Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5088 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pengidentifikasikan isu strategis merupakan jantung dari proses perencanaan strategis. Misi organisasi sering secara isu eksplisit maupun implisit dimaknai sebagai suatu isu. Isu strategis sangat penting, karena mereka berperan sentral dalam pengambilan keputusan politis. Pengambilan keputusan politis selalu beranjak dari isu-isu. Perencanaan kualitas proses pengambilan strategis dapat meningkatkan putusan dengan cara membingkai isu-isu yang penting dan mengirim isu-isu itu ke pengambil keputusan kunci. Ketika isu strategis berhasil diidentifikasi, maka selanjutnya dissubsekuensi, kerangka rincinya dalam beberapa berapa keputusan, dan kerangka aksi. Apabila isu strategis berhasil dirinci seeprti itu, maka secara politis akan mudah diterima dan lebih lanjut secara teknis dan administratif dapat lebih mudah dikerjakan. Bahkan, secara filosofis dapat dikaitkan dengan nilai dan dasar organisasi baik ditinjau secara moral etis maupun legal. Identifikasi isu strategis secara tipikal harus melalui serangkaian proses berjenjang yang harus dilakukan pelaku perencanaan strategis."
PPEM 15 (1) 2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Trisna Setiawan
"Meningkatnya persaingan dan tuntutan mutu pelayanan terhadap puskesmas serta munculnya tuntutan kemandirian dalam aspek pembiayaan kesehatan di daerah telah mendorong puskesmas agar dikelola secara profesional. Selain itu, masih adanya kelemahan manajemen puskesmas seperti sumber daya manusia yang masih terbatas dalam kuantitas dan kualitasnya, sumber keuangan belum mencukupi, sistem informasi masih dilakukan secara manual dan sarana/prasarana puskesmas masih belum sesuai dengan kebutuhan. Dalam era otonomi, Puskesmas didorong untuk menyusun perencanaan yang matang sesuai dengan analisis situasi setempat dalam bentuk rencana strategis (renstra) puskesmas. Penyusunan renstra puskesmas semakin menjadi prioritas setelah adanya mandat berupa SK Kadinkes Kota Depok nomor 440/30/Kpts/Pr-2002 yang mengharuskan setiap puskesmas yang ada di Kota Depok menyusun renstra.
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun renstra Puskesmas Cimanggis tahun 2004 - 2008, yang untuk selanjutnya dapat digunakan oleh pimpinan puskesmas sebagai acuan dalam menyusun perencanaan dan penganggaran tahunan puskesmas. Ruang lingkup penelitian dilakukan di Puskesmas Cimanggis, Dinkes Kota Depok, BPS Kota Depok, dan sarana kesehatan yang ada di sekitar puskesmas.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, concerrsus decision making group dan kajian dokumen.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang menjadi peluang adalah lokasi puskesmas strategis, tarif murah, ekonomi stabil, tingginya kepadatan penduduk dan banyaknya industri. Faktor yang menjadi ancaman adalah meningkatnya tuntutan mutu, kebijakan dana operasional yang belum menunjang puskesmas, teknologi pesaing lebih baik, bertambahnya jumlah pesaing dan beragamnya jenis penyakit. Faktor yang menjadi kekuatan adalah puskesmas sebagai tempat rujukan, adanya layanan rawat inap, produk layanan lebih banyak, buka pagi dan sore hari serta kegiatan pemasaran yang baik. Faktor yang menjadi kelemahan adalah keuangan tidak memadai, SDM masih kurang, belum ada layanan spesialis, Organisasil manajemen dan sistem informasi belum berkembang.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah posisi puskesmas yang dianalisis dengan matriks IE berada pada sel V yaitu pelihara dan bertahan, dengan altematif strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Sedangkan posisi yang sesuai dengan matriks SPACE berada pada kuadran konservatif dengan alternatif strategi penetrasi pasar, pengembangan produk, pengembangan pasar dan diversifikasi konsentrik. Pada tahap matching dihasilkan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Pada tahap menentukan prioritas dengan QSPM terpilih pengembangan produk diikuti dengan penetrasi pasar.
Disarankan jenis kegiatan untuk strategi pengembangan pasar adalah menambah kapasitas rawat inap, membuka layanan spesialis anak, membuka layanan gigi sore hari, mengembangkan rumah bersalin dan layanan laboratorium. Sedangkan kegiatan untuk strategi penetrasi pasar adalah membuka puskesmas pembantu, mengaktifkan pusling, mengembangkan kerjasama dengan perusahaan dan sektor informal serta mengembang kan program dokter keluarga.

High competition and increasing demand of Public Health Center (PHC) service quality as well as requirement for regional health financing independency has drive the tendency to organize PHC professionally.
Several PHC management weakness found are : the lack of human resources, inadequate financing resource, manual information system as well as facilities and infrastructure that has not yet meet the real need. All of these factors has force PHC to make a good sequential strategic plans in the form of PHC Strategic Planning. The need for a PHC Strategic Planning has become a top priority following the mandate of SK Kadinkes Kota Depok No 440!301KptslPr-2002 that requires each PHC in Depok to compile its Strategic Planning.
This research aim to provide Strategic Planning for PHC Cimanggis for the period of 2004 - 2008, which afterwards could be used by PHC top management as a guidance in writing their Annual Budget Planning,
The research is conducted at the Public Health Center Cimanggis, Dinkes Depok, BPS Depok with its health facilities in the surrounding. Data is collected using the method of indepth interview, consensus decision making and document study.
Result of the study has disclosure : Opportunity factors are strategic location of PHC, low charge for the service, economic stability, high demography density and many industries. Threat factors are increasing requirement to quality, policy of operational financing, competitor's higher technology, as well as the increase number of competitors and various diseases existed. Strength factors are PHC use as reveral, overnight care provided, broader product services, longer open hours in the morning and afternoon as well as fine marketing activities. Weakness factors are insufficient finance, unorganized human resource, nothing specialist service, undeveloped information system and management.
In conclusion, using the 1E matrix, PHC is positioned at cell V, Hold and Maintain with alternative strategic are market penetration and product development. In the other hand, using SPACE matrix, PHC is suite to Conservative Quadrant with alternative strategic are market penetration, product development, market development and concentric diversification.
For increase the success of PHC Strategic Planning, so suggested for product development, activities recommended are adding overnight care capacity, open up pediatric services, provide dental service in the afternoon, build up maternity care with its laboratory service. For market penetration, activities recommended are open assist PHC, activate pulsing, widen cooperation and informal sector companies and initiate family doctor.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12669
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Roem
"Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Siak 2005-2008, lokasi penelitian Dinas kesehatan Kabupaten Siak Propinsi Riau.Disain penelitian operasional ini menggunakan analisa data primer dan sekunder. Sebagai informan adalah Bupati, DPRD, Ketua Bappeda, Sekretaris Daerah, Organisasi profesi dan Tokoh Masyarakat. Tim Consensus Decision Making Group (CDMG), adalah Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Sub Bag Perencanaan Program, para Kepala Sub Dinas, Kepala Rumah Sakit dan Kepala Puskesmas.
Visi "Kabupaten Siak Sehat 2010", dan Misi (1) Menggerakkan pembagunan daerah berwawasan kesehatan; (2) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat; (3) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau; (4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat termasuk lingkungannya.
Faktor Eksternal dan Internal; ekonomi, geografi, demografi, kebijakan umum, dana, sarana, SDM kesehatan. Strategi hasil dari IE matriks adalah Hold and Maintain dan strategi hasil analisis QSPM adalah (1) Pengembangan produk (2) Penetrasi pasar (3) Pengembangan pasar.
Balanced Scorecard program Dinas Kesehatan (1) Penataan organisasi dan Manajemen (2) Perencanaan dan Pengembangan SDM (3) Penataan Sistem Informasi Manajemen Kesehatan (4) Pemberdayaan Masyarakat dan Sosialisasi Pogram (5) Penataan program sub dinas (6) Negosiasi dan Avokasi dengan Tim Panitia Anggaran (7) Pengendalian, Pemantauan dan Evaluasi Kerja.
Penelitian ini menyarankan (1) Penataan Organisasi dan Infrastruktur (2) Perencanaan Kesehatan Terpadu (3) Pelayanan Kesehatan yang berorientasi kepuasan masyarakat (4) Peningkatan kemampuan petugas (5) Acuan penyusunan kegiatan tahunan dengan alat ukur kinerja
Daftar bacaan : 30 (1992 - 2003)

Riau Province Siak District Health Office Strategic Plan 2005-2008 This research has done is to get Siak district health office strategic plan 2005 --2008, research location is Siak district health office in Riau Province. The operational research design used primary and secondary data analyzing. The informants are : Bupati, DPRD, Bappeda, District professional organization, and community leader. Consensus Decision making groups ( CDMG) are : Head of Administration, division of programmer Planing Sub Division, head of Division in Siak district health office, Director of Siak district Hospital, and Head of Public Health Centre in Siak district.
Vision " Healthy Siak district 2010", and Mission are : (1) To mobilized local development in healthy circumstances (2) To encourage community in healthy life style (3) To maintain and progress good quality health service, equal, and affordable (4) To maintain and progress personal health, family and community including environmental.
Internal and external factor are : economic, geographic, demographic, public policy, budgetary, facilities, and health human resources. Output strategic from Matrix lE is Hold and Maintain, and output strategic from QSPM analyzing are : (1) Product development (2) Market Penetration (3) Market Development.
Health office Balanced Scorecard program are : (1) Management and organization structural (2) Planning and progressing human resources (3) Health information management system structural (4) Community empowerment and program socialization (5) Haelth office program structural (6) Advocacy and negotiation with local budgetary commission team (7) controlling, monitoring, and evaluating performance.
This research suggest (1) Infrastructure and organization structural (2) Integrated health planning (3) Health service based on community satisfaction (4) To increase personal skill (5) To make annual activities protocol on performance tool.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12867
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bubung Muchtar Hermawan
"Perencanaan strategis pelatihan pimpinan operasional pada Direktorat Jenderal Pajak akan mencapai sasaran yang telah ditetapkan bila perencanaannya dilakukan secara sistematis.
Tujuan diadakannya perencanaan strategis pelatihan pimpinan operasional tersebut untuk meningkatkan kinerja Direktorat Jenderal Pajak, meningkatkan produktivitas kerja, meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta meningkatkan pengetahuan dan wawasan.
Metode yang digunakan untuk menganalisis perencanaan strategis pelatihan tersebut adalah metode Proses Hirarki Analitik, yaitu suatu metode pengambilan keputusan yang ditujukan untuk memodelkan problem-problem yang tidak terstruktur, dengan memasukkan judgement/pendapat pribadi dari para pengambil keputusan.
Ada tiga prinsip yang harus dilakukan dalam prosedur pemecahan suatu persoalan dengan menggunakan Proses Hirarki Analitik yaitu:
1. Identifikasi sistem.
2. Penyusunan Hirarki.
3. Penetapan prioritas.
Berdasarkan jawaban responden terhadap hasil evaluasi dan analisis perencanaan strategis pelatihan pimpinan operasional pada Direktorat Jenderal Pajak dihasilkan 5 (lima) komponen strategis yang dominan, yaitu:
1. Pemilihan Materi Pelatihan dengan bobot dan prioritas hirarki alternatif strategis: (1) pengetahuan dan wawasan, (2) keterampilan dalam bekerja, (3) sikap dan kepribadian, dan (4) kombinasi dari ketiganya.
2. Pemilihan Metode Pelatihan dengan bobot dan prioritas hirarki alternatif strategis: (1) pelatihan di lapangan, (2) metode studi kasus, (3) metode permainan peran, (4) metode coaching, dan (5) ceramah, seminar atau diskusi umum.
3. Penentuan Periode dan Waktu Pelatihan dengan bobot dan prioritas hirarki alternatif strategis: (1) setiap tahun dengan waktu pelaksanaan singkat, (2) insidental dengan penyesuaian waktu, (3) langsung satu kali saat penerimaan dengan waktu pelaksanaan panjang, dan (4) periodik dalam jumlah terbatas dengan jangka waktu panjang.
4. Penentuan Penyelenggaraan Pelatihan dengan bobot dan prioritas hirarki alternatif strategis: (1) di dalam dilakukan Pusdiklat, (2) di dalam dilakukan pihak luar, (3) di luar dilakukan Pusdiklat, dan (4) di luar dilakukan pihak luar.
5. Program Tindak Lanjut Pasca Pelatihan dengan bobot dan prioritas hirarki alternatif strategis: (1) pembinaan pelatih, (2) promosi atau mutasi, (3) pengembangan team work, dan (4) perluasan tanggung jawab dan pengawasan.
Hasil telaahan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pelatihan masih sangat dibutuhkan, begitu pula perencanaan strategis pelatihan pimpinan operasional pada Direktorat Jenderal Pajak dapat mencapai sasaran yang ditetapkan bila disesuaikan dengan hasil evaluasi dan analisis melalui pendapat responden terhadap sistem pelatihan pada Direktorat Jenderal Pajak dengan mempergunakan metode Proses Hirarki Analitik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pearce, John A.
Jakarta : Salemba Empat, 2011
658.401 2 PEA st (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiyanto
"Pembukaan UUD 1945 alinea 4 mengamanatkan bahwa Pemerintah Negara Indonesia bertujuan melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Selanjutnya amandemen UUD tahun 1945 pasal 28 H menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Pasal tersebut di atas menunjukkan bahwa bangsa Indonesia menjunjung tinggi kesepakatan universal tentang kesehatan sebagai hak azasi manusia.
Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang didasari TAP MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah, mengamanatkan pelaksanaan desentralisasi pemerintahan, termasuk dalam bidang kesehatan. Selanjutnya Pemerintah menetapkan bahwa, Otonomi Daerah mulai dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2001. Keputusan ini mengantarkan pada perubahan tatanan secara besar-besaran dan mendasar.
Puskesmas Pondok Gede Sebagai salah satu puskesmas di Kota Bekasi yang diproyeksikan sebagai puskesmas perintis dalam pengembangan puskesmas dengan tempat perawatan (DTP) serta perintis dalam hal pengembangan pelayanan kesehatan dasar puskesmas perkotaan di Kota Bekasi, dipandang perlu untuk segera membuat arah dan tujuan serta strategi kebijakan yang berlandaskan kepada perencanaan berdasarkan fakta di lapangan. Sampai dengan saat ini Puskesmas Pondok Gede Kota Bekasi belum memiliki perencanaan strategis untuk tahun anggaran 2002- 2005.
Untuk menyusun perencanaan strategis Puskesmas Pondok Gede dilakukan penelitian operational (operational research) dengan analisis faktor eksternal dan internal dari data kualitatif dan kuantitatif yang diolah dengan menggunakan software Quantitative System for Bussines (QSB+) untuk melakukan peramalan secara berseri (Time Series Forecasting). Pada tahap pertama (Input Stage) dilakukan analisis lingkungan eksternal dan lingkungan internal oleh Consensus Decission Making Group (CDMG) yang terdiri dari Unsur Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Kepala Puskesmas dan penanggung jawab program di Puskesmas Pondok Gede. Selanjutnya pada tahap kedua (Matching Stage) CDMG melakukan analisis matrix Internal-External (IE) dan SWOT untuk menentukan posisi organisasi. Pada tahap berikutnya yaitu tahap Decision Stage digunakan matrik QSPM untuk menentukan prioritas strategi utama terpilih.
Pada penelitian ini Puskesmas Pondok Gede berada pada matrix IE posisinya pada kuadran V (Hold and Maintain), dengan strategi yang direkomendasikan adalah market penetration dan product development. Sedangkan berdasarkan TOWS Matrix berada pada posisi Internal Fix-it Quadrant dengan strategi yang direkomendasikan adalah retrenchment, enhancement, market development, product development, vertical integration dan related diversification. Dari hasil matching ditetapkan bahwa Puskesmas Pondok Gede harus melakukan product development.
Puskesmas Pondok Gede disarankan agar segera menindaklanjuti hasil penelitian ini antara lain melalui sosialisasi visi dan misi kepada staf dan seluruh stakeholder terkait serta mengimplementasikan program yang dituangkan dalam strategic action plan.

The preamble of UUD 1945, 4th paragraph stated that Indonesia Government should protect the nation and develop the nation's welfare and further to enlighten it. Furthermore, amendment of UUD 1945 section 28 H stated that nation should get health service. The above section showing that Indonesia idolizes universal commitment about health as human rights.
UU No. 22 1999 about District Government and UU No. 25 1999 about Financial Balance Between National and District based on TAP MPR No. XV/MPR/1998 about District Autonomy, mandated operational of decentralization including health sector. Furthermore, governments determine that district autonomy starts at January 1, 2001. This decision makes big change and fundamental.
Pondok Gede Primary Health Centre as a Primary Health Centre (PHC) in Bekasi was projection as a volunteer in developed PHC with treatment facility and volunteer for developed basic health service for urban in Bekasi. It's important to make vision; goal and strategy that based on evidence based planning. For this time, Pondok Gede PHC does not have strategic planning for 2002-2005.
To make strategic planning Pondok Gede PHC used operational research with external and internal analysis factor from qualitative and quantitative data that processed with Quantitative System for Business (QSB+) software for time series forecasting. On first step (Input Stage) the external and internal environment analyzed by Consensus Decision Making Group (CDMG) that consist of Bekasi District Health Officer, Head of PHC and health programmer Pondok Gede PHC. Furthermore, the second step (Matching Stage) CDMG doing lE Matrix analysis and SWOT for organization positioning. For the next step is decision stage that used QSPM Matrix for chosen main strategy priority.
Pondok Gede PHC stay at Internal External Matrix in V quadrant (Hold and Maintain), with recommended strategy is market penetration and product development.
Based on TOWS Matrix the position is Internal Fix it Quadrant with recommended strategy is retrenchment, enhancement, market development, product development, vertical integration and related diversification. From the Matching Stage Pondok Gede PHC must do product development.
Pondok Gede PHC suggested that as soon as possible follow up this research result pass through socialization of vision and mission to staff and related stakeholders and implemented this program with strategic action plan.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T7792
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Edwin
"Teknologi informasi mampu mengubah cara suatu organisasi/perusahaan dalam berkompetisi. Dalam pemanfaatan teknologi informasi tersebut diperlukan suatu perencanaan strategis yang matang untuk memilih dan menerapkan teknologi apa yang akan digunakan untuk mencapai tujuan bisnis. Tugas akhir ini merupakan studi kasus pada Badan Pembina Badan Usaha Milik Negara (BPBUMN). BPBUMN sebagai lembaga pemerintah non departemen berfungsi melakukan reorientasi, restrukturisasi, profitisasi dan privatisasi BUMN. Diharapkan dengan terbentuknya badan ini dapat memacu kinerja BUMN sehingga dapat meningkatkan pemasukan bagi kas negara baik dalam bentuk deviden maupun pajak.
Pihak manajemen telah menggariskan bahwa badan ini harus bekerja dalam suatu pola yang tidak birokratis dan tanggap mengantisipasi perubahan. Untuk itu akan dilakukan suatu studi tentang bagaimana pemanfaatan teknologi informasi dapat mendukung keinginan manajemen tersebut. Hasil dari studi ini merupakan suatu usulan rencana strategis untuk sistem informasi / teknologi informasi yang akan mendukung strategi bisnis BPBUMN. Dengan dilakukannya perencanaan strategis untuk sistem informasi / teknologi informasi yang diturunkan dari rencana strategis organisasi diharapkan dapat ditentukan penggunaan teknologi informasi secara optimum sehingga investasi yang dikeluarkan dapat benar-benar dirasakan manfaatnya bagi pencapaian tujuan bisnis organisasi.
Studi akan diawali dengan menganalisa rencana strategis organisasi. Kemudian dilakukan analisa untuk menentukan rencana strategis sistem informasi / teknologi informasi. Kondisi internal dan eksternal akan dianalisa menggunakan metode SWOT. Untuk melengkapinya digunakan analisa rantai nilai/value chain dari Porter. Selanjutnya digunakan kombinasi pendekatan four-stage model of planning dari Turban alat untuk menentukan strategi sistem informasi serta environmental layer dari Tozer untuk menentukan strategi teknologi informasi.
Dan studi yang dilakukan disimpulkan bahwa strategi utama sistem informasi BPBUMN meliputi :
- Membangun suatu aplikasi berbasis PC dengan biaya minimum
- Menerapkan suatu konsep local area network di kantor pusat yang dapat meningkatkan produktivitas
- Melakukan hubungan ke intemet
- Membangun suatu intranet yang reliabel, fleksibel, mudah diterapkan dan dengan biaya yang relatif kecil untuk menghubungkan BUMN dengan BPUMN.
- Membangun suatu basis data yang dibagi pakai."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Etti Rohetti Gunawan
"Rumah Sakit Umum R Syamsudin SH adalah rumah sakit Swadana Kelas B Non Pendidikan yang merupakan Pusat Rujukan untuk Jawa Barat bagian Selatan. Sejalan dengan perubahan paradigma perumah sakitan dalam menghadapi pasar global, yaitu rumah sakit tidak lagi bersifat sosial muri, melainkan berkembang kearah sosio-ekonomi, maka rumah sakit R Syamsudin SH telah mengembangkan unit pelayanan rawat inap Utama ( VIP ), dengan tujuan meningkatkan pendapatan serta memenuhi keinginan masyarakat akan pelayanan yang lebih baik.
Dan hasil pengamatan selama ini ternyata pemanfaatan tempat tidur di ruang Utama ( Bed Occupancy Rate ) masih rendah. Salah satu faktor penyebabnya ialah belum adanya suatu sistem perencanaan yang dibuat secara strategis. Untuk menyusun suatu perencanaan strategis, dilakukan analisa terhadap lingkungan internal dan ekstemal rumah sakit, khususnya yang berpengaruh terhadap pelayanan ruang rawat inap Utama. Hasil analisa lingkungan internal dan ekstemal adalah faktor-faktor kunci sukses yang merupakan kekuatan ( strengths) , kelemahan ( weaknesses ), peluang ( opportunities ), maupun ancaman (threats).
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan posisi strategis ruang perawatan Utama rumah sakit R Syamsudin SH pada saat sekarang, serta mengusulkan suatu prioritas strategi pemasaran untuk pengembangan jangka panjang rumah sakit. Penelitian yang dilakukan merupakan studi kasus dengan pendekatan pemecahan masalah secara deskriptif-analitik. Penelitian menggunakan alat formulasi strategi berupa matrik Intemal-Ekstemal, matrik Portofolio Produk, serta matrik TOWS.
Berdasar hasil penilaian dengan QSPM, yang merupakan suatu alat untuk pengambilan keputusan strategis, didapat urutan strategi sesuai dengan prioritasnya. Prioritas pertama ialah strategi Pengembangan Produk (Product Development ), yaitu mengembangkan atau meningkatkan mutu produk untuk pangsa pasar yang ada saat ini, dan strategi Penetrasi Pasar ( Market Penetration ), yaitu meningkatkan pangsa pasar bagi produk saat ini, antara lain dengan melakukan kegiatan pemasaran yang agresif.
Usulan strategi ini diharap dapat menjadi masukan berguna bagi penyetenggaraan pelayanan ruang Utama rumah sakit R Syamsudin SH.

Syamsudin S.H. General Hospital is a Non Educational 8 - Type ,Self - Supporting hospital which is established as a top reference hospital in the Southern part of West Java. In line with the change of hospital paradigm towards global market, a hospital is no longer pure socially functioned, but should become a socio-economic one. In cope with that, R Syamsudin SH General Hospital has developed a VIP care service unit to raise revenues and providing high quality of services.
Based on recent observation, it is found that the Bed Occupancy Rate (BOR) in the VIP unit is still below expectancies. One of the reason is, there has been no strategic planning arranged for the development of the unit. In order to arrange the strategic planning, it is required to analyze the internal and external environmental factors , which are developed into key factors : strengths weaknesses, opportunities, and threats.
The objective of the research is to determine the strategic position of the VIP care unit at present, and to propose prior marketing strategies for long term objectives of the R Syamsudin SH general hospital.
The research conducted is a case study, using an analytical descriptive method. The research uses the strategic formulation tools consist of TOWS matrix, Internal-External matrix and Product Portfolio matrices. By using the QSPM matrix, it is suggested that the prior strategies that should be applied for the VIP care unit are the "Product Development Strategy", a strategy that seeks increased sales by improving or modifying present products or services, and "Market Penetration Strategy", a strategy seeks to increase market share for present products or services.
It is expected that the strategies proposed will give valuable inputs to reach the long term objectives of the hospital, and for the development of the VIP care unit itself.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erma Gustina
"Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Palembang untuk mengembangkan dirinya, diperlukan perencanaan strategis yang sesuai dengan visi, misi dan tujuan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Palembang tertuang dalam Perencanaan Strategis Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Palembang Tahun 2005 - Tahun 2008.
Dalam menyusun Perencanaan Strategis Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Palembang dilakukan penelitian dengan menggunakan metode kualitatif dan analisis data kuantitatif secara deskriptif juga menggunakan metode wawancara mendalam dalam penyusunan ini melalui beberapa tahap yaitu I Input Stage terdiri data analisis lingkungan eksternal dan internal yang dilakukan CDMG yang terdiri dan Pimpinan BTKL, Kasub Bag TO, Koordinator UPF. Pada tahap II Matching Stage, didalam CDMG dilakukan analisis Internal - Eksternal Matriks, SWOT Matriks dan menggunakan konsep Balanced Scorecard dalarn menentukan inisiatif strategi. Pada tahap yang terakhir yaitu tahap III Decision Stage menggunakan Matriks QSPM dipadukan dengan konsep Balanced Scorecard untuk mendapatkan prioritas strategi.
Berdasarkan konsep Balanced Scorecard dari hasil penelitian maka didapatkan inisiatif strategi yaitu perspektif keuangan pelanggan, proses bisnis intern dan pembelajaran / pertumbuhan dan berdasarkan konsep QSPM (Quantitative Strategi PIanning Matrix) maka didapatkan 10 strategi yang tercantum dalam table plan of action.
Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Palembang memiliki faktor peluang lebih besar dari faktor ancaman dan faktor kekuatan lebih besar dari faktor kelemahan, walaupun pesaing BTKL Palembang lebih unggul, tetapi masih diperlukan suatu tindakan untuk meningkatkan kualitasnya.
Inisiatif strategis yang dipilih perlu diimplementasikan dengan memadukan konsep Balanced Scorecard yaitu menggunakan 4 perspektif dan dengan konsep Quantitatif Strategi Planning Matriks sehingga menghasilkan prioritas strategi.

Palembang Environmental Health Technique Hall, to develop itself needed a strategic plan matching with vision, mission and aim of Palembang Environmental Health Technique Hall as written in the Palembang Environmental Health Technique Hall Year 2005 - Year 2008
In arranging Strategic Plan of Palembang Environmental Health Technique Hall conducted some research by using qualitative method and analyze the quantitative data by descriptively also using circumstantial interview method in this compilation through some phase that is phase I, Input stage consisted of the external and internal environmental analysis conducted by CDMG which consist the Head BTKI, the Head of TU Sub unit, UPF Coordinator. At phase II, matching stage, in CDMG has been using Internal - External Matrix, SWOT Matrix also using Balanced Scorecard concept in determining initiative strategy. The last phase that is phase DI, Decision Stage using the QSPM matrix allied with Balanced Scorecard concept to get the strategy priority.
Based on Balanced Scorecard concept from research result hence initiative strategies which are client financial perspective, intern business process and the study or growth and based on the QSPM (Quantitative Strategy Planning Matrix) concept hence 10 strategies with contained in table plan of action.
In this research concluded that Palembang Environmental Health Technique Hall got a bigger opportunity factor than threat factor and strength factor bigger than weakness factor, although the competitor of Palembang BTICL is better, but still needs an action to increase its quality.
Initiative strategic that have been selected, needed to be implementation by combining Balanced Scorecard concept which use 4 perspective and by concept of Quantitative strategy Planning Matrix so that the strategy priority can be yield.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramudita Darmabrata
"Studi yang membahas masalah pedagang kaki lima telah banyak dilakukan baih oleh negara-negara berkembang maupun oleh para ahli dari negara maju. Namun masih banyak juga kaki lima menjadi masalah sosial perkotaan di negara-negara berkembang, Indonesia termasuk diantaranya mengemban masalah ini.
Permasalahan sesungguhnya oleh para ahli dikemukakan karena kesalahan cara melihat PKL. Mereka dianggap sebagai masalah sosial yang perlu diberantas. Selain itu mereka juga dipisahkan dari sektor perekonomian modern dan di labelkan sebagai sektor ekonomi informal. Mereka adalah komunitas tersendiri yang masih menjalankan sistem perekonomian tradisional, yang mereka jalankan tanpa modal yang besar untuk memulainya. Ini berjalan bukan tanpa sebab. Modus ekonomi tradisional ini berjalan alas dasar latarbelakang kultur adat asal mereka masing-masing. Kedua adalah karena latar belakang ekonomi mereka yang rendah, hanya dapat menyediakan modal kecil, dan dapat mengandalkan sistem kekerabatan mereka yang erat untuk menjalankan usahanya.
Studi ini bertujuan mencari alternatif pemecahan masalah penataan kaki lima dengan perspektif pendekatan sosiologi perkotaan dan planologi perkotaan, dengan memilih lokasi penelitian di Pasar Baru Kota Bekasi. Yang dipelajari, sebagaimana seharusnya untuk tiap proses membuat kebijakan seharusnya diawali dengan assesment seperti berikut, adalah bagaimana karakteristik sosioekonomi PKL, untuk menganalisa apa yang menjadi kebutuhan, hambatan dan potensi mereka Kemudian meninjau, apa konsep yang dimiliki pemda kota, sebagai penyelenggara publik kota, dalam menangani PKL.
Bagaimana strategi, perencanaan tata ruang kota dan pelaksanaan kebijakan-kebijakannya dilapangan?.
Metade yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi metode kualitatif dan kuantitatif, dengan penekanan analisa secara kualitatif. Analisa kuantitatif digunakan sebagai dukungan data profil PKL yang nyata dalam menganalisa temuan-temuan penelitian. Profit PKL dan karakteristik sosioekonominya dalam penelitian ini hanya sebatas untuk menemukan kebutuhan, potensi dan pola kehidupan aktivitas mereka Sedangkan untuk analisa tingkat makro, yaitu. tinjauan perkotaannya, lebih efektif dianalisa dengan metode kualitatif Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk 50 pedagang kaki di Pasar Baru Bekasi. Penelitian kualitatif adalah dengan melakukan indept interview dengan beberapa pejabat pemkot Bekasi terkait. Termasuk pula di tingkat camat dan kelurahan. Ditambah wawancara dengan beberapa konsumen pasar dan warga kota untuk mendapatkan opini dan aspirasi mereka.
Dari penelitian ditemukan bahwa karakter pedagang tradisional, termasuk PKL, berasal dari latarbelakang kultural rnereka masing-masing yang embedded dalam kehidupan mereka, bahkan dalam organisasi perniagaan mereka Sedangkan pedagang di Pasar Baru Bekasi berasal dari bermacam etnis. Ini menjadi hal yang unik sekaligus rumit yang menjadikan warna kemasyarakatan di pasar itu. Untuk pengelolaannya diperlukan konsep bottom up untuk efektivitas manajemennya di tingkat mikro maupun makro.
Pola berdagang ekonomi subsisten yang "menjemput" konsumen dengan berdagang di tempat-tempat strategis dan terbuka, mengakibatkan mereka memadati bahu jalan, bahkan sampai sebagian dari badan jalan, menghambat lalu lintas kota dan memperburuk pemandangan kota. Maka perlu strategi untuk dapat mengakomodasi keberadaan mereka disertai dengan regulasi-regulasi yang perlu disepakati stakeholder kota dalam masalah ini.
Hans Dieter Evers memberikan perspektif untuk jalan pemecahan masalah perkotaan dari segi sosiologi perkotaan, yang menjadi problem klasik negara-negara berkembang di Asia Tenggara. Evers memberikan teori Image of the City yang dikemukakan Kevin Lych untuk melihat kembali kepada pikiran mendasar sederhana, yaitu dengan mengurai analisa elemen-elemen dasar kota. Sedangkan di tingkat kebijakan perkotaan penulis merekomendasikan langkah-langkah yang di ajukan oleh John M Bryson untuk menyepakati kembali visi untuk dapat membuat perencanaan strategis untuk mengorganisasi PKL menjadi pedagang tradisional di pasar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>