Ditemukan 9616 dokumen yang sesuai dengan query
"Pada dekade 1980-an banyak kritik ditujukan pada pengajaran dan analisis ilmu ekonomi pembangunan. Usaha memproduksi pangan yang memadai, usaha menyediakan lapangan pekerjaan, dan usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal ternyata tidak mampu menghilangkan kemiskinan. Pendekatan Sustainable Livelihoods dengan berpusat pada aset yang dimiliki oleh khususnya kaum miskin dan livelihoods strategies yang dipergunakan diharapkan bisa menutup kekurangan yang dirasakan dalam usaha mengatasi masalah kemiskinan. Dalam pendekatan Sustainable Livelihoods, konsep keberlanjutan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam mengatasi kemiskinan. Ada empat jenis keberlanjutan yang harus diperhatikan yaitu keberlanjutan ekologis, ekonomis, sosial, institutional dan kelembaman (resilience)...."
JEB 11:1 (2005)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Yudhistira
"Pandangan konvensional tentang pembangunan yang hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi tidak lagi sejalan dengan berkurangnya ketersediaan sumber daya tak terbarukan yang membutuhkan pembangunan berkelanjutan. Indonesia menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan, salah satu bentuk perwujudannya di desa. Penelitian ini bertujuan untuk memperluas pemahaman tentang perilaku masyarakat setempat terhadap higienitas untuk mendukung kelestarian lingkungan dan keberlanjutan ekonomi rumah tangga, termasuk identifikasi berbagai faktor yang terkait dengan pembangunan berkelanjutan dan membuat saran bagi masyarakat desa dan pemerintah untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di desa.
Pemodelan menggunakan dinamika bisnis sistem menggunakan model dasar Pezzey tentang ekonomi lingkungan yang berkelanjutan, kemudian dikembangkan sesuai dengan hasil metode penelitian campuran yang menggabungkan wawancara mendalam dengan data historis desa dan studi literatur. Model kemudian disimulasikan dan hasilnya menunjukkan bahwa polusi akan terus meningkat setiap tahun, tetapi seiring waktu orang akan beradaptasi terutama terhadap polusi udara dan air. Namun, penyakit akibat polusi tanah yang disebabkan memakan pisang membutuhkan waktu yang lama sehingga penduduk desa tidak peduli dan terus memakan pisang berkualitas rendah. Pengurangan limbah keluarga dan penghijauan diperlukan untuk mengurangi jumlah polusi.
The conventional view of development which is only oriented to economic growth is no longer in line with the decreasing availability of non-renewable resources that requires sustainable development. Indonesia applies the concept of sustainable development, one form of manifestation is in the village. This research aims to extend understanding the behavior of the local community towards hygiene to support environmental sustainability and the sustainability of the household economics, including the identification of various factors related to sustainable development and make suggestions for village communities and the government to achieve sustainable development in the village. Modeling using system business dynamics used Pezzey's basic model of sustainable environmental economic, then it was developed in accordance with the results of mix methods that combine in-depth interviews with historical village data and literature studies. The model is then simulated and the results show that pollution will continue to increase every year, but over time people will adapt especially to air and water pollution. However, diseases from soil pollution caused by eating bananas take a long time so that the villagers do not care and continue to eat poor quality bananas. Reduction of family waste and greening are needed to reduce the amount of pollution."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Someren, Taco C.R. van
"After the agricultural and industrial revolution, China is creating the third growth wave based on sustainability. This greening of the Chinese economy offers threats and opportunities for Western organizations. Getting a piece of this new cake requires strategic innovations in both policy and corporate strategy. Based on the theory of strategic innovation and their extensive practical experiences in doing business with China, the authors propose potential areas and activities for strategic innovation in the West in response to Green China."
Berlin: Springer-Verlag, 2012
e20396875
eBooks Universitas Indonesia Library
Hackett, Steven C.
Armonk, N.Y.: M.E. Sharpe, 2001
333.7 HAC e
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Porter, Douglas R.
Washingson, D.C.: Urban Land Institute, 2001
711.4 POR p
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Erik Assadourian, project director
"In the 2012 edition of its flagship report, Worldwatch celebrates the twentieth anniversary of the 1992 Earth Summit with a far-reaching analysis of progress toward building sustainable economies. Written in clear language with easy-to-read charts, State of the World 2012 offers a new perspective on what changes and policies will be necessary to make sustainability a permanent feature of the world's economies. "
Washingto, D.C.: Island Press, 2012
e20405764
eBooks Universitas Indonesia Library
Carley, Michael
London: Earthscan Publications, 1998
338.927 CAR s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Alti Nurmuhariaty Kusmayadi
"Perubahan iklim merupakan respons terhadap peningkatan konsentrasi gas rumah kaca sebagai akibat dari aktivitas manusia. Pada tahun 2015, UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change) termasuk Indonesia menandatangani Perjanjian Paris (Paris Agreement). Salah satu kerangka kerja yang disediakan dalam Perjanjian Paris adalah terkait dengan dukungan keuangan/pembiayaan. Green bond didefinisikan sebagai instrumen keuangan pendapatan tetap untuk meningkatkan modal guna membiayai atau membiayai kembali (re-financing) proyek-proyek hijau yang memenuhi syarat. Kecenderungan green bond adalah menciptakan peluang untuk berinvestasi pada lingkungan dengan memberikan nilai terhadap lingkungan dan perekonomian sebuah negara. Namun, representasi green bond dalam pasar obligasi secara global ternyata tidak lebih dari 2%. Meskipun pasar green bond berkembang pesat di Indonesia, namun masih dalam tahap awal. Masalah dalam riset ini adalah fakta bahwa jumlah penerbitan green bond di Indonesia terutama oleh pihak korporasi masih rendah. Padahal kebijakan terkait sustainable finance di telah diberlakukan sejak 2014 dan pengaturan terkait kerangka green bond dan penerbitan green bond juga telah tersedia sejak 2017. Berdasarkan masalah tersebut, tujuan riset ini adalah untuk melakukan evaluasi terhadap kebijakan green bond dan memberikan rekomendasi kebijakan dalam rangka mendukung upaya terwujudnya pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Metode yang digunakan dalam riset ini adalah gabungan antara metode kuantitatif dan kualitatif (mix method) menggunakan quantitative content analysis, analisis statistik deskriptif, analisis finansial dan wawancara mendalam. Hasil riset menunjukkan bahwa green bond di Indonesia memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai alternatif pembiayaan yang mendukung upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Hal-hal yang menjadi kendala dalam pengembangan pasar green bond di Indonesia antara lain adalah tidak adanya perbedaan keuntungan secara finansial bagi penerbit maupun investor yang berinvestasi pada green bond dan belum optimalnya insentif yang didapatkan bagi pihak yang berinvestasi pada green bond di Indonesia. Kesimpulan dari riset ini adalah diperlukan upaya tambahan dari yang telah dilakukan saat ini, seperti adanya bentuk insentif tambahan bagi pihak yang berinvestasi pada green bond, adanya penguatan regulasi/kebijakan yang dapat mendorong peningkatan dan pengembangan pasar green bond di Indonesia, dan kolaborasi antar pemerintah untuk mendukung pengembangan pasar green bond di Indonesia agar pembangunan berklenajutan dapat terwujud.
Climate change is a response to the increasing concentration of greenhouse gases resulting from human activities. In 2015, the United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), including Indonesia, signed the Paris Agreement. One of the frameworks provided in the Paris Agreement is related to financial support. Green bonds are defined as fixed-income financial instruments used to raise or refinance capital for eligible green projects. The trend of green bonds aims to create opportunities for investing in the environment, adding value to both the environment and the economy of a country. However, the global representation of green bonds in the bond market is still less than 2%. Although the green bond market in Indonesia is growing rapidly, it is still in its early stages. The issue addressed in this research is the fact that the issuance of green bonds in Indonesia, primarily by corporate entities, remains low. This is despite the implementation of sustainable finance policies since 2014 and the availability of regulations and frameworks for green bond issuance since 2017. Based on this issue, the research aims to evaluate green bond policies and provide policy recommendations to support sustainable development efforts in Indonesia. The research methodology combines quantitative and qualitative methods (mixed method), utilizing quantitative content analysis, descriptive statistical analysis, financial analysis, and in-depth interviews. The research findings indicate that green bonds in Indonesia have the potential to be utilized as a financing alternative that supports sustainable development efforts. Constraints in the development of the green bond market in Indonesia include the lack of financial benefits for issuers and investors in green bonds and the suboptimal incentives provided to parties investing in green bonds in Indonesia. The conclusion of this research highlights the need for additional efforts beyond the current initiatives, such as providing additional incentives for parties investing in green bonds, strengthening regulations/policies to encourage growth and development of the green bond market in Indonesia, and fostering collaboration among governments to support the development of the green bond market in Indonesia to achieve sustainable development goals."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
DIPLU 4:2(2012)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library