan ajaran moral kepada anak-anak sebagai anggota masyarakat Bali.
Pemahaman anak ini didekati dengan menggunakan pendekatan antropologi linguistik, yang dikaitkan dengan pendekatan simbolik dan kognitif. Pendekatan ini melihat bahasa sebagai sistem pemaknaan simbolik dan terdiri dari susunan konsep, yang membantu menyusun pemahaman seseorang tentang suatu rangsangan. Pemaknaan ini tidak bersifat individual, melainkan merupakan hasil pengamatan bersama dari kebudayaan yang dianut masyarakat yang menjadi tempat individu tersebut bersosialisasi.
Metode yang digunakan ialah etnografi terfokus, dengan menggunakan teknik pengumpulan data partisipasi observasi, yang didukung studi literatur, wawancara, pengamatan, serta penyebaran kuesioner, untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif.
Temuan-temuan penting dalam penelitian ini adalah (1) wacana dalam fabel "Katuturan Kambing Takutin Macan" merupakan bentuk penyampaian pesan tentang ajaran moral triguna, (2) penyampaian ajaran moral melalui fabel "Katuturan Kambing Takutin Macan" mengembangkan imajinasi anak, sehingga anak dapat menjelaskan sebab akibat munculnya tindakan dalam sebuah interaksi sosial.
Penyampaian fabel "Katuturan Kambing Takutin Macan" membantu anak mengembangkan imajinasi mereka tentang sifat-sifat dalam ajaran moral triguna yang mempengaruhi tindakan pelaku dalam fabel tersebut. Imajinasi ini mempengaruhi penyusunan konsep dalam pemahaman anak tentang alasan tindakan, perkiraan tentang tanggapan yang akan terjadi terhadap tindakan tersebut, penilaian mengenai tindakan, dan alasan mereka memberikan penilaian tersebut. Imajinasi ini memperkuat pemahaman mereka untuk memahami konsep awal yang ingin diwariskan penutur cerita, tetapi juga menyebabkan munculnya pemahaman yang berlawanan dengan konsep awal tersebut. Pemahaman yang berlawanan tidak disebabkan kesalahan pemahaman, melainkan disebabkan kreativitas yang dipancing oleh fabel yang mengajak mereka berkelana ke wilayah imajiner. Sehingga, meskipun terdapat pemahaman yang berlawanan, secara garis besar anak-anak tetap memahami makna pesan yang ingin disampaikan penutur cerita melalui fabel "Katuturan Kambing Takutin Macan"."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7033
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Eky Kusnul Yakin
"Penelitian terhadap kecurangan akademis yang dikaitkan dengan moral belum pernah dilakukan oleh satupun mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi Universitas Indonesia yang ingin menyelesaikan tugas akhirnya. Secara teoritis, moral adalah salah satu faktor internal yang secara signifikan mempengaruhi kecurangan akademis. Sekalipun sederhana, konsep moral sangat sulit untuk diteliti secara empiris. Kebanyakan orang akan menghindari penilaian "melawan moral." Penelitian ini merupakan upaya untuk mengisi kekosongan di atas dan diharapkan menjadi pendahuluan bagi penelitian sejenis yang lebih tajam terhadap hubungan di antara moral dan kecurangan akademis. Sejumlah topik tentang moral misalnya adalah penilaian moral (moral judgment), sikap moral (moral attitudes) nilai moral (moral values), kemunafikan moral (moral hypocr/sy), dan mekanisme pelepasan standar moral (moral d/sengogement mechanisms). Dalam penelitian ini sejumlah teori moral yang berbeda digunakan menjadi sebuah bangunan teori yang bersifat komplementer, dan berupaya mengungkapkan kemungkinan adanya hubungan positif antara sikap moral permisif dengan kecurangan akademis.. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan dua skala pengukuran yang secara khusus didisain untuk penelitian ini. Pengambilan sampel dilakukan secara nort probabilitas dengan teknik insidental. Semua data diolah dengan menggunakan SPSS 10 far Windows.
Dari hasil akhir penelitian diperoleh kesimpulan adanya hubungan yang kuat antara sikap moral permisif dan kecurangan akademis. Koefisien korelasi dengan menggunakan Pearson's Product A^oment adalah sebesar 0,43 pada level signifikansi di bawah 1% (0,01). Sebagai pembanding, dengan menggunakan Spearman's Rho diperoleh koefisien sebesar 0,326 dengan level signifikansi yang sama. Dengan demikian tidak ada keraguan untuk menerima hipotesis alternatif dan menolak hipotesis nol.
Sedangkan temuan tambahan dengan menggunakan uji t diperoleh kesimpulan bahwa nilai rata-rata dari kelompok jenis kelamin laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan yang berarti dalam keduanya; kecurangan akademis dan sikap moral permisif. Toleransi mahaslswa laki-laki terhadap isu-isu moral yang diperdebatkan lebih tinggi dari mahasiswa perempuan dengan level signifikansi kurang dari 0,01 (0,00). Dan kecurangan akademis pada mahasiswa laki-laki juga lebih tinggi dari mahasiswa perempuan dengan level signifikansi kurang dari 0,05 (0,02).
Maka tingginya kecenderungan sikap moral permisif akan diikuti oleh tingginya intensitas kecurangan akademis. Dan sebaliknya, rendahnya kecenderungan pada sikap moral permisif akan diikuti pula oleh rendahnya intensitas untuk melakukan kecurangan akademis.
Sejumlah saran untuk penelitian lebih lanjut antara lain adalah melakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan kriteria eksternal terhadap kedua skala yang digunakan dalam penelitian ini, penajaman pada salah satu teori moral kontemporer {Moral Hypocrisy dan Moral Diserigagement Mechar^isms), melakukan penelitian atas sejumlah modal-modal intervensi yang disebutkan secara lebih rinci dalam bab saran guna mereduksi fenomena kecurangan akademis."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2783
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bonny Erlichta S.
"Pendidikan mengenai moral sebaiknya dilakukan sejak anak masih berusia dini (Borba, 2001). Borba (2001), mendefinisikan moral sebagai kapasitas individu dalam memahami yang benar dari yang salah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pemahaman pesan moral (kebaikan & toleransi) dalam film seri Upin & Ipin pada anak usia enam sampai delapan tahun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dan metode wawancara untuk menggali lebih dalam mengenai gambaran pesan moral dalam film seri Upin & Ipin pada 30 partisipan anak-anak usia enam sampai delapan tahun. Disain penelitian ini adalah non-experimenal, dengan menggunakan accidental sampling sebagai metode pengambilan partisipan. Hasil penelitian ini menunjukkan pada partisipan berusia enam sampai delapan tahun dapat menangkap pesan moral (kebaikan dan toleransi), yang terdapat dalam film seri Upin & Ipin.

The education of moral for children should enact since their early age (Borba, 2001). Borba (2001), define a moral as the capacity to understand right from wrong. This research aims to see whether the moral messages (kindness and tolerance) in the movie series Upin & Ipin can be adsorp by children aged six to eight years. This research using quantitative approach and interviews to extract the message in the movie series Upin & Ipin from 30 partisipants of children aged six to eight years. This research is a non-experimental study using accidental sampling as the partisipant-taking method. This study indicate that partisipants can grasp the message of morality, in this case kindness and tolerance, on the Upin & Ipin movie series.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
C. Asri Budiningsih
Jakarta: Rineka Cipta, 2004
370.114 ASR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penelitian ini adalah menginventarisasi faktor adanya anak jalanan (anjal) dan mengidentifikasi bentuk penanganannya melalui pendidikan etika. Metodenya survei, teknik pengumpulan data dengan angket dan wawancara terbatas. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor dominan adanya anak jalanan adalah faktor ekonomi dan pendidikan orang tua yang rendah, pekerjaannya sebagai pengamen, kuli bangunan, tukang becak dan pekerja serabutan. Sekarang, anak jalanan ada yang bekerja di persewaan terop, mengantarkan makanan itik, mengamen di kampung dan di bus. Penghasilan sekitar Rp 20.000,- per hari untuk kebutuhan sendiri, seperti: biaya main playstation, membeli rokok, membeli miras, dan makan. Penanganan dengan pengarahan, mengisi angket. Hasilnya 100% anjal setuju melakukan etika yang baik misalnya menjaga kesehatan, etika waktu mengamen, waktu di jalan, waktu di tempat kerja, dan yang berkaitan dengan agama menanamkan kepercayaan diri menghindari perilaku jahat, mencuri, menyakiti orang lain, dan berkelahi."
JPUT 16:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>