Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101536 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Perkembangan dari indeks pembangunan orang-orang Indonesia cenderung turun naik dan selalu di belakang Cina, Thailand, Malaysia, dan Filipina. Program pemberantasan buta huruf adalah salah satu usaha dalam mengajar pencapaian peningkatan kampanye pendidikan yang secara relatif akan mempertinggi perbaikan/peningkatan indeks pendidikan sebagai bagian dari komponen HDI. Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengidentifikasi kondisi sosial budaya; 2) menggambarkan situasi gerakan pemberantasan buta huruf; 3) merancang model hipotesis kebudayaan lokal yang berorientasi pada pembelajaran; dan 4) mengevaluasi keefektifan budaya lokal yang berorientasi pada pendidikan dalam gerakan pemberantasan buta huruf pada kelompok coastal di desa Gebang Mekar, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon. Proses model pembangunan mengarah pada prosedur yang dikembangkan oleh Borg dan Gall (1989 : 784-785). Kajian ini menunjukan bahwa indeks HDI Kabupaten Cirebon pada tahun 2011 adalah 69,27 yang merupakan angka di bawah rata-rata dari indeks HDI Provinsi Jawa Tengah (72,73), dengan 3,36 nilai ketidaksesuaian, sementara jumlah yang buta huruf adalah 88.550 orang. Hasil analisis mengenai keefektifan budaya lokal berorientasi pada model pembelajarn melek huruf/pemberantasanbuta huruf menunjukan bahwa model tersebut terbukti efektif dalam meningkatkan kompetensi pendidikan, pendidikan bahasa Indonesia, kemahiran pekerjaan tertentu, peningkatan budaya lokal, penguasaan diri, kemahiran dan keterampilan dalam aplikasi IT. Keefektifan ujian secara statistic yang diukur menunjukan perubahan pada level keterampilan dan kemahiran pendidikan dari tidak memilikinya sampai dengan mahir/cekatan."
JURPEND 15:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sinamo, Jansen H.
Jakarta: Institut Darma Mahardika, 2006
302.224 4 JAN k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Prabowo Sri Hayuningrat
"ABSTRAK
Dalam persaingan merebut perhatian pemirsa, stasiun televisi selalu
berusaha menciptakan inovasi-inovasi baru dalam tayangannya, termasuk reality
show. Penayangan reailty show mengundang cukup banyak kontroversi dari
masyarakat karena isinya yang mengandung banyak rekayasa. Penelitian kualitatif
yang bersifat deskriptif ini menggunakan definisi Potter mengenai kemampuan
message-focused pemirsa dalam melihat media literacy khalayak dewasa dini
terhadap tayangan reality show Orang Ketiga. Menggunakan paradigma
konstruktivis, kemampuan yang akan dilihat dalam penelitian ini adalah analisis,
membandingkan/mengkontraskan, evaluasi, dan abstraksi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa khalayak dewasa dini menunjukkan media literacy ketika
menyaksikan tayangan tersebut. Faktor-faktor yang membentuk media literacy
khalayak antara lain adalah latar belakang keluarga, pekerjaan, pergaulan, serta
tingkat pengalaman khalayak dalam mengkonsumsi media massa.

ABSTRACT
The latest innovation created by TV stations to grab audience share is
reality television shows. These shows stir lots of controversy on the amount of
scripted materials that needed to create them. Using constructivist paradigm and
qualitative approach, this descriptive research observes media literacy on early
adulthood audience on Orang Ketiga reality show based on Potter?s message-
focused media literacy skills: analyze, compare/contrast, evaluate, and making an
abstraction. The result shows that early adulthood audience demonstrates
sufficient media literacy when watching Orang Ketiga. Factors that build media
literacy on the audience were, among others, family background, professional
background, social relationship and audience?s experience with mass media."
2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Putri Laras Chanti
"Penelitian ini didasari oleh fenomena meningkatnya pendapatan masyarakat Indonesia pada beberapa tahun terkakhir, namun intensi menabung masyarakat justru cenderung menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh literasi keuangan dan financial self-efficacy terhadap intensi menabung pada karyawan dewasa muda. Pengukuran literasi keuangan dilakukan dengan menggunakan alat ukur Tes Pengetahuan Keuangan (Sjabadhyni dkk, 2016), pengukuran financial self-efficacy dilakukan menggunakan Financial Self-Efficacy Scale (Lown, 2011), dan pengukuran intensi menabung dikembangkan dari Ladhari dan Michaud (2015). Partisipan berjumlah 434 karyawan dewasa muda yang diperoleh melalui teknik accidental sampling.
Hasil penelitian menujukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari literasi keuangan dan financial self-efficacy secara bersama-sama terhadap intensi menabung (F=8.964, p < 0.01). Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan karyawan dewasa muda untuk mampu meningkatkan literasi keuangan dan financial self-efficacy agar dapat membuat keputusan keuangan dengan lebih baik, misalnya keputusan untuk menabung di bank.

This study was based on the phenomenon towards the rising income that Indonesian citizens have recieved in recent years, but the intention of saving is likely to decline. This study was conducted to find out the influence of financial literacy and financial self-efficacy on saving intention among young adult employees. Financial literacy was measured using Tes Pengetahuan Keuangan (Sjabadhyni dkk, 2016), financial self-efficacy was measured using Financial Self-Efficacy Scale (Lown, 2011), and saving intention scale was developed from Ladhari and Michaud (2015). The participants of this study were 434 young adult employees, which were obtained through accidental sampling technique.
The main result shows that there are significant influence of financial literacy and financial self-efficacy on saving intention (F=8.964, p < 0.01). Based on this result, it is suggested for young adult employees to improve their financial literacy and financial self-efficacy in order to make financial decision better, like the decision to saving in the bank.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65129
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tririzky Amalina Diyanti
"Penelitian ini didasari oleh fenomena rendahnya tingkat menabung masyarakat Indonesia. Penelitian ini menjelaskan pengaruh dari literasi keuangan dan trait neuroticism terhadap intensi menabung pada karyawan dewasa muda. Literasi keuangan diukur dengan menggunakan alat ukur Tes Pengetahuan Keuangan (TPK) dari Sjabadhyni et al. (2016) yang disusun berdasarkan teori dari Lusardi dan Mitchell (2014). Trait neuroticism diukur menggunakan instrumen Big Five Inventory (John, Donahue dan Kentle, 1991). Alat ukur intensi menabung dikembangkan dari Ladhari dan Michaud (2015). Responden adalah karyawan dewasa muda berusia 21 tahun hingga 40 tahun.
Analisis statistik multiple regression analysis menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan dari literasi keuangan dan neuroticism terhadap intensi menabung karyawan dewasa muda, sehingga hipotesis null (Ho) ditolak F(2, 431) = 8.262, p < 0.01, R2 = 0.037). Artinya, semakin tinggi tingkat literasi keuangan dan semakin rendah skor trait neuroticism individu maka intensi menabungnya akan semakin besar. Dengan demikian, karyawan perlu meningkatkan pengetahuan keuangannya agar dapat membuat keputusan finansial yang lebih baik.

This research is based on the phenomenon of the low level of saving in Indonesia. This research explains the effect of financial literacy and neuroticism trait to saving intention among young adulthood employees. Financial literacy was measured by using Tes Pengetahuan Keuangan (TPK) developed by Sjabadhyni et al. (2016) based on the theory from Lusardi and Mitchell (2014). Neuroticism trait was measured by the Big Five Inventory (John, Donahue & Kentle, 1991). Saving intention instrument was developed from Ladhari and Michaud (2015). Respondents were 434 young adult employees ranging from 21 years old to 40 years old.
Multiple regression statistical analysis shows that financial literacy and emotional ability has a significant effect on saving intention among young adult employees, so the null hypothesis in this research is rejected F(2, 431) = 8.262, p < 0.01, R2 = 0.037. Which means, the higher the person?s level of financial literacy and the lower the person's score of neuroticism trait their saving intention will also be bigger. Therefore, employees need to increase their financial knowledge in order to make better financial decisions.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65432
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Kressan
"Didasari oleh fenomena pentingnya menabung bagi dewasa muda, penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh literasi keuangan dan materialisme terhadap intensi menabung pada karyawan dewasa muda. Alat ukur terdiri dari Tes Pengetahuan Keuangan (TPK) yang disusun berdasarkan teori Lusardi & Mitchell (2008), Materialism Values Scale Short-Form dari Richins (2004), serta skala intensi menabung. Responden penelitian sebnyak 434 karyawan dewasa muda yang didapatkan melalui teknik accidental sampling.
Pengolahan statistik regresi linear berganda menunjukkan bahwa literasi keuangan dan materialisme, secara bersama-sama, mempengaruhi intensi menabung secara signifikan (F = 4,748, p < 0,05), dengan nilai R2 = 0,022 yang berarti sebesar 2,2% varians skor intensi menabung dapat dijelaskan oleh literasi keuangan dan materialisme. Meski demikian, hanya variabel literasi keuangan yang berpengaruh secara signifikan terhadap intensi menabung. Berdasarkan hasil tersebut, edukasi keuangan dapat menjadi salah satu alternatif intervensi untuk meningkatkan intensi menabung masyarakat.

Based on the importance of savings in young adulthood phenomenon, this study is aimed to examine the effect of financial literacy and materialism on saving intention among young adult employees. The instrument consists of Tes Pengetahuan Keuangan (TPK) which is based on the theory of Lusardi and Mitchell (2008), Materialism Values Scales Short-Form from Richins (2004), and saving intention scale. Respondents of this study are 434 young adult employees that obtained through accidental sampling technique.
The multiple linear regression result shows that financial literacy and materialism, together, significantly affect the saving intention (F = 4,748, p <0,05), with R2 = 0,022, which means a 2,2% variance score of saving intention can be explained by financial literacy and materialism. Nonetheless, only a financial literacy variables that significantly influence the saving intention. According to these results, financial education can be an alternative intervention to improve society?s saving intention.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bayu Fadhilah
"Financial literacy merupakan pengetahuan tentang keuangan yang berguna untuk membuat keputusan keuangan. Ditambah lagi, faktor motivasi berupa attitude toward money yang dimiliki individu membuat ia lebih terdorong untuk mempelajari financial literacy. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara attitude toward money dan financial literacy. Pengukuran attitude toward money menggunakan alat ukur Money Ethic Scale (MES) yang dikembangkan oleh Tang (1995) dan telah diadaptasi oleh Caesara (2014). Sedangkan untuk mengukur financial literacy, peneliti menggunakan alat ukur literasi keuangan yang dikembangkan oleh Chen dan Volpe (1998) yang telah dimodifikasi dan diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Irwan (2019). Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara daring melalui media sosial. Dari 156 partisipan dewasa muda, ditemukan adanya hubungan positif signifikan antara attitude toward money (M = 40.13, SD = 3.324) dan financial literacy (M = 8.74, SD = 2.280), rs (156) = .146, p < .05, one-tailed. Hasil dari penelitian ini memberikan manfaat teoritis terhadap bidang riset psikologi konsumen sekaligus saran kepada dewasa muda untuk memahami pentingnya sikap terhadap keuangan dalam peningkatan meningkatkan financial literacy individu.

Financial literacy is knowledge about finance that is useful for making financial decisions. In addition, the motivational factor in the form of an individual's attitude toward money makes him more motivated to study financial literacy. This research is a quantitative research with a correlational design that aims to determine the relationship between attitude toward money and financial literacy. Measuring attitude toward money uses the Money Ethic Scale (MES) measurement tool developed by Tang (1995) and has been adapted by Caesara (2014). Meanwhile, to measure financial literacy, researchers used a financial literacy measurement tool developed by Chen and Volpe (1998) which has been modified and adapted into Indonesian by Irwan (2019). Data collection was carried out by distributing questionnaires online through social media. From 156 young adult participants, it was found that there was a significant positive relationship between attitude toward money (M = 40.13, SD = 3.324) and financial literacy (M = 8.74, SD = 2.280), rs (156) = .146, p < .05, one-tailed. The results of this study provide theoretical benefits to the field of consumer psychology research as well as suggestions for young adults to understand the importance of attitudes towards finance in increasing individual financial literacy."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desak Made Melinda Mutiara
"Perkembangan teknologi telah membawa perubahan pada aktivitas literasi. Akses terhadap sumber literasi kini bisa diperoleh dengan mudah melalui sumber bacaan digital. Salah satu penyedia bahan bacaan digital di Indonesia adalah iPusnas. iPusnas merupakan aplikasi m-Library milik Perpustakaan Nasional yang menyediakan koleksi buku digital secara gratis dan legal. Meskipun gratis, pengguna iPusnas saat ini masih sangat sedikit. Hal ini mungkin terjadi karena kualitas sistem yang kurang baik jika dibandingkan dengan aplikasi sejenis. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain alternatif aplikasi iPusnas yang dapat meningkatkan kualitas pengalaman pengguna dan memfasilitasi penerapan strategi metakognisi. Strategi metakognisi merupakan fondasi dari pemahaman membaca yang baik, dengan menerapkan strategi ini pembaca bisa lebih sadar akan proses berpikirnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed methods yakni dengan kuesioner daring, wawancara kontekstual, diary study, dan usability testing. Secara keseluruhan diperoleh 208 responden yang menjawab kuesioner system usability scale (SUS) dan instrumen metakognitif secara daring. Nilai SUS yang diperoleh adalah 69.2 sehingga sistem masih memerlukan banyak perbaikan. Strategi metakognitif yang paling banyak diterapkan responden secara berurutan adalah problem-dealing strategies, guessing strategies, information dealing strategies, overviewing strategies, dan supporting strategies. Sebanyak 11 partisipan dilibatkan dalam diary study selama tiga hari untuk memahami perilaku pengguna dalam penerapan strategi metakognitif. Berdasarkan data-data tersebut dikembangkan sebuah desain alternatif yang menjawab kebutuhan dan masalah pengguna terkait penerapan strategi metakognitif. Usability testing jarak jauh tanpa moderasi dilakukan untuk mengevaluasi desain alternatif. Berdasarkan hasil UT tersebut terdapat beberapa fitur dan halaman yang perlu dievaluasi ulang. Beberapa partisipan juga mengungkapkan saran perbaikan pada kuesioner daring yang disebarkan. Dengan demikian masih terdapat peluang perbaikan untuk desain alternatif.

Technological advancement has brought massive changes in literacy activities. Access to literacy resources can now be obtained effortlessly through digital reading material. iPusnas is one of the service providers of digital reading material in Indonesia. iPusnas is a mobile library application developed by the National Library of Indonesia which provide numerous collections of free and legal e-Book. Despite their free service, iPusnas still does not have that many active users. This might occur because the system is not yet established compared to their competitor. The aim of this study is to provide an alternative design of iPusnas mobile application that can improve the quality of user experience and facilitate the use of metacognitive reading strategy. Metacognitive strategy is the foundation of good reading comprehension, by applying this strategy reader can be more aware of their thinking process. Therefore, this theory can be used as a basis theory in developing alternative design. Mixed methods is used throughout this study including online questionnaire, contextual interview, diary study, and usability testing. In total, 208 respondents completed online system usability scale (SUS) questionnaire and metacognitive reading strategy instruments. The SUS score obtained from the questionnaire is 69.2, this shows that the system still needs a lot of improvement. Strategies that are most to the least used among respondents consecutively are: (1) problem-dealing strategies, (2) guessing strategies, (3) information-dealing strategies, (4) overviewing strategies, and (4) supporting strategies. Furthermore 11 participants were involved in diary study within three days in a row to gain a complete understanding about the use of metacognitive strategy during their reading session. Both qualitative and quantitative data obtained from the study are used to develop an alternative design. Finally, a remote unmoderated usability testing is carried out to evaluate the alternative design developed. Based on the result, there are several features and pages that need to be re-evaluated for a better experience. Participants also expressed some suggestions for improvement on the given online questionnaire. These imply that there are still room for improvement to this alternative design. "
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This paper is a research report on computer literacy among rural people. The research trys to answer the question of how far computer literacy level of the rural community? the research was carried out based on positivistic paradigm with the quantitative approach through a survey. The research covered Bangka and Belitung, The Bangka Belitung ; Kerinci and Marangin; The Jambi;Kaur and South of Bengkulu. The result show that: 1) there is strong symmetrically connections between the variation of the age category and the variation of the computer literacy in the respondent's circle in Jambi; 2) There is no strong connection between the difference of the generation and the score of computer literacy in the respondent's Bengkulu circle; 3) There is strong symmetrically connection between the difference of the genneration and the score of computer literacy in the respondent's Babel circle."
JSKM 11:2 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>