Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17726 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Digital natives adalah generasi yang mengutamakan kecepatan, dimana komunikasi dapat cepat dilakukan dan informasi sangat cepat tersebar. Muncul kekhawatiran mengenai implikasi sosial budaya dari penggunaan gadget terhadap pola konsumsi anak. Dampak budaya massa terhadap pola pikir dan gaya kaum muda dan masyarakat umumnya. Diduga teknologi ini baru akan digunakan untuk rekreasi bukan edukasi. Kegiatan-kegiatan produktif seperti belajar, sosialisasi, pendalaman nilai-nilai tradisional yang luhur akan dialihkan menjadi kegiatan penggunaan teknologi informasi yang rekreatif. Penelitian sederhana ini bertujuan untuk memahami secara kompherensif perilaku konsumsi gadget bagi anak yang bersekolah di SD Muhammadiyah Kota Yogyakarta yakni SD Muhammadiyah Sokonandi, SD Muhammadiyah Karangkajen, dan SD Muhammadiyah Pakel.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang perilaku dan praktik konsumsi media gadget melalui metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebenarnya tidak ada yang perlu dicemaskan dalam penggunaan “gadget” di sekolah dasar Muhammadiyah Kota Yogyakarta."
BIPI 10:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Puni Muliani
"ABSTRAK
Penggunaan gadget yang berlebihan dapat menyebabkan kecanduan sehingga dapat menimbulkan emosi negatif. Anak usia sekolah rentan secara emosional dikarenakan anak belum mampu mengatur emosinya secara tepat sehingga lebih beresiko untuk berperilaku secara emosional. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan hubungan antara penggunaan gadget dengan pengaturan emosi. Sampel penelitian adalah siswa sekolah dengan usia 7-12 tahun di Sekolah Dasar Negeri di Kota Bogor. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan metode consecutive sampling yang melibatkan 106 responden siswa sekolah dasar dan orangtua. Data dianalisis dengan Chi-square menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara penggunaan gadget dan pengaturan emosi pada siswa p= 0,004; OR 3,667; 95 CI 1,6; 8,5 siswa yang menggunakan gadget berlebihan beresiko mengalami pengaturan emosi kurang baik. Perawat diharapkan dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang kegiatan motorik kepada keluarga agar emosi anak menjadi baik.

ABSTRACT
Excessive use of gagdets can lead to addiction causing physical and emotion disorder. It could happen because the children has not been able to manage their emotion appropriately so it tends to be more risky te behave emotionally. The puprose of this study is to describe the correlation betwen the use of gadgets with emotion regulation. The study sampel are student with age 7 12 years in public primary school at bogor. The study design is using cross sectional with consecutive sampling method, involving 106 respondent of student and their parents. Chi square was used to determine a significant correlation betwen the use of gadget with emotion regulation in student p 0,004 OR 3,667 95 CI 1,6 8,5 . Which means student who use gadget have more tendency to experience poor emotion regulation. Nurses are expected to teach promotional motor activities to the family so that the child rsquo s emotion to be good. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sasanti Ayu Ningrum
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan mediator perilaku dan perilaku konsumsi buah dan sayur siswa setelah mengikuti workshop yang didesain dengan kerangka perencanaan theory-based nutrtition education Contento. Dari tahap prosedur yang dilakukan, mediator yang terlibat adalah pengetahuan, sikap, norma subjektif, hasil yang diharapkan, keyakinan diri, dan niat perencanaan, dengan teori modifikasi dari Theory of Planned Behavior, Health Belief Model, dan Polytheoretical Model.
Desain penelitian adalah kuasi eksperimental dengan sasaran 51 siswa kelas V yang dibagi dalam kelompok perlakuan dan kontrol. Hasil menunjukkan terdapat peningkatan mediator yang signifikan, namun peningkatan perilaku konsumsi tidak signifikan. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara peningkatan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, namun pencapaian indikator keberhasilan kelompok perlakuan lebih baik dibandingkan kelompok kontrol.

The purpose of this study is to find the improvement effect on mediators and fruit and vegetable consumption after students received workshop designed with Contento?s theory-based nutrition education stepwise procedure. Mediators involved were knowledge, attitude, subjective norms, outcome expectations, self-efficacy, and planning, while the behavior theory used were Theory of Planned Behavior, Health Belief Model, and Polytheoretical Model.
The study used quasi-experimental design, involving 51 5th graders who are divided into intervention and control group. The result shows that mediators improved significantly, but consumption behavior improvement did not significant. There was no significant difference between intervention and control group, however, based on goal indicators, intervention group had better accomplishment than control group.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S62251
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Anak usia sekolah dasar merupakan aset negara dalam bentuk sumber daya manusia yang sangat penting dalam mendukung keberhasilan pembangunan bangsa. Anak usia sekolah dasar memerlukan perhatian khusus dalam hall kecukupan gizi sesuai kebutuhannya. Anak dengan gizi kurang yang kronis memiliki IQ lebih rendah dibandingkan anak yang tidak mengalami masalah gizi. Masalah gizi anak usia sekolah saat ini tidak hanya pada masalah gizi kurang, namun berkembang dengan meningkatnya pravalensi gizi lebih berupa overweight dan obesitas. Kebiasaan jajan makanan dan minuman yang berenergi tinggi namun kekurangan zat gizi lainnya menjadi salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian, karena kelebihan energi memicu anak mengalami kelebihan berat badan dan berpotensi menderita obesitas. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan perilaku konsumsi terhadap status gizi anak sekolah dasar di kota Serang. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner, mencakup data kebiasaan konsumsi pangan utama dan makanan serta minuman jajanan, pengukuran antropometri dan status gizi anak SD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan sarapan sebelum berangkat ke sekolah berkorelasi positif sangat nyata terhadap status gizi siswa, dengan r = 0,263**. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar siswa sekolah dasar membiasakan diri sarapan setiap pagi serta harus memperhatikan jumlah dan jenis makanan dan minuman jajanan untuk menghindari risiko kelebihan berat badan karena mengonsumsi makanan yang kandungan gizinya tidak berimbang."
JMSTUT 15:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Aristi Cynthiam
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor penyebab siswa lulusan Sekolah Dasar tidak melanjutkan sekolah ke jenjang Sekolah Menengah Pertama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam, studi kepustakaan dan pengumpulan data sekunder. Narasumber terdiri dari 14 orang informan yang terdiri dari orang tua anak yang tidak sekolah, anak yang tidak sekolah, dinas pendidikan kota Tangerang Selatan, dan kepala sekolah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor ekonomi merupakan penyebab utama siswa lulusan Sekolah Dasar tidak melanjutkan sekolah karena rata-rata penghasilan orang tua mereka masih cukup rendah sehingga tidak mencukupi biaya kebutuhan sehari-hari. Sedangkan faktor budaya dan faktor sosial bukan menjadi penyebab siswa lulusan SD tidak melanjutkan sekolah. Wawasan orang tua terhadap pendidikan cukup baik. Mereka sebenarnya menyadari pentingnya arti pendidikan bagi masa depan anak-anak mereka.

This research is conducted to find out causal factors that make children in elementary school not continue their education to junior high school level. This research uses qualitative methods by conducting in-depth interview, library study and secondary data collection. There are 14 resources that consist of parents whose children can`t go to junior high schools, children who can`t continue their education, education office and headmasters.
The result shows that economic hardship is the main cause for parents not to send their children to junior high school, meanwhile social and cultural factors are not the main cause. Their parents actually realize that education is important for their children`s future."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T26793
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Krishna Eka kurnia
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26622
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lucky Herawati
"ABSTRAK
Program Dokter Kecil merupakan upaya pendekatan edukatif dalam rangka mewujudkan perilaku sehat diantaranya perilaku kebersihan perorangan, dimana anak didik dilibat-aktifkan sebagai pelaksananya. Kotamadya Yogyakarta telah melaksanakan program ini sejak tahun 1984, namun sampai saat ini belum pernah dilakukan evaluasi sejauh mana program tersebut telah dapat mencapai tujuan yang dikehendaki. Hal inilah yang menarik peneliti untuk melakukan penelitian tentang hubungan program Dokter Kecil dengan Pengetahuan, Sikap dan Praktek kebersihan perorangan siswa-siswa SDN di Kotamadya Yogyakarta.
Untuk keperluan tersebut diatas dilakukanlah penelitian dengan rancangan pra Eksperimen dan menganalisa hasil pengukuran dari kelompok expose setelah mendapat perlakuan dan hasil dari kelompok non expose yang tidak mendapat perlakuan ( Ex Post Facto Analysis). Penelitian ini dengan tujuan : a) Diperolehnya informasi ada tidaknya perbedaan bermakna pengetahuan, sikap dan praktek kebersihan perorangan antara siswa-siswa SDN yang telah melaksanakan program Dokter Kecil dengan siswa-siswa SDN yang belum melaksanakan program Dokter Kecil, b) Diperolehnya informasi ada tidaknya hubungan program Dokter Kecil di SDN dengan pengetahuan, sikap dan praktek kebersihan perorangan siswa-siswa SDN.
Hasil penelitian ini adalah bahwa :a) Pengetahuan dan praktek kebersihan perorangan pada siswa-siswa SDN yang telah melaksanakan program Dokter Kecil lebih baik secara bermakna dari pada siswa-siswa SDN yang belum melaksanakan program tersebut. Sedangkan sikap kebersihan perorangan pada siswa-siswa SDN yang telah melaksanakan program Dokter Kecil tidak lebih baik secara bermakna dari pada siswa-siswa SDN yang belum melaksanakan program tersebut, b) Ada hubungan yang bermakna antara program Dokter Kecil dengan pengetahuan dan praktek kebersihan perorangan siswa SDN, namun hubungan Program Dokter Kecil dengan sikap kebersihan perorangan siswa tidak bermakna.
Saran ditujukan kepada SDN yang telah melaksanakan program Dokter Kecil agar : a) Mengirimkan 6 - 12 anak didiknya pada penataran Dokter Kecil secara berkesinambungan setahun sekali. b) Melengkapi Dokter Kecilnya dengan buku catatan kegiatan baik milik perseorangan maupun kolektif, c) Memberi kesempatan kepada Dokter Kecil untuk melakukan penyuluhan pada siswa-siswa lainnya. d) Menyediakan fasilitas penunjang kebersihan perorangan secara kontinyu, e) Melibat-aktifkan Dokter Kecil dalam penyuluhan dan pemeriksaan kebersihan perorangan, f) Membuatkan jadwal kegiatan untuk Dokter Kecil, g) Membimbing Dokter Kecil agar mau dan mampu melakukan penyuluhan pada siswa-siswa lainnya .
Saran juga ditujukan kepada Team Pembina Program UKS dan Dokter Kecil ditingkat kecamatan agar : a) Mengadakan penataran UKS dan refreshing bagi guru-guru UKS mininal 1 tahun sekali, b) Membimbing guru-guru UKS /ORKES dalam melaksanakan kegiatan Dokter Kecil di sekolah, c) Mendorong Sekolah-sekolah Dasar yang belum melaksanakan program Dokter Kecil? agar segera memulainya dengan menatar anak didiknya menjadi Dokter Kecil. d) Menyelenggarakan anjangsana ke sekolah-sekolah Dasar yang telah melaksanakan program Dokter Kecil dengan balk. Kepada Team Pembina UKS tingkat II, tingkat I dan Pusat, agar a) Tetap mengupayakan dana stimulan untuk penataran Dokter Kecil di daerah, b) Mengembangkan program Dokter Kecil.
Bagi penelitian lain yang berminat pada program UKS dan Program Dokter Kecil agar meneliti lebih lanjut hubungan program Dokter Kecil dengan Sikap kebersihan perorangan siswa-siswa SDN."
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penelitian ini untuk mengkaji kondisi tingkat kebugaran jasmani siswa sekolah
dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas berdasarkan jenis kelamin
(gender) dan jenjang kelas. Pengumpulan data dilakukan secara cross-sectional di Kota Bandung
dan Kabupaten Majalengka, dengan jumlah sampel 721 siswa yang diambil secara purposive
cluster sampling. Pengolahan dan analisis data berupa deskripsi dan inferensial statistik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: tingkat kebugaran siswa belum seluruhnya berada dalam kondisi
yang baik. Masih ditemukan 42,27 persen siswa sekolah dasar dengan tingkat kebugaran jasmani
rendah, siswa sekolah menengah pertama sebanyak 36,87 persen, dan siswa sekolah menengah
atas sebanyak 46,11 persen. Siswa putra memiliki kebugaran jasmani yang lebih baik
dibandingkan dengan kebugaran jasmani siswa putri. Di sekolah dasar semakin tinggi kelas
semakin tinggi tingkat kebugaran jasmaninya, sedangkan pada jenjang sekolah menengah
pertama, kebugaran jasmani siswa putra semakin tinggi kelas, semakin tinggi kebugaran
jasmaninya, sedangkan untuk siswa putri kebugaran jasmaninya sama di semua tingkatan
kelas. Kebugaran jasmani siswa sekolah menengah atas, baik siswa putra maupun siswa putri,
semakin tinggi kelas kebugaran jasmaninya tetap sama. Diketahui bahwa semakin tinggi jenjang
pendidikan siswa semakin berkurang aktivitas fisik siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa tingkat kebugaran siswa di semua jenjang pendidikan belum berada dalam kondisi baik,
dan semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin berkurang aktivitas fisik siswa, sehingga
berdampak pada penurunan kebugaran jasmaninya."
JDSP 2:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Amin Sulistiono
"Tujuan penelitian ini untuk mengkaji kondisi tingkat kebugaran jasmani siswa sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas berdasarkan jenis kelamin (gender) dan jenjang kelas. Pengumpulan data dilakukan secara cross-sectional di Kota Bandung
dan Kabupaten Majalengka, dengan jumlah sampel 721 siswa yang diambil secara purposive"
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014
507 JDSP 2:1 2014
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>