Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 216003 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Masalah yang menjadi kajian dari penelitian ini adalah mengenai hasil belajar siswa yang kajiannya difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, meliputi kompetensi guru, komitmen mengajar, dan efektifitas proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah yang diungkap dalam penelitian ini adalah sejauhmana pengaruh kompetensi guru dan komitmen mengajar terhadap efektifitas proses pembelajaran serta implikasinya pada hasil belajar siswa baik secara parsial maupun secara bersama-sama. Metode penelitian yang digunakan adalah explanatory survey method dengan teknik pengumpulan data angket skala lima kategori likert terhadap 60 orang guru SMA di Kota Tasikmalaya. Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan langsung dan tak langsung dari variabel eksogen terhadap variabel endogen. Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar siswa, efektifitas hasil pembelajaran, kompetensi guru dan komitmen mengajar guru SMA di Kota Tasikmalaya termasuk dalam kategori tinggi dan terdapat pengaruh kompetensi guru dan komitmen mengajar terhadap hasil belajar siswa melalui efektifitas proses pembelajaran."
JURPEND 14:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pendidikan sebagai sebuah aktivitas penting dalam mempertahankan kelangsungan hidup manusia mengalami perkembangan yang begitu pesat. Pendidikan sebagai sebuah aktivitas penting tentunya memiliki sebuah proses yang disebut dengan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan proses belajar yang terjadi baik secara langsung dengan menggunakan tutor maupun secara tidak langusng dengan memanfaatkan media. Media yang umum digunakan dalam proses belajar adalah buku. Menurut hasil survey yang dilakukan oleh BPS (Biro Pusat Statistik) didapatkan hasil bahwa minat baca cukup rendah terutama dikalangan siswa. Dengan dmeikian, tentu perlu adanya alternatif media untuk terus meningkatkan minat baca dikalangan siswa. Alternatif media yang saat ini bayak dikembangkan adalah video tutorial. Pengembangan media alternatif ini perlu diujikan untuk melihat dampak yang terjadi dikalangan siswa. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan menyebarkan kuesioner. Populasi yang digunakan adalah siswa SMA dan SMK Negeri yang ada di Kota Denpasar. Hasil yang diperoleh adalah penggunaan media berbasis audio video lebih menarik dibandingkan dengan media yang berbasis teks.
"
SWISID 2:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Artikel ini menjelaskan penggunaan pendekatan lesson study pada mata kuliah Microteaching di Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Bengkulu. Kegiatan ini dibagi menjadi dua seksi, yaitu pengembangan ketrampilan yang terdiri dari diskusi dan sesi praktek mengajar. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa penerapan pendekatan lesson study pada mata kuliah Microteaching secara efektif meningkatkan pengalaman mengajar calon guru."
FKP 30:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Trini Nurwati
"Dosen sebagai tenaga pengajar dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dosen sebagai bagian dari proses belajar mengajar dan dosen sebagai individu. Sebagai bagian dari proses belajar mengajar dituntut untuk menjadi tenaga profesional pendidikan dengan segala kompetensi yang dipersyaratkan, termasuk didalamnya mampu mengelola proses belajar mengajar dengan balk. Sebagai seorang individu dosen tak lepas dari adanya faktor-faktor yang akan selalu berbeda antara yang satu dengan yang lain. Faktor-faktor tersebut meliputi umur, jenis kelimin, latar belakang pendidikan, pelatihan yang pernah diikuti, akta mengajar yang pernah diikuti, pengalaman mengajar dan beban mengajarnya.
Sesuai dengan tugas dan peranannya seorang dosen harus mempunyai kompetensi mengajar sehingga menghasilkan lulusan yang bermutu, handal dan profesional. Para dosen akademi keperawatan swasta juga memiliki berbagai keanekaragaman faktor-faktor yang dimilikinya dan berdasarkan hasil wawancara dan catatan hasil ujian semesteran MK 105, MK 213, MK 217, MK 320 temyata masih banyak mahasiswa yang memperoleh nilai di bawah nilai kelulusan sehingga harus ikut ujian ulang (her). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan inforrnasi mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kompetensi mengajar dosen akademi keperawatan swasta di kota Bandung.
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan desain cross sectional . Lokasi penelitian adalah di Bandung, di Akper Borromeus, Akper Bhakti Kencana, Akper Bidara mukti dan Akper Achmad Yani. Pola penelitian ini tidak dilakukan pengambilan sampel karena semua dosen yang mengajar 4 mata kuliah keahlian sebanyak 75 orang dijadikan responden. Pengumpulan data primer dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada dosen yang mengajar MK 105, MK 213, MK 217, dan MK 320 clan kepada mahasiswa tahun ke I, II, III yang terpilih untuk melakukan penilaian kompetensi mengajar dosen . Analisis data terdki dari analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan 62,7% dosen memiliki kompetensi mengajar cukup baik. Dari basil analisis bivariat diketahui latar belakang pendidikan dengan nilai p value = 0,020, beban mengajar dengan nilai p value = 0,030 dan umur dengan nilai p value = 0,020 mempunyai hubungan bermakna dengan kornpetensi mengajar. Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukkan hanya latar belakang pendidikan yang berhubungan bermakna dengan kompetensi mengajar dengan nilai OR 4,88 setelah dikontrol oleh variabel akta mengajar, beban mengajar, dan umur.
Disarankan kepada Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan agar membuat suatu kebijakan bagi tenaga pengajar yang akan mengikuti pendidikan lanjut harus relevan dengan bidang keahliannya. Bagi Kanwil Depkes Propinsi agar melakukan pembinaan intensif kepada, institusi swasta. Bagi pimpinan Akademi Keperawatan agar disusun suatu program untuk meningkatkan kompetensi mengajar dengan menambah penguasaan pengetahuan/bahan pengajaran melalui pendidikan lanjut, pelatihan bidang studi dan pendidikan akta mengajar. Bagi dosen akademi keperawatan agar berusaha meningkatkan kompetensi mengajarnya melalui pendidikan lanjut, pendidikan akta mengajar atau latihan mengajar sendiri. Bagi peneliti lain agar diadakan penelitian sejenis dengan cakupan populasi yang lebih leas dan variabel penelitian yang lebih banyak.
Daftar Pustaka : 40 (1974 -1999)

Factors Related to Lecturer's Teaching Competence in Teaching Expertise Subject at Private Nurse Academy, Bandung, 2000Lecture as a teaching instructor can be seen from two dimensions, i.e. lecturer as a part of teaching-learning interaction and as an individual. As a part of teaching-learning interaction, lecturer is demanded to be a professional educator with all competence required, including teaching-learning management. As an individual, lecturer depends on some factors which differ from one another such as age, gender, education background, training, teaching certificate (AKTA), teaching experience and his/her teaching load.
A lecturer has to have teaching competence in order to bear high quality, reliable and professional graduates. Lecturers at private nurse academy also have various factors and based on interview and semester-test result of MK 105, MK 213, MK 217, MK 320 turned out that many students had. scores below passing grades. Therefore they have to makeup exam. Moreover this research has objective to obtain information about some factors related to lecturer's teaching competence at private nurse academy in Bandung.
The research were carried out in Bandung at Akper Borromeus, Akper Bhakti Kencana, Akper Bidara Mukti, and Akper Achmad Yani by using cross sectional design. This research didn't take sample for there are 75 respondents who teach four expertise subjects. Primary data is carried out by givings questioners to lecturers who teach MK 105, MK 213, MK 217, and MX 320 and to students from first, second and third year who are chosen to evaluate lecturer's teaching competence.
Analysis is carried out with univariat to find out frequency distribution. Bivariat analysis with simple logistics regression to find out the relation between independent variable and dependent variable; and confounding variable and dependent variable. Multivariat analysis with logistic regression to find out at the sometime some independent variables and confounding variables which is estimated influence dependent variable.
The result showed 62,7% lecturers have good teaching competence. The result of bivariat analysis was found out education background with score p value = 0.020; teaching load with score p value = 0,030 and age with score p value = 0.020 had correlation with teaching competence. The result of multivariat analysis with logistic regression was found out education background had correlation with teaching competense with score Odds Ratio or OR 4.88 after controlled by teaching certificate variable (AKTA), teaching load and age.
Based on the result of this research, we suggest the Center for Education for Health Personnel (Pusdiknakes) make a policy for teaching staffs who are going to take further education should be relevant to their competencies. Provincial Health Department (Kanwil Depkes) should give intensive assistance to private institutions especially for quantity and qualification of permanent and part-time teaching staffs. Nurse academy director should design programs to increase teaching competence by adding the mastery of knowledge/teaching material through further education, subject material training. Lecturer at nurse academy should try to upgrade his/her teaching competence through further education or self-practice teaching. Other researchers should carry out similar research in the future with larger respondents and variables.
References : 40 (1974 -1999)"
2000
T5142
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, S.
Jakarta: Bumi Aksara, 1988
371.1 NAS b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Berbagai krisis yang terjadi di masyarakat kita yang dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari menimbulkan pertanyaan akan efelctivitas pendidikan agama di
sekolah. Pendidikan ini seharusnya menjadi dasar bagi tumbuhnya perilaku yang baik
pada anak bangsa. Namun sayangnya, pendidikan agama nampaknya kurang
dirasakan manfaatnya oleh sebagian alumni SMU. Mereka merasa cukup mendapat
bekal pengetahuan, namun tidak menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
l-:arena itu, menarik untuk mengevaluasi efektivitas pendidikan agama, khususnya
pendidikan Agama Islam, dari segi afektif
Walaupun pendidikan agama pentlng untuk mulai diberikan sejak dini, namun
bam pada masa remaja inclividu mendapatkan makna yang berbeda mengenai
pendidikan agama. Dengan perkembangan kognitifnya yang berada pada tahap formal
operasional dari Piaget, remaja sudah mampu berpikir secara abstrak (Turner &
Helms, 1995), sehingga memungkinkan remaja untuk memahami konsep-konsep
agama dengan baik. Pada masa ini pula remaja berusaha menemukan identitas diri
mereka (Erikson, 1970 dalam Santrock, 2001). Dalam menyelesaikan krisis ini,
remaja membutuhkan suatu ideologi yang dapat mereka anut, dimana salah satu
ideologi ini adalah agama. Paloutzian dan Santrock (2001) menyatakan bahwa isu
agama adalah isu yang panting bagi remaja.
Berdasarkan teori tentang perkembangan remaja dan pentingnya peranan
agama pada masa ini, maka kegiatan evaluasi akan membatasi diri pada siswa kelas
III SMU, yang diasumsikan berada pada tahap perkembangan remaja dan telah
mengenyam hampir tiga tahun masa pendidikan Agama Islam di SMU, selain juga
ketika duduk di jenjang pendidikan sebelumnya Tujuannya adalah untuk melihat
hasil belajar dari pelajaran tersebut dari segi afektif.
Hasil helajar pelajaran Agama Islam berorientasi pada aspek afektif dan
psilcomotor. Sementara Ruang lingkup pendidikan Agama Islam sendiri terdiri dari
lima aspek, yakni: A] Qur'an, keimanan, ibadah, akhlak, dan tarik. Kegiatan evaluasi
ini membatasi pada aspek materi keimanan akidah, karena keimanan adalah hal yang
sangat penting bagi seorang muslim. Mengacu pada Surat Al-Furqan ayat 23, Shihab
(1996) menyatakan bahwa amal baik yang dikerjakan tanpa dilandasi oleh iman
adalah amal yang sia-sia.
Keimanan yang merupakan karakteristik afelctif ini alcan dilihat perkembangan
intemalisasinya pada siswa kelas Ill SMU dengan taksonomi hasil belajar domain
afektif dari Krathwoh (1964, dalam Anderson & Bourke, 2000)l. Urutan taksonomi
ini dari jenjang internalisasi yang paling rendah adalah: Receiving Responding
Valuing Organization, dan Characrerizarion by value or value complex. Standar
kompetensi pelajaran Agama Islam akan digunakan sebagai pembanding atau kriteria
tercapai atau tidaknya tujuan belajar pelajaran Agama Islam di sekolah. Lfntuk ilu,
Fathia Saripuspita,
standar kompetensi ini diterjemahkan dan diklasifikasikan sebagai tahap Valuing dari
Taksonomi Domain Afektif Krathwohl
Berdasarkan Taksonomi Domain Afektif Krathwohl (1964, dalam Anderson &
Bourke, 2000) dan cakupan materi keimanan dalam Agama Islam, evaluator
mengembangkan alat ukur instrumen berupa kuesioner. Analisa hasil akan
mendapatkan data mengenai tahapan setiap siswa, dan rata-rata tahapan siswa di
sekolah tersebut. Siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMUN 8 Jakarta.
Nilai rata-rata ini akan dibandingkan dengan kriteria yang dijadikan pembanding
untuk menentukan apakah tujuan pendidikan Agama Islam di SMUN 8 Jakarta sudall
tercapai atau belum.
Analisa dari data yang didapat dari 198 orang siswa kelas [II SMUN 8 Jakarta
yang mengambil jurusan IPA adalah bahwa tahapan yang mendapat persentase
terbanyak adalah tahap Characterization by value or value complex, Responding dan
Valuing dari domain afektif Krathwohl (1964, dalam Anderson & Bourke, 2000),
Sementara itu, rata-rata siswa kelas III SMUN 8 Jakarta telah mengintemalisasi nilai
keimanan Agarna Islam pada tahap Vahring, hal ini berarti bahwa tujuan pelajaran
Agama Islam di SMUN 8 Jakarta telah dicapai oleh rata-rata siswa kelas III di sekolah
Tersebut.
Selain itu, penelitian ini juga memperlihatkan bahwa semua siswa mengakui
penghayatan nilai keimanan Agama lslam mereka dipengaruhi oleh lebih dari satu
agen. Oleh karena itu, tercapainya kompetensi dasar pelajaran Agama Islam dalam hal
keimanan tidak hanya dipengaruhi oleh penyelenggaraan pendidikan agama di
sekolah tersebut.
Banyaknya siswa yang mengintemalisasi nilai keimanan Agama Islam dengan
baik, yakni pada tahap Characreriznrforr by valure dan Valuing, dapat dijelaskan oleh
teori perkembangan remaja. Asumsi baiknya perkembangan kognitif siswa sekolah
unggulan ini memungkinkan lebih memahami konsep ajaran Agama Islam dan
memecahkan masalah yang mereka hadapi sehari-hari, termasuk masalah pencarian
identitas diri. Kedekatan dengan teman yang penting pada masa ini membuat mereka
memiliki teman berdiskusi yang bisa membantu mereka memeoahkan masalah krisis
identitas mereka.
Sementara itu, menurut teori perkembangan moral dari Kohlberg (1986, dalan
Santrock, 2001) dan perkembangan perilaku religius dari Fowler (1996, dalan
Santrock, 2001), remaja masih mengikuti aturan yang diberikan orang lain kepada
mereka karena ingn memuaskan pihak lain atau menghindari pihak lain tidak
menyulcai mereka. Penjelasan ini sejalan dengan tahapan sebagian besar siswa yang
berada pada tahap Rexgporrdifrg.
Sementara untuk mereka yang berada pada tahap Chraracretization dan
Valuing, penjelasan mengenai karakteristik khusus siswa SMUN 8 Jakarta perlu
ditambahkan. Sebagai sekolah unggulan siswa SMU ini juga dianggap lebih patuh
kepada guru dan berdedikasi tinggi pada kegiatan akademis dibanding sekolah lain.
Kecenderungan patuh dan dedikasi mereka ini bisa saja juga teljadi dalam hal
mengikuti ajaran agama. Akibatnya diasumsikan siswa yang menginternalisasi nilai
keimanan pada tahap Valuing dan Characterization, bisa saja mencapai tahap ini
karena secara siap menerima nilai yang dikenakan pada mereka. Dengan kata lain
mereka tidak melalui proses mempertanyakan ajaran ataupun ideologi.
Kesimpulan yang dibuat dalam kegiatan evaluasi ini hanya didasarkan pada
data kuesioner. Data tambahan masih dibutuhkan untuk mempertajam kesimpulan."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38526
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This study aims to analyze of elementary school teacher to develop creative thinking skills in teaching science. The research was conducted at grade 5 of 11 elementary schools in the city of Bandung during the 2010-2011 school year. Research subjects were 5 certified teachers through portfolio program, 5 certified teachers through training program, and 5 uncertified teachers. Data collection include analyzing lesson plans, observing learning processes, recording the process of learning through videograph and conducting evaluation tests. Data were analyzed based on the characteristics of creative thinking; which were fluency, flexibility, originality and elaborateness. Result revealed that elementary school teacher had drawn up plans to develop creative thinking skills in their lesson plans, but still could not implemented them in learning activities in classroom. It was concluded that development of creative thinking skills in science teaching had not been executed effectively. It suggested that teachers should be encourage to carry out the learning process that is able to develop creative thinking skills. "
JPUT 11:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Patricia Evelyn
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran dari teacher efficacy dan kecerdasan emosional terhadap motivasi belajar siswa dari sudut pandang guru SD. Sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, guru perlu memiliki keyakinan akan kemampuannya dalam mengajar atau yang disebut sebagai teacher efficacy. Selain itu, guru juga perlu memiliki kecerdasan emosional untuk dapat memahami emosi diri sendiri dan siswanya. Partisipan dari penelitian ialah para guru dari SDN X dan Y. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan alat ukur Wong and Law Emotional Intelligence Scale (WLEIS), Teachers’s Sense of Efficacy Scale (TSES), dan Perception of Student Motivation (PSM). Data diolah menggunakan Cronbach’s alpha, Mann-Whitney U, Kruskal-Wallis, dan uji regresi linear sederhana. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa hanya karakteristik teacher efficacy yang memiliki pengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa dari sudut pandang guru. Penelitian ini merupakan studi awal yang dapat membentuk model penelitian baru menggunakan ketiga variabel tersebut.

The current study aimed to see the role of teacher efficacy and emotional intelligence on perceived student motivation among teachers in Elementary School. To increase student motivation in learning, teachers need to have confidence in their ability to teach or teacher efficacy. Teachers also need emotional intelligence to deal with their emotions and students emotions. The participants were teachers in Elementary School X and Y in Depok. This research uses quantitative research design. The Wong and Law Emotional Intelligence Scale (WLEIS), Teacher’s Sense of Efficacy Scale (TSES), and Perception of Student Motivation (PSM) was administered to collect data from teachers. Data were analysed using Cronbach’s alpha, Mann-Whitney U, Kruskal-Wallis, and simple regression. The researcher suggests that only teacher efficacy able to influence the perceived student motivation. This study is a preliminary study to establish a new research model using these three variables."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T52342
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna serta memberikan keuntungan bagi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi guru SD kelas rendah terhadap penerapan pembelajaran tematik dalam pembelajaran; kendala yang dihadapi guru dalam mengembangkan RPP, memilih media, dan memilih metode pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa kuesioner, observasi, wawancara, dokumentasi, yang digunakan untuk mengkaji permasalahan dalam pembelajaran tematik di kelas rendah SD. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman dan pengetahuan guru tentang pembelajaran tematik sudah cukup baik. Pembelajaran terpadu merupakan suatu model pembelajaran yang paling sesuai untuk siswa SD kelas rendah, karena dalam pembelajaran tematik/terpadu, anak dapat diajak berpartisipasi aktif dalam mengeksplorasi topik atau kejadian. Kesulitannya adalah dalam penyusunan dan pengimplementasikan rencana pelaksanaan pembelajaran masih menemui kendala terutama dalam mencari metode dan media yang sesuai dengan semua tema, sementara penentuan alat ukur keberhasilan pembelajaran tematik (evaluasi pembelajaran) yang bisa mengakomodir beberapa materi yang digabungkan agak sulit untuk dirumuskan. Jalan keluar yang diambil guru dalam menghadapi berbagai kesulitan mengembangkan pembelajaran tematik disiasati dengan memperbanyak diskusi dengan teman sejawat dan memperbanyak referensi dengan mencari sumber di internet atau web lainnya."
JPUT 15:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, S.
Jakarta: Bumi Aksara, 2000
371.102 NAS b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>