Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163788 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penulisan ini bertujuan untuk menemukan hubungan kesepadanan tekstual dan keputusan dalam penerjemahan yang bertujuan untuk mendapatkan penerjemahan yang komunikatif. Kata-kata dan frasa yang diterjemahkan haruslah dilihat secara keseluruhan teks. Tata bahasa dan perbendaharaan kata adalah bagian dari teks yang komunikatif. Hubungan antara makna dan keadaan harus ditinjau dari sudut pembaca."
MBUNTAR 13:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Harimurti Kridalaksana, 1939-
Flores: Nusa Indah, 1985
499.2 HAR f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Amanda Putri
"Makalah ini merupakan penelitian mengenai perbedaan penggunaan bahasa vernakular dan standar antara lakilaki dan perempuan dengan menggunakan metode kajian pustaka. Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam berbicara, baik dalam aspek fonologi, tata bahasa, maupun kosa kata. Selain itu, menurut beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat kecenderungan penggunaan bentuk bahasa yang berbeda: laki-laki dianggap lebih sering menggunakan bahasa vernakular, sementara perempuan lebih cenderung memilih bentuk standar. Makalah ini juga akan membahas mengenai faktor-faktor yang mungkin menjadi dasar kecenderungan tersebut, di antaranya kesadaran akan status sosial, ekspektasi masyarakat terhadap kedua gender, dan maskulinitas. Tidak hanya alasan, makalah ini juga akan membahas konsekuensi yang mungkin terjadi karena penggunaan kedua bentuk bahasa yang berbeda tersebut. Penelitian ini menyimpulkan bahwa laki-laki lebih sering menggunakan bahasa vernakular dan perempuan lebih senang menggunakan bahasa standar karena beberapa faktor, yang kemudian akan memberikan beberapa konsekuensi.

This paper is a research focusing on the differences in using vernacular and standard language between men and women by using literature review. Men and women have some distinctions in speaking, not only in phonological aspect, but also in grammar and vocabulary. Furthermore, according to some research conducted, there are different tendencies in language forms use: men are considered to use vernacular forms more often, while women tend to choose standard forms. This paper will also discuss about some factors that might be the reasons behind those tendencies, which are the social status awareness, society?s expectation towards both gender, and masculinity. Not only the reasons, this paper will also discuss about the consequences that might happen because of the different use of language forms mentioned. This research concludes that men use vernacular forms more often indeed, and women prefer standard forms because of some factors, which will be followed by some consequences.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Febrianantya
"ABSTRAK
Dampak Penggunaan Strategi Penerjemahan pada Kesepadanan Pragmatis dalam Subtitle Film Jumanji.Tesis ini membahas dampak penggunaan strategi penerjemahan pada subtitle dalam film Jumanji. Dampak itu dilihat melalui kesepadanan pragmatis antara subtitle dan situasi adegan film. Penelitian ini berancangan kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Sumber data penelitian ini adalah replik dialog, subtitle, dan gambar situasi adegan film Jumanji yang mengandung tindak tutur direktif perintah dan larangan. Langkah awal penelitian ini adalah penjabaran situasi adegan dari replik dialog dan subtitle yang mengandung tindak tutur direktif perintah dan larangan. Langkah berikutnya adalah menganalisis strategi penerjemahan yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan replik dialog pada subtitle. Kemudian, menganalisis fungsi tuturan penutur dan tanggapan mitra tutur dalam peristiwa tutur yang terjadi dalam situasi adegan untuk menjabarkan tindak tutur direktif perintah dan larangan. Langkah terakhir adalah menganalisis koherensi antara subtitle dan situasi adegan dari data terpilih. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa sepuluh data dinyatakan tidak berhasil, lima data dinyatakan kurang berhasil, dan tujuh data dinyatakan sudah berhasil mencapai kesepadanan pragmatis. Dengan begitu, penelitian ini menunjukkan bahwa kesepadanan pragmatis merupakan tujuan dari penerjemahan dalam film. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan strategi penerjemahan merupakan faktor penting dalam mencapai kesepadanan pragmatis dalam film.

ABSTRACT
The impact can be seen through pragmatic equivalence between subtitle and ongoing situation scene. This research is a qualitative research that uses descriptive analysis method. The source of this research is taken from replica dialog, subtitle, and ongoing situation picture that are containing directive speech acts of command and prohibition. First step to do in this research is describing ongoing situation when speaker and co speaker are doing conversation. Then researcher analyzes translation strategy that translator used to translate the directive speech acts into subtitle. Then researcher also analyzes speaker rsquo s speech and co speaker rsquo s reaction to the directive speech to describe the speech acts function in ongoing situation scene. For the last step, researcher analyzes coherency between subtitle and ongoing situation scene. By this research, researcher finds that ten data are declared unsuccessful, five data are expressed less successful, and seven data are successful to achieve pragmatic equivalence. So that, this research shows that the pragmatic equivalence can impact the quality of subtitle. Besides, researcher also finds that the aim of making subtitle in film translation is to be accurate and natural to the ongoing situation scene. "
2015
T46600
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Rita Maria
"Ilmu pragmatik sebagai bagian dari ilmu linguistik mulai berkembang di Indonesia pada awal tahun 70-an. Walaupun sudah berjalan sekitar 20 tahun belum banyak orang yang menulis maupun yang membuat penelitian mengenai pragmatik. Saya mencoba membuat penelitian mengenai konvensi pragmatik sekelompok penutur bahasa Indonesia dan bahasa Jerman.
Masalah-masalah yang dibahas dalam tesis ini terdiri atas: bentuk-bentuk pragmatik bahasa Indonesia dan bahasa Jerman; persamaan dan perbedaan bentuk-bentuk pragmatik bahasa Indonesia dan bahasa Jerman; dan faktor-faktor pragmatik yang harus ditekankan dalam pengajaran bahasa Jerman di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah; agar diperoleh bentuk-bentuk pragmatik bahasa Indonesia dan bahasa Jerman; persamaan dan perbedaan bentuk-bentuk pragmatik bahasa Indonesia dan bahasa Jarman; juga agar diperoleh hal-hal yang harus ditekankan dalam pengajaran bahasa Jerman di Indonesia.
Hasil analisis menunjukkan faktor-faktor yang harus ditekankan dalam pengajaran bahasa Jerman ialah pengungkapan makna-makna yang berlainan caranya dalam bahasa Jerman dan dalam bahasa Indonesia, antara lain, pemakaian kata Herr... tidak bisa berdiri sendiri, tidak bisa dikombinasikan dengan nama depan atau nama panggilan, tetapi dikombinasikan dengan nama keluarga. Dalam bentuk sopan santun dipakai bentuk pengandaian Konnten Sie...? serta klausa pengandaian "Es ware nett, ...." Pemakaian partikel vielleicht; mal; doch besar pengaruhnya dalam kalimat sopan santun.
Juga bentuk es dan man yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia perlu ditekankan oleh pengajar bahasa Jerman.

Pragmatics is a discipline that has been developed since in the early 1970s. Although it has been over 20 year now, not many people have written nor showed an interest in this area. This Thesis is an attempt to study the pragmatic convention of a group of speakers both in the Indonesian and German language.
The problems discussed in this thesis are as follows: the differences and similarities of pragmatic forms in both Indonesian and German; and pragmatic factors that should be emphasized in the teaching of Indonesian and German. The purpose of this study is to obtain the pragmatic forms in Indonesia, the similarities and differences in pragmatic form in both Indonesian and German; and to find the factors that should be emphasized in teaching of German-in Indonesia
The finding in this analysis shows that the factors that should be emphasized in the teaching of German the differences in the expression of meanings in Indonesian and German, for example, the word `Herr' which cannot occur in isolation, and cannot be use with forenames or nicknames, but it should occur with Emily names. The polite form in German uses the conditional forms `Konnten Sle.... ?' and the conditional clause `Es ware nett '. The Use of the particles `vielleicht, mil, dock' has a great effect the polite forms. Also the forms `es' and `man' that do not exist in Indonesian should be emphasized by the teacher of German."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diem Ihsan
Palembang: Universitas Sriwijaya, 2011
401.45 DIE p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Hampir semua kata dalam bahasa Indonesia memiliki suku kata. Karena berbagai alasan, kata harus dipisah (dipenggal) menjadi beberapa penggalan suku kata dengan cara meletakkan tanda penghubung di antara kata tersebut. Dalam bahasa Indonesia, terdapat aturan mengenai peletakan tanda penghubung di antara bagian kata yang dipenggal. Agar peletakan tanda penghubung tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan program komputer, ada beberapa aturan dengan perkecualiannya harus dimasukkan ke dalam program komputer tersebut. Tulisan ini akan membahas proses peletakan tanda penghubung pada suku kata pertama kata-kata yang diawali dengan huruf B."
MBUNTAR 13:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988
499.25 SEM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Irzanti Sutanto
"Untuk mengatasi kesimpangsiuran dan ketidakseragaman penggunaan preposisi dalam bahasa Indonesia, perlu kiranya diteliti sistem sintaktis dan semantis bahasa yang berkaitan dengan penggunaan preposisi. Bilamanakah dan preposisi apakah yang wajib digunakan sesudah verba tertentu. Sebagai langkah awal, penelitian ini dibatasi pada verba asal dan verba berprefiks ber-.
Secara teoretis, hasil penelitian berupa kaidah penggunaan preposisi. Secara praktis, hasil penelitian berupa daftar verba dengan pasangan preposisinya.
Penelitian ini bersifat kualitatif dan dilakukan dengan memetik kalimat yang mengandung verba asal berpreposisi atau verba berprefiks ber- berpreposisi. Setelah itu dilakukan analisis semantis dan sintaktis untuk membuktikan apakah suatu preposisi wajib hadir atau dapat dilesapkan (tidak wajib hadir) tanpa mengubah makna kalimat yang bersangkutan.
Hasil analisis memperlihatkan bahwa preposisi yang wajib hadir dituntut oleh (a) makna verba, (b) ciri semantis nomina yang terdapat sesudah preposisi, (c) ciri semantis subjek, dan (d) tunggal atau jamaknya subjek. Bertolak dari hasil tersebut, disusunlah daftar verba asal dan verba berprefiks ber- bersama pasangan preposisinya yang wajib atau tidak wajib. Daftar tersebut diharapkan dapat membantu Para penutur bahasa Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Satria Darmalaksana
"Debat Pilkada DKI Jakarta 2017 merupakan wadah bagi para pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) untuk mengukur kompetensi dan kelayakannya sebagai orang nomor 1 dan 2 di Provinsi DKI Jakarta. Untuk mendapatkan perhatian, dukungan, dan kepercayaan warga DKI Jakarta, para pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur melakukan hal yang disebut tindak tutur performatif dalam menyampaikan gagasan dan programnya ketika beradu pendapat. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis dan maksud tindak tutur performatif yang digunakan para pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur. Data penelitian ini adalah seluruh tuturan para pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur pada segmen empat, lima, dan enam dalam debat perdana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tindak tutur performatif dalam Debat Pilkada DKI Jakarta 2017 dengan jenis asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklarasi dengan maksud memosisikan penutur dalam kebenaran, memengaruhi mitra tutur untuk melakukan sesuatu, menunjukkan komitmen penutur pada masa mendatang, mengutarakan sikap perasaan penutur, dan mengetahui penyebutan suatu hal.

Jakarta Gubernatorial Election debate 2017 was a stage for governors candidates and vice governors candidates to show their competence and expediency as the number 1 and 2 in DKI Jakarta. To get interest, support, and trust from DKI Jakartas citizens, the candidates did acts in deliver their ideas and programs. This acts are called performative utterance. The purpose of the research is to identify kind and meaning of the performative utterance that the candidates used. The research data are the candidates utterance from segment four, five, and six of first Jakarta Gubernatorial Election debate. The research output are performative utterance in Jakarta Gubernatorial Election debate 2017, with kind assertive, directive, commisive, expressive, and declarative, with meaning to place the speaker as the truth, to influence audience to do something, to show speakers commitment in the future, to explain speakers sentiments attitude, and to know matters mentioning."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S70477
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>