Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 226704 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"School bullying merupakan masalah serius di Indonesia dan membutuhkan perhatian ahli dari berbagai ilmu untuk mencari solusinya. School bullying melibatkan perilaku agresif yang dianggap normal pada anak muda. Perilaku siswa di sekolah dipengaruhi oleh kondisi sekolah maupun peer group yang ada yang terbentuk mulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga. Salah satu hubungan yang dimiliki anak dengan orangtuanya disebut sebagai pola attachment dengan tiga pola utama yaitu secure, avoidant atau ambivalent attachment. Penelitian ini ingin melihat hubungan pola attachment terhadap orang tua dan perilaku agresi pada pelau school bullying. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan populasi penelitian siswa-siswi pelaku school bullying di Jakarta. Responden penelitian berusia antara 15-18 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pelau bullying adalah anak perempuan (n-35, 66%) karena mungkin mereka cenderung berperilaku membully secara verbal. Sedangkan hubungan antara pola avoidant attachment dan pola ambivalent terhadap tendensi perilaku agresi tidak dapat dilakukan karena jumlah responden tidak memadai. Penelitian selanjutnya perlu menambah jumlah responden pada kelompok ini, karena mereka yang mempunyai pola non-secure attachment sangat mungkin lebih agresif dan beresiko menjadi bullies yang bersifat fisik."
JIPM 1:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yayan Ferdian
"Skripsi ini membahas mengenai Proses Pelaksanaan Konseling Dalam Menangani Tindakan bullying Di Skolah Menengah Atas. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini mencoba mendeskripsikan proses konseling dan mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam proses konseling yang diterapkan oleh Sekolah Menengah Atas "Y".
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses konseling yang diterapkan sudah baik namun ada beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki oleh Sekolah Menengah "Y" seperti peraturan yang diterapkan untuk bullying verbal, pengawasan sekolah di tempat yang kurang terstruktur, kerjasama sekolah dengan orang tua, dan peningkatan pengetahuan element sekolah baik di dalam (guru, kemanan, dan administrasi) maupun di luar (orang tua) sekolah mengenai tindakan bullying.

This thesis is concerned to the process of the implementation of counseling in order to handle of bullying at senior high school. This research applied quantitative research with describe research as the type of research. This thesis is trying to describe the process of the counseling and to know the barrier and supporting factor in the process of counseling which is implemented by senior high school "Y".
The result of research shows that the process of counseling which is implemented is good enough yet. There are several weaknesses that must be improved by senior high school "Y" such as rule which is implemented for verbal bullying, school's control at the lack of structured places, school and student's parents cooperation, and the improvement of the knowledge of school's element both inside (teacher, security, and administration) and outside (parent) of the school concerning bullying.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S52613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Paramitha
"Sikap siswa terhadap bullying menjelaskan mengenai sikap positif atau negatif yang dimiliki oleh siswa mengenai korban atau pelaku bullying. Penelitian ini disusun untuk melihat hubungan antara general belief in a just world yang dimiliki oleh siswa reguler di sekolah inklusi dengan sikap mereka terhadap bullying kepada siswa ASD. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 65 siswa reguler pada dua SMP inklusi di Jakarta dengan menggunakan dua alat ukur, yakni General BJW-Scale dari Dalbert (2000) serta Provictim Scale Rigby (1997).
Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara General BJW yang dimiliki oleh siswa dengan kecendrungan sikap mereka terhadap bullying yang mana siswa dengan general BJW yang tinggi cenderung menunjukkan sikap yang negatif terhadap bullying kepada siswa ASD. Sikap siswa yang negatif terhadap bullying menunjukkan bahwa siswa tersebut menolak bullying yang terjadi dan mendukung teman ASD mereka. Faktor demografis seperti jenis kelamin, usia, dan hubungan kekerabatan dengan ASD tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sikap siswa mengenai bullying kepada siswa ASD.

Students' attitude towards bullying explains their positive or negative attitude towards bullies or their victims. This research is aimed to view the relationship between the general belief in a just world of regular-class students in an inclusive school and their attitude towards bullying to ASD students. This research utilizes 65 regular-class students from two inclusive junior high schools in Jakarta as samples, using two instruments, which are the General BJW-Scale by Dalbert (2000) and the Provictim Scale by Rigby (1997).
From this research, it can be concluded that there is a positive significant relationship between General BJW of regular-students with their attitude towards bullying, where students with relatively high general BJW tend to display a negative attitude towards bullying to ASD students. This negative attitude towards bullying shows student's disagreement about bullying dan support to their ASD's schoolmates. Demographic factors such as sex, age, and familiarity with ASD do not have a significant relationship towards students' attitude towards bullying of ASD students.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52424
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desiree
"Skripsi ini membahas perilaku bullying dengan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Tujuan dari penelitian ini yang pertama adalah untuk mengetahui pemahaman bullying dari pihak pesantren dan pihak santri. Kedua untuk mengetahui perilaku bullying di Pesantren "X". Pihak pesantren dan santri mengetahui pengertian bullying, kategori bullying, penyebab bullying, dampak bullying. Perilaku bullying yang terjadi di Pesantren "X" adalah kekerasan fisik, ejekan, pengucilan, pemalakan, memerintah secara paksa. Belum adanya peraturan khusus bullying yang diterapkan di Pesantren "X".

This thesis describes about Bullying Behaviour, which uses approximation qualitative and descriptive method. The first purpose from the research is to detect a comprehension about the Bullying Behaviour from Pesantren and Santri. The second is to detect the bullying behaviour at Pesantren "X. Party pesantren and santri know the definition of bullying, bullying categories, causes of bullying, effects of bullying. Bullying behavior happened in boarding school "X" is physical abuse, ridicule, ostracism, bullying, ruled by force.Until this time, bullying behaviour occurs continually at Pesantren "X". The absence of special rules that apply in the boarding school bullying "X"."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S45216
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Trianawati
"Tujuan penulisan ini untuk mengetahui dan menjelaskan strategi coping yang digunakan oleh anak sebagai korban bullying di sekolah. Selain itu, penulisan ini ingin menjelaskan penerapan strategi coping dikarenakan persepsi kerentanan dirinya sebagai korban bullying dan perasaan stress selama ia di sekolah. Penulisan ini menggunakan metode penulisan unobtrusive melalui pendekatan analisis isi. Jumlah keseluruhan artikel media massa online mencapai 105 kasus. Berdasarkan hasil tinjauan penulis, strategi coping yang digunakan yaitu diam, menghindari sekolah, mencari pertolongan, membalas, membawa senjata ke sekolah dan mengikuti kegiatan di sekolah. Dukungan sosial dan penjagaan di sekolah mampu mempengaruhi penggunaan coping oleh korban bullying.

The purpose of writing is to explain the coping strategies used by the child as a victim of bullying at school. In addition, this paper wants to explain the application of coping strategies due to the perception of vulnerability itself as the victim of bullying and feelings of stress for his/her at school. This writing used unobtrusive research through content analysis approach. The total number of mass media articles online reached 105 cases. Based on the results of the review authors, coping strategies used are silent, avoiding school, seeking help, revenge, bring weapons to school and attending activities at school. Social support and capable guardianship in schools can affect the use of coping by victims of bullying."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Guilford Press, 2001
371.5 PEE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Salim
"Penelitian ini ingin melihat hubungan antara empati dengan perilaku bullying serta perilaku defending yang dilakukan oleh siswa reguler terhadap siswa dengan ASD di SMPN inklusif yang berlokasi di Jakarta. Penelitian dilakukan terhadap 158 siswa reguler kelas 7 dan 8 yang memiliki teman sekelas dengan ASD. Pengumpulan data secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan dua instrumen.
Empati diukur dengan Interpersonal Reactivity Index (IRI) sementara perilaku bullying dan defending diukur dengan Self Report of Behaviors in Bullying. Wawancara dengan guru dan siswa juga dilakukan untuk menambah gambaran seputar sekolah inklusi, karakteristik siswa dengan ASD di kelas, serta hubungannya dengan para siswa reguler.
Kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat hubungan yang negatif antara empati dengan perilaku bullying (r= -0,301, p < 0,01), dan hubungan yang positif antara empati dengan perilaku defending (r= 0,554, p < 0,01). Hal tersebut berarti semakin tinggi tingkat empati para siswa reguler terhadap siswa dengan ASD, maka semakin rendah tingkat perilaku bullying dan semakin tinggi tingkat perilaku defending yang mereka tampilkan.

This research aims to find the correlation between empathy and bullying and defending behavior performed by regular students towards student with ASD in public inclusive middle schools located in Jakarta. The participants are 158 regular students in 7th and 8th grade who have a classmate diagnosed with ASD. Quantitative data collection was conducted using two instruments.
Empathy was measured using Interpersonal Reactivity Index (IRI), while bullying and defending behavior was measured using Self Report of Behaviors in Bullying. Interviews with teachers and students were also done in order to obtain more informations about the inclusive school, characteristics of student with ASD, and their relationship with other students.
The main results of this research show that empathy is negatively correlated with bullying behavior (r= -0,301, p < 0,01), and at the same time empathy is positively correlated with defending behavior (r= 0,554, p < 0,01). That is, the higher empathy of regular students towards student with ASD, then the lower bullying behavior and the higher defending behavior is displayed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ponny Retno Astuti
"Pembentukan support network beberapa tahun terakhir ini menjadi sarana komunikasi yang dipandang cukup efektif untuk menghimpun kelompok masyarakat dan berbagai kalangan. Bagi mereka, sarana komunikasi seperti ini merupakan tempat yang dapat menyalurkan kepentingannya menuju tujuan kolektif yang sudah disepakati bersama.
Oleh karena fungsinya yang sangat membantu memperkuat potensi penggunanya, maka peneliti dalam studi intervensi sosial untuk menanggulangi masalah bullying di SMA XO, menggunakan support network sebagai instrumen intervensi untuk memberdayakan peran orang tua. Berdasarkan studi preliminary berupa studi pustaka dan observasi di lapangan yang dilakukan peneliti dan tim intervensi, peneliti merasa perlu untuk menggunakan pendekatan Transtheorelical Model of Behavioral Change (TTM) sebagai model intervensi. Pendekatan ini mempunyai lima tahap perubahan untuk rneningkatkan kesadaran orangtua agar berperan-serta menanggulangi bullying. Lima tahap perubahan ini adalah Precontenplation, Contemplation, Preparation, Action, dan Maintenance. Indikator yang diperlukan individu untuk mencapai setiap tahap adalah motivasi, performa, harapan, nilai dan proses perubahannya.
Dalam hal perubahan nilai, peneliti merasa perlu untuk memberikan alat lain yaitu program SAHABAT. Program ini dimaksudkan sebagai referensi bagi orangtua untuk meningkatkan kesadaran memahami bullying melalui pembaruan nilai-nilai persahabatan yang barmaids dan bertanggungjawab dan pengorganisasian diri dalam jaringan orangtua.
Melalui pengenalan tahap perubahan, pemanfaatan support network dan program SAHABAT sebagai referensi, maka diharapkan orangtua sebagai kelompok target menyadari dan mampu berperan-serta menanggulangi masalah bullying di SMA xo.
Sementara itu studi baseline dilakukan melalui serangkaian observasi, wawancara, dialog, lobby, diskusi dan workshop. Dalam studi ini dengan menggunakan alat ukur I atas ditemukan bahwa kesadaran orangtua untuk berperan¬serta menanggulangi bullying di SMA XO rendah. Oleh karena itu peneliti memerlukan upaya pendekatan yang cermat dan mudah diterima kelompok target orangtua. Dernikian pula dalam workshop gabungan yang terdiri dari orangtua, guru clan siswa, peneliti hares melakukan teknik pelatihan yang memberi kesadaran positif, menarik hati, berbasis riset dengan bahasa sederhana dan praktis.
Hasil intervensi ini adalah munculnya motivasi yang kuat dari orangtua untuk berperan-serta menanggulangi bullying dan terbentuknya tim kerja dan jaringan orangtua bersama guru dan siswa dengan usulan, kampanye "No More Senoritas", "Hari Babas Marah", "Asih, Asuh & Asah" dan program kerja yang disetujui Kepala sekolah."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T18795
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auliana Shani Ahsha
"Kasus bullying memiliki prevalensi yang tinggi pada anak usia sekolah. Korban bullying seringkali takut melaporkan pelaku sehingga membutuhkan bantuan dari pihak lain yang terlibat dalam bullying, seperti bystander. Kehadiran bystander memiliki kesempatan untuk menolong korban sehingga mengurangi dampak bullying. Tindakan bystander dalam menolong korban bullying dapat dimotivasi dari adanya empati. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara empati dan perilaku menolong korban bullying di sekolah. Penelitian menggunakan deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional pada 277 siswa SMP di kota Bekasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil uji korelasi Pearson didapatkan nilai r = 0,407 dengan p = 0,0001 sehingga mengartikan adanya hubungan yang bermakna antara empati dan perilaku menolong korban bullying. Hasil penelitian merekomendasikan pihak sekolah dan puskesmas untuk mengembangkan program PKPR yang sudah ada sehingga dapat meningkatkan empati siswa di sekolah.

Cases of bullying have a high prevalence in school age children. Victims of bullying are often afraid to reporting the bullies so that requiring assistance from others who involved in bullying such as bystander. The presence of bystanders has an opportunity to help the victim then reduce the impact of bullying. Bystander action can be motivated by empathy. The purpose of this study is to determine the relationship between empathy and defending bullying victim in school. This study used descriptive correlative with cross sectional approach on 277 middle school students in Bekasi. Data collection was carried out by using a questionnaire. Pearson correlation test obtained r value 0,407 with p 0,0001 so that means there is a significant relationship between empathy and defending bullying victim. This study result recommended the school and puskesmas to developing PKPR which can increase student rsquo s empathy in school. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69337
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katarina Menik Astuti
"Setiap individu pasti melakukan kegiatan dan berada dalam setting tempat tertentu. Peristiwa dan pengalaman di suatu tempat memiliki kaitan dengan persepsi individu dan ikatan pada tempat tersebut. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara school well-being, bullying dan place attachment di Sekolah Menengah Atas dan antar ketiganya. Pengukuran school well-being mengadaptasi alat ukur school well-being (Anne Konu, 2002) dan pengukuran place attachment mengadaptasi alat ukur place attachment (Williams, 1989), sedangkan pengukuran bullying menggunakan pertanyaan terbuka mengenai situasi yang terjadi. Jumlah sampel penelitian ini adalah 133 orang yang merupakan mahasiswa tingkat pertama di Universitas Indonesia.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara school well-being, bullying dan place attachment maupun antar ketiganya, kecuali antara school well-being dan bullying. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa perubahan skor dari satu variabel dapat diikuti dengan perubahan skor pada variabel lainnya.
Hasil penelitian mengenai hubungan school well-being dan bullying dengan menggunakan partial correlation dan mengontrol place attachment yang tidak signifikan diasumsikan peneliti disebabkan oleh ikatan yang muncul dengan sekolah membuat persepsi kesejahteraan diri siswa tidak terpengaruh dengan perilaku bullying yang terjadi. Selain hasil diatas, didapatkan pula hasil bahwa bullying lebih sering terjadi di sekolah swasta dibandingkan dengan sekolah negeri dan well-being siswa yang bersekolah di luar Jabodetabek cenderung lebih tinggi dibandingkan di Jabodetabek.

Every individual must do activities and be in a certain place setting. Events and experiences in a place linked to individual perception and attachment to the place. Therefore, this study was conducted to determine the significant relationship between school well-being, bullying and place attachment in high school and intercorrelation between them. Measurements adapted the school well-being measure school well-being (Anne Konu, 2002) and measurement of place attachment measure place attachment adaptation (Williams, 1989), whereas measurements using open-ended questions about the bullying situation occurs. The study sample size was 133 people which is a first year student at the University of Indonesia.
The results of this study indicate that there is a significant relationship between school well-being, bullying and place attachment and between the three, but the school well-being and bullying. Based on the results of the study can be seen that the change in score of one variable can be followed by changes in scores on other variables.
Results of research on the relationship of well-being and school bullying by using partial correlation and place attachment control is not significant due to the researchers assumed that ties up with schools to make students self-perception of well-being is not affected by bullying behavior happened. In addition to the results above, also obtained results that bullying is more common in private schools compared to public schools and wellbeing of students who attend school outside Jabodetabek tend to be higher than in Jabodetabek.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47684
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>