Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1589 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Tiada masyarakat yang tidak menghadapi masalah kejahatan, karena masalah kejahatan adalah gejala yang normal di dalam masyarakat. Ia merupakan sisi gelap dari masyarakat, dan ia pula merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat. …."
IKI 2:10 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Desty Ayu Dewanty
"Kriminalitas merupakan masalah sosial yang signifikan dan terus berkembang seiring dengan peradaban manusia. Salah satu bentuk kriminalitas yang serius adalah kriminalitas akibat penyalahgunaan kekuasaan, di mana individu yang memiliki otoritas atau kekuasaan cenderung melakukan tindak kriminal. Kriminalitas merupakan tema utama yang terdapat pada film Loz Jogjakartoz. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bentuk-bentuk kriminalitas dan dinamika psikologis yang mempengaruhi tindakan kriminalitas oleh individu yang berkuasa dalam film Loz Jogjakartoz. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Data yang didapat berupa dialog dan adegan dalam film Loz Jogjakartoz (2021). Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat bentuk kriminalitas berupa kriminalitas fisik seperti penganiayaan ringan, penganiayaan berat, dan penyerangan dengan senjata tajam; kriminalitas terhadap harta benda berupa penipuan transaksi dan perampasan kepemilikan; serta kriminalitas kerah putih seperti pemerasan halus dan penyuapan. Hal ini merupakan bentuk-bentuk penyalahgunaan kekuasaan yang teridentifikasi dalam film. Dinamika psikologis pelaku menunjukkan kompleksitas motivasi dan justifikasi moral yang digunakan untuk melegitimasi tindakan kriminalitas mereka. Penelitian ini memberikan wawasan mengenai fenomena kriminalitas akibat penyalahgunaan kekuasaan serta faktor-faktor psikologis yang mendasarinya.

Crime is a significant social problem that continues to evolve along with human civilization. One serious form of criminality is criminality due to abuse of power, where individuals who have authority or power tend to commit crimes. Criminality is a major theme found in the movie Loz Jogjakartoz. The purpose of this research is to better understand the forms of criminality and the psychological dynamics that impact criminal behavior by individuals in positions of authority in the film Loz Jogjakartoz. The method used is descriptive-qualitative, according to Sigmund Freud's psychoanalysis theory. The data obtained is in the form of dialogues and scenes in the film Loz Jogjakartoz (2021). The results of the analysis show that there are forms of criminality in the form of physical criminality such as light maltreatment, serious maltreatment, and assault with sharp weapons; criminality against property in the form of fraudulent transactions and deprivation of ownership; and white-collar criminality such as subtle extortion and bribery. These are the forms of abuse of power identified in the movie. The psychological dynamics of the perpetrators show the complexity of motivations and moral justifications used to legitimize their criminal acts. This research provides insight into the phenomenon of criminality due to abuse of power and the underlying psychological factors.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tb. Ronny Rahman Nitibaskara
Jakarta: Jayabaya University Press, 1999
364.4 TUB c (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Billy Yansen
"ABSTRAK
Skripsi ini berawal dari adanya isu tindakan kriminal yang semakin marak terjadi pada ruang publik, terutama pada fasilitas parkir. Salah satu faktor utama yang dapat menyebabkan terjadinya tindak kriminal adalah ruang tempat kejadian, yang menyediakan tempat untuk dilakukannya tindakan tersebut. Sehingga, pendekatan perancangan ruang (CPTED) dapat menjadi salah satu metode yang objektif untuk mencegah tindak kejahatan dibandingkan dengan metode kriminologi yang memandang tindak kriminal dari perspektif pelaku. Tujuan skripsi ini adalah menganalisis kaitan antara elemen ruang (komposisi ruang, wayfinding, dan pencahayaan) dengan aspek pencegahan tindak kriminal (pengawasan dan akses control). Kesimpulan studi menunjukkan bahwa elemen ruang dapat dirancang dan dimanipulasi untuk mencapai aspek pengawasan dan akses control sebuah ruang sehingga dapat mencegah terjadinya tindak kriminal.

ABSTRAK
This undergraduate thesis begins with the issue that statistically, criminality happens more often in public spaces, especially parking facilities. One of the main factors that contributes to the existence of criminality is the crime scene that afford the act of crime. Therefore, a spatial design approach (CPTED) can be a more objective method to prevent criminality compared to conventional method that focuses merely on the criminals. This thesis aims to analyze the relations between spatial elements (layout, wayfinding, and lighting) and crime preventions aspects (surveillance and access control). The study in this thesis concludes that spatial elements of a space can be designed and manipulated to achieve certain quality of surveillance and access control and thus can prevent the act of crime."
2016
S63653
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Topo Santoso
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1999
364.4 TOP k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Adiyanti Budi Utami
"Penduduk yang padat di Jakarta menyebabkan adanya persaingan yang keras untuk memperoleh pekerjaan, pendidikan, dan lain sebagainya. Di samping penduduknya padat, penduduk Jakarta juga sangat heterogen. Hal ini memungkinkan terjadinya kriminalitas sangat besar. Menurut statistik, Jakarta masih menempati urutan tertinggi untuk seluruh peristiwa kejahatan dalam hal angka laju kejahatan.
Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya kriminalitas, di mana terjadinya kriminalitas adalah bertemunya faktor niat berbuat jahat dari calon pelaku dengan kesempatari atau peluang yang ada. Peluang untuk timbulnya kriminalitas antara satu daerah dengan daerah lainnya berbeda-beda , yang tentunya akan berakibat pada pola kriminalitas. Dari data statistik tahun 1988 diperoleh bahwa Jakarta Barat mempunyai jumlah kriminalitas yang tertinggi di DKI Jakarta. Di mana sebanyak 27 persen dari jumlah kriminalitas di DKI Jakarta terjadi di Jakarta Barat.
Sehubungan dengan itu, masalah yang dibahas adalah:
- Di mana terdapat jumlah kriminalitas tertinggi dan terendah dan bagaimana karakteristik kriminalitas di Jakarta Barat?
- Bagaimana pola kriminalitas di Jakarta Barat sehubungan dengan kepadatan penduduk, kepadatan pendatang, kualitas rumah, kerapatan jalan, dan pusat-pusat keramaian?
Batasan: Yang dimaksud dengan kriminalitas adalah segala tindakan atau tingkah laku manusia yang diancam pidana oleh hukum. Karakteristik kriminalitas dalam tulisan ini adalah ciri-ciri kriminalitas yang dilihat dari kejadian kriminalitas dan pelaku kriminalitas, di mana kejadian kriminalitas meliputi tempat dan waktu kejadian yang terdiri dari bulan kejadian, tanggal kejadian, dan jam kejadian; sedang pelaku kriminalitas meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, dan daerah asal pelaku kriminalitas.
Tulisan ini menekankan pada faktor keseinpatan atau peluang tenhadap timbulnya kriminalitas yang meliputi variabel kepadatan penduduk, kepadatan pendatang, kualitas rumah, kenapatan jalan, dan pusat-pusat keramaian. Data kriminalitas yang digunakan adalah data tahun 1990. Daerah penelitian adalah Jakarta Barat, dengan satuan analisis yang digunakan adalah wilayah hukum Kepolisian Sektor (Polsek).
Untuk menjawab masalah tersebut di atas digunakan metode dan juga dengan korelasi peta. Hasil yang diperoleh dapat diringkas sebagai berikut:
- Daerah dengan jumlah kriininalitas tertinggi adalah wilayah hukuin Folsek Tamansari, Tambora, Tanjung Duren dan terendah adalah wilayah hukuin Folsek Kalideres. Kriminalitas kelompok pencurian dan penipuan mendominasi di wilayah hukum Polsek Tatnansari, Tambora, Tanjung Duren; penganiayaan mendominasi di wilayah hukum Polsek Tamansari dan Tambora. Untuk kriminalitas perbuatan tak inenyenangkan mendominasi di wilayah hukum Polsek Tainansari, Tambora, Tanjung Duren, Kebon Jeruk; sedangkan keloinpok peinbunuhan, perkosaan, narkotika inendoininasi di wilayah hukum Polsek Tanjung Duren dan Cengkreng.
Kriminalitas di Jakarta Barat banyak terjadi di kuartal ketiga (untuk tahunan), pada tanggal 11 - 20, Selain hari dan banyak terjadi di daerah pemukiman; sedang pelakunya paling banyak berumur di bawah 25 tahun, berpendidikan SD, pengangguran, dan berasal dan, DKI Jakarta. Sedangkan jenis kniminalitas yang paling banyak terjadi adalah kelompok pencurian dan yang terkecil adalah kelompok pembunuhan, perkosaan, narkotika.
- Kriminalitas di Jakarta Barat memperlihatkan pola sebagai berikut: Jumlah kniminalitas tinggi terdapat di daerah dengan kepadatan penduduk, kepadatan pendatang, pensentase rumah permanen, kerapatan jalan, dan pusat-pusat keramaian yang tinggi, dan sebaliknya. Demikian pula untuk semua kelompok jenis kriminalitas, kecuali kelompok pembunuhan, perkosaan, narkotika tidak ada dominasi khusus terhadap kepadatan penduduk dan kepadatan pendatang.
Tetapi dari segi waktu dan tempat kejadian terdapat perbedaan untuk setiap kelompok jenis kriminalitas yaitu: Kriminalitas kelompok peneunian, penganiayaan, perbuatan tak menyenangkan banyak tenjadi di kuartal ketiga (untuk tahunan), pada tanggal 11 - 20; kelompok penipuan di kuartal ke-dua (untuk tahunan), pada tanggal 1 - 10 dan untuk kelompok pembunuhan, perkosaan, narkotika di kuartal pertama (untuk tahunan), pada tanggal 1 - 10. Kriininalitas yang banyak tenjadi di pagi hari adalah kelompok penipuan, perbuatan tak menyenangkan dan pembunuhan, perkosaan, narkotika; sedangkan pericunian dan penganiayaan banyak terjadi pada malainkan.
Di samping itu semua kelompok jenis kriminalitas banyak terjadi di daerah pemukiman, kecuali kelompok penganiayaan yang banyak terjadi di jalan-jalan umum."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Christina M.
"Masalah kriminalitas atau kejahatan adalah fenomena kota
besar dan merupakan gejala umum yang biasa terjadi pada
masyarakat perkotaan . Namun bukan berarti bahwa masalah
kejahatan tidak ada di pedesaan Bagi media massa sendiri
berita-berita kriminalitas mmpunyai nilai berita yang
tinggi. Dengan semakin berkembangnya bisnis pers media
kian merebut khalayak sebanyak mungkin. Persaingan media massa telah memacu media itu sendiri untuk menampilkan sebanyak mungkin berita yang disukai masyarakat Begitu juga dengan penulisan berita-berita kriminalitas.
Untuk memenuhi keinginan masyarakat, media massa sering kali
tidak . mengindahkan aturan-aturan yang berlaku. Sedangkan
aturan yang berlaku itupun tidak mempunyai kekuatan hukum ·
yang kuat. Sehingga penulisan berita-berita kriminalitas di Majalah Berita Mingguan TEMPO merupakan majalah berita
yang secara rutin dan mendalam memuat berita-berita
kriminalitas. Maj alah ini menyediakan satu kolom rutin
yang khusus untuk menyajikan berita-berita kriminali tas,
Yaitu kolom kriminalitas. Berita yang disajikan berasal dari
da1am dari maupun luar negeri . Untuk melihat bagaimana
majalah ini menyajikan berita-berita kriminalitas di kolom
kriminalitasnya, penelitian ini mengambil sampel majalah
TEMPO pada tahun 1993 . Dengan pertimbangan bahwa pada tahun
tersebut tingkat kriminalitas di Indonesia paling tinggi
dalam lima tahun terak hir . Walaupun majalah berita mingguan
terbesar saat itu, kini sudah mati namun sajian cara
penulisan berita-berita kriminalitasnya dapat menjadi'
sumbangan penelaahan teoritis mengenai pelaksanaan fungsi
media massa di Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S4092
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Penelitian Pranata Pembangunan UI , 1990
364 STU
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Angga Widyastaman
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ketimpangan ekonomi terhadap risiko terjadinya tindakan kriminal. Untuk mengisi kekurangan yang diidentifikasi pada penelitian-penelitian terdahulu, penelitian ini mendekomposisi ketimpangan ekonomi pada tingkat kabupaten/kota di Indonesia menjadi ketimpangan di dalam kabupaten/kota dan ketimpangan antarkabupaten/kota menggunakan data Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Penelitian ini menggunakan spatial Durbin model dalam mengestimasi hubungan tersebut untuk mengontrol efek spasial yang dapat terjadi antarvariabel. Melalui hasil estimasi, penelitian ini berhasil menemukan bahwa ketimpangan ekonomi di dalam wilayah dan antarwilayah hanya memiliki pengaruh yang positif dan kuat untuk pengamatan pada kabupaten/kota sendiri, sementara variabel ketimpangan pada kabupaten/kota lain memiliki pengaruh yang lemah. Penelitian ini juga menemukan bahwa pengaruh ketimpangan ekonomi antarkabupaten/kota yang diamati lebih besar dibandingkan pengaruh ketimpangan ekonomi di dalam kabupaten/kota tersebut.

The aim of this study is to identify the relationship between economic inequality and crime risks. To fill the research gaps found in previous studies, this study decomposes economic inequality at municipality/regency level in Indonesia into within-region and across-region economic inequality components using national socio-economic survey panel data. This study uses spatial Durbin model to control spatial effects between observed regions. Through the estimation results, this study found that the strong positive effect of within-region and across-region economic inequality on crime risks only exists in own region, while economic inequality factors from neighboring region show weak effect on crime risks. This study also found that across-region economic inequality effect is larger than within- region economic inequality effect on crime risks."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia3, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Trisnawati
"ABSTRAK
Kriminalitas merupakan salah satu permasalahan sosial yang harus diatasi karena mengakibatkan berbagai macam kerugian ekonomi dan psikologis. Kriminalitas termasuk fenomena spasial karena terdapat kecenderungan bahwa tingkat kriminalitas suatu daerah mempengaruhi tingkat kriminalitas di daerah sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keterkaitan spasial tingkat kriminalitas antar provinsi-provinsi di Indonesia dan mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang signifikan mempengaruhi tingkat kriminalitas diantara household expenditure, tingkat pengangguran terbuka, persentase siswa SMA dropout, persentase polisi, persentase penduduk miskin, dan indeks gini.
Penelitian ini menggunakan data panel 33 provinsi selama periode 2007-2013, yang dianalisis secara deskriptif dan ekonometrika menggunakan regresi data panel dan regresi spasial data panel. Hasil estimasi menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan spasial tingkat kriminalitas di Indonesia. Model terbaik yang dapat menggambarkan tingkat kriminalitas adalah spatial autocorrelation (SAC) yang menunjukkan adanya keterkaitan spasial baik pada variabel dependen maupun errornya. Faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi tingkat kriminalitas di Indonesia selama periode 2007-2013 adalah indeks gini, persentase siswa SMA dropout, dan tingkat pengangguran terbuka. Dengan α=1% indeks gini menunjukkan variabel yang paling berpengaruh terhadap peningkatan tingkat kriminalitas. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan ekonomi antar masyarakat dapat memicu terjadinya aktifitas kriminal.

ABSTRACT
Crime is a social problem that must be solved because it resulted in a wide range of economic and psychological losses. Crime is one of spatial phenomena because there is a tendency that a local crime rate affects the crime rate in surrounding area. This study aims to investigate the spatial linkages of crime rate among the provinces in Indonesia and to identify what factors are significantly affecting the crime rate among household expenditure, unemployment rate, the percentage of high school students drop out, the percentage of the police, the percentage of poor people, and the index gini.
This study uses panel data of 33 provinces during the period 2007-2013, were analyzed using descriptive and econometric panel data regression and spatial regression panel data. The result indicates that there is a spatial linkages of crime rate in Indonesia. The best model that can capture the crime rate is spatial autocorrelation (SAC) which shows the spatial relationship both on the dependent variable and error. Significant factors that affecting the crime rate in Indonesia for period 2007-2013 are the gini index, the percentage of high school dropouts, and the unemployment rate. With α = 1% gini index is the most influence variable that increase the crime rate. This indicates that the economic disparities between communities may lead to criminal activity.
"
2016
T44800
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>