Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13956 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Purana di Bali memiliki peran yang sangat penting, karena di dalamnya memuat beberapa hal seperti awal mula terjadinya alam semesta, genealogis para Dewa, genealogis para raja dan keturunan keluarga, fungsi dan status pura Sena tradisi-tradisi yang ada. Kesemua hal-hal tersebut sangat berguna sebagai pedoman bagi generasi selanjutnya dalam melaksanakan bishama para leluhur agar tetap dapat dipertahankan. Oleh sebab itu banyak keinginan masyarakat di Bali agar memiliki purana di pura yang mereka empon (penanggungjawab). Salah satunya adalah Pura Luhur Pucak Bukit Gede yang terletak di Banjar Poyan Desa Luwus, Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan yang berstatus sebagai Pura Kahyangan Jagat (pura penyungsungan umum). Pura ini berfungsi sebagai pusat religius dalam konsep catursala yang dikelilingi oleh beberapa pura sebagai sala (mahkota), diantaranya Pucak Bukit Buwung, Pucak Melangki, Pucak Sari dan Pucak Hyang Api. Berdasarkan tinggalan arkeologinya pura Luhur Pucak Bukit Gede merupakan pura peninggalan abad ke-11 sampai 12 tempat stananya Dewa Siwa Gana yang memiliki fungsi sebagai tempat memohon kekuatan (taksu) bagi masyarakat."
JPSNT 20:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Iyer, TGS Balaram
Madurai : Sri Karthikeiya Publication, 1975
726.15 IYE h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: SPAFA, 1983
930.1 FIN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa
"Skripsi ini membahas tentang relief - relief lepas yang berasal dari situs Candi Menakjingga dan yang sekarang disimpan di Pusat Informasi Majapahit untuk dapat diketahui latar belakang keagamaan bangunan Candi Menakjingga berdasarkan tema cerita dan penggambaran relief, serta untuk mengetahui perkiraan bentuk Candi Menakjingga dan perkiraan letak panil relief pada bangunan candi. Penelitian ini menggunakan kajian analogi dengan mempersamakan ciri atribut pada relief dan struktur bangunan yang ada di Candi Menakjingga dengan relief dan bentuk bangunan candi lain yang mempunyai ciri yang sama.
Hasil penelitian membuktikan bahwa Candi Menakjingga berlatar belakang agama Hindu dengan perkiraan bentuk denah candi adalah segi empat berukuran 24 x 24 m, menghadap ke arah barat, memiliki satu pagar keliling dan dua teras yang pada dindingnya dipahatkan relief yang mungkin dibaca secara pradaksina. Teras pertama dipahati relief cerita Tantri Kamandaka dan relief hewan ornamental, sedangkan teras kedua dipahati relief cerita Panji.

The focus of this study is the relief from Menakjingga Temple and Majapahit Information Centre. It is to show the background of religion base on tales and relief, also to show form of Menakjingga Temple, place of relief, and building structure. This research use analogical approach that identical the attributes of relief of Menakjingga Temple with relief and form of building from other Temples that shown the same characteristic.
The result proved that the temple has background of Hindu, rectangular sketch with measurement 24 x 24 m, has one hedge and two terraces with relief read as pradaksina. First terrace has relief from sequences of Tantri Kamandaka and decorative relief. Second terrace decorate with the scene of Panji stories."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11416
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lombard, Denys
Indonesia: Pusat Penelitian Dan Pengembangan Arkeologi, 2008
930.1 DEN g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Stuart-Fox, David J.
Leiden: KITLV Press, 2002
294.54 STU p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Tradisi perang api merupakan salah satu tradisi yang ada di Provinsi Bali. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat di beberapa desa di Bali, salah satu di antaranya, dilaksanakan di pura Luhur Duasem, desa Subamia,Kabupaten Tabanan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, serta teknik pengumpulan data berupa : observasi, wawancara, dan kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa tradisi perang api yang dilaksanakan di pura Luhur Duasem, sudah dilaksanakan sejak jaman dahulu, dan merupakan warisan nenek moyang. Tradisi perang api, dilaksanakan pada hari anggara kasih tambir nuju purnama (perhitungan berdasarkan kalender Bali). Sebelum acara pelaksanaan, dilakukan persiapan terlebih dahulu, seperti : persiapan berbagai sarana dan prasarana, membentuk kelompok, serta mempersiapkan tempat untuk penyelenggaraan tradisi. Pelaksanaan tradisi perang api, mengandung makna bagi kehidupan bermasyarakat, khususnya bagi masyarakat pendukungnya. adapun makna pelaksanaan tradisi perang api, antara lain: makna kesejahteraan, makna sosial, dan makna budaya."
JNANA 19:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Shackley, Myra
London: B.T. Batsford , 1985
930.1 SHA u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tawalinuddin Haris
"Berdasarkan catatan sejarah, hubungan dagang antara Cina dengan Jawa telah berlangsung cukup lama, yaitu sejak abad ke 5 Masehi. Hubungan tersebut ditopang pula oleh jalur-jalur pelayaran yang telah dikenali oleh orang-orang Cina untuk sampai dan singgah di kepulauan Nusantara Peningkatan aktivitas di bidang perdagangan dan pelayaran di daerah kepulauan Nusantara, mengakibatkan tumbuh dan berkembangnya tempat atau pos-pos pedagang Cina yang kemudian menjadi pemukiman-pemukiman khusus orang Gina (pecinan) di sejumlah daerah di kepulauan Nusantara Akibat lebih lanjut, sudah tentu terjadi interaksi sosial budaya antara orang (pedagang) Cina dengan orang setempat (pribumi). Latar belakang tersebut, yang mendorong penelitian ini dilakukan dengan fokus masalah pada pengaruh budaya Cina pada daerah pesisir utara Jawa dan Madura Tujuan yang dikehendaki adalah terungkapnya dan teridentifikasinya pengaruh budaya Cina serta latar sejarah keberadaan unsur-unsur budaya Cina tersebut.
Upaya mengungkapkan budaya Cina tersebut dilakukan melalui kajian arkeologis historis dengan sasaran penelitian pada aspek tinggalan arkeologisnya yang terdapat pada daerah yang diteliti yaitu Cirebon, Semarang, Gresik dan Madura.
Hasilnya menunjukan bahwa orang-orang Cina total' dijumpai keberadaannya diseluruh Jawa dan Madura sejak masa lampau. Mereka bermukim di kota-kota pelabuhan di daerah pesisir atau muara-muara sungai besar yang menjadi pasat perdagangan dan sarana transportasi yang menghubungkan daerah pantai dengan pedalaman. Pilihan lokasi atau tempat tinggal orang Cina di suatu kota, mungkin tampaknya berkaitan dengan kegiatan usaha di sektor perdagangan. Keberadaan orang Cilia di daerah pesisir ditandai pula dengan hadirnya pemukiman Cina (Pecinan). Pengaruh budaya Cina tampak kentara dijumpai pada sejumlah tinggalan arkeologis yang ditemui di daerah yang menjadi lokasi penelitian.
(Dana Rutin DIK. MAKI No.5.2501tahun 1998/1999/LPUI,...57 hal, foto,peta)"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
LP 1999 127
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>